NPM : 1953053012
No. Absen : 22
Kelas : Semester 7 C
Soal
1. Jelaskan pendapat Anda tentang mengapa seorang guru atau calon guru penting
mempelajari mata kuliah Pengembangan Kurikulum dalam proses pendidikan
akademik yang ditempuhnya! Kaitkan jawaban yang anda berikan dengan Asas
dan manfaat pengembangan kurikulum SD!
Jawaban
1. Mengapa seorang guru atau calon guru penting mempelajari mata kuliah
Pengembangan Kurikulum karena calon guru harus mengetahui dan memahami
pengembangan kurikulum SD agar dapat di implementasikan secara efektif
sewaktu sudah menjadi guru. salah satunya yaitu pentingnya calon guru
memahami betul asas pengembangan kurikulum karena dalam pengembangan
kurikulum diperlukan landasan atau asas yang kuat. Apabila proses
pengembanganya secara acak-acakan dan tidak memiliki landasan yang kuat
maka out put pendidikan yang dihasilkan tidak akan terjamin kualitasnya.
Asas-asas utama dalam pengembangan kurikulum yaitu asas filosofis,
psikologis, sosiokultural, ilmu pengetahuan dan teknologi serta organisatoris
calon guru harus paham tentang ini dan juga dapat kita lihat dari fungsi
kurikulum bagi guru atau pendidik Sebagai pedoman kerja dalam menyusun
dan mengorganisir pengalaman belajar pada anak didik dan Sebagai pedoman
untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka
menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. maka dari itu pentingnya
calon guru untuk belajar mata kuliah pengembangan kurikulum SD.
Soal
2. Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 yang disebut
4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan
menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills
(kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively
(kemampuan untuk bekerja sama). Kaitkan 4C tersebut dengan penerapan:
Jawaban
Soal
Jawaban
Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan
mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritua, Kompetensi
Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, Kompetensi Inti-3 (KI-3)
untuk kompetensi inti pengetahuan, dan Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
kompetensi inti keterampilan. Sebagai dasar penguatan kemampuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Soal
4.a. Apa saja kriteria dalam penyusunan Indikator?
Jawaban
3.2.1 Memahami ciri-ciri masa puber pada anak laki-laki dan anak perempuan
dengan kesehatan reproduksi.(C2)
3.2.2 Menganalisis ciri-ciri masa puber pada anak laki-laki dan anak
perempuan dengan kesehatan reproduksi.(C4)
3.2.3 Menyimpulkan ciri-ciri masa puber pada anak laki-lakidan anak
perempuan dengan kesehatan reproduksi. (C5)
4.2.1 Mempersiapkan karya poster ciri- ciri pubertas pada anak laki-laki dan
anak perempuan.(P2)
4.2.2 Membuat karya poster ciri-ciri pubertas pada anak laki-laki dan anak
perempuan.(P5)
4.2.3 Menyajikan hasil karya poster ciri- ciri pubertas pada anak laki-laki dan
anak perempuan.(P5)
3) Alokasi Waktu : 1x pertemuan (4x 35 menit)
Soal
Jawaban
1. Model administratif diistilahkan juga model garis staf atau topdown dari
atas kebawah. Model ini menggunakan prosedur “garis-staf” atau garis
komando “dari atas ke bawah” (top-down). Maksudnya, inisiatif
pengembangan kurikulum berasal dari pejabat tinggi (Kemdiknas),
kemudian secara struktural dilaksanakan di tingkat bawah. Dalam model
ini pejabat pendidikan membentuk panitia pengarah (steering commitee)
yang biasanya terdiri atas pengawas pendidikan, kepala sekolah, dan guru-
guru inti. Panitia pengarah ini bertugas merumuskan rencana umum,
prinsip-prinsip, landasan filosofis, dan tujuan umum pendidikan. The
Administratif Model mempunyai kelebihan sebagai Penyusunan
Kurikulum yang lebih terarah karena disusun oleh banyak ahli di bidang
pendidikan. maka dari itu model ini cocok digunakan dan sesuai dengan
prinsip prinsip kurikulum.
2. The Grass-Roots Model
Model pengembangan the grass-roots dikemukakan oleh Mubarok
pengembangan kurikulum model ini berada ditangan guru-guru sebagai
pelaksana kurikulum di sekolah, baik yang bersumber dari satu sekolah
maupun dari beberapa sekolah sekaligus. Model ini didasarkan pada dua
pandangan pokok. Pertama, implementasi kurikulum akan lebih berhasil
apabila guru-guru sebagai pelaksana sudah sejak semula terlibat secara
langsung dalam pengembangan kurikulum. Kedua, pengembangan
kurikulum bukan hanya melibatkan personel yang profesional (guru) saja,
tetapi juga siswa, orang tua, dan anggota masyarakat. Dalam kegiatan
pengembangan kurikulum ini, kerjasama dengan orang tua murid dan
masyarakat sangat penting (Hidayatullah, 2018).