Anda di halaman 1dari 5

6 Istilah-Istilah Baru Dan Populer Dalam

Kurikulum Merdeka yang Tidak Ada di


Kurikulum 2013
   

Istilah-istilah Baru dan Populer Dalam Kurikulum Merdeka–  Dalam Kurikulum


Merdeka atau Kurikulum 2022, terdapat beberapa istilah baru  yang belum ada
dalam kurikulum 2013 sebelumnya. Istilah-istilah baru dan cukup populer yang
nantinya akan sering ditemui oleh guru dalam menyusun dan menerapkan kurikulum
2022 nantinya. Berikut ini beberapa istilah baru dalam kurikulum 2022 dan belum
ada dalam kurikulum 2013.

1. Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum


Merdeka
Capaian Pembelajaran ini juga menjadi pengganti KI dan KD dalam kurikulum 2013,
pengintegrasian antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai satu
kesatuan proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga dapat
membangun kompetensi yang utuh.
Dalam penulisan format CP tidak ada lagi pemisahan antara segi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam KI dan KD, tetapi penggabungan dan pengintegrasian
dalam satu paragraf utuh.

Capaian Pembelajaran Setiap Fase: Deskripsi yang mencakup pengetahuan,


keterampilan, serta kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian
pembelajaran menurut elemen yang dipetakan berdasarkan perkembangan siswa.
Pembagian fase dalam CP dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Fase A  : Pada umumnya SD Kelas 1-2

2) Fase B  : Pada umumnya SD Kelas 3-4

3) Fase C  : Pada umumnya SD Kelas 5-6

4) Fase D  : Pada umumnya SMP Kelas 7-9

5) Fase E  : Pada umumnya SMA Kelas 10


Untuk SLB CP didasarkan pada usía mental yang ditetapkan berdasarkan hasil
asesmen. Pembagian fase dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Fase A  : Pada umumnya usía mental (≤7 tahun)

2) Fase B  : Pada umumnya usía mental (±8 tahun)

3) Fase C  : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)

4) Fase D  : Pada umumnya usía mental (±9 tahun)

5) Fase E  : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)

6) Fase F  : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)

2. Alur Tujuan Pembelajaran Dalam Kurikulum


Merdeka
Setelah menganalisis Capaian Pembelajaran, selanjutnya guru harus membuat Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP). Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan
pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan
pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur tujuan pembelajaran (ATP)
memiliki fungsi yang sama dengan Silabus pada kurikulum 2013, yaitu sebagai
acuan perencanaan pembelajaran.
Selain itu, ATP sebagai panduan guru dan siswa untuk mencapai Capaian
Pembelajaran di akhir fase tersebut.  Terdapat beberapa aspek-aspek dalam
operasional komponen Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Secara operasional
komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga aspek antara lain: Kompetensi,
konten, dan variasi.

Baca juga:   E-Rapor Kurikulum Merdeka : Rapor Siswa Lebih Simpel dan


Terintegrasi dengan Dapodik.

Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran


 Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
 Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
 Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi
antarfase dan jenjang.
3. Modul Ajar atau RPP Plus Dalam Kurikulum
Merdeka
Modul Ajar ini sebagai pengganti RPP di Kurikulum 2013. Modul ajar ini selayaknya 
seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tetapi dilengkapi dengan
berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen untuk
mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa. Intinya, modul ajar tersebut
memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.

Tetapi, terdapat 2 macam modul ajar dalam Kurikulum 2022 ini, yaitu Modul Ajar
Umum untuk proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel
dan Modul Ajar  Khusus Projek Profil Pelajar Pancasila yang dikhususkan untuk
mengembangkan projek Profil Pelajar Pancasila, hanya dibuat oleh guru yang
mendapatkan tugas tambahan sebagai koordinator projek tersebut.
Selain itu, akan ada beberapa istilah baru dalam Modul Ajar Umum dalam Kurikulum
Merdeka nantinya. Istilah baru tersebut adalah

 Pemahaman permakna
 Pertanyaan pemantik
 Refleksi peserta didik dan guru.
 Glosarium

4. Profil Pelajar Pancasila Dalam Kurikulum


Merdeka
Jika di Kurikurilum 2013, kita mengenal Penguatan Pendidikan Karakter atau biasa
disingkat PPK. Namun, dalam Kurikulum Merdeka, kita akan mengenal istilah Profil
Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan
menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan
nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan para pemangku kepentingan. Profil
Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, diantaranya: (1) Beriman, Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebinekaan Global, (3)
Mandiri, (4) Bergotong royong, (5) Bernalar kritis, dan (6) Kreatif.

5. Teaching at the Right Level (TaRL)


Teaching at the Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan belajar yang
mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Teaching at the
right level  (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat
kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan siswa. Inilah yang menjadikan
TaRL berbeda dari pendekatan biasanya. TaRL dapat menjadi jawaban dari
persoalan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam kelas.

Baca juga:   3 Program Besar untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia!

Teaching at the Right Level (TaRL) yang memungkinkan anak-anak memperoleh


keterampilan dasar, seperti membaca dan berhitung dengan cepat. Tanpa
memandang usia atau kelas, pengajaran dimulai pada tingkat anak. Inilah yang
dimaksud dengan “Mengajar pada Tingkat yang Benar”. Metode TaRL yang
dikembangkan oleh Pratham pada awalnya dirancang dengan mengingat anak-anak
yang telah mencapai sekolah Dasar Kelas III, IV atau V tetapi masih belum
menguasai keterampilan dasar. Fokusnya adalah membantu anak-anak dengan
dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta keterampilan berhitung.

6.Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan


(KOSP) Dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan atau yang disingkat KOSP ini adalah
nama lain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum operasional
di satuan pendidikan yakni memuat seluruh rencana proses belajar yang
diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan
pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan
satuan pendidikan.
Dalam proses penyusunannya, KOSP perlu menjadi dokumen yang hidup; menjadi
referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan. Penyusunan
dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, hendaknya dimulai dengan
memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah,
antara lain Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur
Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, serta Capaian Pembelajaran. Bagi
yang sudah memiliki dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan, dapat
langsung melakukan peninjauan dan revisi.

Ingin Menguasai Cara Penyusunan


Kurikulum Operasional Sekolah? Dan
Mampu mengembangkan Modul Ajar
serta Modul Projects dengan Mudah?
Silahkan Bergabung dan Belajar Bersama Diklat 64 JP “Penyusunan Kurikulum
Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP), Modul Ajar dan Modul Project“.Klik LINK
INI untuk mendaftar jadi peserta.
[Seluruh Peserta Mendapatkan Sertifikat 64JP]

Anda mungkin juga menyukai