Anda di halaman 1dari 116

Refleksi Pembelajaran

dan
Perangkat Ajar
Kepmen 262/M/2022
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR 56/M/2022 TENTANG PEDOMAN
PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN
PEMBELAJARAN
4. Struktur Kurikulum SMK/MAK hal 24/28

Tabel 10 Spektrum
Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: hal 27/31
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan
sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu
pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik,
dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran.
Tabel 11. Struktur Kurikulum kelas X SMK/MAK

Informatika 108 JP 36 JP 144 JP


(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)

Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum merdeka


SMK/MAK secara umum.

hal 34/38
II Capaian Pembelajaran hal 66/70

III Pembelajaran dan Asesmen hal 67/71


A. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
B. Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
C. Pengolahan Hasil Asesmen
D. Pelaporan Kemajuan Belajar
IV Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila hal 70/74
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah hal 72/76

Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah


Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Rekayasa dan Teknologi, Kewirausahaan,
Kebekerjaan

Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan
Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK/MAK.
hal 74/78
D. Dalam 1 (satu) tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan hal 75/79
profil pelajar Pancasila yang dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:

3 (tiga) projek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas X,
2 (dua) projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas XI,
dan 1 (satu) projekdengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK.
Kelas XIII pada SMK program 4 (empat) tahun tidak mengambil projek penguatan profil pelajar
Pancasila.

Untuk SMK/MAK, projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilaksanakan secara terpadu
berkolaborasi dengan mitra dunia kerja, atau dengan komunitas/organisasi serta masyarakat;
V Perangkat Ajar hal 75/79
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen
yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta
asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
Buku Teks. Buku teks terdiri atas buku teks utama dan buku teks pendamping. Buku teks utama
merupakan buku pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Dalam konteks pembelajaran, buku teks utama terdiri atas buku siswa dan buku
panduan guru. Buku siswa merupakan buku pegangan bagi peserta didik, sedangkan buku
panduan guru merupakan panduan atau acuan bagi pendidik untuk melaksanakan
pembelajaran berdasarkan buku siswa tersebut
VI Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan hal 77/81

VII Mekanisme Implementasi Kurikulum Merdeka hal 78/82


Satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka dapat mengimplementasikannya
melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

A. menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti


kurikulum satuan pendidikan, misalnya menerapkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila sebagai kokurikuler atau ekstrakurikuler dengan konsekuensi menambah
jam pelajaran, menerapkan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik atau
pembelajaran terdiferensiasi;
B. menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang
sudah disediakan oleh Pemerintah Pusat; atau
C. menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pengembangan berbagai perangkat
ajar oleh satuan pendidikan.
VIII Evaluasi Kurikulum pada Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum Merdeka

Evaluasi dilakukan terhadap komponen kurikulum pada satuan pendidikan pelaksana


Kurikulum Merdeka, yaitu:
1. struktur kurikulum;
2. capaian pembelajaran;
3. pembelajaran dan asesmen;
4. penggunaan perangkat ajar; dan
5. kurikulum operasional satuan pendidikan.
PEMETAAN
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN DAN
PENGEM BANGAN MODUL/BAHAN AJAR
Capaian Pembelajaran merupakan sintesis dari Standar Kompetensi Lulusan (STPPA untuk
PAUD), Standar Isi, dan Standar Proses
Tujuan Pendidikan Nasional

Profil Pelajar Pancasila

Standar Kompetensi Lulusan

Standar Isi Standar Proses Standar lainnya

Struktur Kurikulum Capaian Pembelajaran Prinsip Pembelajaran dan


Asesmen
Pemerintah Pusat
Menetapkan
Contoh Perangkat Ajar: Buku Teks Pelajaran, Bahan
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Ajar, modul ajar mata pelajaran dan projek profil
pelajar Pancasila, contoh kurikulum satuan
pendidikan

Satuan pendidikan
mengembangkan kurikulum Visi & M isi satuan Kurikulum operasional di
operasional berdasarkan kerangka pendidikan Karakteristik satuan pendidikan
dan struktur kurikulum, sesuai peserta didik Konteks dan
karakteristik satuan pendidikan kebijakan lokal
PENYUSUNAN
Alur Tujuan
Pembelajara
n
D IGUNAK AN UNTUK
PENGEM BANGAN
MODUL AJAR
8
Secara umum, ada 2 langkah besar dalam penyusunan
modul ajar untuk suatu mata pelajaran:

Ditetapkan oleh Pemerintah


Disusun dalam fase-fase (Umum)
Mapel kelompok B Kejuruan SMK) disusun berdasarkan pendekatan teknologi untuk
Capaian kebutuhan pencapaian kompetensi/pekerjaan/tuntutan jabatan pekerjaan (okupasi)
Pembelajaran • Untuk pelaksanaan pembelajaran terdiferensiasi yang kontekstual, fleksibel dan bermakna.
• Perumusan dan pemetaan Alur tujuan pembelajaran menjadi kewenangan satuan
pendidikan dan guru, agar setiap satuan pendidikan bisa memiliki Alur Tujuan Pembelajaran
yang berbeda dengan satuan pendidikan lainnya namun sesuai dengan kapasitas dan
1 karakteristik siswa, guru dan satuan pendidikan tersebut.
Penyusunan Alur • Pemerintah menyediakan beberapa alternatif Alur Tujuan Pembelajaran

Tujuan 1. contoh pengembangan kurikulum yang siap digunakan satuan pendidikan, dan
Pembelajaran 2. panduan untuk penyusunan perangkat ajar

2 • Modul/Bahan Ajar disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran


• Modul/Bahan Ajar berisi minimal lembar informasi, lembar kerja, lembar penilaian
Penyusunan • Modul/Bahan Ajar disusun dan dikembangkan oleh guru
Modul/Bahan • Modul/Bahan Ajar dirancang untuk membantu guru dalam pembelajaran
Ajar menggunakan metode terdiferensiasi
9
DEFINISI TUJUAN PEMBELAJARAN DAN ALUR
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi kemampuan atau kompetensi yang akan
dikuasai atau dicapai siswa meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari mata pelajaran.

Alur Tujuan Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun


Pembelajaran secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga
akhir suatu fase

• Alur tujuan pembelajaran merupakan rangkaian tujuan pembelajaran


yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal
hingga akhir suatu fase, dan/atau kebutuhan tercapainya kompetensi.
• Alur Tujuan Pembelajaran umum disusun secara linear sebagaimana
urutan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.
• Alur tujuan pembelajaran kejuruan disusun berdasarkan tahapan atau
prosedur/SOP
1. Sederhana dan informatif.
Perumusan ATP mudah dipahami oleh penulis maupun pengguna/pembaca. Sederhan
2. Esensial dan Kontekstual. a dan
Memuat aspek pembelajaran yang sangat mendasar atau penting sesuai konteks Informatif
yakni kompetensi, konten, dan hasil pembelajaran.
3. Berkesinambungan. Adaptif
Esensial dan
dan
Antar fase dan antar tujuan pembelajaran saling terkait dan merupakan capaian Fleksibe
Kontekstual
secara runtut, sistematis, dan berjenjang untuk memperoleh CP yang telah l
ditetapkan dalam setiap mata pelajaran. Penyusunan dilakukan secara urut
berdasarkan urutan pembelajaran yang logis. Prinsip
4. Pengoptimalan tiga aspek kompetensi. Penyusunan
Mengoptimalkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berjenjang selaras
dengan profil pelajar pancasila, tahapan kognitif serta penumbuhan kecakapan Alur dan
hidup. Operasional Tujuan
5. Merdeka Belajar. Berkesinambungan

memerdekakan siswa dalam berpikir dan bertindak pada ranah akademis dan
dan Aplikatif
Pembelajaran
teknis, bertanggung jawab secara moral, memfasilitasi dan menginspirasi
kreativitas siswa dengan mempertimbangkan keunikan individualnya (kecepatan
belajar, gaya dan minat), dan mengoptimalkan peran dan kompetensi guru dalam
merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
6. Operasional dan Aplikatif. Merdeka Pengoptimalan 3
Rumusan ATP menggambarkan dan mendeskripsikan proses pembelajaran dan Belajar Aspek
Kompetensi
penilaian secara utuh yang dapat menjadi acuan operasional yang aplikatif untuk
merancang modul ajar.
7. Adaptif dan Fleksibel.
Sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, dan karakteristik
satuan pendidikan serta mempertimbangkan alokasi waktu dan keterkaitan antar
mata pelajaran serta ruang lingkup pembelajaran yakni intrakurikuler, kokurikuler, 11
dan ekstra kurikuler.
Langkah Perumusan dan Pemetaan Alur Tujuan Pembelajaran

1. Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan. Ada enam fase CP, yaitu.
a. Fase A untuk kelas I dan II
b. Fase B untuk kelas III dan IV
c. Fase C untuk kelas V dan VI
d. Fase D untuk kelas VII, VIII, dan IX
e. Fase E untuk kelas X
f. Fase F untuk kelas XI dan XII
2. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi-kompetensi sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik sebelum
mencapai kompetensi di akhir fase.
3. Melakukan analisis setiap elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan CP pada Fase yang
akan dipetakan.
4. Berdasarkan identifikasi kompetensi-kompetensi inti di akhir fase dan peta kompetensi sebelumnya, rumuskan tujuan pembelajaran dengan
mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, pemahaman bermakna yang akan dipahami dan variasi keterampilan berpikir apa yang
perlu dikuasai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari.
6. Tentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran (setiap tujuan pembelajaran dapat memiliki lebih dari satu lingkup
materidan materi utama)
7. Tentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.

12
Langkah Perumusan dan Pemetaan Alur Tujuan Pembelajaran

• Melakukan analisis CP mata pelajaran


• Mengidentifikasi kompetensi
• Melakukan analisis setiap elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai
dengan mata pelajaran dan CP pada Fase yang akan dipetakan
• Merumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai,
pemahaman bermakna yang akan dipahami dan variasi keterampilan berpikir apa yang perlu
dikuasai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
• Menyusun tujuan pembelajaran, serta mengurutkan sesuai tahapan kegiatan (prosedur)
• Menentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran (setiap tujuan
pembelajaran dapat memiliki lebih dari satu lingkup materi dan materi utama)
• Menentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.
Analisis Isi

Tujuan akhir (Terminal performance


TPO objective)/TPO
kemampuan akhir yang akan dicapai
EO7 EO8 setelah membaca modul (diambil dari
CP per mapel )
EO6
Pencapaian TPO perlu
EO3 EO4 EO5 ditunjang oleh
kemampuan/perilaku
EO2 khusus yang merupakan
tujuan antara atau
EO1 enabling objectives /EO
(diambil dari unit
kompetensi)
Analisis Isi

 Pengetahuan, keterampilan,
TPO dan sikap yang harus
diberikan lebih dahulu dari
7 8 yang lain dapat ditentukan
dari hasil Analisis materi
6  Arah pembelajaran jelas
terlihat secara bertahap
3 4 5 menuju pencapaian TPO
 Terhindar dari pemberian
2 isi pelajaran yang tidak
relevan dengan TPO
1
BENTUK SUSUNAN KEMAMPUAN

• HIRARKIS

• PROSEDURAL

• KOMPONEN KELOMPOK

• KOMBINASI
HIRARKIS

Susunan beberapa
3 kemampuan yang
menunjukkan bahwa
2 untuk mencapai satu
kemampuan perlu
1 menguasai kemampuan
sebelumnya
PROSEDURAL

1 2 3

Kedudukan beberapa kemampuan


yang menunjukkan satu seri
kegiatan/pekerjaan, tetapi
tidak ada kemampuan yang
menjadi prasyarat untuk
kemampuan lainnya
KOMPONEN KELOMPOK
4

1 2 3

Beberapa kemampuan yang satu


dengan lainnya tidak memiliki
ketergantungan, tetapi harus
dimiliki secara lengkap untuk
menunjang kemampun berikutnya
KOMBINASI
8

5 6 7

2 3 4

Beberapa kemampuan yang


susunannya terdiri dari bentuk
hirarkis, prosedural maupun
komponen kelompok
Contoh
LK Menyusun ATP

KELOMPOK IV:

Agung Handoko
Hukmiah
Rin Surtantini
Widi Setyogati
Sunarko
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Ka BSKAP 33/2022
Fase: F (789/1233) (798/1235)
ELEMEN 1: Gerak

ELEMEN 2: Visual

ELEMEN 3: Editorial
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 1
Elemen 1: Gerak
Kalimat CP Kompetensi Ruang Lingkup materi
Pada akhir fase F, peserta didik mampu •Menerapkan teknik 1.Pembuatan sekuensial gerak
menerapkan teknik serta workflow kerja dalam & workflow kerja (motion) obyek digital karakter
pembuatan sekuensial gerak (motion) obyek dan non karakter, body mechanic
digital karakter dan non karakter, body mechanic (interaction) karakter, gerak
(interaction) karakter, gerak berulang karakter berulang karakter (motion loop),
(motion loop), akting pergerakan karakter, dan lip akting pergerakan karakter, dan lip
sync. Peserta didik mampu membaca shot/ sync.
scene/sequences/storyboard pada bidang kerja 2 •Membaca shot/
atau 3 dimensi yang dipilih sesuai dengan SOP scene/sequences/st 2. Bidang kerja 2 atau 3 dimensi
(Standard Operational Procedure) yang berlaku oryboard
pada lingkungan kerja industri animasi.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 1
Elemen 1: Gerak

Tujuan Pembelajaran (Elemen Gerak):


1. Menerapkan teknik & workflow kerja pembuatan sekuensial gerak (motion)
obyek digital karakter dan non karakter, body mechanic (interaction) karakter,
gerak berulang karakter (motion loop), akting pergerakan karakter, dan lip sync.

2. Membaca shot/ scene/sequences/storyboard pada bidang kerja 2 atau 3


dimensi sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure) yang berlaku
pada lingkungan kerja industri animasi.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 2
Elemen 2: Visual
Kalimat CP Kompetensi Ruang Lingkup materi

Pada akhir fase F, peserta didik mampu •Menerapkan teknik 1.Visual latar belakang animasi 2D
menerapkan teknik serta workflow kerja & workflow kerja dan 3D
dalam mengimplementasikan elemen visual dalam
baik berupa: aset visual animasi/visual latar implementasi 2. Set location (environment
elemen visual production design) animasi 2D dan
belakang/set location (environment 3D
production design) sesuai desain produksi animasi
yang disepakati dan SOP (Standard
Operational Procedure) yang berlaku pada
lingkungan kerja industri animasi 2D
maupun 3D.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 2
Elemen 2: Visual
Kalimat CP (Lanjutan) Kompetensi Ruang Lingkup materi

Peserta didik memahami teknik 2 dimensi Memahami teknik 2 1.Pembuatan layout 2D


meliputi pembuatan layout 2D, gambar latar dimensi 2.Pembuatan gambar latar
(background) 2D, melakukan proses (background) 2D
pewarnaan gambar latar (background) 2D 3.Proses pewarnaan gambar latar
(background) 2D dan objek
dan objek gambar 2D (karakter dan non gambar 2D (karakter dan non-
karakter), melakukan clean up gambar karakter)
keypose 2D, dan membuat aset gambar 2D 4.Clean up gambar keypose 2D
puppeteer pada bidang kerja 2 dimensi. 5.Pembuatan aaset gambar 2D
puppeteer pada bidang kerja 2D.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 2
Elemen 2: Visual
Kalimat CP (Lanjutan) Kompetensi Ruang Lingkup materi

Peserta didik memahami teknik 3 dimensi Memahami teknik 3 1.Pembuatan model 3D berbasis
meliputi pembuatan model 3D berbasis hard dimensi hard surface/organik/digital
surface/organik/digital sculpting, sculpting, retopology
retopology permukaan objek 3D, membuat permukaan objek 3D
proyeksi UV mesh dari objek 3D, tekstur 2.Pembuatan proyeksi mesh dari
permukaan 3D, susunan (layout) aset pada objek 3D tekstur permukaan 3D,
bidang 3D, artistik pencahayaan 3D (set susunan (layout) aset pada bidang
3D, artistik pencahayaan 3D (set
lighting artist), set design 3D (set lighting artist), set design 3D (set
dressing/3D set designer/look dev) dan dressing/3D set designer/look
proses rendering. dev)
3.Proses rendering
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 2
Elemen 2: Visual

Tujuan Pembelajaran 1 (Elemen Visual):

1. Menerapkan teknik & workflow kerja dalam implementasi elemen visual


animasi berupa aset visual animasi/visual latar belakang/set location
(environment production design) sesuai desain produksi yang disepakati dan
SOP (Standard Operational Procedure) yang berlaku pada lingkungan kerja
industri animasi 2D maupun 3D.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 2
Elemen 2: Visual

Tujuan Pembelajaran 2 (Elemen Visual):

2. Memahami teknik 2 dimensi yang meliputi pembuatan layout 2D, pembuatan


gambar latar (background) 2D, proses pewarnaan gambar latar (background)
2D dan objek gambar 2D (karakter dan non-karakter), clean up gambar
keypose 2D, serta pembuatan aaset gambar 2D puppeteer pada bidang kerja
2D.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 2
Elemen 2: Visual

Tujuan Pembelajaran 3 (Elemen Visual):

3. Memahami teknik 3 dimensi yang meliputi pembuatan model 3D, pembuatan


proyeksi mesh dari objek 3D, serta proses rendering.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 3
Elemen 3: Editorial
Kalimat CP Kompetensi Ruang Lingkup materi
Pada akhir fase F, peserta didik mampu Mengimplementasi 1.Pembuatan gambar
mengimplementasikan pembuatan seni kan pembuatan penceritaan animasi
penceritaan animasi yang mencakup seni penceritaan (storyboard)
pembuatan gambar penceritaan animasi animasi 2.Perencanaan rekam dialog
(storyboard), perencanaan rekam dialog animasi
animasi, pembuatan animatic, dan 3.Pembuatan animatic
penyuntingan gambar akhir animasi (online 4.Penyuntingan gambar akhir
editing) sesuai dengan SOP (Standard animasi (online editing)
Operational Procedure) yang berlaku pada
lingkungan kerja industri animasi.
LK Menyusun ATP

Nama Sekolah: SMK Seni & Budaya


Mata Pelajaran: Animasi
Fase: F ELEMEN 3
Elemen 3: Editorial

Tujuan Pembelajaran (Elemen Editorial):

1. Mengimplementasikan pembuatan seni penceritaan animasi yang mencakup


pembuatan gambar penceritaan animasi (storyboard), perencanaan rekam
dialog animasi, pembuatan animatic, dan penyuntingan gambar akhir animasi
(online editing) sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure) yang
berlaku pada lingkungan kerja industri animasi.
LK Menyusun ATP

Mata Pelajaran: Animasi (Fase F)

Tujuan Pembelajaran
1. Menerapkan teknik & workflow kerja pembuatan sekuensial gerak (motion) obyek digital karakter dan non karakter,
body mechanic (interaction) karakter, gerak berulang karakter (motion loop), akting pergerakan karakter, dan lip sync.
2. Membaca shot/scene/sequences/storyboard pada bidang kerja 2 atau 3 dimensi sesuai dengan SOP (Standard
Operational Procedure) yang berlaku pada lingkungan kerja industri animasi.
3. Menerapkan teknik & workflow kerja dalam implementasi elemen visual animasi berupa aset visual animasi/visual
latar belakang/set location (environment production design) sesuai desain produksi yang disepakati dan SOP
(Standard Operational Procedure) yang berlaku pada lingkungan kerja industri animasi 2D maupun 3D.
4. Memahami teknik 2 dimensi yang meliputi pembuatan layout 2D, pembuatan gambar latar (background) 2D, proses
pewarnaan gambar latar (background) 2D dan objek gambar 2D (karakter dan non-karakter), clean up gambar
keypose 2D, serta pembuatan aaset gambar 2D puppeteer pada bidang kerja 2D.
5. Memahami teknik 3 dimensi yang meliputi pembuatan model 3D, pembuatan proyeksi mesh dari objek 3D, serta
proses rendering.
6. Mengimplementasikan pembuatan seni penceritaan animasi yang mencakup pembuatan gambar penceritaan animasi
(storyboard), perencanaan rekam dialog animasi, pembuatan animatic, dan penyuntingan gambar akhir animasi
(online editing) sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure) yang berlaku pada lingkungan kerja industri
animasi.
LK Menyusun ATP

Mata Pelajaran: Animasi (Fase F)

AWAL TP TP TP TP TP TP AKHIR
FASE F A1 A2 B1 B2 B3 C1 FASE F

Kelas XI Semester 1
Kelas XII Semester 1
Kelas XI Kelas XII
Keterangan: Semester 2 Semester 2
A: Elemen Gerak
B: Elemen Visual
C: Elemen Editorial
CP, Elemen, TP, ATP
Merancang Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Alokasi Waktu
Projek Profil
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam
dimensi, yaitu:
★ Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia,
★ Mandiri.
★ Bergotong-royong.
★ Berkebinekaan global.
★ Bernalar kritis.
★ Kreatif.

Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara


utuh sebagai satu kesatuan agar setiap
individu dapat menjadi pelajar sepanjang
hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Di dalam setiap dimensi profil pelajar Pancasila terdapat beberapa elemen, di dalam sebagian besar elemen
terdapat beberapa sub elemen, dan di setiap sub elemen terdapat rangkaian alur perkembangan kompetensi
setiap fase pembelajaran.

• Capaian fase dari dimensi


Berkebinekaan Global, elemen
Mengenal dan Menghargai
Budaya, sub elemen Mendalami
Budaya dan Identitas Budaya
KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR
009/H/KR/2022 Dimensi, Elemen, Sub Elemen 5/8
Merupakan kegiatan kokurikuler berbasis
projek
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dirancang untuk menguatkan kompetensi
• Berdasarkan Kepmendikbudristek No.262/M/2022, Projek penguatan profil dan karakter sesuai dengan profil pelajar
Pancasila
pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang
dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter Pelaksanaannya dilakukan secara fleksibel,
sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar dari segi muatan, kegiatan, dan waktu
pelaksanaannya
Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu
pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah Dirancang terpisah dari intrakurikuler.
(Tujuan, muatan, dan kegiatan
dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek pembelajaran projek tidak harus dikaitkan
tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran dengan tujuan dan materi pelajaran
intrakurikuler.)
intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau
dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan
Satuan pendidikan dapat melibatkan
profil pelajar Pancasila.
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk
merancang dan menyelenggarakan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai projek penguatan profil pelajar Pancasila

1. Dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas.


2. Total alokasi waktu projek di jenjang dasar, menengah, diksus, dan kejuruan adalah 20-30% dari
keseluruhan total JP dalam satu tahun, sementara di PAUD alokasi kegiatan projek dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan. (Lihat Kepmen 262)
3. Tema-tema projek sudah ditentukan oleh pemerintah. Berangkat dari tema tersebut, sekolah
dapat mengembangkan topik spesifik yang sesuai dengan konteks kebutuhan.
4. Sekolah berwenang untuk merancang pembagian alokasi waktu kegiatan projek dan menyusun
tim kepanitiaan yang akan memfasilitasi kegiatan projek.
5. Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat
mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada
tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri.
Tema-Tema Projek Dasmen, Diksus, & Kejuruan.
Kearifan Lokal Rekayasa dan Teknologi Kewirausahaan Bhinneka Tunggal Ika
(SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK) (SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK) (SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK) (SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK)

Membangun rasa ingin tahu dan Berkolaborasi dalam melatih daya pikir Mengidentifikasi potensi ekonomi di Mengenal belajar membangun dialog
kemampuan inkuiri melalui eksplorasi kritis, kreatif, inovatif, sekaligus tingkat lokal dan masalah yang ada penuh hormat tentang keberagaman
tentang budaya dan kearifan lokal kemampuan berempati untuk dalam pengembangan potensi tersebut, kelompok agama dan kepercayaan yang
masyarakat sekitar atau daerah tersebut, berekayasa membangun produk serta kaitannya dengan aspek dianut oleh masyarakat sekitar dan di
serta perkembangannya. berteknologi yang memudahkan lingkungan, sosial dan kesejahteraan Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang
kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. masyarakat. dianutnya.

Gaya Hidup Berkelanjutan Bangunlah Jiwa dan Raganya Suara Demokrasi Kebekerjaan
(SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK) (SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK) (SMP/SMPLB-SMA/SMALB/SMK) (Tema wajib khusus SMK)

Memahami dampak dari aktivitas Membangun kesadaran dan Merefleksikan makna demokrasi dan Membangun pemahaman terhadap
manusia, baik jangka pendek maupun keterampilan untuk memelihara memahami implementasi demokrasi ketenagakerjaan, peluang kerja, serta
panjang, terhadap kelangsungan kesehatan fisik dan mental, baik untuk serta tantangannya dalam konteks yang kesiapan kerja untuk meningkatkan
kehidupan di dunia maupun lingkungan dirinya maupun orang sekitarnya. berbeda, termasuk dalam organisasi kapabilitas yang sesuai dengan
sekitarnya. sekolah dan/atau dalam keahliannya, mengacu pada
dunia kerja. kebutuhan dunia kerja terkini.
Dalam 1 tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan profil pelajar Pancasila yang
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

- PAUD
1-2 projek dengan tema berbeda di PAUD
- Umum & Diksus
2-3 projek dengan tema berbeda di SD/MI
3-4 projek dengan tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X
2-3 projek dengan tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA
- SMK
3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas X
2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas XI
1 projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. (Kelas XIII pada SMK program 4
tahun tidak perlu melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila)
3 Kepmen No 262 Perubahan 56 Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pemulihan Pembelajaran
hal 74/78
Membentuk tim fasilitator projek penguatan 1 Tahapan Awal Pelaksanaan Projek
profil pelajar Pancasila

Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator projek. Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
Tim ini berperan merencanakan dan melaksanakan kegiatan 2 pendidikan
projek untuk seluruh kelas.
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan satuan
3 pendidikan.
projek penguatan profil pelajar Pancasila

Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar Menyusun modul/rencana pengajaran projek
Pancasila dan tema projek serta merancang jumlah projek 4 profil
beserta alokasi waktunya.

Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat


Merancang strategi pelaporan hasil 5 kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum:
projek Menentukan sub-elemen (tujuan projek);
Mengembangkan topik, alur, dan durasi projek, serta;
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan Mengembangkan aktivitas dan asesmen projek.
pelaporan hasil projek.
Prinsip
pengembangan
projek
Holistik

Kontekstual
Ekspolratif

Berpusat
pada
Murid
Peran pemangku kepentingan
Peran pemangku kepentingan
Contoh pertanyaan untuk komunikasi yang
memberdayakan antara pengawas dan kepala
sekolah:
❏ Apa harapan atau tujuan yang ingin dicapai
oleh satuan pendidikan dalam pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar Pancasila?
❏ Bagaimana kondisi kesiapan sekolah saat
ini? Apa sumber daya yang dapat
dioptimalkan untuk melaksanakan projek
profil dan mencapai tujuan yang
diharapkan? Apa saja dimensi profil pelajar
Pancasila yang perlu dikuatkan? Bagaimana
mengidentifikasi isu yang relevan untuk
dikembangkan menjadi tema projek profil?
❏ Apa langkah-langkah yang perlu dilakukan?
Apa tantangan yang mungkin dihadapi dan
bagaimana cara menanggulanginya?
C. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Mengadaptasi Modul yang Membuat Modul secara


Sudah Ada Mandiri
Mengembangkan
Mengadaptasi modul yang sudah Setelah terampil mengadaptasi
Modul Projek
tersedia dapat dilakukan untuk modul projek, harapannya sekolah
mengawali persiapan projek dapat membuat rancangan modulnya
penguatan profil pelajar Pancasila secara mandiri sebagai hasil
pada kesempatan pertama kolaborasi tim pengembang projek
pelaksanaannya di sekolah. di sekolah.
Komponen
Modul Projek
dst…..
Gaya Hidup Berkelanjutan
Bangunlah Jiwa Raganya
Suara Demokrasi
Contoh pengembangan tujuan dan
asesmen modul projek

Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila | FASE E


Tema BHINEKA TUNGGAL IKA

Judul: MENGENAL DAN MERAWAT KEBERAGAMAN AGAMA


DAN KEYAKINAN DI INDONESIA
MENGENAL DAN MERAWAT KEBERAGAMAN AGAMA
DAN KEYAKINAN DI INDONESIA
Perangkat Ajar (Toolkit) Bagi Guru SMA/SMK (FASE E)

KEYAKINAN
Tim Penyusun (Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda)
Dr Tracey Yani Harjatanaya (DPhil) (Akademisi dan Praktisi) Edy Jitro
Sihombing, M.Pd (Kepala Sekolah dan Guru)

Tim Pembahas
J. Anto Minar Siahaan
Tim Guru Lintas Agama dan Mata Pelajaran SMA/SMK: Ebenezer,
Agus Rizal, Sumitra, Purna Satya Raz,
Contoh pengembangan tujuan dan asesmen
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila | FASE E
Tema BHINEKA TUNGGAL IKA
silahkan klik : https://
docs.google.com/presentation/d/1KhRwqNMrCmm8y-F31trMvS16LNFL4svm/edit?usp=sharing&ouid=11183588994839940
2175&rtpof=true&sd=true

link off line


Layanan Bimbingan dan Konseling
Capaian Layanan
• Keberhasilan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dalam memfasilitasi
peserta didik memenuhi Capaian Layanan akan mendukung optimalisasi
Capaian Pembelajaran yang diampu oleh guru mata pelajaran.
• Capaian Layanan sekaligus untuk mendukung tercapainya Profil Pelajar
Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter.
• Capaian Layanan dirumuskan dalam bentuk fase-fase yang menyatakan
target capaian untuk rentang waktu yang lebih panjang, yaitu:
• Pada jenjang SMP terdapat 1 fase yaitu fase D dengan durasi 3 tahun, untuk kelas 7-
9 SMP.
• Pada jenjang SMA/SMK terdapat 2 fase, yaitu fase E (kelas 10) dan fase F (kelas 11-
12).
Capaian Layanan
Capaian Pembelajaran
PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, dan SMALB pada program Sekolah
Penggerak
https://drive.google.com/file/d/17ZTbvHN1K1XeMjGhdIMz_-
E6fP7hVsjH/view

28 CP BK/2021
Capaian Layanan BK SMP halaman 432-438
Capaian Layanan BK SMA/SMK halaman 439-449, 446/450
Capaian Layanan SMP
• Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP
mencakup 4 (empat) bidang layanan.
• Empat bidang layanan tersebut mencakup 10 (sepuluh)
aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas
perkembangan peserta didik fase D (kelas 7, 8 dan 9).
• Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk
optimalisasi pencapaian tugas perkembangan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka
memandirikan peserta didik menyongsong abad 21 dalam
konteks Indonesia.
Capaian Layanan SMA/SMK

• Empat bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup


11 (sebelas) aspek perkembangan yang dikembangkan dari
tugas perkembangan peserta didik fase E (kelas 10) dan fase
F (kelas 11-12).
• Layanan Bimbingan dan Konseling pada jenjang SMA/SMK
berfokus pada lulusan yakni melanjutkan pendidikan,
bekerja, ataupun berwirausaha.
Asesmen

Asesmen bila dikaitkan dengan bimbingan dan konseling


adalah suatu metode sistematis yang dilakukan oleh guru BK
untuk memahami karakteristik, lingkungan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan konseli melalui berbagai teknik
seperti tes dan non tes (observasi, skala penilaian,wawancara,
catatan, dan teknik non tes lain sehingga guru BK memperoleh
informasi secara mendalam mengenai konseli yang dilayani.
Tujuan Asesmen dan Analisis Kebutuhan
Asesmen dan analisis kebutuhan merupakan proses
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data
atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya, serta
mendapat gambaran berbagai kondisi individu sebagai dasar
penyusunan perencanaan program layanan bimbingan dan
konseling.
Fungsi Asesmen
1. Sebagai salah satu sarana yang digunakan dalam membuat diagnosis
psikologis.
2. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya serta sebagai dasar mengembangkan segala potensi dan
kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut.
4. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya.
5. Hasil asesmen sebagai dasar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan dari lingkungannya.
6. Sebagai dasar perencanaan dan evaluasi program.
Prinsip-Prinsip Asesmen
1. Sesuai dengan norma masyarakat
Prinsip ini berkaitan erat dengan filsafat dan tata nilai hidup yang berlaku di
masyarakat. Setiap tahapan asesmen yang dilakukan jangan sampai
bertentangan dengan filsafat hidup dan tata nilai yang berlaku di masyarakat.
2. Keterpaduan
Perencanaan asesmen sudah ditetapkan pada saat perencanaan program,
sehingga antara jenis instrumen asesmen dan tujuan pelayanan, alat pelayanan
tersusun dalam satu pola keterpaduan yang harmonis.
3. Realistis
Asesmen memiliki batasan atau indikator-indikator yang jelas, operasional, dan
dapat diukur.
4. Tester yang terlatih
Orang yang melakukan atau mengelola suatu program asesmen harus memiliki
kualifikasi yang dibutuhkan.
Prinsip-Prinsip Asesmen
5. Keterlibatan peserta didik
Pelaksanaan asesmen oleh guru BK/konselor merupakan upaya dalam memenuhi
tuntutan atau kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling.
6. Pedagogis
Asesmen dan hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
7. Akuntabilitas
Keberhasilan proses pelayanan bimbingan dan konseling perlu disampaikan kepada
pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban
misalnya orangtua siswa, masyarakat, calon pemakai lulusan, sekolah, dan
pemerintah.
8. Teknik asesmen yang bervariasi dan komprehensif
Asesmen menggunakan berbagai teknik dan sifatnya komprehensif.
9. Tindak lanjut
Hasil asesmen harus dapat ditafsirkan sehingga konselor dapat memahami
kemampuan dan permasalahan setiap peserta didik sehingga dapat dijadikan dasar
dalam penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling.
Prosedur Asesmen

1. Mengidentifikasi masalah
2. Memilih dan mengimplementasikan metode asesmen
3. Mengevaluasi informasi asesmen
4. Laporan hasil asesmen dan pembuatan rekomendasi
Bentuk-bentuk Asesmen
Non Tes
● Paling banyak digunakan oleh guru pembimbing.
● Prosedur pembuatan dan penggunaannya relatif lebih sederhana dan mudah
disusun.
● Jenis-jenis pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, Daftar Cek
Masalah, sosiometri, Alat Ungkap Masalah Umum, Alat Ungkap Masalah PTSDL,
Inventori Tugas Perkembangan,, dan lain-lain.

Tes
● Merupakan suatu pengukuran terhadap suatu sampel tingkah laku yang
obyektif dan terstandar.
● Jenis-jenisnya: tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kemampuan kerja, tes
kepribadian, tes kematangan sosial, dan lain-lain.
● Penggunaan asesmen tes memerlukan kompetensi dan syarat tertentu.
Prosedur Pengadministrasian Asesmen
1. Tahap persiapan. Guru BK menyiapkan instrumen yang akan
digunakan, baik itu instrumen baru, maupun menggunakan
instrumen yang sudah ada (seperti: AKPD, DCM, ITP, dll)
2. Tahap pelaksanaan/implementasi. Guru BK harus benar-benar
memahami cara penyebaran angket atau instrumen yang
digunakan sesuai dengan panduan. Memperhatikan
kelengkapan jawaban serta kelengkapan biodata peserta didik.
3. Tahap analisis hasil. Pada tahap ini, guru BK melakukan skoring,
analisis dan interpretasi, serta menarik kesimpulan dari hasil
yang didapatkan.
Pemanfaatan Hasil Asesmen

1. Asesmen digunakan sebagai dasar untuk membuat kebijakan


dalam bidang pendidikan.
2. Asesmen digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan
mengenai kurikulum dan program sekolah.
3. Asesmen digunakan sebagai dasar untuk menentukan
keputusan mengenai siswa baik dari segi pembelajaran maupun
keputusan karir.
Pada pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling, asesmen kebutuhan sangat dibutuhkan
sebelum penyusunan program dan perangkat
layanan bimbingan dan konseling lainnya.
Asesmen Kebutuhan untuk SMP

• Asesmen yang akan dilaksanakan perlu dikembangkan


berdasarkan capaian layanan (CL) bimbingan dan konseling.
• Untuk jenjang SMP berfokus pada upaya mewujudkan
peserta didik/konseli yang memiliki psychological well-
being, Profil Pelajar Pancasila, dan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK).
Asesmen Kebutuhan untuk SMA/SMK
Tidak ada peminatan di kelas X karena:
a. peserta didik perlu menguatkan kembali kompetensi dasar/fondasi sebelum
mereka mengambil keputusan tentang arah minat dan bakat akademik yang
ingin mereka kembangkan
b. keputusan untuk menentukan pilihan akademik sebaiknya dilakukan saat
peserta didik sudah lebih matang secara psikologis, ketika mereka sudah di
SMA/SMK, bukan di SMP
c. peserta didik dapat menggunakan 1 tahun masa belajar di SMA/SMK untuk
mengenal pilihan-pilihan yang disediakan satuan pendidikan tersebut, sebelum
mengambil keputusan terkait pelajaran yang ingin mereka dalami
d. memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk berdiskusi
dengan orang tua/wali dan guru Bimbingan Konseling tentang minat dan
bakatnya serta rencana masa depan.
Asesmen Kebutuhan untuk SMA/SMK
• Tidak ada penjurusan di jenjang SMA/SMK, peserta didik akan memilih mata
pelajaran kelompok pilihan di Kelas XI dan XII sesuai minat dan bakatnya
dengan panduan guru Bimbingan Konseling.
• Untuk jenjang SMA/SMK, tidak ada jam pelajaran khusus Bimbingan
Konseling di kelas. Namun guru Bimbingan Konseling memegang peranan
penting dalam memimpin proses penelusuran minat dan bakat peserta didik
melalui asesmen kebutuhan bersama dengan wali kelas dan atau guru lain,
serta berdiskusi dengan setiap individu peserta didik dan orang tua/wali.
• Waktu pelaksanaan kegiatan ini ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
Asesmen Diagnostik
• Asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan
dasar dan mengetahui kondisi awal peserta didik.
• Asesmen diagnostik ini bersifat non kognitif, untuk menggali hal-hal
sebagai berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi peserta didik
• Aktivitas peserta didik selama belajar di rumah
• Kondisi keluarga dan pergaulan peserta didik
• Gaya belajar, karakter, serta minat peserta didik
Asesmen Diagnostik
• Tahapan asesmen diagnostik adalah persiapan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut.
• Contoh tahapan asesmen diagnostik terdapat pada slide
selanjutnya.
Strategi Asesmen Diagnostik
Strategi tanya jawab dalam asesmen diagnostik, antara lain:
• Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
• Menyertai acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu peserta
didik menemukan jawabannya
• Memberikan waktu berpikir kepada peserta didik menemukan jawabannya
• Saat peserta didik menjawab pertanyaan:
○ Berikan penguatan
○ Berikan pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih dalam
○ Mengembalikan fokus jika jawaban mulai menyimpang
Strategi Asesmen Diagnostik
• Saat peserta didik balik bertanya:
○ Langsung menjawab pertanyaan peserta didik
○ Membantu peserta didik untuk dapat menjawab pertanyaannya sendiri

• Saat peserta didik menjawab pertanyaan:


○ Mencoba mengarahkan kembali pertanyaan
○ Memparafrasekan pertanyaan agar lebih mudah
○ dipahami
○ Menunggu beberapa saat
Analisis Kebutuhan
• Ketika guru bimbingan dan konseling memberikan layanan Bimbingan dan
Konseling maka analisis kebutuhan disusun berdasarkan hasil asesmen
kebutuhan, Capaian Layanan Bimbingan, dan Konseling.
• Asesmen dan analisis kebutuhan merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta
didik dan lingkungannya.
• Hal ini untuk mendapat gambaran berbagai kondisi individu sebagai dasar
penyusunan perencanaan program layanan Bimbingan dan Konseling. Analisis
kebutuhan dapat juga bersumber dari asumsi-asumsi teoritis tentang
perkembangan individu berikut resiko yang menyertainya (hazard).
Analisis Kebutuhan
• Asesmen diagnostik tentang gaya belajar peserta didik diperlukan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling dapat memberikan data awal kepada guru mata pelajaran
sehingga guru mata pelajaran dapat menentukan strategi dalam perencanaan
pembelajaran.
• Pembelajaran di sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan capaian
pembelajaran dengan pendekatan differentiated learning dan Teaching at the Right
Level (TaRL), perlu mempertimbangkan karakteristik dan gaya belajar peserta didik.
• Hasil Survei Karakter dalam Laporan Potret Mutu Pendidikan di sekolah juga dapat
dijadikan bahan untuk refleksi diri yang dapat digunakan dalam merencanakan
Program Layanan Bimbingan dan Konseling.
Refleksi 4P
Seorang pakar pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesialisasi
dalam membuat
pembelajaran berbasis pengalaman lebih partisipatif, dinamis dan
efektif, Bernama Dr.
Roger Greenaway mengembangkan kerangka yang disebutnya “Active
Reviewing
Cycle” (dapat diterjemahkan agak bebas menjadi “Siklus Refleksi Aktif”)
dengan
pertanyaan pemandu yang bisa disingkat menjadi 4F.
Mengapa hal ini dipandang penting?
Kerangka ini dikembangkan oleh beliau untuk membantu kita
merefleksikanpengalaman dan menyusun rencana ke depan.
Dengan menyusuri tahapannya, kita bisa memeriksa dengan
cukup kritis situasi, pengalaman, kondisi yang kita ingin tinjau,
dan memikirkan pelajaran apa yang bisa kita petik untuk ke
depan. Kerangkanya dibuat untuk mudah diingat, sehingga
dapat diterapkan baik untuk refleksi verbal maupun untuk
memandu menstrukturkan refleksi tertulis.
Seperti apa kerangka ini?
Dalam bahasa Inggris, kerangka ini singkatan 4F.
Di Indonesia, kerangka ini diadaptasi menjadi 4P.
F1: Facts P1: Peristiwa Deskripsi objektif tentang apa
yang terjadi

F2: Feelings P2: Perasaan Reaksi emosional atas


situasi/pengalaman

F3: Findings P3: Pembelajaran Analisis dan pembelajaran


konkret yang
bisa diambil dari situasinya

F4: Future P4: Penerapan ke Pembelajaran yang tertata


depan yang bisa kita
pakai ke depan
Peristiwa
P yang pertama merujuk pada fakta-fakta nyata, seperti urutan kejadian,
momen-momen penting. Kadang-kadang, pada tahap ini pun sudah mulai
terdapat
perbedaan persepsi mengenai fakta objektifnya, dan perlu diluruskan lebih
dulu.
Berhati-hatilah jangan sampai fakta terpeleset menjadi opini, seperti dalam
pernyataan,
“Lalu X melakukan kesalahan ketika melakukan…” Penyajian yang lebih
faktual adalah:
“X melakukan ini, dan akibat yang terjadi adalah…”
Perasaan
Pada tahap ini Anda bisa menggambarkan perasaan dalam situasinya. Perasaan dapat
memandu Anda untuk memahami situasinya sepenuhnya dan membantu memastikan
pembelajaran kita ini beranjak dari pengalaman yang dijalani.
Sangat mungkin kita tanpa sadar langsung mengevaluasi dan menilai pada tahap ini,
namun cobalah untuk tetap membahas perasaan-perasaan saja. Waspadalah untuk
tidak menggunakan klaim perasaan untuk menilai, seperti “Saya rasa mereka keliru,”
atau “Menurut perasaan saya sih itu keputusan yang baik ya.” Untuk pernyataan kedua
ini, Anda bisa mengatakan, “Saya merasa percaya diri ketika membuat keputusan itu.”
Pembelajaran
Di sini Anda bisa mulai menafsirkan situasi dan menganalisis, untuk
kemudian menarik makna dan membuat penilaian. Kata tanya
utamanya adalah ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’.
Penerapan ke Depan
Tarik kesimpulan tentang apa yang dianggap baik dan dapat diterapkan
ke depan, tentu saja penting untuk membubuhkan catatan tentang
konteks tertentu sebagai asumsinya.
Temuan atau kesimpulan yang berbeda sangat bisa jadi akan diperoleh
ketika konteksnya berbeda.
Mengoperasionalkan Kerangka menjadi Pertanyaan

Sebagai fasilitator sebuah proses review, tugas Anda adalah lebih dahulu
mengoperasionalkan kerangka di atas menjadi pertanyaan yang sesuai dengan
konteks pengalaman atau kejadian yang akan dibahas. Pastikan, pertanyaan-
pertanyaan ini mengalir alamiah dari satu tahap ke tahap lainnya.
Untuk persoalan menjaga alur secara alamiah ini, sangat bisa jadi, dalam proses
review-nya, Anda akan harus menyisipkan pertanyaan tambahan atau pertanyaan
pendalaman, untuk merespons percakapan yang berkembang. Yang penting, dalam
setiap tahapan, setialah pada esensi dari tahapan itu, sehingga pertanyaan yang
Anda ajukan tidak justru menyimpang dari tahapan P4-nya.
Berikut ini adalah contoh-contoh pertanyaan untuk setiap tahapan.
Peristiwa
● Buat semacam laporan berita singkat yang berisi: Siapa? Apa? Di mana? Dan Kapan?
[Simpan Mengapa? dan Bagaimana? untuk tahap ‘Pembelajaran.]
● Apakah ada hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang terjadi? Apakah ada
hal yang mengejutkan?
● Apakah hal-hal yang diperkirakan terjadi memang terjadi?
● Apa hal yang tidak terjadi, yang semula diperkirakan/diharapkan terjadi?
● Apa yang paling kita ingat/paling menonjol?
● Apa saat-saat kritis pada kejadian itu?
● Apa yang terjadi tepat sebelumnya? Apa yang terjadi sesudahnya?
● Apa yang paling mempengaruhi sikap dan tindakan kita atau aktor tertentu waktu
itu?
Perasaan
● Apa emosi-emosi yang Anda alami?
● Pada saat apa Anda merasa paling terlibat, atau paling tidak terlibat,
bahkan tersisih?
● Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengendalikan emosi?
● Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengekspresikan emosi?
● Kapan Anda merasa paling bersemangat?
● Kapan terasa semangat kelompok paling turun?
Pembelajaran
● Mengapa rencana kita dapat berjalan/tidak dapat berjalan?
● Mengapa Anda mengambil peran itu? Mengapa Anda melakukan hal yang Anda
lakukan?
● Apa alasan Anda tidak melakukan hal lain?
● Sejauh mana perasaan Anda mempengaruhi apa yang Anda katakana dan lakukan?
● Bagaimana kemarin kita bisa mencapai hasil yang kita raih?
● Apakah ada kesempatan yang tersia-siakan kemarin?
● Apakah ada hal yang Anda sesali?
● Apa hal yang dirasakan paling bermanfaat?
● Apakah ada umpan balik? Dari kita sendiri? Dari orang lain yang terlibat kemarin?
Penerapan ke depan
● Pilihan-pilihan apa yang kita punyai?
● Bagaimana kita bisa menggunakan pembelajaran kita ke depannya?
● Apa yang sudah berjalan dengan baik dan perlu kita pertahankan?
● Apa yang akan kita ubah dalam praktik kelompok kita?
● Apa rencana yang bisa kita buat ke depan?
Penerapan 4P
• Mapel
• P5
• BK

Link…….

Anda mungkin juga menyukai