Anda di halaman 1dari 7

Materi MK : Instructional Design

Mengenal Istilah Baru yang Ada di Kurikulum


Merdeka
Kurikulum Merdeka menjadi topik hangat yang sedang diperbincangkan di
dunia pendidikan. Kurikulum ini merupakan langkah dari pemerintah untuk
mengatasi krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Hal ini
disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim. Meskipun pada saat ini
sekolah masih diberikan pilihan kurikulum yang diimplementasikan di
sekolahnya, namun berbagai seminar dan pelatihan seputar Kurikulum
Merdeka sudah gencar diadakan, baik secara offline maupun online. Dengan
demikian semua sekolah dan pihak-pihak terkait di dalamnya sudah siap
menerapkan kurikulum ini pada tahun 2024 nanti.

Guru pasti sudah tidak asing dengan istilah-istilah dalam kurtilas.


Kepanjangan dari kurtilas adalah Kurikulum Tiga Belas. Dalam kurtilas Guru
pasti sudah mengetahui istilah-istilah yang sering digunakan seperti
RPP/RPPH, KKM, Prota, Prosem (promes), dan lain sebagainya.
Kepanjangan RPP adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
kepanjangan RPPH adalah rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian. RPP
atau RPPH adalah panduan bagi Guru dalam mengajar di kelas.

Seiring dengan makin gencarnya program pemerintah dalam


mensosialisasikan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2022, terdapat
beberapa istilah baru di kurikulum merdeka ini yang sebelumnya belum
pernah diperkenalkan pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Istilah populer
di kurikulum merdeka ini harus Guru ketahui supaya tidak gagap saat
menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan masing-masing.
Berikut ini beberapa istilah baru dalam kurikulum Merdeka:

1. Capaian Pembelajaran (CP)


Istilah baru yang ada di kurikulum merdeka yang pertama adalah Capaian
Pembelajaran atau sering disingkat CP. Capaian Pembelajaran atau CP ini
juga menjadi pengganti KI dan KD dalam kurikulum 2013 (Kurtilas).
Dalam format Capaian Pembelajaran tidak ada lagi pemisahan antara aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap seperti dalam KI dan KD. Semua aspek
tersebut digabung dan diintegrasikan ke dalam satu paragraf utuh.

Capaian Pembelajaran dibuat berdasarkan pembagian fase. Dalam CP di setiap


fase dapat dilihat deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta
kompetensi umum yang Kemudian diturunkan menjadi capaian pembelajaran
menurut elemen yang dipetakan berdasarkan perkembangan siswa. 

2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)


Dalam Kurtilas dikenal adanya silabus. Istilah dalam ilmu keguruan serta
relevansinya dari silabus dalam Kurikulum Merdeka adalah Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP). Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan rangkaian
tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut
urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur tujuan
pembelajaran (ATP) ini memiliki fungsi yang sama dengan Silabus pada
kurikulum 2013 (Kurtilas), yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran.
Penyusunan ATP dalam kurikulum Merdeka dilakukan dengan menganalisis
Capaian Pembelajaran. ATP ini kemudian dijadikan sebagai panduan guru dan
siswa untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir fase tersebut. 
Komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga aspek, yaitu:
Kompetensi, konten, dan variasi. Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase
dapat memberikan gambaran tentang cakupan dan tahapan pembelajaran
yang linear dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan pembelajaran pada
keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang
pendidikan.

3. Modul Ajar (MA)


RPP di kurikulum merdeka dikenal dengan Modul Ajar (MA). Seperti RPP,
Modul ajar ini dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar
aktivitas siswa, dan asesmen untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran
dicapai siswa. Modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap
dibandingkan dengan RPP dalam Kurikulum 2013. Terdapat 2 macam modul
ajar dalam Kurikulum Merdeka, yaitu Modul Ajar Umum untuk proses
pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel dan Modul Ajar
Khusus Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dikhususkan
untuk mengembangkan projek Profil Pelajar Pancasila. 

4. Profil Pelajar Pancasila 


Di Kurikulum 2013, dikenal singkatan PPK. Kepanjangan PPK adalah
Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam Kurikulum Merdeka, tidak ada ada
lagi istilah PPK. yang adalah adalah istilah Profil Pelajar Pancasila. Pelajar
Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

5. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)


Apa itu KKTP di kurikulum merdeka? Kriteria Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran (KKTP) ini diturunkan dari indikator asesmen suatu tujuan
pembelajaran yang mencerminkan ketercapaian kompetensi pada tujuan
pembelajaran tersebut. Fungsi dari Kriteria Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran (KKTP) ini adalah untuk merefleksikan proses pembelajaran
dan mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar Guru
Pintar dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan
intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.

Berbeda dengan KKM dalam Kurtilas, Kriteria Ketercapaian Tujuan


Pembelajaran (KKTP) ini tidak menjadi sebuah standar minimum yang harus
dicapai setiap peserta didik. Setiap peserta didik mungkin saja berada pada
kriteria pencapaian yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) merupakan sumber
informasi atau data bagi guru untuk menentukan tindak lanjut
penyesuaian pembelajaran sesuai kondisi peserta didik.

6. Teaching at the Right Level (TaRL)


Istilah dalam kurikulum merdeka berikutnya yang harus Guru pahami adalah
Teaching at The Right Level atau disingkat TaRL. Teaching at the Right Level
(TaRL) merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan
capaian atau kemampuan peserta didik. Teaching at the right level (TaRL)
ini tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat
kemampuan siswa. Inilah yang membedakan TaRL dengan pendekatan yang
biasanya. 

7.Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan


(KOSP) 
Dalam Kurikulum Merdeka juga dikenal istilah Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan yang disingkat KOSP. Kurikulum Operasional di Satuan
Pendidikan (KOSP) dalam Kurtilas dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan
(KOSP) ini memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di
satuan pendidikan. KOSP dijadikan sebagai pedoman seluruh
penyelenggaraan pembelajaran dalam satuan pendidikan. Kurikulum
operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan
kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan supaya menjadi lebih
bermakna.

Penilian Harian atau ulangan harian (UH) dalam Kurikulum 2013


diganti dengan istilah Sumatif. PTS diganti dengan STS (Sumatif
Tengah Semester), dan istilah PAS diganti dengan SAS (Sumatif Akhir
Semester).

Penggunaan Fase di Kurikulum Merdeka –


Sebagaimana yang diketahui bahwa Kurikulum Merdeka fokus pada
kompetensi. Konsekuensinya adalah muatan pelajaran perlu
disederhanakan dan dikurangi agar peserta didik memiliki lebih banyak
waktu untuk mempelajari suatu konsep secara mendalam.
Strategi yang dilakukan adalah dengan merancang Capaian Pembelajaran
(CP) yang diatur dalam fase-fase dan dirumuskan dalam bentuk naratif
yang merangkaikan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus


dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata
pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup


materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian
pembelajaran dibagi dalam fase usia.

Dalam setiap CP juga dirumuskan karakteristik dari setiap mata pelajaran


termasuk domain atau elemen pembentuk mata pelajaran tersebut.
Sehingga menjadi lebih terlihat kompetensi dan/atau konsep utama apa
yang dipelajari peserta didik dan berkembang dari satu fase ke fase
berikutnya.

Penggunaan Fase

Penggunaan fase di Kurikulum Merdeka dimaksudkan untuk membedakan


siswa satu dengan yang lain di dalam satu kelas. Kemudian perbedaan lain
antara KI-KD dalam Kurikulum 2013 dengan CP dalam Kurikulum Merdeka
adalah rentang waktu yang dialokasikan untuk mencapai kompetensi yang
ditargetkan.
Sementara KI-KD ditetapkan per tahun, CP dirancang berdasarkan fase-
fase. Satu Fase memiliki rentang waktu yang berbeda-beda, yaitu:
 Fase Fondasi yang dicapai di akhir PAUD;
 Fase A umumnya untuk kelas I sampai II SD/sederajat;
 Fase B umumnya untuk kelas III sampai IV SD/sederajat;
 Fase C umumnya untuk kelas V sampai VI SD/sederajat;
 Fase D umumnya untuk kelas VII sampai IX SMP/sederajat;
 Fase E untuk kelas X SMA/sederajat; dan
 Fase F untuk kelas XI sampai XII SMA/sederajat.
Fase E dan Fase F dipisahkan karena mulai kelas XI peserta didik akan
menentukan mata pelajaran pilihan sesuai minat dan bakatnya, sehingga
struktur kurikulumnya mulai berbeda sejak kelas XI.

Dengan menggunakan Fase, suatu target capaian kompetensi dicapai tidak


harus dalam satu tahun tetapi beberapa tahun, kecuali di kelas X jenjang
SMA/sederajat.

Pengecualian ini dilakukan karena struktur kurikulum di jenjang


SMA/sederajat yang terbagi menjadi dua, yaitu kelas X di mana siswa
mengikuti seluruh mata pelajaran, dan kelas XI-XII di mana siswa memilih
mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasi masing-masing.

Rentang waktu yang lebih panjang ditetapkan agar materi pelajaran tidak
terlalu padat dan peserta didik mempunyai cukup banyak waktu untuk
memperdalam materi dan mengembangkan kompetensi.
Fase-fase ini diselaraskan dengan teori perkembangan anak dan remaja
dan juga dengan struktur penjenjangan pendidikan. Penggunaan istilah
“Fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta
didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran
yang berbeda.

Ini merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian


belajar atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right
level (mengajar pada tahap capaian yang sesuai).
Contoh Penggunaan Fase dalam Pembelajaran

Sebagai contoh, berdasarkan asesmen kelas terdapat siswa kelas V SD yang


belum siap mempelajari materi pelajaran Fase C (fase dengan kompetensi
yang ditargetkan untuk siswa kelas V pada umumnya).
Berdasarkan hasil asesmen tersebut, maka siswa-siswa tersebut
mengulang pelajaran di Fase B (fase untuk kelas III-IV) yang belum mereka
kuasai. Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik
tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan dan praktik tinggal kelas atau
tidak naik kelas diharapkan dapat ditinggalkan.

Kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi


akademik mereka. Dalam survei PISA 2018, skor capaian kognitif peserta
didik yang pernah tinggal kelas secara statistik lebih rendah dibandingkan
mereka yang tidak pernah tinggal kelas.

Hal ini menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang sama selama satu
tahun tidak membuat peserta didik memiliki kemampuan akademik yang
setara dengan teman-temannya, melainkan tetap lebih rendah.

Hal ini dimungkinkan karena yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut
adalah pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar
yang lebih intensif, waktu yang sedikit lebih panjang, namun bukan
mengulang seluruh pelajaran selama setahun.

Demikian untuk anda para Guru beberapa istilah dalam Kurikulum


Merdeka yang harus anda pahami. Jika anda memiliki kesempatan
bergabung dalam Guru Penggerak, maka anda akan dapat lebih mendalami
tentang seluk beluk kurikulum Merdeka ini.

WhatsAppLINEFacebookTwitterLagi...187
WhatsAppLINEFacebookTwitterLagi...187
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?  
2. Mengapa kita memerlukan Kurikulum Merdeka?       
3.  Apa yang dimaksud dengan profil pelajar Pancasila?                                
4.  Apa yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran (CP)?     
5. Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) mengintegrasikan kembali
keterampilan, pengetahuan, dan sikap? 
6.  Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) disusun per fase?      
7.   Apakah capaian akhir untuk setiap fase bisa berbeda-beda?   
8.    Apakah peserta didik akan selalu berada di fase yang sama untuk setiap
mata pelajaran?  
9. Apa yang dimaksud dengan modul ajar?       
10. Apakah Kriteria Ketuntasan Minimal masih akan berlaku pada
Kurikulum Merdeka ini? 
                          
11. Jika tidak ada KKM, bagaimana guru dalam kurikulum merdeka akan
menentukan apakah capaian belajar peserta didik sudah memadai atau
belum? 
12. Mengapa  kebijakan 'tidak naik kelas' harus ditinggalkan ?                                       

Anda mungkin juga menyukai