Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dirumuskan berdasarkan pada tujuan pendidikan nasional; tingkat
perkembangan Peserta Didik; kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan, kecuali bagi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini.
Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini difokuskan pada aspek perkembangan anak yang
mencakup: Nilai agama dan moral; nilai Pancasila; Fisik Motorik; Kognitif; Bahasa; dan sosio emosional. (Zain, A.
A., 2021).
SKL yang dalam pendidikan anak usia dini disebut dengan standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia
dini adalah sebagai berikut :
1) Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal ajaran pokok agama, dan menunjukkan sikap
menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui partisipasi aktif
dalam merawat diri dan lingkungannya;
2) Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat, mengetahui dirinya
merupakan bagian dari warga Indonesia, serta mengetahui keberadaan negara lain di dunia;
3) Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai sikap menghargai keinginan orang lain, dan
mampu berinteraksi dengan teman sebaya;
4) Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap belajar,
menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali ketika
belum berhasil;
5) Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan ekspresi pikiran dan/atau perasaannya dalam
bentuk tindakan sederhana dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui kemampuan kognitif, afektif, rasa seni
serta keterampilan motorik halus dan kasarnya;
6) Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu memecahkan masalah sederhana, serta
mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh hukum alam;
7) Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan fonemik, memiliki kemampuan dasar
yang diperlukan untuk menulis, memahami instruksi sederhana, mampu mengutarakan pertanyaan dan
gagasannya serta mampu menggunakan kemampuan bahasanya untuk bekerja sama; dan
8) Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran dengan satuan tidak baku, menyadari adanya
persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek, serta memiliki kesadaran ruang dan waktu.
Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan Dasar difokuskan pada: a) persiapan Peserta Didik menjadi
anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; b)
penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan c) penumbuhan kompetensi literasi dan
numerasi Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket A/bentuk
lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri dari:
1) Mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya, memahami ajaran pokok agama/kepercayaan,
melaksanakan ibadah dengan bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih,
menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, serta taat pada
aturan;
2) Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan budayanya, mengenal dan menghargai keragaman
budaya di lingkungannya, melakukan interaksi antarbudaya, dan mengklarifikasi prasangka dan stereotip,
serta berpartisipasi untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta berkolaborasi antar sesama dengan bimbingan di
lingkungan sekitar;
4) Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana, kemampuan mengelola pikiran dan perasaan, serta
tak bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan pengembangan diri;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan, membuat tindakan atau karya kreatif sederhana,
dan mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan, termasuk melalui kearifan lokal;
6) Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan menyampaikan kembali informasi yang didapat
atau masalah yang dihadapi;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mencari dan menemukan teks,
menyampaikan tanggapan atas bacaannya, dan mampu menulis pengalaman dan perasaan sendiri; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri dan lingkungan terdekat.
Standar Kompetensi Lulusan pada Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa/
Paket C/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri
atas:
1) Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud cina kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Menunjukkan sikap religius dan spiritual sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut,
memahami sepenuhnya ajaran agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama secara
utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan, menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran,
pembelaan pada kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta
pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan menempatkan
keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi
antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3) Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
4) Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
5) Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan dan karya
kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah di lingkungannya;
6) Menunjukkan kemampuan permasalahan dan gagasan dan kompleks, menyimpulkan hasilnya dan argumen
yang mendukung berdasarkan data yang akurat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mengevaluasi dan merefleksikan teks untuk
menghasilkan inferensi kompleks menulis ekspositori maupun naratif dengan berbagai sudut pandang; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, masyarakat sekitar,
dan masyarakat global.
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah kejuruan difokuskan pada:
a) persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia;
b) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c) keterampilan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan/bentuk lain yang
sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi
yang terdiri atas:
a. Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud cinta kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menunjukkan sikap religius dan spiritualitas sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut,
memahami sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan,
menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian alam,
menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga
negara;
b. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan menempatkan
keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi
antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
d. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
e. Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan dan karya
kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah di lingkungannya;
f. Menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang kompleks, menyimpulkan hasilnya
dan menyampaikan argumen yang mendukung pemikirannya berdasarkan data yang akurat;
g. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menganalisis teks untuk menghasilkan inferensi,
menyampaikan tanggapan atas informasi, serta menulis ekspositori maupun naratif yang relevan dengan bidang
kejuruannya;
h. Menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah praktis yang
relevan dengan bidang kejuruannya; dan
i. Menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan kejuruannya untuk menguatkan kemandirian serta kesiapan
memasuki dunia kerja.
1. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta
didik ditata secara hirarkis menjelaskan adanya 5 tahap dalam mengembangkan kemampuan sikap
peserta didik mulai dari 1) menerima; 2) menanggapi atau merespon; 3) menghargai atau memberi nilai;
4) menghayati, mengatur diri, atau internalisasi nilai; dan 5) mengaktualisasikan nilai, menjadikan pola
hidup atau karakter.
2. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson, di mana
perkembangan kemampuan mental intelektual peserta didik menjelaskan bahwa terdapat 6
perkembangan kognitif, yaitu:
a. C1 (Cognitive 1), mengingat (remember): peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari
memorinya;
b. C2, memahami (understand): kemampuan mengkonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik
secara lisan, tulisan maupun grafik;
c. C3, menerapkan (apply): penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru;
d. C4, menganalisis (analyse): penguraian materi ke dalam bagianbagian dan bagaimana bagian-bagian
tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur;
e. C5, mengevaluasi (evaluate): kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar; dan
f. C6, mengkreasi (create): kemampuan menempatkan elemenelemen secara bersamaan ke dalam
bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru).
3. Pada ranah keterampilan mengarah pada pembentukan keterampilan konkrit (yang dapat diindera dan
lebih bersifat motorik) dan keterampilan abstrak (yang tidak dapat diindera dan lebih bersifat mental skill
seperti kemampuan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta). Pada tahapan ini kemampuan
keterampilan menggunakan gradasi dari Dyers mulai dari: mengamati (observing); menanya
(questioning); mencoba (experimenting); menalar (associating); menyaji (communicating); dan mencipta
(creating). Sedangkan pada keterampilan kongkrit memiliki tahapan dari: imitasi; manipulasi; presisi;
artikulasi; dan naturalisasi. Pembentukan keterampilan konkrit menggunakan gradasi olahan Simpson
dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan
menjadi gerakan orisinal.
Perilaku hasil belajar merupakan capaian yang bersifat hirarkis, Pada tataran realita terkadang seorang guru
sudah merasa puas dengan capaian kognitif peserta didik saja dalam pembelajaran.
Dalam Islam terdapat 3 konsep untuk mencapai keutuhan pribadi muslim. 3 Konsep tersebut justru melampaui
capaian pada konsep-konsep taksonomi. Ketiga konsep capaian mencapai pribadi yang sempurna yaitu Konsep
Islam, Iman, dan Ihsan yang merupakan capaian tertinggi dalam pembelajaran dalam Islam. Tiga tingkatan ini
adalah sesuatu yang utama dan penting.
Konsep Islam merupakan amalan lahiriyah yang mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Saat
seseorang melakukan 5 amalan ini, maka orang tersebut dikatakan sebagai muslim. Pada Konsep Islam terdapat
integrasi kemampuan kognitif dan psikomotorik. Proses pemberian pengetahuan harus ditindaklanjuti dengan
contoh dan pelaksanaan. Dalam Islam, pemahaman yang dikuatkan dalam pelaksanaan menjadi satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan. Kesatuan ini menunjukkan betapa dalam Islam hanya paham saja belum
menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika tidak sampai mengimplementasikan.
Tingkatan kedua yaitu Iman, konsep iman merupakan tingkatan afeksi pada taksonomi bloom. Aspek afektif
taksonomi bloom dalam tinjauan ilmu pendidikan Islam adalah pembinaan sikap mental (mental attitude) yang
baik dan matang. Aspek sikap ini dapat memberikan teladan bukan hanya pada tataran teoritis. Pada proses
pemberian pengetahuan ini harus ditindaklanjuti dengan contoh yang sebelumnya guru perlu memberikan
pengetahuan terlebih dahulu sebagai landasannya pembelajaran.
1) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
2) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori,
prinsip dan generalisasi. Contohnya pengertian ulul albab, karakteristik atau kriteria ulul albab, prinsip
kepemimpinan, teori pendidikan, dan teori belajar.
3) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu termasuk
pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang
disusun secara sistematis), teknik, dan metoda seperti langkah-langkah pelaksanaan wudhu, shalat, dan
haji.
4) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang
merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta
penetapan keputusan tentang sesuatu.
Pengembangan berfikir peserta didik yang dikenal dengan dimensi proses kognitif pada rumusan Kompetensi
Dasar pengetahuan (KD-3) memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan (knowledge dimension). Sebagai
contoh mengingat (C-1) bentuk pengetahuannya adalah fakta, menjelaskan (C2) berkaitan dengan konsep;
menerapkan (C3) berkaitan dengan bentuk pengetahuan prosedural. Adapun perkembangan berfikir
menganalisis (C4) sampai dengan mengkreasi (C6) memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan metakognitif.
Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret.
Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah,
menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan
keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat,
dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan
orisinal.
Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki
oleh peserta didik, dibentuk secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi Inti
pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan
keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring
(nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3), dengan cara: 1) Melihat level kognitif pada KD
dan KI, dan 2) Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-4; apakah termasuk
keterampilan abstrak atau konkrit.
d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang dilakukan mengacu pada
rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap social.
Pertama, menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KIKeterampilan yakni dengan cara mengisi
tabel, contoh mengisi tabel sebagai berikut:
(CONTOH) Analisis
Kesesuaian dan Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
ANALISIS SKL KI KD
Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (Ki) 3 Analisis Dan
(4) 4
(Pengetahuan) Rekomendasi KI
(Keterampilan)
1 2 3
ANALISIS
SKL KI KD
Kom Kompe tensi
pet Dasar Reko
Analis Analisi s Rekom Rekomen
ensi Ketera me
is KD-4 end dasi
Dasa mpilan ndasi
KD-3 asi KD-
r KD-3
KD-4 KD
Peng
pada
eta
Map
huan
el
KD-3 KD-4 Tingka Kesesu Bentuk Kesetar ● Keterca
t ai an Takson omi aan paian
Dimen Dimens dan Tingkat Takson Dimens
si i Takson omi omi KD i
Kognit Kogniti dari KI- Kognitif
i f dan f 3 dan
Bentu dengan dengan Bentuk
k Bentuk KD dari Pengeta
Dimen Pengeta KI- 4 huan
si h uan semua
Penget KD-3
ahuan dalam
Mapel
● Keterca
paian
Taksono
mi
semua
KD- 4
dalam
Mapel
1 2 3 4 5 6 7
3. Konsep/teori/istilah pada modul yang memiliki perbedaan dengan pengetahuan awal Anda (miskonsepsi)
Menganalisis Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL – Capaian pembelajaran pada kurikulum
Merdeka serta karakteristik perilaku hasil belajar berdasarkan taksonomi yang memiliki perbedaan pengetahuan
awalnya.
4. Konsep/teori/istilah pada modul yang masih sulit Anda pahami atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut
(sebagai bahan diskusi)
Konsep SKL – KI- KD Pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka dan
Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi, ini yang saya masih belum pahami.
5. Setelah membaca modul, apa yang Anda harapkan/yang akan Anda lakukan di/pada tempat Anda bekerja saat
ini?
Setelah membaca modul ini saya mendapatkan ilmu baru tentang SKL-KI-KD dalam kurikulum merdeka dan saya
berharap ilmu yang saya dapatkan ini bisa diimplementasikan disekolah saya saat kurikulum merdeka berjalan.
……