Anda di halaman 1dari 32

1

LAPORAN KARYA INOVASI


GTK CREATIVE CAMP BATCH 3 TAHUN 2022
“GTK JATIM KREATIF DAN INOVATIF DI ERA MERDEKA
BELAJAR”

A. IDENTITAS

NAMA IDA MINTARINA NULFITA, M.Pd


INSTANSI Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro
NIP 196705291997032004
NIK 3522186905670001
EMAIL Idamintarinanulfita2017@gmail.com
TELEPON 081357241284
KATEGORI Inovasi Pengawas Sekolah
LOMBA
JUDUL KARYA Mengawal Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Di Sekolah Binaan Dengan Model
TIRTA
JENJANG SMA
2

B.LAPORAN KARYA INOVASI


1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Saat ini, Kurikulum Merdeka sedang menjadi tranding topik, sedang


mendapatkan banyak perhatian semua kalangan pendidikan. Kurikulum ini
menjadi harapan bersama setalah kondisi pandemi Covid-19 mengguncang
pendidikan nasional karena berbagai dampak sosialnya.
Pada tanggal 11 Februari 2022 Kemdikbudristek RI meluncurkan merdeka
belajar ke 15 yaitu Kurikulum Merdeka (KM) dan Platform Merdeka Mengajar
(PMM). Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya
penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus
(kurikulum darurat). “Penyederhanaan kurikulum darurat ini efektif memitigasi
ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19,” terangnya saat
peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelima belas secara daring.
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus, menurut Mendikbudristek
semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi
kurikulum secara lebih komprehensif.. Arah perubahan kurikulum yang termuat
dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini adalah struktur kurikulum yang lebih
fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasan bagi guru
menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta
didik, serta aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus
mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Dari dashboard IKM tanggal 5 Juni 2022 diperoleh data bahwa Prov. Jatim
adalah pendaftar pelaksana kurikulum merdeka terbanyak Se Indonesia, 2.754
(76%) SMA, SMK dan SLB di Jatim Terapkan Implementasi Kurikulum Merdeka
(IKM ) Mandiri.
3

Target Jatim Semester I - Tahun Ajaran 2023/2024 capai 100 Persen.


Kurikulum ini berpusat pada minat dan bakat siswa dengan model pembelajaran
yang berorientasi project based learning .
Salah satu poin krusial dalam kurikulum Merdeka adalah jam pelajaran, di
mana tidak ada perubahan total jam pelajaran. Jam pelajaran (JP) setiap mata
pelajaran dialokasikan untuk dua kegiatan pembelajaran, yaitu pembelajaran
intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Jadi, jika dihitung JP
kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, terlihat seolah-olah JP-nya
berkurang dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun, selisih jam pelajaran
tersebut dialokasikan untuk proyek penguatan profil Pelajar Pancasila.
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila menjadi penting dilaksanakan
dengan alokasi waktu khusus guna memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk “mengalami pengetahuan”, bukan sekadar “menerima” pengetahuan
sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya . Lantas apa peran pengawas dalam kebijakan
merdeka belajar atau lebih jelasnya dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
(IKM)
Dalam IKM atau kurikulum merdeka ada paradigma baru yang menjadi
tanggung jawab pengawas, yaitu pergeseran fungsi pengawas: tugas pengawas
tidak hanya bersifat administrasi tetapi lebih banyak pada upaya peningkatan
profesionalisme guru, sehingga peran pengawas sekolah sudah meluas pada
peningkatan sistem Pendidikan secara menyeluruh.
Dua (2) hal penting dalam melakukan pengawasan adalah : (1) Proses
Pendidikan terkait dengan kegiatan pengembangan proses kognitif, afektif dan
psikomotor siswa; (2) Pengelolaan sekolah, berkaitan dengan pengaturan dalam
pemanfaatan sumber daya sekolah secara efektif dan efisien.
Dalam bimtek GCC Batch 3 hari ketiga disampaikan oleh Dr. Wahyu

Arijatmiko, M.T. salah satu narasumber tentang Peran Pengawas dalam


IKM,yaitu:
1. Fasilitator
4

Perencanaan bimbingan teknis kurikulum merdeka di sekolah binaan.


Pengawas bisa berkolaborasi dengan narasumber lain untuk memperkuat
pemahaman sekolah binaan. Pemetaan kesiapan sekolah melaksanakan
kurikulum merdeka secara mandiri. Pengawas bisa merekomendasikan sekolah
untuk memilih salah satu dari 3 pilihan sesuai kesiapannya.
2.Coach
Melakukan pendampingan terhadap guru dan kepala sekolah yang mengalami
masalah dalam penerapan kurikulum merdeka dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada mereka untuk menemukan dan memecahkan
permasalahannya sendiri.
3.Mentor
Memberikan bimbingan atau arahan kepada kepala sekolah dan guru untuk
menerapkan kurikulum merdeka sesuai dengan konsep yang benar. Sebagai
mentor pengawas tidak boleh berhenti belajar dan selalu memberikan semangat
kepada sekolah binaannya.
4.Trainer
Pengawas diharapkan menguasai materi kurikulum merdeka, mulai dari
kerangka dasar kurikulum sampai dengan penyusunan modul ajar dan modul
project, sehingga bisa melatih guru dan kepala sekolah.
5.Executor
Pengawas mengambil bagian dalam Menyusun perangkat kurikulum merdeka.
Hal ini dilakukan dengan bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru di
sekolah binaan.
Dari paradigma baru peran pengawas dalam pelaksanaan sosialisasi IKM
di wilayah Bojonegoro inilah penulis memilih Project Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) sebagai materi yang perlu ditindak lanjuti karena Sebagian besar
sekolah, apalagi yang swasta masih sedikit “gagap” dengan P5, selain sesuatu
yang baru, P5 kadang disalah artikan sebagai project yang sering dilakukan guru-
guru ketika mengajar, yaitu model pembelajaran project (Project Based learning)
dengan sintaks yang sudah baku.
5

Dengan pengalaman sebagai Fasilitator 2 angkatan guru penggerak,


komunikasi dengan teman-teman pelatih ahli dan mengikuti berbagai pelatihan
online penulis membahas P5 sebagai topik inovasi pengawas kali ini. Dan bila
dikaitkan dengan tugas pengawas dalam paradigma baru sebagai sebagai Coach,
penulis mengambil judul : Mengawal Project Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Di Sekolah Binaan Dengan Model TIRTA.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas
disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di
lingkungan sekitarnya. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda
dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam
kelas.
Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk
mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan
aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan
kebutuhannya. Proyek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk
memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

B. TUJUAN
Tujuan pelaksanaan coaching dengan tahapan TIRTA adalah
sebagai berikut:
1.Meningkatkan kompetensi pengawas, kepala sekolah, guru dan
peserta didik tentang Penguatan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila di sekolah binaan.
2.Meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing peserta didik
melaksanakan Penguatan projek penguatan profil pelajar Pancasila
3.Meningkatkan Kerjasama dan kontribusi sekolah dengan semua
lembaga di sekitar sekolah.
6

C, MANFAAT
Beberapa manfaat dari tulisan ini antara lain :
1. Untuk satuan Pendidikan:
Menjadikan satuan Pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka
untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
Menjadikan satuan Pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang
berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
2.Untuk Pendidik
Memberi ruang dan waktu untuk mengembangkan kompetensi sebagai
pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik mata
pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir
yang jelas.
3. Untuk peserta didik
Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan
kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.

Pelaksanaan coaching dengan model TIRTA ini diharapkan dapat


bermanfaat sebagai model inovasi bagi Kepala sekolah dan guru-guru
dalam bentuk pertemuan yang diagendakan secara rutin untuk merefleksi
dan mengevaluasi semua program sekolah. Tentu saja dalam upaya
meningkatkan kompetensi kepala sekolah, guru, siswa dan semua warga
sekolah dalam melaksanakan kurikulum merdeka dan P5 sesuai regulasi
dan kondisi sekolah.
7

2.KAJIAN PUSTAKA/KAJIAN TEORI

A. PROJECT PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)

Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu


dengan cara menelaah suatu tema menantang. Projek didesain agar peserta didik
dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk
menghasilkan produk dan/atau aksi.
Ada prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila
yaitu bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif .
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi peserta antara
lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga
dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai
kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di
sekitar. 
Terdapat 6 dimensi yang diharapkan dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, yakni (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia, (2) berkebhinekaan global sehingga menuntut saling
menghargai, (3) bergotong royong yang menjadi sendi utama dalam membangun
bangsa.(4), kemandirian, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif
Sebagai fasilitator pembelajaran, pendidik dapat memulai pelaksanaan
projek profil dengan mengajak peserta didik melihat situasi nyata yang terjadi
di dalam kehidupan seharihari (menghadirkan situasi nyata di kelas).
Mengawali kegiatan projek profil dengan realitas faktual dalam keseharian
dapat memancing perhatian dan keterlibatan peserta didik sejak pertama kali
projek profil digulirkan.
1. Mengawali kegiatan projek
Tujuannya adalah membuat peserta didik terlibat dalam kegiatan belajar
sejak awal projek digulirkan. Sebagai fasilitator pembelajaran, pendidik dapat
memulai pelaksanaan projek dengan mengajak peserta didik melihat situasi
8

nyata yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari (menghadirkan situasi nyata


di kelas).
Memulai dengan pertanyaan pemantik
Pertanyaan pemantik dalam kegiatan projek adalah pertanyaan yang dapat
memancing ketertarikan dan rasa ingin tahu peserta didik. Pertanyaan ini
mendorong peserta didik untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut atau
melakukan proses inkuiri untuk menjawabnya
Mulai dengan permasalahan autentik
Permasalahan autentik adalah permasalahan nyata yang dialami oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik dapat menyajikan
permasalahan tersebut ke dalam kelas melalui paparan informasi dari berbagai
media, mengundang narasumber, atau mengajak peserta didik langsung
mengamatinya di lapangan.

2. Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek

Tujuannya dalah untuk membantu peserta didik terlibat secara optimal


sepanjang kegiatan projek berlangsung. Adapun strategi dalam
mengoptimalkan pelaksaan projek adalah sebagai berikut.
Mendorong keterlibatan belajar peserta didik
Kunci dari implementasi kegiatan projek adalah keterlibatan belajar
peserta didik (student engagement) dalam proses pembelajaran.
Menyediakan ruang dan kesempatan untuk berkembang
Satuan pendidikan perlu melihat bahwa setiap upaya yang dilakukan
dalam pelaksanaan projek adalah proses belajar yang memerlukan waktu
panjang untuk mencapai keberhasilan.
Membudayakan nilai kerja yang positif
Budaya yang positif di satuan pendidikan mewujud dalam sikap
pembelajar pada aktivitas sehari-hari. Ketika misalnya terdapat pandangan
bahwa melakukan kesalahan yang tidak disengaja bukanlah sesuatu hal yang
buruk, maka peserta didik tentu saja tidak akan segan untuk bisa selalu
mencoba.
9

Membudayakan nilai kerja yang positif


Optimalisasi pelaksanaan projek secara teknis berkaitan dengan
kemampuan pendidik dan satuan pendidikan untuk dapat mengelola
berjalannya rangkaian kegiatan projek secara efektif dan efisien.

3.Menutup rangkaian kegiatan projek

Tujuannya adalah untuk mengakhiri projek dengan kegiatan yang optimal.


Kegiatan projek yang sudah berjalan melalui berbagai rangkaian aktivitas
perlu diakhiri dengan sesuatu yang tidak kalah bermakna.
Merancang Perayaan Belajar
Perayaan belajar adalah acara yang dimiliki oleh peserta didik, bukan
pendidik. Dalam hal ini pendidik berperan sebagai mentor yang mendampingi
peserta didik selama proses pelaksanaannya. Beberapa saran untuk
melaksanakan perayaan belajar dengan optimal:
Mendampingi peserta didik dalam perencanaannya.
Melatih kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat umum.
Menjadi pendukung di belakang layar.
4.Melakukan refleksi tindak lanjut
Pelaksanaan refleksi belajar sebenarnya tidak hanya dilakukan di akhir
kegiatan projek profil, namun di tengah pelaksanaan projek profil secara
berkala. Dalam hal ini refleksi yang dilakukan adalah refleksi akhir projek
profil untuk membahas proses berjalannya projek profil secara keseluruhan.
Sebagai bentuk dari refleksi tindak lanjut, kegiatan refleksi ini juga memiliki
proyeksi ke belakang (apa yang sudah dilakukan) dan ke depan (apa yang akan
dilakukan setelah ini).
Refleksi dapat dilakukan secara verbal maupun tertulis. Jika dilakukan
secara verbal, pendidik harus memastikan semua peserta didik dapat
melakukan refleksi secara merata.
Refleksi yang efektif biasanya distimulasi oleh pertanyaan-pertanyaan.
10

5. Mengoptimalkan Keterlibatan Mitra


Kegiatan projek profil memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus
kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang
dimaksud bukan hanya benda-benda mati di sekitar satuan pendidikan, tetapi
juga manusia-manusianya. Melibatkan masyarakat di luar satuan pendidikan
akan sangat memberi makna yang berarti bagi peserta didikpeserta didik.
peserta didik-peserta didik akan cenderung menghasilkan hasil belajar yang
lebih berkualitas saat mengetahui bahwa ada orang lain, selain pendidiknya,
yang akan melihat atau merasakan hasil belajar mereka.
6. Mengolah Asesmen dan Melaporkan Hasil Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila

Langkah-langkah Pelaksanaan Projek

1. Merancang alokasi waktu dan dimensi profil pelajar Pancasila

Pimpinan satuan pendidikan menentukan alokasi waktu pelaksanaan


proyek dan dimensi untuk setiap tema, agar dapat memetakan sebaran
pelaksanaan proyek pada satuan pendidikan tersebut. Mengacu kepada
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara
umum ketentuan total waktu proyek adalah sekitar 20‒30% beban peserta didik
per tahun.
2.Membentuk tim fasilitasi proyek
Pimpinan satuan pendidikan menentukan pendidik yang tergabung dalam
tim fasilitasi proyek yang berperan merencanakan proyek, membuat modul
proyek, mengelola proyek, dan mendampingi peserta didik dalam Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 
3.Identifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan
Pimpinan satuan pendidikan dapat menilai tahap pelaksanaan proyek
berdasarkan tingkat kesiapan satuan pendidikan. Tingkat satuan pendidikan
11

melakukan refleksi awal dengan menggunakan bagan identifikasi kesiapan


satuan pendidikan untuk menentukan tahapan menjalankan proyek.
4.Pemilihan tema umum
Tim fasilitasi bersama pimpinan satuan pendidikan memilih minimal 2
tema (Fase A, B, C) dan minimal 3 tema (Fase D, E, F) dari tujuh tema yang
ditetapkan oleh Kemendikbudristek untuk dijalankan dalam satu tahun ajaran
berdasarkan isu yang relevan di lingkungan peserta didik. Tujuh tema tersebut
antara lain Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika,
Bangunlah Jiwa Dan Raganya, Berekayasa Dan Berteknologi Untuk
Membangun Nkri, Dan Kewirausahaan.
5.Penentuan topik spesifik
Dari tema besar, tim fasilitasi proyek (dapat juga bersama peserta didik)
menentukan ruang lingkup isu yang spesifik sebagai proyek. Penentuan tema
dan topik spesifik sesuai dengan tahapan satuan pendidikan. 
6.Merancang modul proyek
Tim fasilitasi bekerja sama dalam merancang modul proyek dan berdiskusi
dalam menentukan elemen dan sub-elemen profil, alur kegiatan proyek, serta
tipe
asesmen yang sesuai dengan tujuan dan kegiatan proyek. Modul proyek bersifat
fleksibel. Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan mengembangkan
komponen modul.

B. COACHING MODEL TIRTA

Model TIRTA pada coaching oleh pengawas merupakan langkah-langkah


yang digunakan pada saat mengawas melaksanakan tugasnya sebagai pengawal
kegiatan IKM dengan keseluruhan struktur kurikulum merdeka yang
didalamnya terdapat P5 sebagai salah satu bagian IKM (ko kurikuler)
Langkah pertama yang dilakukan pengawas Pembina setelah wilayah
Cabang Dinas Bojonegoro - Tuban sepakat untuk melaksanakan IKM adalah
Menyusun jadwal sosialisasi yang disusun Bersama anatara MKKS,
12

Pengawas dan Narasumber lain yang diundang bila sekolah mampu dan
menginginkannya.
Kegiatan ini dikemas dalam bentuk IHT atau workshop yang berlangsung
selama 4 hari, sedangkan untuk sekolah-sekolah swasta juga melakukan IHT
Bersama dengan mengundang semua pengawas dan selanjutnya dilanjutkan IHT
untuk pengawas Pembina Bersama sekolah binaan masing-masing. (jadwal
terlampir). Kegiatan ini dilaksanakan saat liburan sekolah dan menjelang tahun
pelajaran baru, sehingga diharapkan pada saat tahun pelajaran 2022/2023 dimulai
semua sekolah sudah siap.
TIRTA adalah akronim dari Tujuan, Identifikasi Rencana Aksi dan Tanggung
Jawab.
Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang
menuntut guru/ pengawas untuk memiliki keterampilan coaching.  Hal ini penting
mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi agar menjadi lebih
merdeka. Melalui model TIRTA, pengawas diharapkan dapat melakukan
pendampingan kepada kepala sekolah dan guru melalui pendekatan coaching di
komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.
Langkah 1 P5 sesuai dengan Tujuan pada model TIRTA, dimana Kepala
Sekolah beserta wakil dan tim Fasilitator duduk Bersama suntuk menentukan
proyek -proyek yang dipilih berdasarkan tema dan dimensinya
Langkah 2 adalah Identifikasi, pada tahap ini model TIRTA dan P5 sesuai
pada memetakan aset yang ada di sekolah sehingga projek profil nantinya dapat
berjalan dengan baik.
Selanjutnya Langkah ke 3 P5 adalah rencana aksi yang bersesuaian dengan
pelaksanaan projek profil yang sudah ditentukan tema dan topiknya. .Menyiapkan
modul projek profil sampai pada tahap asesmen.
Terakhir adalah Tanggung jawab pada TIRTA sesuai dengan refleksi,
gelar karya atau perayaan dan tindak lanjut projek profil.
13

3. DESAIN KARYA

A. MIND MAPPING/FLOW CHAT/DESAIN RANCANGAN

Pada pembuatan karya inovasi pengawas mengenai coacing dengan model


TIRTA kegiatan lebih pada duduk bersama dengan pihak-pihak pembuat
kebijakan di sekolah yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, komite dan
fasilitator projek. (Tujuan Umum)
Untuk teknis sendiri, pengawas tidak menjabarkan secara detail kepada
Kepala sekolah dan guru, karena ada fasilitator tersendiri yang membimbing
siswa membuat projek (guru dan/atau narasumber dari sekitar sekolah). Penulis
lebih menekankan pada program-program yang akan dilaksanakan sekolah sesuai
kurikulum merdeka , yaitu sesuai struktur kurikulum salah satunya adalah
melaksanakan projek penguatan profil pelajar pancasila dengan benar. Pemilihan
tema dan topik projek diserahkan pada kebutuhan dan mempertimbangkan asset
sekolah. (Identifikasi)
14

Selanjutnya adalah Rencana aksi. Pada Rencana aksi , setiap wakil


masing-masing dapat Menyusun program kegiatan dalam satu tahun ke depan.
Khusus untuk projek sudah dapat dipilih tema dan dimensi profil pelajar Pancasila
dengan elemen dan sub elemen dari 7 tema yang tersedia serta modul projek
profil.
Langkah terakhir pada TIRTA adalah tanggung jawab. Pada tahapan ini
tujuan coaching yaitu melejitkan potensi peserta didik agar menjadi lebih
merdeka melalui projek-projek yang dilaksanakan di sekolah dapat
tercapai.Bentuk pertanggung jawaban yang diberikan adalah refleksi, gelar karya
dan tindak lanjut pelaksanaan projek profil.

B.DESKRIPSI DAN PROSES PENGEMBANGAN KARYA INOVASI


Dari alur Tirta: 1. Tujuan, menyepakati topik pembicaraan dan hasil
pembicaran, 2. Identifikasi, Menggali dan memetakan situasi saat ini dengan
menghubungkan fakta-fakta yang ada.3. Rencana aksi, mengembangkan ide untuk
alternatif rencana aksi/solusi. 4. Tanggung jawawab, berkomitmen untuk langkah
selanjutnya dapat disusun program-program sekolah termasuk beberapa projek.
Tingkat keberhasilan strategi terlihat pada adanya perubahan pola
pengelolaan sekolah, yaitu: (1) kepala sekolah binaan mampu menyusun program
dan tim pelaksana kegiatan dengan mempertimbangkan rapor Pendidikan dan
kondisi sekolah. serta mengkomunikasikannya pada orang tua, lingkungan dan
peserta didik., (2)Memastikan beban kerja guru dapat dipertahankan, jadwal
mengajar dan jadwal projek dapat disusun dengan baik.
(3). Menyediakan sumber daya dan sumber dana yang diperlukan. Perangkat
mengajar serta modul ajar dan modul projek sudah dibuat paling tidak untuk satu
semester. (4) Peserta didik disiapkan secara lebih terarah pada tantangan abad 21
yang lebih kompetitif.
Dari 2 sekolah yang penulis jadikan sampel pencapaian yang diperoleh
bahkan melebihi ekspektasi. Semula penulis mengira untuk kelas paralel hanya
ada satu projek profil, ternyata setiap kelas memiliki projek profil sendiri. Pilihan
juga sudah didiskusikan dengan peserta didik terlebih dahulu. Dengan kata lain
15

tiap kelas memiliki projek profil yang berbeda dengan fasilitator yang berbeda
pula.Ke depan, projek profil akan ditukar dengan kelas lain sehingga target projek
profil selama setahun 3 atau 4 projek dapat terpenuhi,
Penulis menarik kesimpulan keberhasilan projek melalui pertanyaan-
pertanyaan yang dibuat untuk peserta didik, guru dan kepala sekolah. Selain
testimoni ada hasil refleksi peserta didik yang dibuat untuk mengetahui tanggapan
peserta didik.
Menurut penulis, hasilnya dapat dikategorikan Outstanding Result karena
target penulis 75% responden yang setuju dan sangat setuju, namun
penggabungan setuju dan sangat setuju dari refleksi peserta didik bisa mencapai
lebih dari 75%.(lebih dari 90%)
Karya inovasi ini sedang dan akan terus dilanjutkan, karena Proyek P5
masih berlangsung dan baru akan ada hasil raportnya di akhir tahun pelajaran.
Meski demikian proses ini sudah mulai dikerjakan sambil terus melakukan
refleksi dan tindak lanjut untuk perbaikan proyek -proyek berikutnya.

Kendala yang Dihadapi

Ada beberapa kendala yang perlu diperhatikan juga. Terkait kendala


apakah yang mungkin akan di hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah
dalam model TIRTA ketika berupaya melakukan sesi coaching dengan kepala
sekolah, guru, komite, fasilitator projek dan instansi di lingkungan sekolah.

Kendala- kendala yang terjadi ketika menjalankan coaching dengan model tirta
adalah :
1.Sikap tidak tebuka dari sekolah membuat identifikasi masalah dan fakta-fakta
nyata tidak jelas
2.kerjasama dengan coachee tidak berjalan baik karena rencana aksi tidak
dijalankan dengan optimal
3.Tujuan dari coaching tidak dipahami oleh kedua belah pihak
4.Coachee bersikap pasif pada permasalahan yang terjadi.
16

Peran Pengawas dalam Evaluasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Cabang Dinas Pendidikan Wliyah Bojonegoro, tetap memantau dan


mendampingi pelaksanaan IKM secara rutin. Pada bulan September 2022, seluruh
pengawas melakukan monitoring dan evaluasi terkait sosialisasi IKM yang telah
dilakukan sebelumnya dengan terjadwal secara berkelanjutan sesuai dengan
tugasnya.
Mengacu pada prinsip pertama evaluasi projek profil yaitu menyeluruh ,
evaluasi tidak hanya perlu untuk peserta didik, tetapi juga untuk memantau proses
pembelajaran pendidik dan perkembangan kesiapan satuan pendidikan. Evaluasi
bukan bertujuan mencari kesalahan ataupun menilai tingkat keberhasilan
pendidik/satuan pendidikan dalam implementasi projek profil, melainkan suatu
cara bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk menarik pembelajaran bermakna
dari proses implementasi projek profil. Sesuai tupoksi sebagai pembina pendidik
dan satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan dapat mengambil peran aktif
pada evaluasi projek profil. Pengawas dapat membantu proses pembelajaran
pendidik dengan cara memandu refleksi terhadap projek profil yang telah
dilaksanakan. Dengan mengajukan berbagai pertanyaan reflektif, pengawas dapat
memantik pemahaman, pemikiran maupun gagasan kreatif dari pendidik, baik
untuk pengembangan kapasitas diri maupun perbaikan implementasi projek profil
ke depannya.
Berikut beberapa contoh pertanyaan yang dapat diajukan pengawas pada
proses evaluasi projek profil. Pengawas dapat memodifikasi atau mengubah
pertanyaan sesuai konteks satuan pendidikan binaannya.
1.Dalam skala 1-10, seberapa baik Anda menilai pelaksanaan projek profil, dan
mengapa?
2.Apa saja hal yang dirasa sudah baik/ perlu dipertahankan, dan apa saja belum
berhasil/perlu diperbaiki?
3.Apa saja perbedaan sikap/perilaku peserta didik sebelum dan setelah
pelaksanaan projek profil? Menurut Anda, bagaimana kaitan antara
perbedaan sikap/perilaku tersebut dengan perkembangan karakter
mereka?
17

4.Bagaimana kita bisa membuat projek profil berikutnya berjalan lebih optimal
dari aspek:proses pembelajaran?,pengelolaan projek profil?,dampak positif
terhadap lingkungan sekitar?pelibatan berbagai pihak (orang tua, mitra,
masyarakat, dan lain sebagainya)?
5.Setelah mengalami proses pelaksanaan projek profil ini, kapasitas (pengetahuan,
keterampilan) apa yang Anda rasa perlu ditingkatkan lagi dari diri Anda?
Bagaimana kita dapat membantu meningkatkannya?
18

4.HASIL PRODUK

Hasil produk dari mengawal P5 dengan model TIRTA dapat dilihat dari
grafik rekapitulasi refleksi siswa di bawah ini yang merupakan perbandingan data
dari 2 sekolah binaan.

Hasil Refleksi Peserta Hasil Refleksi Peserta


Didik 1 Didik 2
S S
SS
17%1% 9% SS
TS 10% TS
43% STS 4th Qtr
23% 59%
39%

Keterangn:
S = setuju, SS = sangat setuju TS = tidak setuju STS= sangat tidak
setuju
Sedangkan persentase untuk tiap jawaban dapat dilihat pada table. Data 1 diambil
dari salah satu sekolah, dua akelas, dua projek profil yang berbeda.
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. Aku terlibat aktif dalam projek profil ini 25 36 2 -

2. Suasana projek profil membuat saya bersemangat 23 36 4 -


untuk belajar dan tahu lebih banyak
3.. Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat 18 41 4 -
selama projek profil ini

4. Pembelajaran dalam projek profil ini membekali 24 37 2 -


diriku sebagai warga yang baik

5. Waktu projek profil memadai untuk aku 15 43 3 2


memahami isu yang ada di sekitarku
6. Diskusi di kelompokku berjalan asyik dan 22 35 4 2
membuat pengetahuanku kaya
7. Fasilitator pada projek profil ini membantuku 21 39 3 -
dalam belajar dan proses
19

8. Metode yang digunakan pada projek profil ini 25 36 1 1


seru dan menyenangkan

9. Metode yang digunakan pada projek profil ini 27 33 2 1


seru dan menyenangkan

Jumlah 20 336 25 6
0

Keterangan : Data 2 diambil dari 2 kelas dengan jumlah responden 63 peserta didik
di salah satu sekolah binaan.

A. FOTO DAN KETERANGANNYA

Berikut adalah foto-foto kegiatan mengawal projek penguatan profil pelajar


Pancasila di beberapa sekolah binaan:

1. 2.

Sosialisasi IKM Diskusi Bersama fasilitator P5


20

3.Daur ulang sampah 4 . Pembuatan celengan dari tanah

5.Wawancara dengan siswa 6. Proses pembuatan kompos daun jati

7. Tote bag hasil ecoprint 8.. Pembuatan tahu susu

9. Pembuatan gerabah 10. Masih gerabah

11. Kearifan local (manganan) 12. Kompos daun jati


21

13. Banner gelar karya 14. Batik ecoprint (tote bag)

15. Kearifan local (Drama) 16. Masih drama Ande-Ande Lumut

11. Monev IKM 12. Monev IKM


22

B. DAMPAK PRODUK INOVASI TERHADAP KUALITAS


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH BINAAN

Dari grafik Hasil Refleksi Peserta didik dengan 9 pertanyaan (hasil


terlampir) pada salah satu sekolah ,diperoleh hasil 58% sangat setuju, 23% setuju,
10 % tidak setuju dan 9 % sangat tidak setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa
siswa dapat menerima P5 dengan baik. Ke depan atau pada projek-projek
berikutnya hasilnya diharapkan akan lebih baik dan positif, karena guru atau
fasilitator sudah lebih berpengalaman.

Dari hasil refleksi juga dapat ditarik kesimpulan bahwa Sebagian besar
siswa suka dengan profil proyek. Dalam tulisan ini sampel ini adalah proyek
ecoprinting tote bag yang diwarnai dengan dedaunan alami yang ada di sekitar
sekolah dan Kearifan lokal yang dikemas dalam bentuk drama. Drama yang
bercerita tentang kerajaan yang menjadi legenda di daerah setempat.
Bila Sebagian tidak menyukai projek adalah karena menurut mereka waktu
yang disediakan kurang atau tidak mencukupi terkait dengan waktu gelar karya
yang sudah dekat padahal mereka harus berlatih menghafalkan dialog dan
mengekspresikan peran mereka tanpa harus membawa teks.
Sedangkan dari hasil refleksi setiap pertanyaan dapat disimpulkan :
Pertanyaan 1 tentang keaktifan, dari table tanggapan positif setuju dan
sangat setuju mencapai 96,82% sehingga dapat disimpulkan bahwa projek profil
dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Pertanyaan 2 tentang suasana projek profil, apakah dapat membuat peserta
didik bersemanat belajar dan tahu lebih banyak. Dari 63 responden setuju dan
sangat setuju terdapat 59 yang merespon positif sehingga projek profil dapat
meningkatkan semangat belajar dan rasa ingin tahu peserta didik 93,65%.
Pertanyaan 3 tentang kenyamanan mengungkapkan pendapat, dari table
tanggapan positif setuju dan sangat setuju mencapai 93,65 % sehingga dapat
disimpulkan bahwa projek profil dapat meningkatkan perasaan nyaman untuk
berpendapat pada peserta didik
23

Pertanyaan 4 tentang suasana projek profil, apakah dapat membekali


peserta didik dengan nilai-nilai sebagai warga yang baik. Dari 63 responden setuju
dan sangat setuju terdapat 61 yang merespon positif sehingga projek profil dapat
meningkatkan semangat belajar dan rasa ingin tahu peserta didik 96,82 %.
Pertanyaan 5 tentang waktu pelaksanaan mengungkapkan pendapat, dari
table tanggapan positif setuju dan sangat setuju mencapai 92,06 % sehingga dapat
disimpulkan bahwa projek profil waktunya cukup bagi peserta didik
Pertanyaan 6 tentang diskusi projek profil, apakah diskusi dalam
kelompok dapat berjalan asyik dan dan memperkaya pengetahuan siswa. Dari 63
responden setuju dan sangat setuju terdapat 57 yang merespon positif sehingga
projek profil dapat meningkatkan semangat belajar dan rasa ingin tahu peserta
didik 90,47 %.
Selanjutnya pertanyaan 7 tentang bantuan fasilitator, dari table tanggapan
positif setuju dan sangat setuju mencapai 95,24 % sehingga dapat disimpulkan
bahwa Bapak/Ibu fasilitator membantu peserta didik dalam belajar dan
berproses.
Pertanyaan 8 tentang metode/ strategi yang digunakan pada projek profil,
apakah seru dan menyenangkan bagi siswa. Dari 63 responden setuju dan sangat
setuju terdapat 61 yang merespon positif sehingga projek profil ini dianggap seru
dan menyenangkan bagi peserta didik 96,82 %.
Pertanyaan 9 tentang bertambahnya ketrampilan siswa pada projek profil,
apakah dapatmenambah ketrampilan bagi siswa. Dari 63 responden setuju dan
sangat setuju terdapat 60 yang merespon positif sehingga projek profil ini
dianggap seru dan menyenangkan bagi peserta didik 95,29 %.
Kesimpulan dari keseluruhan refleksi adalah projek penguatan profil pelajar
Pancasila yang dilaksanakan di sekolah dapat meningkatkan keaktifan siswa,
suasana projek membuat siswa bersemangat belajar dan ingin tahu lebih banyak.
Siswa nyaman mengungkapkan pendapat, pembelajaran membekali siswa dengan
nilai-nilai sebagai warga yang baik. ,Selain waktu yang dirasa beberapa siswa
dianggap kurang, maka projek profil membuat diskusi berjalan asyik dan
memperkaya pengetahuan peserta didik.Selama fasilitator membantu dalam
24

belajar dan berproses serta strategi yang digunakan seru dan menyenangkan,
ketrampilan siswa bertambah. Dengan kata lain projek profil dapat menguatkan
nilai-nilai karakter yang terdapat dalam elemen profil pelajar Pancasila yang
diharapkan.

Tindak Lanjut dan Keberlanjutan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Setelah satuan pendidikan dan pendidik merasa nyaman dan siap dengan
pelaksanaan pembelajaran berbasis projek, ada beberapa contoh tindak lanjut yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan dampak projek profil:
1.Menjalin kerjasama dengan ihak mitra di luar satuan pendidikan,
2.Mengajak lingkungan satuan pendidikan untuk meneruskan aksi dan praktik
baik yang sudah dijalankan selama projek profil.
3.Mengintegrasikan berbagai projek profil yang ada agar saling mendukung dan
bukan berkompetisi.
4.Mengajak lingkungan satuan pendidikan untuk memikirkan cara
mengoptimalkan dampak dan manfaat projek profil.
25

C. PUBLIKASI

LINK https://drive.google.com/file/d/
VIDEO
1KFNpHucrTmsp6BSoI3ruNuTZd89tstJB/view?usp=sharing

Catatan: karena ada aturan belum boleh dipublikasikan maka belum


dipublikasikan di youtube, Instagram maupun tiktok
26

5. BIAYA/ PROVIT DARI KARYA INOVASI

Biaya dari karya inovasi ini bisa dikatakan gratis, karena pada
pelaksanaannya melekat dengan tugas kepengawasan. Biaya yang
dikeluarkan hanya biaya fotocopi instrumen ketika melakukan refleksi
peserta didik. Dalam hal ini biaya yang dikeluarkan adalah 2 x 36 x
Rp.250 = 18.000.
Untuk data pembanding penulis melakukan refleksi dengan google form
pada sekolah lain sehingga bisa langsung terekam di drive.

C.DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022: Capaian


Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah, pada Kurikulum Merdeka. 

Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022: Dimensi, Elemen,


dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.

Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022: Standar Kompetensi Lulusan pada


Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah.

Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022:Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia


Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.

Permendikbudristek No. 56 Tahun 2022: Pedoman Penerapan Kurikulum


dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Purba Mariati dkk. 2021. Prinsip Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi


(Differentiated Instruction ). Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulim, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset , Dan Teknologi

Sari. Oktavia Indah Permata dan Wulandari Wahyu. 2021. “Peran Kepala Sekolah
dalam Coaching Model Tirta pada Pelaksanaan Supervisi Guru” dalam
Pedagogika Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan Volume 2 (hlm. 96-101).
Universitas Negeri Semarang. Semarang
Wijayanti, Murti Ayu dkk, 2020. Paket Modul 2 (Modul 2.3 Coaching. Jakarta
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset , Dan Teknologi
27

D.LAMPIRAN

1. Jadwal Sosialisasi IKM


2. Contoh lembar refleksi peserta didik
28

WORKOSHOP
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional,
2. Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
3. Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi;
4. Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses;
5. Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian;
6. Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran;
7. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
025/H/KR/2022 Tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum
Merdeka Melalui Jalur Mandiri Pada Tahun Ajaran 2022/2023 Tahap I;
8. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
027/H/KR/2022 Tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum
Merdeka Melalui Jalur Mandiri Pada Tahun Ajaran 2022/2023 Tahap II;
9. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum
Merdeka;
10. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014, tentang pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib di Provinsi Jawa Timur.
29

JADWAL KEGIATAN WORKSHOP


IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

No Nama Sekolah Tanggal pada bulan Juni Tanggal pada bulan Juli 2022
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 27 28 29 30 1 4 5 6 7 12 13
SMAN 1 Bangilan
1 H F
SMAN 1 Malo
2 SMAN 1 Montong A H
3 SMAN 1 Tuban A/B B
4 SMAN 3 Tuban G A
5 SMA AL FATIMAH
6 SMAN 1 BOJONEGORO A D
7 SMAN 3 BOJONEGORO A J

8 SMAN 4 BOJONEGORO A F
9 SMAN BALEN G J
10 SMAN BAURENO H J
11 SMAN BUBULAN I J
12 SMAN DANDER A D
13 SMAN GONDANG H J
14 SMAN KALITIDU I A
15 SMAN KASIMAN I F
16 SMAN KEDUNGADEM D A
17 SMAN KEPOHBARU H D
18 SMAN MT BOJONEGORO D F
19 SMAN NGRAHO F A
30

No Nama Sekolah Tanggal pada bulan Juni Tanggal pada bulan Juli 2022
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 27 28 29 30 1 4 5 6 7 12 13
20 SMAN PADANGAN A G
21 SMAN SUGIHWARAS G I
22 SMAN SUMBERREJO A I
23 SMAN TAMBAKREJO F J
31

DAFTAR NAMA NARASUMBER


WORKSHOP IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

 No Nama Kode


1 Adi Prayitno, S.Pd. M.M O
2 Dr. Agus Huda, S.Pd, M.Pd A
3 Dr. Ninik Kristiani, M.Pd. B
4 Dra. Muntianah C
5 Dra. Sri Restu Wahyuningsih, M.MPd. D
6 Dra. Hernawati, M.MPd. E
7 Dra. Titik Moejayanti, M.M. F
8 Anis Fatul Cholis, M.Pd G
9 Drs. M. Choirur Rofoq, M.Pd. H
10 Ida Mintarina, M.Pd. I
11 Ribut Margo Mulyanto, S.Pd, M.Pd. J
12 Subekti, M.Pd. K
13 Edi Suryanto, L
13 Drs. Mambaul Musofa M

DAFTAR MATERI

 No Materi Kode


Kebijakan Pemerintah
1
Permendikbudristek: 5, 7, 16, 21 dan 56
2 Kurikulum Satuan Pendidikan
Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran,
3
Alur Tujuan Pembelajaran
4 Perencanaan Pembelajaran
5 Penilaian
6
7
8
32

Anda mungkin juga menyukai