Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN PERANGKAT

(LEMBAR KERJA RESUME MODUL)

A. Judul Modul : PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


B. Kegiatan belajar : 1 / (TELAAH STANDAR KELULUSAN – KOMPETENSI INTI- KOMPETENSI DASAR-
DAN MERANCANG PROGRAM TAHUNAN DAN SEMESTER -KB1)
C. Butir Refleksi :
1. Pengetahuan awal yang saya miliki terkait dengan materi
- Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka dan
Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi.
- Analisis SKL-KI-KD dan Perumusan IPK K 13 berorientasi Abad 21.
- Perumusan Program Tahunan dan Program Semester.

2. Resume materi (minimal 1000 kata)


Uraian Materi
1. Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka
a. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) menurut Permendikbudristek No 5 tahun
2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan
Jenjang Pendidikan Menengah, merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan Peserta Didik dari hasil pembelajarannya pada akhir
Jenjang Pendidikan Ketiga kriteria tersebut diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan. Pada kurikulum 2013, SKL merupakan acuan utama dalam
pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Dan dari KD
tersebut kemudian diturunkan menjadi beberapa Indikator. Rumusan SKL tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kompetensi inti adalah kompetensi utama yang diuraikan ke dalam beberapa aspek, yaitu aspek sikap
(Spiritual dan Sosial),pengetahuan, dan keterampilan dan harus dipelajari oleh peserta didik di setiap jenjang dan
mata pelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, kompetensi inti pada kurikulum 2013 adalah
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki peserta didik setiap tingkat
kelas.Kompetensi ini tidak diajarkan langsung dalam pembelajaran, melainkan setiap mata pelajaran harus
memiliki tujuan yang sama dengan rumusan kompetensinya. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas
yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills (Nadrah, N., 2019, 126-134) KI berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL sebagai wujud dari
prinsip keterkaitan dan kesinambungan.
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu sebagai rujukan penyusun indikator kompetensi. KD merupakan kemampuan yang harus diperoleh
peserta didik untuk mencapai Kompetensi Inti melalui pembelajaran yang berisi sejumlah kemampuan yang
harus dikuasai baik pada aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam mata pelajaran tertentu. KD
menjadi rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. KD dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, dan karakteristik suatu mata pelajaran. Pada
rumusan KD, terdapat unsur kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kata kerja dan materi sebagaimana
rumusan KI dan KD yang juga tertuang dalam: Permendikbud RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sering disebut indikator merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri
ketercapaian baik ketercapaian pada ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Indikator dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional.

b. Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan
lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Kurikulum Merdeka merupakan model kurikulum yang dilaksanakan pada Program Sekolah Penggerak mengacu
kepada profil pelajar Pancasila dalam rangka penguatan kompetensi dan karakter peserta didik sebagai salah
satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan
pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai
Pancasila.
Kurikulum ini pertama akan diterapkan di sekolah penggerak. Beberapa pedoman yang sudah disiapkan oleh
pemerintah adalah sebagai berikut.
 Profil Pelajar Pancasila. Ini merupakan pencapaian kompetensi dan karakter yang ada pada enam
dimensi dengan tujuan untuk menuntun arah yang memandu kebijakan serta pembaruan dalam sistem
pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen.
 Struktur kurikulum. Ini merupakan jabaran mata pelajaran serta alokasi jam pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh sekolah.
 Capaian pembelajaran atau CP. Kompetensi atau karakter siswa yang harus dimiliki atau dicapai setelah
menyelesaikan pembelajaran berdasarkan kurun waktu tertentu.
 Prinsip pembelajaran serta asesmen. Pedoman ini berisi pedoman nilai yang mendasari desain
pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.
Selain ada kerangka Kurikulum Merdeka, ada pula komponen yang membentuk kurikulum ini yang harus
dipahami agar kegiatan pembelajaran berjalan optimal.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dirumuskan berdasarkan pada tujuan pendidikan nasional; tingkat
perkembangan Peserta Didik; kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan, kecuali bagi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini.

Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini difokuskan pada aspek perkembangan anak yang
mencakup: Nilai agama dan moral; nilai Pancasila; Fisik Motorik; Kognitif; Bahasa; dan sosio emosional. (Zain, A.
A., 2021).
SKL yang dalam pendidikan anak usia dini disebut dengan standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia
dini adalah sebagai berikut :
1) Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal ajaran pokok agama, dan menunjukkan sikap
menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui partisipasi aktif
dalam merawat diri dan lingkungannya;
2) Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat, mengetahui dirinya
merupakan bagian dari warga Indonesia, serta mengetahui keberadaan negara lain di dunia;
3) Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai sikap menghargai keinginan orang lain, dan
mampu berinteraksi dengan teman sebaya;
4) Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap belajar,
menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali ketika
belum berhasil;
5) Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan ekspresi pikiran dan/atau perasaannya dalam
bentuk tindakan sederhana dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui kemampuan kognitif, afektif, rasa seni
serta keterampilan motorik halus dan kasarnya;
6) Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu memecahkan masalah sederhana, serta
mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh hukum alam;
7) Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan fonemik, memiliki kemampuan dasar
yang diperlukan untuk menulis, memahami instruksi sederhana, mampu mengutarakan pertanyaan dan
gagasannya serta mampu menggunakan kemampuan bahasanya untuk bekerja sama; dan
8) Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran dengan satuan tidak baku, menyadari adanya
persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek, serta memiliki kesadaran ruang dan waktu.

Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan Dasar difokuskan pada: a) persiapan Peserta Didik menjadi
anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; b)
penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan c) penumbuhan kompetensi literasi dan
numerasi Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket A/bentuk
lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri dari:
1) Mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya, memahami ajaran pokok agama/kepercayaan,
melaksanakan ibadah dengan bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih,
menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, serta taat pada
aturan;
2) Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan budayanya, mengenal dan menghargai keragaman
budaya di lingkungannya, melakukan interaksi antarbudaya, dan mengklarifikasi prasangka dan stereotip,
serta berpartisipasi untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta berkolaborasi antar sesama dengan bimbingan di
lingkungan sekitar;
4) Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana, kemampuan mengelola pikiran dan perasaan, serta
tak bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan pengembangan diri;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan, membuat tindakan atau karya kreatif sederhana,
dan mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan, termasuk melalui kearifan lokal;
6) Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan menyampaikan kembali informasi yang didapat
atau masalah yang dihadapi;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mencari dan menemukan teks,
menyampaikan tanggapan atas bacaannya, dan mampu menulis pengalaman dan perasaan sendiri; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri dan lingkungan terdekat.

Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah menengah


pertama luar biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
kompetensi sebagai berikut:
1) Mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-
hari, memahami ajaran agama, melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan
agama/kepercayaan, berani menyatakan kebenaran, menyayangi dirinya, menyadari pentingnya keseimbangan
kesehatan jasmani, mental dan rohani, menghargai sesama manusia, berinisiatif menjaga alam, serta memahami
kewajiban dan hak sebagai warga negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai keragaman masyarakat dan
budaya nasional, terbiasa melakukan interaksi antar budaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta
berpartisipasi aktif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di
lingkungan terdekat dan lingkungan sekitar;
4) Terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk pembelajaran dan
pengembangan diri, serta mampu beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan atau karya kreatif sesuai
kapasitasnya, dan terbiasa mencari alternatif tindakan dalam menghadapi tantangan;
6) Menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi yang relevan atau masalah yang dihadapi, menganalisis,
memprioritaskan informasi yang paling relevan atau alternatif solusi yang paling tepat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menginterpretasikan dan mengintegrasikan
teks, untuk menghasilkan inferensi sederhana, menyampaikan tanggapan atas informasi, dan mampu menulis
pengalaman dan pemikiran dengan konsep sederhana; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, dan masyarakat
sekitar.
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah umum difokuskan pada: 1)
persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia; 2) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan 3) pengetahuan
untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Standar Kompetensi Lulusan pada Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa/
Paket C/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri
atas:
1) Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud cina kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Menunjukkan sikap religius dan spiritual sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut,
memahami sepenuhnya ajaran agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama secara
utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan, menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran,
pembelaan pada kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta
pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan menempatkan
keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi
antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3) Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
4) Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
5) Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan dan karya
kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah di lingkungannya;
6) Menunjukkan kemampuan permasalahan dan gagasan dan kompleks, menyimpulkan hasilnya dan argumen
yang mendukung berdasarkan data yang akurat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mengevaluasi dan merefleksikan teks untuk
menghasilkan inferensi kompleks menulis ekspositori maupun naratif dengan berbagai sudut pandang; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, masyarakat sekitar,
dan masyarakat global.

Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah kejuruan difokuskan pada:
a) persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia;
b) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c) keterampilan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan/bentuk lain yang
sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi
yang terdiri atas:
a. Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud cinta kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menunjukkan sikap religius dan spiritualitas sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut,
memahami sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan,
menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian alam,
menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga
negara;
b. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan menempatkan
keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi
antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
d. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
e. Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan dan karya
kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah di lingkungannya;
f. Menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang kompleks, menyimpulkan hasilnya
dan menyampaikan argumen yang mendukung pemikirannya berdasarkan data yang akurat;
g. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menganalisis teks untuk menghasilkan inferensi,
menyampaikan tanggapan atas informasi, serta menulis ekspositori maupun naratif yang relevan dengan bidang
kejuruannya;
h. Menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah praktis yang
relevan dengan bidang kejuruannya; dan
i. Menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan kejuruannya untuk menguatkan kemandirian serta kesiapan
memasuki dunia kerja.

c. Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi


Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Taksonomi pendidikan,
untuk tujuan klasifikasi beberapa orang yang ditujukan pada tujuan pembelajaran, tujuan kinerja, atau tujuan
pembelajaran. Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan kategori ranah
kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pembagian ranah perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang selama proses
pembelajaran sampai pada pencapaian hasil belajar, dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada
indikator pencapaian kompetensi.
Pembagian taksonomi hasil belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik selama proses
belajar sampai pada pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan
pembelajaran.
Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam perumusan kompetensi lulusan,
selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan.

1. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta
didik ditata secara hirarkis menjelaskan adanya 5 tahap dalam mengembangkan kemampuan sikap
peserta didik mulai dari 1) menerima; 2) menanggapi atau merespon; 3) menghargai atau memberi nilai;
4) menghayati, mengatur diri, atau internalisasi nilai; dan 5) mengaktualisasikan nilai, menjadikan pola
hidup atau karakter.
2. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson, di mana
perkembangan kemampuan mental intelektual peserta didik menjelaskan bahwa terdapat 6
perkembangan kognitif, yaitu:
a. C1 (Cognitive 1), mengingat (remember): peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari
memorinya;
b. C2, memahami (understand): kemampuan mengkonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik
secara lisan, tulisan maupun grafik;
c. C3, menerapkan (apply): penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru;
d. C4, menganalisis (analyse): penguraian materi ke dalam bagianbagian dan bagaimana bagian-bagian
tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur;
e. C5, mengevaluasi (evaluate): kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar; dan
f. C6, mengkreasi (create): kemampuan menempatkan elemenelemen secara bersamaan ke dalam
bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru).
3. Pada ranah keterampilan mengarah pada pembentukan keterampilan konkrit (yang dapat diindera dan
lebih bersifat motorik) dan keterampilan abstrak (yang tidak dapat diindera dan lebih bersifat mental skill
seperti kemampuan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta). Pada tahapan ini kemampuan
keterampilan menggunakan gradasi dari Dyers mulai dari: mengamati (observing); menanya
(questioning); mencoba (experimenting); menalar (associating); menyaji (communicating); dan mencipta
(creating). Sedangkan pada keterampilan kongkrit memiliki tahapan dari: imitasi; manipulasi; presisi;
artikulasi; dan naturalisasi. Pembentukan keterampilan konkrit menggunakan gradasi olahan Simpson
dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan
menjadi gerakan orisinal.
Perilaku hasil belajar merupakan capaian yang bersifat hirarkis, Pada tataran realita terkadang seorang guru
sudah merasa puas dengan capaian kognitif peserta didik saja dalam pembelajaran.
Dalam Islam terdapat 3 konsep untuk mencapai keutuhan pribadi muslim. 3 Konsep tersebut justru melampaui
capaian pada konsep-konsep taksonomi. Ketiga konsep capaian mencapai pribadi yang sempurna yaitu Konsep
Islam, Iman, dan Ihsan yang merupakan capaian tertinggi dalam pembelajaran dalam Islam. Tiga tingkatan ini
adalah sesuatu yang utama dan penting.
Konsep Islam merupakan amalan lahiriyah yang mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Saat
seseorang melakukan 5 amalan ini, maka orang tersebut dikatakan sebagai muslim. Pada Konsep Islam terdapat
integrasi kemampuan kognitif dan psikomotorik. Proses pemberian pengetahuan harus ditindaklanjuti dengan
contoh dan pelaksanaan. Dalam Islam, pemahaman yang dikuatkan dalam pelaksanaan menjadi satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan. Kesatuan ini menunjukkan betapa dalam Islam hanya paham saja belum
menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika tidak sampai mengimplementasikan.
Tingkatan kedua yaitu Iman, konsep iman merupakan tingkatan afeksi pada taksonomi bloom. Aspek afektif
taksonomi bloom dalam tinjauan ilmu pendidikan Islam adalah pembinaan sikap mental (mental attitude) yang
baik dan matang. Aspek sikap ini dapat memberikan teladan bukan hanya pada tataran teoritis. Pada proses
pemberian pengetahuan ini harus ditindaklanjuti dengan contoh yang sebelumnya guru perlu memberikan
pengetahuan terlebih dahulu sebagai landasannya pembelajaran.

d. Hubungan Standar Kelulusan-Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar- Penilaian dan Hasil Belajar


SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari semua mata
pelajaran pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selanjutnya SKL
diterjemahkan dalam bentuk Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada tingkat kelas tertentu.
Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi, yang diartikan
sebagai kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial) merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku).( Sudrajat, Y., 2020)
Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima, merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan.
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah
ditentukan pada setiap tingkatnya.
a. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive process dimension) peserta didik,
yakni perkembangan kognitif pada tingkat low order thinking skills (LOTS) dan tingkat high order thinking
skills (HOTS). Untuk tingkat LOTS perkembangan berpikir peserta didik ada pada tahap mengingat (C1),
memahami (C2), dan menerapkan (C3). Sedangkan tingkat HOTS perkembangan berpikir mereka berada
pada tahap menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6).
b. Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimension): Dimensi pengetahuan ini berbicara
bentuk dari pengetahuan itu sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
(Anderson dan Krathwohl).

1) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
2) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori,
prinsip dan generalisasi. Contohnya pengertian ulul albab, karakteristik atau kriteria ulul albab, prinsip
kepemimpinan, teori pendidikan, dan teori belajar.
3) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu termasuk
pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang
disusun secara sistematis), teknik, dan metoda seperti langkah-langkah pelaksanaan wudhu, shalat, dan
haji.
4) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang
merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta
penetapan keputusan tentang sesuatu.

Pengembangan berfikir peserta didik yang dikenal dengan dimensi proses kognitif pada rumusan Kompetensi
Dasar pengetahuan (KD-3) memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan (knowledge dimension). Sebagai
contoh mengingat (C-1) bentuk pengetahuannya adalah fakta, menjelaskan (C2) berkaitan dengan konsep;
menerapkan (C3) berkaitan dengan bentuk pengetahuan prosedural. Adapun perkembangan berfikir
menganalisis (C4) sampai dengan mengkreasi (C6) memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan metakognitif.
Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret.
Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah,
menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan
keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat,
dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan
orisinal.
Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki
oleh peserta didik, dibentuk secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi Inti
pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan
keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring
(nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3), dengan cara: 1) Melihat level kognitif pada KD
dan KI, dan 2) Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-4; apakah termasuk
keterampilan abstrak atau konkrit.
d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang dilakukan mengacu pada
rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap social.

2. Analisis SKL-KI-KD, penilaian dan Hasil Belajar


Tujuan analisis SKL adalah untuk mengetahui arah capaian setiap peserta didik dalam menuntaskan
pembelajaran yang dilakukan. Selama menjalani proses pembelajaran peserta didik harus mampu memenuhi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah ditetapkan pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 pada
setiap jenjang pendidikan.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan melinierkan perencanaan pembelajaran
untuk pencapaian SKL yang diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan keterkaitan SKL, KI,
dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh
berbagai informasi pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan pembelajaran yang benar. Analisis
SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain
aktivitas menjabarkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI, dan KD menjabarkan hubungan
dan keterkaitan antar-komponen yang dianalisis tersebut.
Analisis dilakukan melalui dua tahapan, yakni menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KI-
Keterampilan dan menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan.

Pertama, menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan KIKeterampilan yakni dengan cara mengisi
tabel, contoh mengisi tabel sebagai berikut:

(CONTOH) Analisis
Kesesuaian dan Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan

ANALISIS SKL KI KD

Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (Ki) 3 Analisis Dan
(4) 4
(Pengetahuan) Rekomendasi KI
(Keterampilan)

1 2 3

memahami, menerapkan, dan mengolah, KI-3 pengetahuan dan KI-


menganalisis pengetahuan menalar, dan 4 keterampilan adalah
faktual, konseptual, menyaji dalam untuk program pendidikan
prosedural, dan metakognitif ranah konkret 3 tahun.

berdasarkan rasa ingin dan ranah abstrak


tahunya tentang ilmu terkait dengan
KI-3 dan KI-4 tersebut
pengetahuan, teknologi, seni, pengembangan
sesuai menjadi rujukan
budaya, dan humaniora dari yang
KD-KD mata pelajaran
dengan wawasan dipelajarinya di
Pendidikan Agama Islam
kemanusiaan, kebangsaan, sekolah secara
pada kompetensi
kenegaraan, dan peradaban mandiri, dan
pengetahuan dan
terkait penyebab fenomena mampu
keterampilan kelas X, XI,
dan kejadian, serta menggunakan
dan XII.
menerapkan pengetahuan metoda sesuai
prosedural pada bidang kaidah keilmuan
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
Kedua, menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan, contoh caranya mengikuti alur isian
tabel 6 berikut ini:

(CONTOH) Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan

ANALISIS
SKL KI KD
Kom Kompe tensi
pet Dasar Reko
Analis Analisi s Rekom Rekomen
ensi Ketera me
is KD-4 end dasi
Dasa mpilan ndasi
KD-3 asi KD-
r KD-3
KD-4 KD
Peng
pada
eta
Map
huan
el
KD-3 KD-4 Tingka Kesesu Bentuk Kesetar ● Keterca
t ai an Takson omi aan paian
Dimen Dimens dan Tingkat Takson Dimens
si i Takson omi omi KD i
Kognit Kogniti dari KI- Kognitif
i f dan f 3 dan
Bentu dengan dengan Bentuk
k Bentuk KD dari Pengeta
Dimen Pengeta KI- 4 huan
si h uan semua

Penget KD-3

ahuan dalam
Mapel
● Keterca
paian
Taksono
mi
semua
KD- 4
dalam
Mapel
1 2 3 4 5 6 7

3.1 4.1.1 membaca Tingkat Dimensi Membaca KD-3.1 KD-3 dari


mengana Q.S. al- dimensi kognitif sesuai dengan ‘menganali KD-KD
lisis QS. Hujurat/49: kognitif (C.4, tajwid dan sis’ pengetahuan
al- 10 dan 12, adalah menganali makharijul (C.4) mata
Hujurat sesuai “mengana sis) huruf adalah MEMILIK pelajaran
[49]: 10- dengan lisis” dipasangka bentuk I Pendidikan
12 kaidah (C.4) dan n taksonomi‘keter KESETAR Agama Islam
serta tajwid dan pengetahu dengan ampilan AAN sudah
Hadits makharijul an bentuk konkret’ dan dengan memenuhi
tentang huruf tentang pengetahu tingkatnya KD-4.1.1, dimensi
kontrol “QS. al- an adalah ‘presisi’ KD-4.1.2, kognitif
diri 4.1.2 mendemon Hujurat metakognit (Dave) atau dan tuntutan KI-
(mujaha strasikan [49]: 10- if (kontrol tingkat ‘mahir’ KD-4.1.3 3, yaitu
dah an- hafalan 12 dan diri, dst) (Simpson) karena memahami,
nafs), Q.S. al- Hadits MEMILIK ketiganya menerapkan,
prasangk Hujurat/49: tentang I ada pada menganalisis,
a baik 10 dan 12 kontrol KESESUA tingkat dan
(husnuzz dengan diri...” IAN, ‘presisi/m mengevaluasi
an), dan fasih dan adalah jadi tidak ahir’ . Sedangkan
persauda lancar bentuk ada (setingkat bentuk
raan pengetahu rekomenda K.4), jadi pengetahuan
(ukhuwa an si tidak ada juga sudah
h) 4.1.3 metakog perubahan. rekomenda terpenuhi
4.1.4 menyajikan nitif. si yaitu,
hubungan perubahan. konseptual,
antara prosedural,
kualitas dan
keimanan metakognitif.
dengan
kontrol diri
(mujahadah
an-nafs),
prasangka
baik
(husnuzzan
), dan
persaudaraa
n
(ukhuwah)
sesuai dengan
pesan Q.S. al-
Hujurat/49: 10
dan 12, serta
Hadis terkait

Langkah-langkah pengisian tabel di atas adalah sebagai berikut:


1. Pada kolom 1, masukan ‘Kompetensi Dasar Pengetahuan’ (KD-3) sesuai mata pelajaran pada Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016.
2. Pada kolom 2, masukan ‘Kompetensi Dasar Keterampilan’ (KD-4) sesuai mata pelajaran pada Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016.
3. Pada kolom 3, menentukan tingkat dimensi/proses kognitif dan bentuk pengetahuan dari
kompetensi dasar pengetahuan (analisis KD-3). Lihat “Gambar 3: Dimensi pada Kompetensi
Inti Pengetahuan” pada pembahasan “Kegiatan Belajar 1”.
4. Pada kolom 4, menentukan rekomendasi kesesuaian tingkat dimensi/proses kognitif dengan
bentuk pengetahuan dari kompetensi dasar. Bila tidak ada rekomendasi, tidak apa-apa, tulis
saja “tidak ada rekomendasi perubahan” pada kolom tersebut.
5. Pada kolom 5, menentukan tingkat taksonomi dan bentuk taksonomi dari
kompetensi dasar keterampilan (analisis KD-4). Lihat ranah keterampilan
Dyers, Simpson, dan Dave pada pembahasan “Kegiatan Belajar 1”.
6. Pada kolom 6, menentukan ‘kesetaraan’ taksonomi KD Pengetahuan
dan taksonomi KD Keterampilan dan rekomendasinya.
7. Pada kolom 7, tuliskan rekomendasi di antara KD-3 dari KD-KD pengetahuan
mata pelajaran yang harus mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai
KI-3, dan tuliskan rekomendasi diantara KD-4 dari KD-KD keterampilan
mata pelajaran yang harus mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi
sesuai KI-4. Kolom 7 ini diisi setelah semua KD pengetahuan dan semua KD
keterampilan untuk suatu mata pelajaran telah dianalisis dalam kolom 1
sampai dengan 6.

Perumusan IPK Kurikulum 2013 berorientasi Abad 21


Indikator Pencapaian Kompetensi menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Rancangan penilaian
memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta
pengembangan indikator penilaian. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan indikator? yang harus diperhatikan diantaranya adalah:
a. Indikator dirumuskan dari KD.
b. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
c. Indikator dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
d. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
e. Hanya mengandung satu kompetensi atau tindakan
f. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta
didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan.
Berikut ini langkah-langkah merumuskan indicator;
a. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD

1) Memahami Kata Kerja Operasional dalam Taxonomi Bloom.


2) Menetapkan KD yang akan diturunkan menjadi indikator.
3) Menentukan kata kerja dari Kompetensi Dasar sesuai dengan Taxonomy Bloom.
b. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK (Urgensi,Kontinuitas, Relevansi,
Keterpakaian) kompetensi pada KD

2. Program Tahunan dan Semester


Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Program merupakan kata,
ekspresi, atau pernyataan yang memuat asas serta usaha yang dirancang dalam susunan dan rangkaian yang
menjadi satu kesatuan prosedur, kumpulan instruksi tertulis atau suatu bagian yang executable berupa urutan
langkah, untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam arti lain, ia merupakan rancangan mengenai asas serta
usaha dalam suatu bidang yang akan dijalankan secara harmonis dan terpadu dalam mencapai suatu sasaran.
Dengan demikian, suatu program
pembelajaran adalah mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang berada di bawah unit administrasi yang
sama, atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya harus dilaksanakan
secara integratif, sistemik, dan sistematis.
Prota (program tahunan) dan promes (program semester) merupakan administrasi pembelajaran yang menjadi
dasar bagi susunan administrasi pembelajaran lainnya. Prota adalah susunan alokasi waktu pembelajaran selama
satu tahun untuk mencapai standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang diharapkan. Alokasi waktu
sangat diperlukan agar seluruh SK dan KD bisa diterapkan dan diterima oleh para peserta didik. penyusunan
prota dilakukan setelah jumlah jam mengajar untuk mapel tertentu sudah diketahui. Prota biasanya dilakukan di
awal tahun ajaran baru. Keberhasilan merencanakan prota akan berpengaruh pada administrasi pembelajaran
yang lain, misalnya program semester silabus, RPP, dan lainnya. Sedangkan promes merupakan bentuk
penjabaran dari prota yang memuat gambaran pembelajaran dan pencapaian yang ingin diraih selama satu
semester.

3. Konsep/teori/istilah pada modul yang memiliki perbedaan dengan pengetahuan awal Anda (miskonsepsi)

Menganalisis Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL – Capaian pembelajaran pada kurikulum
Merdeka serta karakteristik perilaku hasil belajar berdasarkan taksonomi yang memiliki perbedaan pengetahuan
awalnya.

4. Konsep/teori/istilah pada modul yang masih sulit Anda pahami atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut
(sebagai bahan diskusi)

Konsep SKL – KI- KD Pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka dan
Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi, ini yang saya masih belum pahami.

5. Setelah membaca modul, apa yang Anda harapkan/yang akan Anda lakukan di/pada tempat Anda bekerja saat
ini?

Setelah membaca modul ini saya mendapatkan ilmu baru tentang SKL-KI-KD dalam kurikulum merdeka dan saya
berharap ilmu yang saya dapatkan ini bisa diimplementasikan disekolah saya saat kurikulum merdeka berjalan.

……….., ……………….. 2022


Mahasiswa

……

Anda mungkin juga menyukai