Anda di halaman 1dari 50

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Umum
Modul Perangkat Pembelajaran dipersiapkan untuk dipelajari oleh
Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru, khususnya guru PAI di Sekolah. Modul
ini memiliki empat kegiatan belajar yang dirancang semaksimal mungkin untuk
memberikan wawasan yang lebih luas dan mendalam serta penguatan
merancang pembelajaran yang konstruktif, kontekstual, dan bermakna bagi
mahasiswa pendidikan profesi guru.

Modul Perangkat Pembelajaran ini merupakan bahan ajar mandiri yang


diharapkan dapat menjadi rujukan mahasiswa Program Profesi Guru PAI di
Sekolah dalam melakukan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan
kompetensi peserta didik pada abad 21. yang dalam perkuliahan mahasiswa.
Modul ini bukan satu-satunya bahan rujukan, namun menjadi stimulus bagi
mahasiswa untuk dapat menggali lebih dalam dari berbagai sumber lain digital
maupun non digital yang lebih relevan.
Adapun sajian materi yang dibahas pada modul ini terdiri dari 4 kegiatan
pembelajaran. Poin-poin pokok yang dibahas yaitu: 1) Telaah SKL-KI-KD dan
Merancang Program Tahunan Serta Program Semester; 2) Pengembangan
Materi, Model, Dan Media Pembelajaran; 3) Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran; 4) Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mahasiswa PPG diharapkan dapat menguasai modul ini dengan baik


pada setiap kegiatan pembelajarannya dengan senantiasa mempelajari modul ini
secara bertahap dan berkelanjutan.

B. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Bagi Mahasiswa
a. Bacalah dan pahami modul ini dengan baik sesuai dengan capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan;

1
b. Pelajari modul secara bertahap sesuai uruatan KB yang disajikan. Bila
masih belum paham, silahkan pelajari secara berulang-ulang;
c. Bacalah sumber bacaan lain yang dipandang relevan dengan materi
yang dipelajari sebagai bahan rujukan dan pembanding;
d. Diskusikan materi pada setiap KB dengan rekan sejawat dan/atau
dosen pengampu modul;
e. Ikuti kegiatan pembelajaran sebaik mungkin bersama dosen pengampu
baik secara tatap muka online ataupun melalui chat diskusi melalui
LMS yang telah disediakan;
f. Pastikan saudara dapat menyelesaikan seluruh tugas tagihan yang
telah ditetapkan.
g. Bila saudara belum memenuhi passing grade, silahkan pelajari kembali
modul tersebut secara maksimal dan saudara dimnta menyelesaikan
tugas remedial yang telah.
2. Bagi Dosen
a. Dosen memperdalam materi-materi yang disajikan pada modul ini
guna memberikan pemahaman lebih kepada mahasiswa.
b. Dosen melakukan perkuliah secara online baik tatap maya dan atau
melalui disksui sesuai dengan kesepakatan;
c. Dosen memberikan penjelasan-penjelasan terkait materi-materi yang
masih sulit di pahami dalam modul;
d. Dosen menyusun soal formatif pada setiap KB dan menginputkannya
pada LMS yang tersedia;
e. Dosen menyusun bahan tayang setiap KB dalam bentuk PDF dan
mengunggahnya ke LMS pada Fitur Analisa Bahan Ajar;
f. Dosen membimbing mahasiswa yang memiliki nilai tugas tagihan
kurang dari passing grade.
g. Dosen dapat memberikan sumber bacaan-bacaan lain yang dipandang
relevan dengan meteri yang disajikan jika diperlukan;

2
h. Dosen mengarahkan mahasiswa untuk selalu mengikuti pembelajaran

sampai selesai dan menyelesaikan seluruh tugas tagihan yang


ditetapkan.
C. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu:
1) Menganalisis SKL-KI-KD

2) Merancang Program Tahunan Serta Program Semester;

3) Mengembangkan Materi, Model, Dan Media Pembelajaran;

4) Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran;

5) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

D. Peta Konsep

3
KEGIATAN BELAJAR 1
TELAAH STANDAR KELULUSAN-
KOMPETENSI INTI-KOMPETENSI DASAR
DAN MERANCANG PROGRAM
TAHUNAN DAN SEMESTER

A. Capaian Pembelajaran

Saudara mahasiswa, setelah mempelajari kegiatan belajar 1 diharapkan dapat


menelaah Standar Kelulusan Kompetensi Inti Kompetensi Dasar dan
merancang Program Tahunan dan Semester.

B. Sub Capaian Pembelajaran

Menganalisis Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL –


Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka serta karakteristik
perilaku hasil belajar berdasarkan taksonomi
Menganalisis SKL-KI-KD dan Perumusan IPK Kurikulum 2013
berorientasi Abad 21

Merumuskan Program Tahunan dan Program Semester

C. Pokok-Pokok Materi Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan


SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum
Merdeka dan Karakteristik Perilaku Hasil Belajar
sesuai Taksonomi

Analisis SKL-KI-KD dan Perumusan IPK K 13


berorientasi Abad 21

Perumusan Program Tahunan dan Program


Semester

4
D. Uraian Materi

1. Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian


pembelajaran pada kurikulum Merdeka
a. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013
Bapak Ibu sering mendengar tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), apa itu SKL? SKL menurut Permendikbudristek No 5
tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah,
merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan Peserta Didik dari
hasil pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan Ketiga kriteria
tersebut diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya
di satuan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan. Pada kurikulum
2013, SKL merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi
Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Dan
dari KD tersebut kemudian diturunkan menjadi beberapa Indikator.
Rumusan SKL tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang
peserta didik pada setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta
didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar
pengembangan KD.
KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills (Nadrah, N., 2019,

5
126-134) KI berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata
pelajaran atau program dalam mencapai SKL sebagai wujud dari prinsip
keterkaitan dan kesinambungan.
KD merupakan kemampuan yang harus diperoleh peserta didik
untuk mencapai Kompetensi Inti melalui pembelajaran yang berisi
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai baik pada aspek sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan dalam mata pelajaran tertentu. KD
menjadi rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran. KD dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, dan karakteristik suatu mata pelajaran.
Pada rumusan KD, terdapat unsur kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk kata kerja dan materi sebagaimana rumusan KI dan KD yang juga
tertuang dalam: Permendikbud RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Nah apa itu Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ? IPK atau
sering disebut indikator merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri
ketercapaian baik ketercapaian pada ranah sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan. Oleh karena itu, indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional. Kenapa menggunakan kata kerja
operasional? karena berimplikasi pada terjadinya (beroperasinya) suatu
perilaku pada peserta didik yang dapat dengan mudah diamati, diukur
atau dinilai guru.

b. Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah model kurikulum yang dilaksanakan


pada Program Sekolah Penggerak mengacu kepada profil pelajar
Pancasila dalam rangka penguatan kompetensi dan karakter peserta didik
sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai

6
pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai
nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila ini diturunkan dari Tujuan
Pendidikan yang telah tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
pelajar mendapatkan pendidikan agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Karena itu, profil pelajar Pancasila
merupakan penerjemahan yang lebih operasional dalam ruang lingkup
lembaga pendidikan serta kontekstualisasi tantangan abad 21. Setelah
melalui kajian, disebutkan bahwa profil pelajar Pancasila dapat
dinyatakan “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila”.
Dari pernyataan Profil Pelajar Pancasila tersebut, enam
karakter/kompetensi dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya
saling berkaitan dan menguatkan, sehingga upaya mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam
dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi
tersebut adalah: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) bergotong-royong, 4)
mandiri, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. (lihat Naskah Akademik profil
pelajar Pancasila di https://kurikulum.kemdikbud.go.id/unduhan/

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dirumuskan berdasarkan pada


tujuan pendidikan nasional; tingkat perkembangan Peserta Didik;
kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar tenaga kependidikan, standar sarana prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

7
SKL digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan
Peserta Didik dari satuan pendidikan, kecuali bagi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini. Standar Kompetensi Lulusan terdiri pada
pendidikan anak usia dini; pada Jenjang Pendidikan dasar; dan
Pendidikan menengah, termasuk pendidikan kesetaraan. Pada jenjang
PAUD, Standar Kompetensi Lulusan merupakan standar tingkat
pencapaian perkembangan anak usia dini. Standar tingkat pencapaian
perkembangan anak usia dini difokuskan pada aspek perkembangan
anak yang mencakup: Nilai agama dan moral; nilai Pancasila; Fisik
Motorik; Kognitif; Bahasa; dan sosio emosional. (Zain, A. A., 2021)

SKL yang dalam pendidikan anak usia dini disebut dengan standar
tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut :

1) Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal


ajaran pokok agama, dan menunjukkan sikap menyayangi dirinya,
sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
melalui partisipasi aktif dalam merawat diri dan lingkungannya;
2) Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah,
dan masyarakat, mengetahui dirinya merupakan bagian dari warga
Indonesia, serta mengetahui keberadaan negara lain di dunia;
3) Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai
sikap menghargai keinginan orang lain, dan mampu berinteraksi
dengan teman sebaya;
4) Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku,
serta memiliki rasa senang terhadap belajar, menghargai usahanya
sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk
berusaha kembali ketika belum berhasil;
5) Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan
ekspresi pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk tindakan
sederhana dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui

8
kemampuan kognitif, afektif, rasa seni serta keterampilan motorik
halus dan kasarnya;
6) Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu
memecahkan masalah sederhana, serta mengetahui hubungan sebab
akibat dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh hukum
alam;
7) Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan
fonemik, memiliki kemampuan dasar yang diperlukan untuk
menulis, memahami instruksi sederhana, mampu mengutarakan
pertanyaan dan gagasannya serta mampu menggunakan
kemampuan bahasanya untuk bekerja sama; dan
8) Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran
dengan satuan tidak baku, menyadari adanya persamaan dan
perbedaan karakteristik antar objek, serta memiliki kesadaran ruang
dan waktu.
Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan Dasar
difokuskan pada: a) persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia; b) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c) penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik untuk
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket A/bentuk lain yang sederajat
dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri
dari:

1) Mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya, memahami


ajaran pokok agama/kepercayaan, melaksanakan ibadah dengan
bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan perilaku hidup sehat dan
bersih, menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, serta taat pada aturan;

9
2) Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan budayanya,
mengenal dan menghargai keragaman budaya di lingkungannya,
melakukan interaksi antarbudaya, dan mengklarifikasi prasangka
dan stereotip, serta berpartisipasi untuk menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
3) Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta berkolaborasi
antar sesama dengan bimbingan di lingkungan sekitar;
4) Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana, kemampuan
mengelola pikiran dan perasaan, serta tak bergantung pada orang lain
dalam pembelajaran dan pengembangan diri;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan, membuat
tindakan atau karya kreatif sederhana, dan mencari alternatif
tindakan untuk menghadapi tantangan, termasuk melalui kearifan
lokal;
6) Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan
menyampaikan kembali informasi yang didapat atau masalah yang
dihadapi;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mencari
dan menemukan teks, menyampaikan tanggapan atas bacaannya, dan
mampu menulis pengalaman dan perasaan sendiri; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan
konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan diri dan lingkungan terdekat.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah menengah pertama luar
biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam
bentuk deskripsi kompetensi sebagai berikut:

1) Mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami kehadiran Tuhan


Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari, memahami ajaran
agama, melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan

10
tuntunan agama/kepercayaan, berani menyatakan kebenaran,
menyayangi dirinya, menyadari pentingnya keseimbangan kesehatan
jasmani, mental dan rohani, menghargai sesama manusia, berinisiatif
menjaga alam, serta memahami kewajiban dan hak sebagai warga
negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya,
menghargai keragaman masyarakat dan budaya nasional, terbiasa
melakukan interaksi antar budaya, menolak stereotip dan
diskriminasi, serta berpartisipasi aktif untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat dan lingkungan
sekitar;
4) Terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan
merancang strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta
mampu beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan orisinal,
membuat tindakan atau karya kreatif sesuai kapasitasnya, dan
terbiasa mencari alternatif tindakan dalam menghadapi tantangan;
6) Menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi yang relevan
atau masalah yang dihadapi, menganalisis, memprioritaskan
informasi yang paling relevan atau alternatif solusi yang paling tepat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa
menginterpretasikan dan mengintegrasikan teks, untuk
menghasilkan inferensi sederhana, menyampaikan tanggapan atas
informasi, dan mampu menulis pengalaman dan pemikiran dengan
konsep sederhana; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan
konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan

11
masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, dan
masyarakat sekitar.

Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang


Pendidikan menengah umum difokuskan pada: 1) persiapan Peserta Didik
menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; 2) penanaman karakter yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila; dan 3) pengetahuan untuk meningkatkan
kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

Standar Kompetensi Lulusan pada Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa/ Paket
C/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk
deskripsi kompetensi yang terdiri atas:

1) Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam


semesta sebagai wujud cina kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Menunjukkan sikap religius dan spiritual sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran
agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan,
menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan
pada kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan
jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya,
menghargai dan menempatkan keragaman masyarakat dan budaya
nasional dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi
antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;

12
3) Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi,
serta kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan
terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
4) Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi,
berinisiatif dan merancang strategi untuk pembelajaran dan
pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga
komitmen untuk meraih tujuan;
5) Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan
orisinal, membuat tindakan dan karya kreatif yang
terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah
di lingkungannya;
6) Menunjukkan kemampuan permasalahan dan gagasan dan
kompleks, menyimpulkan hasilnya dan argumen yang mendukung
berdasarkan data yang akurat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa
mengevaluasi dan merefleksikan teks untuk menghasilkan inferensi
kompleks menulis ekspositori maupun naratif dengan berbagai sudut
pandang; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan
konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, masyarakat
sekitar, dan masyarakat global.

Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang


Pendidikan menengah kejuruan difokuskan pada: a) persiapan Peserta
Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; b) penanaman karakter yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan c) keterampilan untuk
meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Adapun

13
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliyah kejuruan/bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi
yang terdiri atas:
a. Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam
semesta sebagai wujud cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap religius dan spiritualitas sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran
agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan,
menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan
pada kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan
jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
b. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya,
menghargai dan menempatkan keragaman masyarakat dan budaya
nasional dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi
antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi,
serta kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan
terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
d. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi,
berinisiatif dan merancang strategi untuk pembelajaran dan
pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga
komitmen untuk meraih tujuan;
e. Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan
orisinal, membuat tindakan dan karya kreatif yang
terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah
di lingkungannya;

14
f. Menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan
yang kompleks, menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan
argumen yang mendukung pemikirannya berdasarkan data yang
akurat;
g. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa
menganalisis teks untuk menghasilkan inferensi, menyampaikan
tanggapan atas informasi, serta menulis ekspositori maupun naratif
yang relevan dengan bidang kejuruannya;
h. Menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah praktis yang relevan dengan bidang
kejuruannya; dan
i. Menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan kejuruannya
untuk menguatkan kemandirian serta kesiapan memasuki dunia
kerja.

c. Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi

Bapak Ibu, untuk mengetahui hasil belajar dapat dirumuskan dalam


tiga kelompok ranah taksonomi. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi?
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur
dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi
ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian ranah
perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang
selama proses pembelajaran sampai pada pencapaian hasil belajar,
dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada indikator
pencapaian kompetensi.
Pembagian taksonomi hasil belajar dilakukan untuk mengukur
perubahan perilaku peserta didik selama proses belajar sampai pada
pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour)
tujuan pembelajaran. Umumnya klasifikasi perilaku hasil belajar yang
digunakan berdasarkan taksonomi Bloom (Magdalena, I., Islami, N. F.,

15
Rasid, E. A., & Diasty, N. T., 2020) yang pada Kurikulum 2013 yang telah
disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl (Krathwohl, D. R., &
Anderson, L. W., 2010) dengan pengelompokan menjadi : (1) Sikap (affective)
merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan merasa, (2)
Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual dalam bentuk
pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan (psychomotor) merupakan
keterampilan manual atau motorik dalam bentuk melakukan.
Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama
dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan
rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan.
1. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl,
dimana pembentukan sikap peserta didik ditata secara hirarkis
sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar: Tingkatan Ranah Afektif Krathwohl


(sumber: http://kumpulan-artikel-sekolah.blogspot.com/2017/02/Pengertian-dan-Tingkatan-
Ranah-Kognitif-Ranah-Afektif-dan-Ranah-Psikomotorik.html)

Gambar ini menjelaskan adanya 5 tahap dalam mengembangkan


kemampuan sikap peserta didik mulai dari 1) menerima; 2) menanggapi
atau merespon; 3) menghargai atau memberi nilai; 4) menghayati, mengatur
diri, atau internalisasi nilai; dan 5) mengaktualisasikan nilai, menjadikan
pola hidup atau karakter.

16
2. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi
Bloom olahan Anderson, di mana perkembangan kemampuan mental
intelektual peserta didik sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar: Tingkat kemampuan Ranah Kognitif Bloom Revisi Anderson


dkk. 2001
(sumber: http://kumpulan-artikel-sekolah.blogspot.com/2017/02/Pengertian-dan-Tingkatan-
Ranah-Kognitif-Ranah-Afektif-dan-Ranah-Psikomotorik.html)

Gambar ini menjelaskan bahwa terdapat 6 perkembangan kognitif,


yaitu:
a. C1 (Cognitive 1), mengingat (remember): peserta didik mengingat
kembali pengetahuan dari memorinya;
b. C2, memahami (understand): kemampuan mengkonstruksi makna
dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik;
c. C3, menerapkan (apply): penggunaan prosedur dalam situasi yang
diberikan atau situasi baru;
d. C4, menganalisis (analyse): penguraian materi ke dalam bagian-
bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan
satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur;
e. C5, mengevaluasi (evaluate): kemampuan membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar; dan
f. C6, mengkreasi (create): kemampuan menempatkan elemen-
elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau

17
mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur
baru).

3. Pada ranah keterampilan mengarah pada pembentukan keterampilan


konkrit (yang dapat diindera dan lebih bersifat motorik) dan
keterampilan abstrak (yang tidak dapat diindera dan lebih bersifat
mental skill seperti kemampuan menyaji, mengolah, menalar, dan
mencipta). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

Gambar: Keterampilan Abstrak dan Kongkrit


(sumber: https://duniapendidikan.putrautama.id/keterampilan-konkret-keterampilan-
abstrak/)

Tahapan kemampuan keterampilan di atas menggunakan gradasi


dari Dyers mulai dari: mengamati (observing); menanya (questioning);
mencoba (experimenting); menalar (associating); menyaji (communicating);
dan mencipta (creating). Sedangkan pada keterampilan kongkrit memiliki
tahapan dari: imitasi; manipulasi; presisi; artikulasi; dan naturalisasi.
Pembentukan keterampilan konkrit menggunakan gradasi olahan
Simpson dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan
gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal.

18
Perkembangan keterampilan menurut Simpson dan Dave, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 1

Perkembangan Keterampilan Menurut Simpson dan Dave

Tingkat
Tingkat Tingkatan
Kompetensi
NO Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Minimal/
Simpson Dave
Kelas

1. ● Persepsi ● Menunjukkan Imitasi Meniru V/Kelas X


perhatian kegiatan yang
untuk telah
melakukan didemonstrasi
● Kesiapan suatu gerakan. kan atau
● Menunjukkan dijelaskan,
kesiapan meliputi tahap
mental dan coba-coba
fisik untuk hingga
● Meniru melakukan mencapai
suatu gerakan. respon yang
● Meniru tepat.
gerakan secara
terbimbing.
2. Membiasak Melakukan Manipulasi Melakukan V/Kelas XI
an gerakan gerakan suatu
(mechanism) mekanistik. pekerjaan
dengan sedikit
percaya dan
kemampuan
melalui

19
Tingkat
Tingkat Tingkatan
Kompetensi
NO Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Minimal/
Simpson Dave
Kelas

perintah dan
berlatih.

3. Mahir Melakukan Presisi Melakukan VI/Kelas XII


(complex or gerakan suatu tugas
overt kompleks dan atau aktivitas
response) termodifikasi. dengan
keahlian dan
kualitas yang
tinggi dengan
unjuk kerja
yang cepat,
halus, dan
akurat serta
efisien tanpa
bantuan atau
instruksi.

4. Menjadi Menjadi gerakan Artikulasi Keterampilan


gerakan alami yang berkembang
alami diciptakan dengan baik
(adaptation) sendiri atas sehingga
dasar gerakan seseorang
yang sudah dapat
dikuasai mengubah
sebelumnya. pola gerakan
sesuai dengan
persyaratan
khusus untuk

20
Tingkat
Tingkat Tingkatan
Kompetensi
NO Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Minimal/
Simpson Dave
Kelas

dapat
digunakan
mengatasi
situasi
problem yang
tidak sesuai
SOP.

5. Menjadi Menjadi gerakan Naturalisasi Melakukan


tindakan baru yang unjuk kerja
orisinal orisinal dan level tinggi
(origination) sukar ditiru oleh secara alamiah,
orang lain dan tanpa perlu
menjadi ciri berpikir lama
khasnya. dengan
mengkreasi
langkah kerja
baru.

Perilaku hasil belajar merupakan capaian yang bersifat hirarkis, Pada


tataran realita terkadang seorang guru sudah merasa puas dengan capaian
kognitif peserta didik saja dalam pembelajaran. Padahal ketercapaian
kemampuan kognitif belum menggambarkan ketercapaian pembelajaran
peserta didik secara utuh.
Dalam Islam terdapat 3 konsep untuk mencapai keutuhan pribadi
muslim. 3 Konsep tersebut justru melampaui capaian pada konsep-konsep
taksonomi. Ketiga konsep capaian mencapai pribadi yang sempurna yaitu

21
Konsep Islam, Iman, dan Ihsan yang merupakan capaian tertinggi dalam
pembelajaran dalam Islam. Tiga tingkatan ini adalah sesuatu yang utama
dan penting. Karena dengan begitu, seorang muslim bisa menjadi muslim
yang seutuhnya setelah mencapai ketiga konsep tersebut.
Konsep Islam merupakan amalan lahiriyah yang mencakup syahadat,
shalat, puasa, zakat, dan haji. Saat seseorang melakukan 5 amalan ini, maka
orang tersebut dikatakan sebagai muslim. Pada Konsep Islam terdapat
integrasi kemampuan kognitif dan psikomotorik. Proses pemberian
pengetahuan harus ditindaklanjuti dengan contoh dan pelaksanaan. Dalam
Islam, pemahaman yang dikuatkan dalam pelaksanaan menjadi satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kesatuan ini menunjukkan betapa
dalam Islam hanya paham saja belum menunjukkan keberhasilan
pembelajaran jika tidak sampai mengimplementasikan.
Tingkatan kedua yaitu Iman, konsep iman merupakan tingkatan
afeksi pada taksonomi bloom. Aspek afektif taksonomi bloom dalam
tinjauan ilmu pendidikan Islam adalah pembinaan sikap mental (mental
attitude) yang baik dan matang. Aspek sikap ini dapat memberikan teladan
bukan hanya pada tataran teoritis. Pada proses pemberian pengetahuan ini
harus ditindaklanjuti dengan contoh yang sebelumnya guru perlu
memberikan pengetahuan terlebih dahulu sebagai landasannya
pembelajaran.
Keimanan merupakan sesuatu yang lebih tinggi dari sekedar paham
dan bisa melakukan. Konsep iman menjadi ruh dalam konsep Islam itu
sendiri. Iman menjadi penentu perbuatan seseorang diterima atau tidak
oleh Allah SWT. seseorang disebut sebagai mukmin, maka orang tersebut
sudah pasti seorang muslim. Namun, tidak setiap muslim adalah seorang
mukmin, karena pelaksanaan yang tidak dibarengi dengan keyakinan yang
kuat maka belum bisa dikatakan mukmin sebagaimana QS AL Hujurat ayat
14 yang artinya Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.”
Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah

22
‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu.
Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.”
Tingkatan ketiga yaitu konsep Ihsan. Tingkatan ihsan ini merupakan
tingkatan tertinggi seorang muslim karena melibatkan perkara lahir dan
batin. Seseorang yang mampu menjalani ibadah dengan ihsan hanya akan
berharap pada keridhaan Allah semata. Konsep ini mengajarkan seseorang
untuk tidak lagi berharap pada pujian dunia dan mengajarkan untuk
melakukan apapun dengan sepenuh hati. Prestasi yang didapat semata-
mata hanya untuk kemaslahatan dan berharap hanya pada keridhaan Allah
saja.

d. Hubungan Standar Kelulusan-Kompetensi Inti-Kompetensi


Dasar- Penilaian dan Hasil Belajar

SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta
didik setelah mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang
mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selanjutnya SKL
diterjemahkan dalam bentuk Kompetensi Inti merupakan tangga pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kelas tertentu.
Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam
rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan
kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang
dapat diilustrasikan dengan skema berikut.

23
Gambar: Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa


Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai kriteria capaian Kompetensi
yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial)
merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku).(
Sudrajat, Y., 2020) Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima,
merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Lebih jelasnya bagaimana langkah-langkah analisis CPL, KI, KD dapat
dilihat pada video ini
https://www.youtube.com/watch?v=G3BDeeJtXIU

Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap (Attitude: Krathwohl)

24
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua
dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap
tingkatnya.
a. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive
process dimension) peserta didik, yakni perkembangan kognitif pada
tingkat low order thinking skills (LOTS) dan tingkat high order thinking
skills (HOTS). Untuk tingkat LOTS perkembangan berpikir peserta
didik ada pada tahap mengingat (C1), memahami (C2), dan
menerapkan (C3). Sedangkan tingkat HOTS perkembangan berpikir
mereka berada pada tahap menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).

b. Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimension):


Dimensi pengetahuan ini berbicara bentuk dari pengetahuan itu
sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif (Anderson dan Krathwohl).

25
1) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau
pengetahuan detail yang spesifik dan elemen. Contoh fakta bisa
berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,
dibaca, atau diraba. Seperti peristiwa peperangan pada jaman
Nabi Muhammad SAW, bukti-bukti masuknya Islam ke
Nusantara, kurban, pisau yang digunakan untuk berkurban, air
untuk berwudhu, dan sebagainya.
2) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih
kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan
generalisasi. Contohnya pengertian ulul albab, karakteristik atau
kriteria ulul albab, prinsip kepemimpinan, teori pendidikan, dan
teori belajar.
3) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana
melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan,
algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian
masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda
seperti langkah-langkah pelaksanaan wudhu, shalat, dan haji.
Tahapan penyelesaian masalah pembagian waris, tahapan
mediasi bagi yang bertingkai, dan tahapan berpikir ilmiah.
4) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi
(mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas
dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian
berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai
contoh memperbaiki hubungan pertemanan yang rusak,
membuat karya tulisan, berpikir mengapa masih banyak orang
yang melakukan dosa, dan sebagainya.

26
Gambar 3. Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan

Pengembangan berfikir peserta didik yang dikenal dengan dimensi


proses kognitif pada rumusan Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3)
memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan (knowledge dimension).
Sebagai contoh mengingat (C-1) bentuk pengetahuannya adalah fakta,
menjelaskan (C2) berkaitan dengan konsep; menerapkan (C3) berkaitan
dengan bentuk pengetahuan prosedural. Adapun perkembangan berfikir
menganalisis (C4) sampai dengan mengkreasi (C6) memiliki hubungan
dengan bentuk pengetahuan metakognitif. Lebih jelasnya hubungan
tersebut di uraikan pada tabel 5.

27
Tabel.5
Hubungan Perkembangan Berpikir dan Bentuk Pengetahuan
Perkembangan
Berpikir Taksonomi Bentuk Pengetahuan
No Bloom Revised (Knowledge Keterangan
Anderson (Cognitive Dimension)
Process Dimension)

1. Mengingat (C1) Pengetahuan Faktual Lower Order Thinking Skills


(LOT’s)
2. Menginterpretasi Pengetahuan
prinsip Konseptual
(Memahami/C2)

3. Menerapkan (C3) Pengetahuan


prosedural

4. Menganalisis (C4) Pengetahuan Higher Order Thinking


Mengevaluasi (C5) Metakognitif Skills (HOT’s)
dan Mengkreasi(C6)

Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung


keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak
lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan
menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada
kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan
kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada
kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan
orisinal. Lebih jelasnya lihat video berikut
https://www.youtube.com/watch?v=FZOk3xow0Ts

28
Gambar 4. Dimensi Kompetensi Keterampilan

Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah tentang


tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk
secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi Inti
pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang
tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus
dicapai peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat mengembangkan
proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring
(nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3),
dengan cara:
1) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan

29
2) Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi
pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai
rumusan KD dari KI-4; apakah termasuk keterampilan abstrak atau
konkrit.
d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap
spiritual dan sikap social.

2. Analisis SKL-KI-KD, penilaian dan Hasil Belajar


Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran.
Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar pembelajaran
yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian SKL kurikulum.
Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan kurikulum nasional
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.
Namun untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi baik
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar
nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan tersebut
ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti critical
thinking, creative thinking, collaborating, dan communicating (4C).
Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan dalam
SKL.
Tujuan analisis SKL adalah untuk mengetahui arah capaian setiap
peserta didik dalam menuntaskan pembelajaran yang dilakukan. Selama
menjalani proses pembelajaran peserta didik harus mampu memenuhi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah ditetapkan pada
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 pada setiap jenjang pendidikan.
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan dilakukan
melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh mata pelajaran.

30
Dalam konteks ini, materi dan proses pembelajaran menjadi instrumen
penting menuju tercapainya SKL yang dicita-citakan. Materi pembelajaran
yang tidak linier dengan SKL akan menjadi penyebab tidak tercapainya
kompetensi yang diinginkan. Demikian juga dengan proses pembelajaran,
terbentuknya kompetensi lulusan pada peserta didik tergantung juga pada
proses pembentukan kompetensi yang dilakukan pada proses
pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan optimal jika guru
memahami KD, dan menerapkan kompetensi pedagogiknya agar KD yang
dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri peserta
didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan
melinierkan perencanaan pembelajaran untuk pencapaian SKL yang
diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan
keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian itu
sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh berbagai informasi
pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan pembelajaran yang
benar. Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD
baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas
menjabarkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI, dan
KD menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar-komponen yang
dianalisis tersebut.
Jelas kiranya bahwa silabus dan RPP adalah dokumen yang
diturunkan dari KI-KD, dan KI-KD diturunkan dari SKL satuan pendidikan
(SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA). agar silabus dan RPP yang dikembangkan
benar-benar akurat mengeksekusi keinginan SKL, maka perlu ada jaminan
linieritas KI-KD terhadap SKL-nya. Analisis SKL, KI, dan KD inilah
penjamin linieritas silabus dan RPP terhadap SKL.
Bagaimana langkah analisis SKL KI KD? Analisis dilakukan melalui
dua tahapan, yakni menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan

31
dengan KI-Keterampilan dan menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4
Keterampilan.
Pertama, menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KI-
Keterampilan yakni dengan cara mengisi tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4
Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
Kompetensi Inti (Ki) 3 Kompetensi Inti (4) 4 Analisis Dan
Rekomendasi KI
(Pengetahuan) (Keterampilan)

1 2 3

Pada tabel 4, kolom 1 dan kolom 2 diisi KI-3 dan KI-4 sesuai dengan
Permendikbud RI nomor 24 tahun 2016. Kemudian kolom ketiga
menjelaskan peruntukan KI-3 dan KI-4 tersebut dan menjelaskan
kesesuaian antara keduanya, bila ada ketidaksesuaian bisa dibuatkan
rekomendasi perubahannya, lihat contoh pada tabel 5 sebagai berikut:

32
Tabel 5
(CONTOH) Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan

ANALISIS SKL KI KD

Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (Ki) 3 Analisis Dan
(4) 4
(Pengetahuan) Rekomendasi KI
(Keterampilan)

1 2 3

memahami, menerapkan, dan mengolah, KI-3 pengetahuan dan KI-


menganalisis pengetahuan menalar, dan 4 keterampilan adalah
faktual, konseptual, menyaji dalam untuk program pendidikan
prosedural, dan metakognitif ranah konkret dan 3 tahun.

berdasarkan rasa ingin ranah abstrak


tahunya tentang ilmu terkait dengan
KI-3 dan KI-4 tersebut
pengetahuan, teknologi, seni, pengembangan
sesuai menjadi rujukan
budaya, dan humaniora dari yang
KD-KD mata pelajaran
dengan wawasan dipelajarinya di
Pendidikan Agama Islam
kemanusiaan, kebangsaan, sekolah secara
pada kompetensi
kenegaraan, dan peradaban mandiri, dan
pengetahuan dan
terkait penyebab fenomena mampu
keterampilan kelas X, XI,
dan kejadian, serta menggunakan
dan XII.
menerapkan pengetahuan metoda sesuai
prosedural pada bidang kajian kaidah keilmuan
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

Contoh di atas pada kolom 1 dan kolom 2 diambil dari Permendikbud


No. 24 Th 2016 lampiran ke-40 KI-3 dan KI-4 Kelas X. Sedangkan kolom
berikutnya diisi sesuai petunjuk.

33
Kedua, menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan.
Caranya mengikuti alur isian tabel 6 berikut ini:

Tabel 6
Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan

ANALISIS SKL KI KD

Kompet Kompe
ensi tensi Rekome
Analisi Analisi Rekomend Rekomendasi KD-KD
Dasar Dasar ndasi
s KD-3 s KD-4 asi KD-4 pada Mapel
Pengeta Ketera KD-3
huan mpilan

KD-3 KD-4 Tingkat Kesesuai Bentuk Kesetaraan ● Ketercapaian Dimensi


Dimens an Takson Taksonomi Kognitif dan Bentuk
i Dimensi omi KD dari KI- Pengetahuan semua
Kogniti Kognitif dan 3 dengan KD-3 dalam Mapel
f dan dengan Tingkat KD dari KI- ● Ketercapaian
Bentuk Bentuk Takson 4 Taksonomi semua KD-
Dimens Pengetah omi 4 dalam Mapel
i uan
Penget
ahuan

1 2 3 4 5 6 7

Langkah-langkah pengisian tabel di atas adalah sebagai berikut:


1. Pada kolom 1, masukan ‘Kompetensi Dasar Pengetahuan’ (KD-3)
sesuai mata pelajaran pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.
2. Pada kolom 2, masukan ‘Kompetensi Dasar Keterampilan’ (KD-4)
sesuai mata pelajaran pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.

34
3. Pada kolom 3, menentukan tingkat dimensi/proses kognitif dan
bentuk pengetahuan dari kompetensi dasar pengetahuan (analisis
KD-3). Lihat “Gambar 3: Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan”
pada pembahasan “Kegiatan Belajar 1”.
4. Pada kolom 4, menentukan rekomendasi kesesuaian tingkat
dimensi/proses kognitif dengan bentuk pengetahuan dari
kompetensi dasar. Bila tidak ada rekomendasi, tidak apa-apa, tulis
saja “tidak ada rekomendasi perubahan” pada kolom tersebut.
5. Pada kolom 5, menentukan tingkat taksonomi dan bentuk taksonomi
dari kompetensi dasar keterampilan (analisis KD-4). Lihat ranah
keterampilan Dyers, Simpson, dan Dave pada pembahasan “Kegiatan
Belajar 1”.
6. Pada kolom 6, menentukan ‘kesetaraan’ taksonomi KD Pengetahuan
dan taksonomi KD Keterampilan dan rekomendasinya.
7. Pada kolom 7, tuliskan rekomendasi di antara KD-3 dari KD-KD
pengetahuan mata pelajaran yang harus mencapai tingkat taksonomi
(KKO) tertinggi sesuai KI-3, dan tuliskan rekomendasi diantara KD-4
dari KD-KD keterampilan mata pelajaran yang harus
mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-4. Kolom 7 ini
diisi setelah semua KD pengetahuan dan semua KD keterampilan
untuk suatu mata pelajaran telah dianalisis dalam kolom 1 sampai
dengan 6. Lebih jelasnya dapat dilihta pada video ini
https://www.youtube.com/watch?v=g8DCepnzOJI&t=805s

Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah analisis


sebagaimana dijelaskan di atas, bisa dilihat contoh pengisiannya pada tabel
7 berikut:

35
Tabel 7
(CONTOH) Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
ANALISIS SKL KI KD

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Analisis KD-3 Rekomendasi Analisis KD-4 Rekomendasi Rekomendasi KD-KD pada
Pengetahuan Keterampilan KD-3 KD-4 Mapel

KD-3 KD-4 Tingkat Dimensi Kesesuaian Bentuk Kesetaraan ● Ketercapaian Dimensi


Kognitif dan Dimensi Taksonomi Taksonomi KD Kognitif dan Bentuk
Bentuk Dimensi Kognitif dan Tingkat dari KI-3 Pengetahuan semua KD-3
Pengetahuan dengan Bentuk Taksonomi dengan KD dari dalam Mapel
Pengetahuan KI-4 ● Ketercapaian Taksonomi
semua KD-4 dalam Mapel
1 2 3 4 5 6 7

3.1 menganalisis QS. al- 4.1.1 membaca Q.S. al- Tingkat dimensi Dimensi kognitif Membaca KD-3.1 KD-3 dari KD-KD
Hujurat [49]: 10-12 Hujurat/49: 10 dan 12, kognitif adalah (C.4, sesuai dengan ‘menganalisis’ pengetahuan mata pelajaran
serta Hadits tentang sesuai dengan kaidah “menganalisis” menganalisis) tajwid dan (C.4) MEMILIKI Pendidikan Agama Islam
kontrol diri tajwid dan makharijul (C.4) dan dipasangkan makharijul KESETARAAN sudah memenuhi dimensi
(mujahadah an-nafs), huruf pengetahuan dengan bentuk huruf adalah dengan KD-4.1.1, kognitif tuntutan KI-3, yaitu
prasangka baik tentang “QS. al- pengetahuan bentuk KD-4.1.2, dan memahami, menerapkan,
(husnuzzan), dan Hujurat [49]: 10- metakognitif taksonomi KD-4.1.3 karena menganalisis, dan

33
persaudaraan 4.1.2 mendemonstrasikan 12 dan Hadits (kontrol diri, ‘keterampilan ketiganya ada mengevaluasi. Sedangkan
(ukhuwah) hafalan Q.S. al- tentang kontrol dst) MEMILIKI konkret’ dan pada tingkat bentuk pengetahuan juga
Hujurat/49: 10 dan 12 diri...” adalah KESESUAIAN, tingkatnya ‘presisi/mahir’ sudah terpenuhi yaitu,
dengan fasih dan lancar bentuk jadi tidak ada adalah ‘presisi’ (setingkat K.4), konseptual, prosedural, dan
pengetahuan rekomendasi (Dave) atau jadi tidak ada metakognitif.
4.1.3 menyajikan hubungan
metakognitif perubahan. tingkat ‘mahir’ rekomendasi
antara kualitas keimanan
(Simpson) perubahan.
dengan kontrol diri
(mujahadah an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah)
sesuai dengan pesan Q.S.
al-Hujurat/49: 10 dan 12,
serta Hadis terkait

34
Contoh di atas pada kolom 1 dan kolom 2 diambil dari Permendikbud
No. 24 Th 2016 lampiran ke-40 KI-3 dan KI-4 Kelas X. Sedangkan kolom
berikutnya diisi sesuai petunjuk.

a. Perumusan IPK Kurikulum 2013 berorientasi Abad 21


Indikator Pencapaian Kompetensi menjadi pedoman dalam
merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan
jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Apa saja yang
perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator? yang harus diperhatikan
diantaranya adalah:
a. Indikator dirumuskan dari KD.
b. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
c. Indikator dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah
dipahami.
d. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
e. Hanya mengandung satu kompetensi atau tindakan
f. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan.
Berikut ini langkah-langkah merumuskan indicator;
a. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD
1) Memahami Kata Kerja Operasional dalam Taxonomi Bloom.
2) Menetapkan KD yang akan diturunkan menjadi indikator.
3) Menentukan kata kerja dari Kompetensi Dasar sesuai dengan
Taxonomy Bloom.
b. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK
(Urgensi,Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian) kompetensi pada
KD

35
1) UKRK dijadikan kriteria dalam memilih dan memilah ketepatan
indikator kunci atau indikator penunjang. (Fikri, A., & Hasudungan,
A. N., 021)
2) Kategorikan Indikator:
a) Indikator Kunci
● Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
● Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi
minimal yang terdapat pada KD.
● Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian
standar minimal dari KD.
● Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP
dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
b) Indikator Pendukung atau indikator prasyarat
● Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
● Kompetensi yang sebelumnya telah dikuasai peserta
didik dikaitkan dengan indikator kunci yang
dipelajari.
c) Indikator Pengayaan
● Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari
tuntutan kompetensi dari standar minimal.
● Tidak harus selalu ada.
● Dirumuskan apabila peserta didik berpotensi
memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu
peningkatan dari standar minimal. Lihat lebih detail
pada
● https://www.panduanmengajar.com/2021/12/bag
aimana-merumuskan-indikator.html

36
3. Program Tahunan dan Semester
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya
suatu kegiatan. Program merupakan kata, ekspresi, atau pernyataan yang
memuat asas serta usaha yang dirancang dalam susunan dan rangkaian
yang menjadi satu kesatuan prosedur, kumpulan instruksi tertulis atau
suatu bagian yang executable berupa urutan langkah, untuk menyelesaikan
suatu masalah. Dalam arti lain, ia merupakan rancangan mengenai asas
serta usaha dalam suatu bidang yang akan dijalankan secara harmonis dan
terpadu dalam mencapai suatu sasaran. Dengan demikian, suatu program
pembelajaran adalah mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang
berada di bawah unit administrasi yang sama, atau sasaran-sasaran yang
saling bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya harus
dilaksanakan secara integratif, sistemik, dan sistematis.
Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan, dan desain
atau rancangan. Dalam Qur’an Surah al –Hasyr ayat 18: Konsep
perencanaan memperhatikan kejadian masa lalu untuk menjadi bahan
untuk merencanakan sesuatu di masa mendatang, seperti yang tersirat di
dalam QS. al-Hasyr ayat 18: ” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Wahbah
AzZuhaili dalam kitab tafsirnya al-Munir menyatakan bahwa ayat maa
qaddamat lighad dapat berarti mengintropeksi apa yang telah dilakukan di
masa lalu untuk menjadi bekal hari esok, yang merupakan perintah Allah
SWT. untuk menghisab diri sendiri sebelum dihisab oleh Allah sendiri
(Zuhaili, 1962).
Kalimat maa qaddamat lighad, merupakan salah satu dari landasan
teori perencanaan dalam Islam. Dimana memperkenalkan teori
perencanaan yang tidak hanya berorientasi dunia tetapi juga akhirat. Ibnu
Katsir menyebutkan, introspeksilah diri sendiri sebelum Allah SWT

37
mengintrospeksi diri di hari kiamat nanti. Imam al-Ghozali juga
berpendapat bahwa QS. al-Hasyr: 18 merupakan perintah untuk selalu
memperbaiki diri dalam peningkatan iman dan takwa kepada Allah SWT.
yang mana kehidupan sebelumnya (kemarin) tidak boleh sama dengan hari
esok, dan memperhatikan setiap perbuatan serta mempersiapkan diri
dengan baik. (Abdullah, 2004).
Desain dalam perspektif pembelajaran adalah rencana pembelajaran.
Rencana pembelajaran disebut juga dengan program pembelajaran. Untuk
mewujudkan program pembelajaran secara integratif, sistemik, dan
sistematis sekolah membuat dua tahapan, yakni program tahunan (prota)
dan program semester (prosem).
Prota (program tahunan) dan promes (program semester) merupakan
administrasi pembelajaran yang menjadi dasar bagi susunan administrasi
pembelajaran lainnya. Prota adalah susunan alokasi waktu pembelajaran
selama satu tahun untuk mencapai standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang diharapkan. Alokasi waktu sangat diperlukan
agar seluruh SK dan KD bisa diterapkan dan diterima oleh para peserta
didik. penyusunan prota dilakukan setelah jumlah jam mengajar untuk
mapel tertentu sudah diketahui. Prota biasanya dilakukan di awal tahun
ajaran baru. Keberhasilan merencanakan prota akan berpengaruh pada
administrasi pembelajaran yang lain, misalnya program semester silabus,
RPP, dan lainnya. Sedangkan promes merupakan bentuk penjabaran dari
prota yang memuat gambaran pembelajaran dan pencapaian yang ingin
diraih selama satu semester. Dengan adanya promes, akan lebih mudah
dalam menuntaskan mata pelajaran yang diampu.
Kenapa Prota dan Promes harus dibuat? Beberapa fungsi Prota
adalah: 1) mengorganisir pembelajaran agar bisa berjalan secara optimal; 2)
menjadi pedoman untuk menyusun promes; 3) menjadi pedoman dalam
menyusun kalender pendidikan; 4) Digunakan sebagai acuan untuk
mengoptimalkan penggunaan waktu efektif pembelajaran yang tersedia.

38
Sedangkan Fungsi promes adalah: 1) mempermudah tugas guru saat
mengadakan pembelajaran selama satu semester; 2) Mampu mengarahkan
kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diprogram; 3)
Menjadi pola dasar untuk mengatur tugas dan wewenang setiap pihak yang
ikut serta dalam pembelajaran; 4) Menjadi pedoman guru dan dalam
bekerja dan belajar; 5) Menjadi tolok ukur efektivitas pada proses
pembelajaran; 6) Menjadi bahan untuk menyusun data, sehingga terbentuk
keseimbangan kerja; 7) Mampu menghemat waktu, tenaga, biaya, dan alat
penunjang karena pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
Fungsi program tahunan dan semester pembelajaran tersebut bagi
guru adalah:
a. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Semakin matang rencana yang dipersiapkan maka akan semakin
bagus pula usaha itu dilaksanakan.
b. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan
tugas mengajar.
c. Dengan adanya desain bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan
pembelajaran akan berkualitas dan bermakna bagi peserta didik.
d. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi
baik dan efektif.
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh
guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester,
program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap
pokok bahasan. Penyusunan program tahunan pada dasarnya adalah
menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi dasar.
Penentuan alokasi waktu didasarkan kepada jumlah jam pelajaran sesuai

39
dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus
dikuasai oleh peserta didik.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
program tahunan adalah:
1. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah
berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif,
belajar, waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur
meliputi:
a. Jeda tengah semester
b. Jeda antar semester
c. Libur akhir tahun pelajaran
d. Hari libur keagaman
e. Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
f. Hari libur khusus
3. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam
satu tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia
4. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata
pelajaran, pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu efektif,
sesuai ruang lingkup cakupan materi, tingkat kesulitan dan
pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk
ulangan serta review materi.

Berikut ini format penyusunan program tahunan;

Tabel 8
Format Program Tahunan
Satuan Pendidikan : …………………………………
Mata Pelajaran : …………………………………
Jumlah Minggu Efektif : …………………………………

40
Jumlah Jam / Minggu : …………………………………
Kelas / Semester : …………………………………
Tahun Pelajaran : …………………………………
Kompetensi Inti : …………………………………

Smt No KD Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan

1 3 4 5 6

Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah merancang


program tahunan sebagaimana dijelaskan di atas lihat contoh pengisiannya
pada tabel 10.

a. Tahapan Merancang Program Semester


Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang
hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Dalam program
pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan semester
untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing- masing
program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan
berdiri sendiri. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah
jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam
program semester diarahkan untuk menjawab minggu ke berapa atau
kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan. Pada
umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan
yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-
keterangan.

41
Langkah-langkah perancangan program semester adalah:
1. Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar
Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun.
2. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu
KD serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review
materi.
Target yang harus dicapai pada pemahaman KD adalah:
a. Materi pokok yang sesuai dengan kompetensi dasar yang
bersesuaian
b. Tingkat kedalaman materi yang dibahas pada kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang bersesuaian
c. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membuat peserta
didik kompeten terhadap kompetensi dasar yang
bersangkutan
3. Guru selanjutnya menentukan alokasi waktu dari setiap KD,
yakni:
a. Alokasi waktu dirinci untuk setiap Kompetensi Dasar.
d. Alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KD tergantung
pada kompleksitas KD, keluasan KD, strategi/metode
pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar yang
tersedia. Lebih detailnya dapat dilihat pada video
https://www.youtube.com/watch?v=f3nIzS2YJxs

42
Berikut ini format penyusunan program semester;

Tabel 9
Format Program Semester
Tahun Pelajaran ............../...............

MATA PELAJARAN : ..........................................................


KELAS / SEMESTER : ..........................................................
KOMPETENSI INTI : ..........................................................

Kompetensi Materi Januari Pebruari Maret April Mei Juni


Indikator AW
Dasar Pokok 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 34 5

Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah merancang


program tahunan sebagaimana dijelaskan di atas lihat contoh pengisiannya
pada tabel 11.

Tabel 10
(CONTOH) Program Tahunan

Satuan Pendidikan : …………………………………


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Jumlah Minggu Efektif : …………………………………
Jumlah Jam / Minggu : …………………………………
Kelas / Semester : …………………………………
Tahun Pelajaran : …………………………………
Kompetensi Inti :

43
4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah
5. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Smt No Kompetensi Dasar Alokasi Jumlah


KD Waktu Pertemuan

I 3.1 Mengetahui huruf-huruf Hijaiyyah dan


harakatnya secara lengkap
4.1
Melafalkan huruf-huruf hijaiyyah dan
harakatnya secara lengkap

3.2 Memahami pesan-pesan pokok Q.S. al-


Fatihah dan Q.S. al-Ikhlas
4.2.1
Melafalkan Q.S. al-Fatihah dan Q.S. al-
4.2.2
Ikhlas dengan benar dan jelas

Menunjukkan hafalan Q.S. al-Fatihah dan


Q.S. al-Ikhlas dengan benar dan jelas

dst. ....

Jumlah

II

Jumlah

44
Mengetahui ..................................... 2021
Kepala Sekolah .................... Guru Pendidikan Agama Islam

________________________ _________________________

45
Tabel 11
(CONTOH) Program Semester
Tahun Pelajaran 2021 / 2022

MATA PELAJARAN : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


KELAS / SEMESTER : IV (empat) / 1 (satu)
KOMPETENSI INTI : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Januari Pebruari Maret April Mei Juni


Materi A
Kompetensi Dasar Indikator
Pokok W 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3.4 memahami makna 3.4.1 menjelaskan Iman


iman kepada makna iman Kepada
malaikat-malaikat kepada malaikat- Malaikat
Allah berdasarkan malaikat Allah
pengamatan terhadap

46

Anda mungkin juga menyukai