Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR CAPAIAN PEMBELAJARAN

OLEH
KELOMPOK VII
MUNAWARAH NIM : 23.01.22.2076
ROHMIAH NIM : 23.01.22.2082

Dosen Pengampu Mata Kuliah


PENGEMBANGAN KURIKULUM
H. AHMAD NAZIF, M.Pd.I.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
BANJARBARU
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan di Indonesia terus mengalami evolusi guna memenuhi
tuntutan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Salah satu
upaya besar dalam reformasi pendidikan adalah pengembangan Kurikulum
Merdeka, sebuah inovasi pendidikan yang bertujuan meningkatkan
relevansi dan kualitas pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar. Kurikulum
Merdeka menekankan pada pengembangan karakter, kreativitas, dan
keterampilan peserta didik agar mampu bersaing secara global.

Sebagaimana yang tercantum dalam SK Mendikbudristek No. 56


Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran yang kemudian disempurnakan oleh SK
Kemendikbudristek No. 262 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran, d a n p e m b a r u a n o l e h S K
K e m e n d i k r e s d i k t i n o 1 2 t a h u n 2 0 2 4 ya n g b a r u s a j a t e r b i t .
maka kurikulum semua satuan pendidikan mengacu pada Kurikulum
Merdeka yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau mengacu pada
struktur kurikulum disetiap jenjangnya yang terdiri dari pembelajaran
intrakulikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) yang
dialokasikan dengan sekitar 20%-30% total JP per tahun.

Peningkatan kualitas proses pembelajaran senantiasa


memperhatikan acuan yang telah ditetapkan pemerintah. Salah satu upaya
dan keniscayaan dilakukan oleh jenjang sekolah dasar (SD) adalah
menerapkan Kurikulum Merdeka. Pembelajaran dengan Kurikulum
Merdeka pada SD/sederajat ini merupakan upaya transformasi sistem
pendidikan ke arah yang lebih baik dan menjadikan SD/sederajat berada
pada jalur pencapaian tujuan dan target yang sesuai dan tepat. Diharapkan
dengan adanya kurikulum merdeka pada SD/sederajat, satuan pendidikan
dan guru memiliki keleluasaan dalam merancang kurikulum operasional
sekolah dan modul ajar untuk memfasilitasi pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat kompetensi peserta didik.

Kurikulum Merdeka yang menekankan proses pembelajaran pada


pemenuhan kebutuhan dan karakteristik peserta didik tentunya akan
memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk terus berkembang sesuai
potensi, minat, dan bakatnya. Apalagi dalam implementasi Kurikulum
Merdeka di jenjang SD/sederajat mengacu pada struktur kurikulum.

Implementasi Kurikulum Merdeka di SD/sederajat secara optimal


akan meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di SD/sederajat
terwujud. Salah satu bentuk perbedaan implementasi kurikulum
sebelumnya (K13) dengan kurikulum merdeka adalah perencanaan
pembelajaran pada kurikulum merdeka lebih fleksibel. Ketidakharusan
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang rumit digantikan
dengan modul ajar.
BAB II
KONSEP DASAR CAPAIAN PEMBELAJARAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Capaian Pembelajran

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran


yang harus dicapai murid pada setiap fase perkembangan, yang dimulai dari
fase Fondasi pada PAUD. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan
lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD)


terdiri atas satu fase, yaitu fase Fondasi, Capaian Pembelajaran untuk
pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6 fase (A–F), atau tahapan yang
meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A,
Paket B, dan Paket C). Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan
menengah juga disusun untuk setiap mata pelajaran. Murid berkebutuhan
khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan
khusus. Sementara itu, murid berkebutuhan khusus tanpa hambatan
intelektual dapat menggunakan CP umum dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum.
Dokumen Capaian Pembelajaran (CP) telah ditetapkan oleh
Kemendikbud berdasarkan Keputusan Kepala BSKAP Nomor
033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan
Standar,Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek No.
008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran Pada PAUD, Jenjang
Dikdas, dan Jenjang Dikmen pada Kurikulum Merdeka. CP ini harus
dipahami oleh guru untuk kemudian diaktualisasi dalam bentuk tujuan
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi,
yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperoleh murid dalam satu
atau lebih kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau bukti
yang dapat diamati dan diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama,
yaitu kompetensi dan lingkup materi.
Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh
murid untuk menunjukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan
pembelajaran, antara lain:
Secara konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?
Tahap berpikir apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?
Lingkup materi
Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang perlu dipahami
pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru
dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain:
Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang
dinyatakan dalam CP?
Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat
digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP? (misal: proses
pengolahan tahu digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang produksi pada
Sekolah Dasar atau MI)
Contoh Capaian Pembelajaran:
Menganalisis hubungan antara kegiatan manusia dengan perubahan alam di
permukaan bumi dan menarik kesimpulan penyebab- penyebab utamanya (akhlak
kepada alam).
Catatan:
Kompetensi (kata kerja yang menunjukkan keterampilan/aksi) –>
menganalisis, menarik kesimpulan
Konten (materi yang dipelajari) —> hubungan kegiatan manusia
dengan perubahan alam (akhlak kepada alam)
a. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Jika Capaian Pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan
dapat dicapai murid di akhir fase, maka Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran.
1) Alur menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian
Pembelajaran di akhir suatu fase.
2) Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan
urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.
3) Guru dapat menyusun ATP masing-masing, yang terdiri dari
rangkaian tujuan pembelajaran.
4) Pemerintah akan menyediakan beberapa contoh ATP yang bisa
langsung digunakan atau dimodifikasi, dan membuat panduan
untuk penyusunan perangkat ajar
b. Modul Ajar
Modul ajar adalah dokumen yang berisi tujuan, langkah,
dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu
unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Modul ajar serupa dengan RPP atau lesson plan yang memuat
rencana pembelajaran di kelas. Namun, pada modul ajar terdapat
komponen yang lebih lengkap dibanding RPP sehingga disebut RPP Plus.
Modul ajar dapat membantu pendidik dalam:
1) Memandu pendidik melaksanakan pembelajaran;
2) Mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan kualitas
pembelajaran;
3) Menjadi rujukan bagi pendidik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran;
4) Menjadi kerangka kerja yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran sesuai capaian pembelajaran.
5) Mendukung pencapaian kompetensi dalam Capaian
Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila pada setiap tahap
perkembangan pada suatu mata pelajaran.
c. Assesmen
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian
hasil belajar peserta didik, yang hasilnya kemudian digunakan sebagai
bahan refleksi serta landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Karenanya, platform Merdeka Mengajar menghadirkan Asesmen
Murid agar dapat membantu guru mendapatkan informasi dari
proses dan hasil pembelajaran murid.
Asesmen di platform Merdeka Mengajar terdiri dari
dua jenis, yaitu Asesmen Pembelajaran dan Asesmen
Kompetensi Minumum (AKM) Kelas. Simak tabel di bawah
ini untuk melihat perbedaan keduanya.
Asesmen
AKM Kelas
Pembelajaran
Pengertian Digunakan guru Digunakan sekolah
sebagai umpan balik sebagai pelaporan hasil
pembelajaran dan belajar untuk mengevaluasi
mengukur pencapaian dan meningkatkan kualitas
hasil belajar pembelajaran dan
murid terhadap mata mengukur literasi membaca
pelajaran tertentu. dan literasi matematika
Asesmen pembelajaran (numerasi) yang setidak-
dapat dilakukan di tidaknya harus dimiliki murid
awal, tengah, maupun agar dapat berfungsi secara
akhir proses produktif dalam kehidupan.
pembelajaran.
Jenis Soal Berisi kumpulan Berisi kumpulan paket
dokumen asesmen soal yang telah dipetakan
berdasarkan fase berdasarkan fase dan jenis
dan mata asesmen diagnostik (literasi
pelajaran (seperti dan numerasi).
Matematika, Bahasa
Indonesia, dll), yang
dilengkapi dengan
Capaian Pembelajaran
dan Tujuan
Pembelajaran.

2. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Profil Pelajar Pancasila merupakan ciri karakter dan kompetensi
yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan
pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Kegunaan Profil Pelajar Pancasila
a. Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format
yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku
kepentingan pendidikan
b. Menjadi panduan pengembangan karakter bagi pendidik
dan pelajar Indonesia
c. Tujuan akhir seluruh pembelajaran, program, dan
kegiatan di satuan pendidikan

Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di


dalamnya.
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas
dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam
berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai sehingga karakter positif dapat
berkembang dan juga tumbuhnya budaya luhur yang positif
dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen
dan kunci kebinekaan global meliputi:
1) akhlak beragama;
2) akhlak pribadi;
3) akhlak kepada manusia;
4) akhlak kepada alam; dan
5) akhlak bernegara.
b. Berkebinekaan Global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas
dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam
berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan
budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan
budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global
meliputi:
1) mengenal dan menghargai budaya;
2) kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi
dengan sesama; dan
3) refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
c. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar
yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci dari mandiri terdiri dari:
1) kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi; serta
2) regulasi diri.
d. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong,
yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-
sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari
bergotong royong adalah:
1) kolaborasi,
2) kepedulian, dan
3) berbagi.
e. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif
memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis
adalah:
1) memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
2) menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
3) merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, dan
4) mengambil keputusan.
f. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan
sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari:
1) menghasilkan gagasan yang orisinal, serta
2) menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

B. FASE-FASE DALAM KURIKULUM MERDEKA


Kata "fase" dalam konteks Kurikulum Merdeka merujuk pada
tahapan pembelajaran yang dilalui siswa berdasarkan tingkat kelas.
Kurikulum Merdeka membagi struktur pembelajaran menjadi enam fase:
Fondasi, A, B, C, D, E, dan F.
Setiap fase memiliki rentang waktu yang berbeda dan dirancang
sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Berikut penjelasan mengenai
setiap fase:
Fase A: Untuk kelas 1 dan 2 SD, pembelajaran sudah berbasis mata
pelajaran namun bersifat tematik. Capaian pembelajaran mengacu pada fase,
tidak lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.
Fase B: Khusus untuk kelas 3 dan 4 SD. Sama seperti fase A,
capaian pembelajaran mengacu pada fase, bukan kelas.
Fase C: Ditujukan untuk kelas 5 dan 6 SD. Guru tidak dapat
memaksa siswa untuk memahami kompetensi yang belum dikuasai.
Fase D: Berlaku untuk SMP (kelas 7-9), dengan alokasi waktu yang
berbeda antara kelas 7, 8, dan kelas 9.
Fase E: Khusus untuk kelas 10 SMA/SMK/sederajat. Peserta didik
dituntut mengenali potensi dan bakat sebelum melangkah ke kelas yang
lebih tinggi.
Fase F: Untuk kelas 11 dan 12 SMA/SMK/sederajat. Peserta didik
dapat memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakatnya, termasuk dalam
kelompok umum, MIPA, IPS, Bahasa dan Budaya, serta Vokasi dan
Prakarya.
Penggunaan kata "fase" bertujuan untuk membedakan siswa dalam
satu kelas. Kurikulum Merdeka juga menggunakan capaian pembelajaran
yang didasarkan pada fase, bukan pada sistem kelas tradisional.
Implementasi Kurikulum Merdeka tercermin dalam raport, di mana
pencapaian belajar siswa dilaporkan berdasarkan fase pembelajaran yang
mereka jalani.

C. CP MATA PELAJARAN
Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran adalah kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peseta didik pada setiap fase belajar. CP
mata pelajaran didesain dengan mengacu pada kurikulum dan mengacu pada
tingkatan dan kriteria yang spesifik untuk setiap mata pelajaran.
Dalam hal ini telah di atur dalam dokumen CP melalui BSKAP NO
033 maupun SK Dirjen Pendis Kemenag no 3211.
D. ELEMEN CP
Elemen Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka terbagi
berdasarkan fase perkembangan anak di setiap jenjang pendidikan.

1. Elemen Capaian Pembelajaran Fase Pondasi


Elemen Capaian Pembelajaran pada fase fondasi (PAUD) adalah sebagai
berikut.
a. Nilai Agama dan Budi Pekerti
Dari segi nilai agama, anak sudah bisa dikatakan berhasil mencapai
pembelajaran jika sudah memenuhi elemen penilaian, antara lain
yaitu:
 dapat mempercayai Tuhan Yang Maha Esa; dan
 mulai mengenal dan mempraktekkan ajaran pokok dari agama
dan kepercayaannya.
Sementara dari segi budi pekerti, anak sudah bisa dikatakan
berhasil mencapai pembelajaran jika sudah :
 dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, kesehatan,
dan keselamatan dirinya sendiri;
 mampu menghargai sesama manusia dengan berbagai
perbedaannya dan mempraktikkan perilaku baik dan berakhlak
mulia;
 dapat menghargai alam dengan cara merawatnya dan
menunjukkan rasa sayang terhadap makhluk hidup lain, seperti
hewan dan tumbuhan yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Jati Diri
Capaian Pembelajaran PAUD pada elemen jati diri ini adalah sebagai
berikut.
 Sudah bisa mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi
diri serta membangun hubungan sosial secara sehat
 Mengenali dan memiliki perilaku positif terhadap diri sendiri dan
lingkungan.
 Memiliki rasa bangga sebagai anak Indonesia yang berlandaskan
Pancasila.
 Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, aturan, dan norma
yang berlaku.
 Mampu menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan
taktil) untuk mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek
dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.
Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi,
Rekayasa, dan Seni
Capaian Pembelajaran PAUD dalam elemen dasar-dasar literasi,
matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni adalah sebagai
berikut.
 Mampu mengenali dan memahami berbagai informasi
 Dapat mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara lisan,
tulisan, maupun menggunakan berbagai media lain.
 Dapat membangun percakapan.
 Menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam
kegiatan pramembaca dan pramenulis.
 Dapat mengenali dan menggunakan konsep pramatematika untuk
memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
 Menunjukkan adanya kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif,
dan kolaboratif.
 Menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi, eksplorasi, dan
eksperimen dengan menggunakan lingkungan sekitar dan media
sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan gagasan mengenai
fenomena alam dan sosial.
 Menunjukkan awal menggunakan dan merekayasa teknologi,
serta untuk mencari informasi, gagasan, dan keterampilan secara
aman dan bertanggung jawab.
 Mampu mengeksplorasi berbagai proses seni,
mengekspresikannya serta mengapresiasi karya seni.
2. Elemen Capaian Pembelajaran Fase A-F (SD s.d. SMA/SMK)
Untuk elemen Capaian Pembelajaran di jenjang pendidikan SD
sampai dengan SMA/SMK (Fase A – F) dibagi berdasarkan mata pelajaran.
Dengan demikian, setiap mata pelajaran memiliki elemen tersendiri yang
menjadi penilaian dalam Capaian Pembelajaran.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, elemen
Capaian Pembelajaran di fase A atau kelas I dan kelas II SD adalah
menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan,
menulis.
Dalam hal ini telah di atur dalam dokumen CP melalui BSKAP NO
033 maupun SK Dirjen Pendis Kemenag no 3211.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang relevan dengan
memfokuskan pada materi esensial dan memberikan keleluasaan pada guru
dalam penyampaian materi. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga mengarah
pada pembelajaran yang bersifat inklusif dan mengutamakan pengembangan
karakter serta kompetensi umum. Untuk mendukung implementasinya,
Kurikulum Merdeka juga menawarkan elemen pembelajaran yang
terstruktur, termasuk Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran
(TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar,dan Asesmen. Lebih
lanjut, Kurikulum Merdeka mencakup proyek penguatan profil pelajar
Pancasila (P5) yang menekankan pengembangan karakter melalui enam
dimensi, seperti beriman, berkebinekaan global, mandiri, dan lainnya.
DATAR PUSTAKA
Analisis, Suatu, Terhadap Kebijakan, and Baru Pendidikan. ―INOVASI
PENDIDIKAN,‖n.d.
Handayani, Sri, Holten Sion, and Abdul Rahman Azahari. ―Penguatan
Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pangkalan Bun
Kabupaten Kotawaringin Barat.‖ Journal of Environment and Management 1, no.
2 (June 25, 2020):
152–63. https://doi.org/10.37304/JEM.V1I2.1752.
Rasyid, Hatamar. ―NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM
PENGEMBANGANPENDIDIKAN KARAKTER DI ERA GLOBAL,‖n.d.

Anda mungkin juga menyukai