Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“KURIKULUM MERDEKA JENJANG SD/MI”

Diajukan untuk:
Memenuhi UKAD 3 Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Anak
Dosen Pengampu:
ROSITA YUNIATI, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun oleh:
Adhananda Kharisma (19200338K)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2022/2023

1 0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks dalam
mencari dan menerima suatu ilmu pengetahuan. Dalam belajar terdapat interaksi
antara guru sebagai pendidik dengan siswa sebagai peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai jika penerapan pembelajaran
sesuai dengan kondisi peserta didik yang beragam. Selama ini proses belajar hanya
bertumpu kepada peserta didik sebagai sumber utama sehingga peserta didik kurang
terlibat dalam pembelajaran, karena peserta didik dikatakan belajar apabila mereka
mampu mengingat dan menghafal informasi atau pelajaran yang telah tersampaikan.
Krisis pembelajaran yang telah terjadi sekian lama tersebut, diperburuk dengan
Pandemi Covid-19 yang seketika membawa perubahan pada wajah pendidikan di
Indonesia. Perubahan yang paling nyata tampak pada proses pembelajaran yang
awalnya bertumpu pada metode tatap muka beralih menjadi pembelajaran jarak jauh
(PJJ).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. Kurikulum yang
sebelumnya dipakai adalah kurikulum 2013 atau biasa disebut K13 dan akibat terjadi
Covid-19 yang membuat Indonesia harus membuat kurikulum darurat yaitu belajar
secara online atau belajar dirumah dan sekarang karena wabah covid-19 sudah mereda
maka menteri pendidikan membuat kurikulum terbaru yaitu kurikulum Merdeka
Belajar. Apa itu kurikulum merdeka belajar? Nadiem mengatakan Merdeka Belajar
merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya
masing-masing. Misalnya, kata Nadiem, jika dua anak dalam satu keluarga memiliki
minat yang berbeda, maka tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama.
Kemudian anak juga tidak bisa dipaksakan mempelajari suatu hal yang tidak disukai.
"Kita sebagai orang tua tentu tidak bisa memaksakan anak kita yang menyukai seni
untuk belajar secara mendalam komputer dan sebaliknya," kata Nadiem. Nadiem
mengatakan, anak itu pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan keinginan belajar.
"Jadi tidak ada anak pemalas atau anak yang tidak bisa,".
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbud Ristek untuk
mengatasi krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah
karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan
dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca. Krisis belajar juga ditandai oleh
ketimpangan kualitas belajar yang lebar antar wilayah dan antar kelompok
sosial-ekonomi.
Jadi kesimpulannya adalah Kurikulum yang sekarang digunakan oleh beberapa
sekolah yang ada di Indonesia adalah Kurikulum Merdeka Belajar dimana siswa
mampu mengembangkan diri dan memaksimalkan potensi yang dimiliki dan sekolah
yang akan memfasilitasi.
B. Rumusan Masalah

1 0
1. Apa yang dimaksud Kurikulum Merdeka Belajar?
2. Apa saja Dasar Hukum Implementasi Kurikulum Merdeka?
3. Bagaimana bentuk Struktur Kurikulum Merdeka Belajar?
4. Apa saja perangkat ajar yang digunakan dalam kurikulum merdeka?
5. Apa pentingnya Projek Penguatan Profil Belajar Pancasila?
6. Apa saja hal esensial Kurikulum Merdeka Belajar?
7. Apa keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar?
8. Bagaimana sistem Pembelajaran dan Penilaian di Kurikulum Merdeka?
9. Bagaimana pelaporan kemajuan peserta didik di kurikulum merdeka?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan rumusan masalah yang diatas.

1 0
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Merdeka Belajar


Merdeka Belajar adalah suatu program inovatif untuk dunia pendidikan Indonesia dari
Kemendikbud di bawah Menteri Nadiem yang berlandaskan dua hal, yaitu; pertama
pemberian kebebasan kepada siswa, guru dan sekolah untuk berinovasi dan
melakukan kegiatan pembelajaran yang mandiri dan kreatif. Selanjutnya yang kedua
adalah reformasi menyeluruh yang bukan hanya melulu mengenai kurikulum, namun
menginisiasi sebuah gerakan di masing-masing sekolah melalui guru penggerak.
Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah menciptakan ruang inovasi yang luas kepada
segenap eksponen dan elemen pendidikan di Indonesia demi mewujudkan pemulihan
dan perbaikan mutu pendidikan secara menyeluruh.
Esensi dari merdeka belajar, yaitu kebebasan berpikir yang ditujukan kepada siswa
dan guru, sehingga mendorong terbentuk karakter jiwa merdeka karena siswa dan
guru dapat mengeksplorasi pengetahuan dari lingkungannya, yang selama ini siswa
dan guru belajar berdasarkan materi dari buku atau modul. Kurikulum Merdeka
adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam, di mana konten akan
lebih optimal. Di kurikulum merdeka ini, peserta didik diharapkan memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki
keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Dalam Kurikulum
Merdeka Belajar SD, dalam aspek Kompetensi yang Dituju, Kurikulum Merdeka
Belajar SD untuk capaian pembelajaran disusun per fase. Capaian pembelajaran
dinyatakan dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
B. Dasar Hukum Implementasi Kurikulum Merdeka
a. Permendikbud Ristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah.
b. Permendikbud Ristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah.
c. Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
d. Keputusan Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka.
e. Keputusan Kepala BSKAP Nomor 009/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang
Dimensi, Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum
Merdeka.

1 0
C. Struktur Kurikulum Merdeka Belajar
Dalam Kurikulum merdeka di SD terdiri dari 3 fase utama, yaitu:
a. Fase A (umumnya setara dengan kelas I dan II SD)
b. Fase B (umumnya setara dengan kelas III dan IV SD)
c. Fase C (umumnya setara dengan kelas V dan VI SD)
Kemudian dalam aspek Struktur Kurikulum, Kurikulum Merdeka Belajar SD dibagi
menjadi 2 (dua) kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
a. Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler
b. Projek Penguatan Profil Pancasila
D. Perangkat ajar yang digunakan dalam kurikulum merdeka
a. Modul ajar merupakan pengembangan dari rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang dilengkapi dengan panduan yang lebih terperinci, termasuk lembar
kegiatan siswa dan asesmen untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran.
b. alur tujuan pembelajaran (ATP) atau urutan pembelajaran adalah komponen
untuk menyusun silabus. ATP diharapkan dapat membantu satuan pendidikan
dan pendidik mengembangkan langkah-langkah atau alur pembelajaran
berdasarkan Capaian Pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
E. Projek Penguatan Profil Belajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu
untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan
sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis projek (project-based learning ), yang berbeda dengan
pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar
yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk
menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila .
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah
alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu
pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama. Pemerintah menetapkan
tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai
dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik.
a. Gaya hidup berkelanjutan, Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia,
baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di
dunia maupun lingkungan sekitarnya.
b. Kearifan Lokal, Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau
daerah tersebut, serta perkembangannya.
c. Bhinneka tunggal ika, Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya
perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat
tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya.

1 0
d. Bangunlah jiwa dan raganya, Peserta didik membangun kesadaran dan
keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya
maupun orang sekitarnya.
e. Suara Demokrasi, Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem,
menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan
demokrasi Pancasila.
f. Rekayasa dan Teknologi, Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk rekayasa membangun produk
berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya.
g. Kewirausahaan, Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat
lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta
kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat
F. Hal Esensial Kurikulum Merdeka Belajar
Inilah Hal-hal esensial kurikulum merdeka di jenjang sd
a. Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman logistik
- Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS)
- Integrasi Computational Thinking dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika dan IPAS
- Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan
b. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran
c. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar SD, Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun.
Satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara
fleksibel untuk mencapai JP yang ditetapkan.
d. Satuan pendidikan atau peserta didik dapat memilih sekurang-kurangnya satu
dari empat mata pelajaran Seni dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari
e. Paduan antara pembelajaran intrakurikuler (sekitar 70-80 persen dari jam
pelajaran) dan kokurikuler melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila
(sekitar 20-30 persen jam pelajaran)
G. keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar
ada 3
a. Lebih sederhana dan mendalam, Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada
materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada
fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna,
tidak terburu-buru, dan menyenangkan
b. Lebih merdeka (guru dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan
peserta didik sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan
mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik).
c. Lebih relevan dan interaktif, Pembelajaran melalui kegiatan proyek
memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif

1 0
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
H. Prinsip Pembelajaran dan Penilaian di Kurikulum Merdeka
PRINSIP PEMBELAJARAN
a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar,
serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang
beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
b. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat
c. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik
d. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan
komunitas sebagai mitra
e. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan

PRINSIP PENILAIAN (ASESMEN)

a. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi


pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik
untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka
dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya
b. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen
agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
c. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang
langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai
selanjutnya
d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.

I. Pelaporan Kemajuan Peserta didik di Kurikulum Merdeka


a. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) peserta didik

1 0
b. Rapor peserta didik SD/MI meliputi komponen identitas peserta didik, nama
satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan
guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler
c. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan mekanisme dan
format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali.
d. Pada SD/MI, satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk
menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta
didik
e. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada setiap akhir
semester
f. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e
rapor/dapodik.
g. Pada SD/MI, satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan
kriteria kenaikan kelas dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar,
laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar Pancasila, portofolio
peserta didik, prestasi akademik dan nonakademik, ekstrakurikuler,
penghargaan peserta didik, dan tingkat kehadiran
h. Ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Kriteria untuk menentukan kelayakan peserta didik untuk
melanjutkan ke jenjang atau kelas berikutnya merupakan keputusan guru dan
satuan pendidikan
i. Capaian belajar diketahui dengan mengidentifikasi ketercapaian tujuan belajar.
Guru diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian
pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran

1 0
BAB III

KESIMPULAN

Pada gilirannya kesuksesan Kurikulum Merdeka ini akan menjadikan pendidikan yang
memerdekakan sebagaimana yang disampaikan oleh Ki Hadjar sejak satu abad lalu dengan
menitikberatkan pada keaktifan murid dalam mengembangkan minat, bakat, kebutuhan, dan
kemampuan mereka. Kurikulum ini membuka kesempatan inovasi dan kreasi pembelajaran
bagi guru, yang berorientasi pada pengembangan karakter dan budaya Indonesia dalam
mendidik anak menjadi manusia merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka
tenaganya. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan, guru, dan
peserta didik dalam mengembangkan pembelajaran. Peserta didik memiliki kodrat (bakat)
alami, guru sebagai pendidik harus merawatnya sesuai dengan kodrat yang dimiliki peserta
didik. Mendidik anak sama dengan mendidik masyarakat.

Kurikulum Merdeka Belajar memberikan porsi yang besar dalam proses pembelajaran. Nilai
yang diberikan kepada siswa lebih banyak memperhatikan proses siswa dalam menjalankan
pembelajaran melalui asesmen diagnostik dan formatif. Konsep ini selaras dengan pemikiran
Ki Hadjar mengenai pendidikan yang berarti mengarahkan segala kekuatan kodrat pada
anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan serta mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya. Ini bermakna pendidikan
digerakkan sesuai keinginan dan potensi yang dimiliki siswa. Karena terjalin kecocokan,
maka mereka merasa senang dalam belajar sehingga menghasilkan kebahagiaan

1 0
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/karakteristik-kurikulum-merdeka-di-sd-17825 /

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/hal-hal-esensial-kurikulum-merdeka-di-jenjang-s
d

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mengenal-tiga-keunggulan-kurikulum-merdeka/

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/upload/filemanager/download/2022/v3%20Buku%20Saku%2
0Kurikulum%20Merdeka_compressed.pdf

1 0

Anda mungkin juga menyukai