Anda di halaman 1dari 14

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

TUGAS 3

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD

Di Kerjakan Oleh :

NAMA :FUAD RAMZI

NIM :822720962

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA 2023


IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

A. Kurikulum Merdeka
1. Tentang Kurikulum Merdeka
2. Kebijakan Pemerintah Terkait Kurikulum Merdeka
3. Profil Pelajar Pancasila
4. Testimoni Guru Dalam Ikm

1. TENTANG KURIKULUM MERDEKA


a. Latar Belakang
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa
70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami
bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak
mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir.
Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok
sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi
COVID-19.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan
kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan
pembelajaran (learning loss) pada masa pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang
menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat
mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi).
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan
rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.

Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum


yang akan dipilih:
b. Apa itu Kurikulum Merdeka?
Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang
sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum
yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan
kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan
pembelajaran adalah:
 Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil
pelajar Pancasila.
 Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam
bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
 Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
c. Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga
memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip
pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi umum.
3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya
satuan pendidik.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan
dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang
melalui tiga tahapan berikut:
1. Asesmen diagnostic
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan,
tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya
dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk
melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya
digunakan.
2. Perencanaan
Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta
melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.
3. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara
berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian
metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa
melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT KURIKULUM MERDEKA
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:
A. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022:
Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah. Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria
minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan
capaian kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat dan
Kurikulum Merdeka.
B. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah. Standar isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup
materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi merupakan bahan
kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) konsep keilmuan; dan 3) jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan. Standar isi menjadi acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat dan Kurikulum Merdeka.
C. Permendikbudristek No. 56 Tahun 2022
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Memuat
tiga opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam rangka pemulihan
pembelajaran beserta struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan
asesmen, serta beban kerja guru.
D. Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah, pada Kurikulum Merdeka. Memuat Capaian Pembelajaran
untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka.
E. Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022
Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum
Merdeka. Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar Pancasila yang
dapat digunakan terutama untuk projek penguatan pelajar Pancasila.
Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai
kesiapan masing-masing.
 Sejak Tahun Ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan di hampir
2500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) dan 901 SMK Pusat
Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru.
Kurikulum ini diterapkan mulai dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan IV, SMP & SMPLB
kelas VII, SMA & SMALB dan SMK kelas X.
 Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih
untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing mulai TK-
B kelas I, IV, VII, dan X. Pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan
pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka.
 Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan pendidikan tentang Implementasi Kurikulum
Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023:
1. Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum
satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
2. Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan.
3. Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.
3. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Profil Pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional.
Profil Pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-
kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun
karakter serta kompetensi peserta didik. Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar
Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Secara lebih mendetail, karakter Pelajar Pancasila dijabarkan
dalam Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 dimensi berikut:
A. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Elemen: akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam,
akhlak bernegara.
B. Berkebinekaan global
Elemen: mengenal dan menghargai budaya, komunikasi dan interaksi antarbudaya, refleksi
dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan, berkeadilan sosial.
C. Bergotong royong
Elemen: kolaborasi, kepedulian, berbagi.
D. Mandiri
Elemen: pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, regulasi diri.
E. Bernalar kritis
Elemen: memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.
F. Kreatif
Elemen: menghasilkan gagasan yang orisinal, menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.
Keenam dimensi profil pelajar Pancasila perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap
individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara
menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Profil Pelajar Pancasila dibentuk sebagai
usaha pengembangan SDM unggul yang bersifat holistik, dan tidak berfokus pada kemampuan
kognitif saja. Karena itu, Profil Pelajar Pancasila juga merupakan suatu capaian dari
proses pembelajaran lintas disiplin.
4. TESTIMONI GURU DALAM IKM
Implementasi Kurikulum Merdeka berupaya untuk memulihkan pembelajaran demi
mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik. Pada Kurikulum
Merdeka, guru dapat mengenali potensi murid lebih dalam guna menciptakan pembelajaran
yang relevan. Kurikulum Merdeka juga memungkinkan guru untuk menerapkan pembelajaran
yang menyenangkan karena bisa dilakukan melalui pembelajaran berbasis projek.
Video Testimoni Guru :

B. PEMBELAJARAN SESUAI TAHAP CAPAIAN BELAJAR


Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) adalah pendekatan
belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan kelas.
1. Tujuan pembelajaran
 Sebagai bentuk implementasi filosofi ajar Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada
murid
 Menguatkan kompetensi numerasi dan literasi murid
 Agar setiap murid mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
2. Cara Pembelajaran
Murid dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan
yang berbeda. Karena itu, pada model pembelajaran ini, cara dan materi pembelajaran
divariasikan berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid.
3. Fase Perkembangan
Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai murid,
yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.
SD, SMP, SMA, SMK (MI, MTs, MA, MAK)
 Fase A: SD/MI kelas 1–2
 Fase B: SD/MI kelas 3–4
 Fase C: SD/MI kelas 5–6
 Fase D: SMP/MTs kelas 7–9
 Fase E: SMA/MA, SMK/MAK kelas 10
 Fase F: SMA/MA, SMK/MAK kelas 11–12
Sekolah Luar Biasa

 Fase A: usia mental ≤ 7 tahun


 Fase B: usia mental ± 8 tahun
 Fase C: usia mental ± 8 tahun
 Fase D: usia mental ± 9 tahun
 Fase E: usia mental ± 10 tahun
 Fase F: usia mental ± 10 tahun
4. Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, dan Usia Kronologis

Fase A

 Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 1–2)


 Usia kronologis: ≤ 6–8 tahun
 Usia mental: ≤ 7 tahun

Fase B

 Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 3–4)


 Usia kronologis: 9–10 tahun
 Usia mental: ± 8 tahun

Fase C

 Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 5–6)


 Usia kronologis: 11–12 tahun
 Usia mental: ± 8 tahun
Fase D

 Jenjang/kelas: SMP/MTs (kelas 7–9)


 Usia kronologis: 13–15 tahun
 Usia mental: ± 9 tahun

Fase E

 Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 10)


 Usia kronologis: 16–17 tahun
 Usia mental: ± 10 tahun

Fase F

 Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 11–12)


 Usia kronologis: 17–23 tahun
 Usia mental: ± 10 tahun

5. Cara menentukan kemajuan hasil belajar


Kemajuan hasil belajar murid dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau asesmen.
Murid yang belum mencapai capaian pembelajaran akan mendapatkan pendampingan agar
mencapai capaian pembelajarannya.
6. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen
a. Perencanaan
Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana
asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen sumatif di akhir
pembelajaran.
b. Asesmen Awal Pembelajaran
 Asesmen awal bertujuan untuk untuk menilai kesiapan masing-masing murid untuk
mempelajari materi yang telah dirancang.
 Dengan demikian, guru bisa melakukan pengelompokkan murid berdasarkan tingkat
kesiapan yang sama.
c. Pembelajaran
 Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala.
 Di akhir proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen sumatif sebagai proses
evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai
asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
B. PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pengorganisasian pembelajaran perlu
diperbarui. Salah satu caranya adalah dengan mengatur pembagian kewenangan antara
pemerintah pusat dan satuan pendidikan.
1. Kewenangan Pemerintah Pusat
a. Struktur kurikulum
b. Profil Pelajar Pancasila
c. Capaian Pembelajaran
d. Prinsip pembelajaran dan asesmen
2. Kewenangan Satuan Pendidikan
a. Visi, misi, dan tujuan sekolah
b. Kebijakan lokal terkait kurikulum
c. Proses pembelajaran dan asesmen
d. Pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
e. Pengembangan perangkat ajar
C. STRUKTUR KURIKULUM MERDEKA
1. PAUD/RA-SMA/MA
Struktur kurikulum di Kurikulum Merdeka didasari tiga hal, yaitu berbasis kompetensi,
pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila.
Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan struktur Kurikulum Merdeka.
a. Struktur Minimum
Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun, satuan
pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi,
misi, dan sumber daya yang tersedia.
b. Otonomi
Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan guru untuk merancang
proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.
c. Sederhana
d. Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin, namun tetap
signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya dibuat jelas sehingga mudah
dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.
e. Gotong Royong
Pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil kolaborasi puluhan institusi,
di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan
lainnya.
2. SLB
Struktur kurikulum SLB didasarkan pada struktur sekolah umum (SD, SMP, dan
SMA), dengan menyesuaikan kebutuhan anak berkebutuhan khusus, yaitu keterampilan
fungsional dan mata pelajaran penunjang kebutuhan tersebut.
Terdapat mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus yang bertujuan untuk
membantu anak memaksimalkan indra yang dimilikinya dan mengatasi keterbatasannya.
Berikut adalah tujuan program masing-masing kebutuhan khusus:
 Tunanetra: pengembangan orientasi, mobilitas, sosial, dan komunikasi
 Tunarungu: pengembangan komunikasi, persepsi bunyi, dan irama
 Tunagrahita: pengembangan diri
 Tunadaksa: pengembangan diri dan gerak
 Autis: pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku

Dibandingkan dengan K-13, tidak ada perubahan yang signifikan dalam jumlah jam
pelajaran. Beban belajar per minggu bisa ditambah sesuai kebutuhan belajar murid dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

a. Penyesuaian Struktur Kurikulum SLB


 Jam mata pelajaran paling besar adalah Seni dan Prakarya (SDLB) dan Keterampilan
(SMPLB dan SMALB).
 Mata pelajaran Bahasa Inggris bersifat pilihan.
 Mata pelajaran Seni di SMPLB dan SMALB pada kelompok mata pelajaran umum
berfungsi sebagai sarana apresiasi dan terapi.
 Namun, mata pelajaran Seni pada kelompok keterampilan berfungsi sebagai
pembekalan untuk profesi.
3. SMA/MAK
Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
 Pembelajaran intrakurikuler; dan
 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dialokasikan dari total JP mata pelajaran
umum dan beberapa mata pelajaran pilihan per tahun.

Pembelajaran intrakuler di SMK/MAK pun terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kelompok mata
pelajaran umum dan kejuruan.

a. Kelompok Umum
Kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk murid menjadi pribadi yang
utuh, sesuai fase perkembangannya. Murid diharapkan memiliki norma-norma kehidupan
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai warga negara Indonesia dan warga
dunia.

Beberapa mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok umum:

 Projek IPAS. Mata pelajaran yang mengembangkan literasi sains dengan aspek-aspek
ilmu pengetahuan alam dan sosial. Mata pelajaran ini disampaikan dalam tema-tema
kehidupan yang kontekstual dan aktual.
 Bahasa Inggris dan Matematika. Di kelas 10, kedua mata pelajaran ini berisi materi
umum dan dasar. Sementara di kelas 11 dan 12, fokus dua mata pelajaran ini adalah
pendalamam materi secara kontekstual terhadap substansi kejuruan pada masing-
masing Program Keahlian. Keahlian.
 Informatika. Mata pelajaran ini dirancang sama dengan satuan pendidikan lain tapi bisa
disesuaikan dengan Program Keahlian peserta didik.
b. Kelompok Kejuruan
Kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk murid agar memiliki
kompetensi sesuai perkembangan dunia kerja, serta ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya.
Beberapa mata pelajaran Kelompok Kejuruan yang ada di SMK/MAK

 Mata Pelajaran Kejuruan. Di kelas 10, Mata Pelajaran Kejuruan berpusat pada pelajaran
dasar-dasar Program Keahlian. Di kelas 11 dan 12, mata pelajaran ini mencakup kelompok
unit kompetensi yang dikembangkan secara lebih teknis sesuai Konsentrasi Keahlian yang
dipilih.
 Mata Pelajaran Kreatif dan Kewirausahaan. Mata pelajaran ini menjadi alat bagi murid
untuk mengaktualisisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai. Hal ini
dilakukan melalui pembuatan produk atau pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan
bernilai ekonomis.
 Mata Pelajaran Pilihan. Mata pelajaran yang dipilih oleh murid sesuai dengan renjana
(passion) untuk pengembangan diri, melanjutkan pendidikan, berwirausaha, maupun
bekerja pada bidang yang dipilih. Murid dapat mendalami mata pelajaran kejuruan di
konsentrasi keahliannya, mata pelajaran kejuruan lintas konsentrasi keahlian, mata
pelajaran umum, atau mata pelajaran kelompok pilihan yang diajarkan di fase F SMA/MA.
c. Pemilihan Konsentrasi Pada Satu Program Keahlian
Ada beberapa hal terkait pemilihan konsentrasi pada satu Program Keahlian yang perlu
diperhatikan:
 Pemilihan konsentrasi dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja di dunia kerja yang
menjadi sasaran murid.
 Satu program keahlian bisa mencakup satu atau lebih konsentrasi.
 Jika ada konsentrasi yang berbeda dalam satu program keahlian, maka akan
diselenggarakan dalam rombongan belajar yang berbeda.
4. KESETARAAN
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri dari mata pelajaran kelompok umum dan
kelompok pemberdayaan, serta keterampilan berbasis Profil Pelajar Pancasila.
Muatan belajar dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK), yang menunjukkan
bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program
pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap muka, tutorial, maupun belajar mandiri.

Anda mungkin juga menyukai