Anda di halaman 1dari 11

LOKAKARYA

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : ANTONI YUZAR, S.Pd.I


B. Judul Modul : PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
C. Kegiatan Belajar : Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian
pembelajaran pada kurikulum Merdeka serta karakteristik
hasil belajar berdasarkan taksonomi (KB 1)

D. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013

SKL merupakan acuan utama


dalam pengembangan
Kompetensi Inti (KI)

KI dijabarkan ke dalam
Kompetensi Dasar (KD)

KD tersebut kemudian
Peta Konsep dan beberapa diturunkan menjadi beberapa
1
definisi dan istilah pada KB Indikator

A. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013


SKL menurut Permendikbudristek No 5 tahun
2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah,
merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan
capaian kemampuan Peserta Didik dari hasil
pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan
Ketiga kriteria tersebut diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada suatu jenjang pendidikan.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas
atau program yang menjadi dasar pengembangan
KD. KI mencakup sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan.
KD merupakan kemampuan yang harus
diperoleh peserta didik untuk mencapai Kompetensi
Inti melalui pembelajaran yang berisi sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai baik pada aspek
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam
mata pelajaran tertentu. KD menjadi rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran. KD dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, dan
karakteristik suatu mata pelajaran.
IPK atau sering disebut indikator merupakan
ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri ketercapaian baik
ketercapaian pada ranah sikap, pengetahuan,
maupun keterampilan. Oleh karena itu, indikator
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional. Kenapa menggunakan kata kerja
operasional? karena berimplikasi pada terjadinya
(beroperasinya) suatu perilaku pada peserta didik
yang dapat dengan mudah diamati, diukur atau dinilai
guru.

B. Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum


Merdeka

Kurikulum
Merdeka

Profil Pelajar Sekolah


Pancasila Penggerak

Guru
Penggerak

Kurikulum Merdeka adalah model kurikulum


yang dilaksanakan pada Program Sekolah Penggerak
mengacu kepada profil pelajar Pancasila dalam
rangka penguatan kompetensi dan karakter peserta
didik sebagai salah satu komponen penting dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dirumuskan
berdasarkan pada tujuan pendidikan nasional; tingkat
perkembangan Peserta Didik; kerangka kualifikasi
nasional Indonesia; dan jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
tenaga kependidikan, standar sarana prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan
pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat
yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai
Pancasila. Profil pelajar Pancasila ini diturunkan dari
Tujuan Pendidikan yang telah tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pelajar
mendapatkan pendidikan agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Karena itu, profil pelajar
Pancasila merupakan penerjemahan yang lebih
operasional dalam ruang lingkup lembaga pendidikan
serta kontekstualisasi tantangan abad 21.
Profil pelajar Pancasila dapat dinyatakan
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang
hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila”.
Adapun enam karakter/kompetensi profil Pelajar
Pancasila, yaitu:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia;
2. Berkebinekaan global;
3. Bergotong-royong;
4. Mandiri;
5. Bernalar kritis, dan
6. Kreatif.

SKL yang dalam pendidikan anak usia dini


disebut dengan standar tingkat pencapaian
perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut
:
1. Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mengenal ajaran pokok agama, dan
menunjukkan sikap menyayangi dirinya, sesama
manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa melalui partisipasi aktif dalam merawat
diri dan lingkungannya;
2. Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di
keluarga, sekolah, dan masyarakat, mengetahui
dirinya merupakan bagian dari warga Indonesia,
serta mengetahui keberadaan negara lain di
dunia;
3. Mengenali emosi, mampu mengendalikan
keinginannya sebagai sikap menghargai
keinginan orang lain, dan mampu berinteraksi
dengan teman sebaya;
4. Mengenali serta menghargai kebiasaan dan
aturan yang berlaku, serta memiliki rasa senang
terhadap belajar, menghargai usahanya sendiri
untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan
untuk berusaha kembali ketika belum berhasil;
5. Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui
eksplorasi dan ekspresi pikiran dan/atau
perasaannya dalam bentuk tindakan sederhana
dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui 9
kemampuan kognitif, afektif, rasa seni serta
keterampilan motorik halus dan kasarnya;
6. Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau
keputusannya, mampu memecahkan masalah
sederhana, serta mengetahui hubungan sebab
akibat dari suatu kondisi atau situasi yang
dipengaruhi oleh hukum alam;
7. Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan
pesan teks, alfabet dan fonemik, memiliki
kemampuan dasar yang diperlukan untuk
menulis, memahami instruksi sederhana, mampu
mengutarakan pertanyaan dan gagasannya serta
mampu menggunakan kemampuan bahasanya
untuk bekerja sama; dan
8. Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan
pengukuran dengan satuan tidak baku,
menyadari adanya persamaan dan perbedaan
karakteristik antar objek, serta memiliki kesadaran
ruang dan waktu.

Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang


Pendidikan Dasar difokuskan pada:
1. Persiapan Peserta Didik menjadi anggota
masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
2. Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila; dan
3. Penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi
Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan lebih
lanjut.

Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah


dasar/madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar luar
biasa/paket A/bentuk lain yang sederajat dirumuskan
secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi
yang terdiri dari:
1. Mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-
sifatNya, memahami ajaran pokok
agama/kepercayaan, melaksanakan ibadah
dengan bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan
perilaku hidup sehat dan bersih, menyayangi
dirinya, sesama manusia serta alam sebagai
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, serta taat pada
aturan;
2. Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan
budayanya, mengenal dan menghargai
keragaman budaya di lingkungannya, melakukan
interaksi antarbudaya, dan mengklarifikasi
prasangka dan stereotip, serta berpartisipasi
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi
serta berkolaborasi antar sesama dengan
bimbingan di lingkungan sekitar;
4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab
sederhana, kemampuan mengelola pikiran dan
perasaan, serta tak bergantung pada orang lain
dalam pembelajaran dan pengembangan diri;
5. Menunjukkan kemampuan menyampaikan
gagasan, membuat tindakan atau karya kreatif
sederhana, dan mencari alternatif tindakan untuk
menghadapi tantangan, termasuk melalui kearifan
lokal;
6. Menunjukkan kemampuan menanya,
menjelaskan dan menyampaikan kembali
informasi yang didapat atau masalah yang
dihadapi;
7. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran
berliterasi berupa mencari dan menemukan teks,
menyampaikan tanggapan atas bacaannya, dan
mampu menulis pengalaman dan perasaan
sendiri; dan
8. Menunjukkan kemampuan numerasi dalam
bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta
dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan diri dan
lingkungan terdekat.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah
menengah pertama luar biasa/paket B/bentuk lain
yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam
bentuk deskripsi kompetensi sebagai berikut:
1. Mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dalam
kehidupan sehari-hari, memahami ajaran agama,
melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri
sesuai dengan tuntunan agama/kepercayaan,
berani menyatakan kebenaran, menyayangi
dirinya, menyadari pentingnya keseimbangan
kesehatan jasmani, mental dan rohani,
menghargai sesama manusia, berinisiatif menjaga
alam, serta memahami kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
2. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas
diri dan budayanya, menghargai keragaman
masyarakat dan budaya nasional, terbiasa
melakukan interaksi antar budaya, menolak
stereotip dan diskriminasi, serta berpartisipasi
aktif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan
berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat dan lingkungan
sekitar;
4. Terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi,
berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta
mampu beradaptasi dan menjaga komitmen untuk
meraih tujuan;
5. Menunjukkan kemampuan menyampaikan
gagasan orisinal, membuat tindakan atau karya
kreatif sesuai kapasitasnya, dan terbiasa mencari
alternatif tindakan dalam menghadapi tantangan;
6. Menunjukkan kemampuan mengidentifikasi
informasi yang relevan atau masalah yang
dihadapi, menganalisis, memprioritaskan
informasi yang paling relevan atau alternatif solusi
yang paling tepat;
7. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran
berliterasi berupa menginterpretasikan dan
mengintegrasikan teks, untuk menghasilkan
inferensi sederhana, menyampaikan tanggapan
atas informasi, dan mampu menulis pengalaman
dan pemikiran dengan konsep sederhana; dan
8. Menunjukkan kemampuan numerasi dalam
bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta
dan alat matematika untuk menyelesaikan 12
masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan
terdekat, dan masyarakat sekitar.

Standar Kompetensi Lulusan pada Sekolah


Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa/ Paket C/bentuk lain yang sederajat
dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
kompetensi yang terdiri atas:
1. Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan
melestarikan alam semesta sebagai wujud cina
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menunjukkan
sikap religius dan spiritual sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami
sepenuhnya ajaran agama/kepercayaan yang
dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama
secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan
penghayatan, menegakkan (mengedepankan)
integritas dan kejujuran, pembelaan pada
kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan
kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta
pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga
negara;
2. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas
diri dan budayanya, menghargai dan
menempatkan keragaman masyarakat dan
budaya nasional dan global secara setara dan
adil, aktif melakukan interaksi antarbudaya,
menolak stereotip dan diskriminasi, serta
berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
3. Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku
peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan
terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
4. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab,
melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang
strategi untuk pembelajaran dan pengembangan
diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga
komitmen untuk meraih tujuan;
5. Menunjukkan perilaku berbudaya dengan
menyampaikan gagasan orisinal, membuat
tindakan dan karya kreatif yang
terdokumentasikan, serta senantiasa mencari
alternatif solusi masalah di lingkungannya;
6. Menunjukkan kemampuan permasalahan dan
gagasan dan kompleks, menyimpulkan hasilnya
dan argumen yang mendukung berdasarkan data
yang akurat;
7. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran
berliterasi berupa mengevaluasi dan
merefleksikan teks untuk menghasilkan inferensi
kompleks menulis ekspositori maupun naratif
dengan berbagai sudut pandang; dan
8. Menunjukkan kemampuan numerasi dalam
bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta
dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan
terdekat, masyarakat sekitar, dan masyarakat
global.

c. Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi

 Menerima;
Ranah sikap  Menanggapi;
(affective)  Menghargai;
 Mengatur diri;
 Menjadikan pola
hidup atau karakter

 Mengingat;
 Memahami;
Ranah
 Menerapkan;
pengetahuan
(cognitive)  Menganalisis;
 Mengevaluasi;
 Mengkreasi

 Mengamati;
Ranah  Menanya;
Keterampilan  Mencoba;
(psychomotor)  Menalar;
 Menyaji;
 Mencipta.

Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip


klasifikasi atau struktur dan kategori ranah kemampuan
tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam
ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pembagian taksonomi hasil belajar dilakukan
untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik
selama proses belajar sampai pada pencapaian hasil
belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku
(behaviour) tujuan pembelajaran.
Umumnya klasifikasi perilaku hasil belajar yang
digunakan berdasarkan taksonomi Bloom yang pada
Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh
Anderson dan Krathwohl dengan pengelompokan
menjadi :
1. Sikap (affective) merupakan perilaku, emosi dan
perasaan dalam bersikap dan merasa;
Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan
olahan Krathwohl, dimana pembentukan sikap
peserta didik ditata secara hirarkis sebagaimana
berikut:
1) Menerima;
2) Menanggapi atau merespon;
3) Menghargai atau memberi nilai;
4) Menghayati, mengatur diri, atau internalisasi
nilai; dan
5) Mengaktualisasikan nilai, menjadikan pola
hidup atau karakter.
2. Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas
intelektual dalam bentuk pengetahuan atau
berpikir;
Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013
menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson,
di mana perkembangan kemampuan mental
intelektual peserta didik sebagai berikut:
1) C1 (Cognitive 1), mengingat (remember):
peserta didik mengingat kembali pengetahuan
dari memorinya;
2) C2, memahami (understand): kemampuan
mengkonstruksi makna dari pesan
pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun
grafik;
3) C3, menerapkan (apply): penggunaan prosedur
dalam situasi yang diberikan atau situasi baru;
4) C4, menganalisis (analyse): penguraian materi
ke dalam bagianbagian dan bagaimana bagian-
bagian tersebut saling berhubungan satu sama
lainnya dalam keseluruhan struktur;
5) C5, mengevaluasi (evaluate): kemampuan
membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standar; dan
6) C6, mengkreasi (create): kemampuan
menempatkan elemenelemen secara bersamaan
ke dalam bentuk modifikasi atau 18
mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam
pola baru (struktur baru).
3. Keterampilan (psychomotor) merupakan
keterampilan manual atau motorik dalam bentuk
melakukan.
Pada ranah keterampilan mengarah pada
pembentukan keterampilan konkrit (yang dapat
diindera dan lebih bersifat motorik) dan
keterampilan abstrak (yang tidak dapat diindera
dan lebih bersifat mental skill seperti kemampuan
menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta).
Tahapan kemampuan keterampilan di atas
menggunakan gradasi dari Dyers mulai dari:
1) Mengamati (observing);
2) Menanya (questioning);
3) Mencoba (experimenting);
4) Menalar (associating);
5) Menyaji (communicating); dan
6) Mencipta (creating).
Sedangkan pada keterampilan kongkrit memiliki
tahapan dari: imitasi; manipulasi; presisi; artikulasi;
dan naturalisasi.
Pembentukan keterampilan konkrit menggunakan
gradasi olahan Simpson dengan tingkatan: persepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir,
menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan
orisinal.

1. Kurikulum Merdeka yang bersifat prototipe dalam


Identifikasi Permasalahan pelaksanaannya dilapangan masih banyak kurang begitu
pembelajaran/ Kesulitan dipahami terutama untuk melahirkan output profil pelajar
2
yang ditemukan berkaitan pancasila. Disamping itu juga didalam modul tidak
dengan materi pada KB dijelaskan adanya kompetensi dasar didalam kurikulum
merdeka.

1. Kurikulum merdeka lahir disebabkan adanya situasi


pandemi yang mengakibatkan berubahnya pola belajar.
2. Adanya perubahan dunia teknologi yang begitu pesat
3 Penyebab permasalahan sehingga menuntut dunia pendidikan juga harus bisa
menyesuaikan.
3. Kurikulum merdeka yang bersifat prototipe sehingga perlu
dilakukan uji coba terlebih dahulu.
1. Pengembangan kurikulum harus berdasarkan pada prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum;
2. Perubahan kurikulum tidak boleh terlalu jauh dari kurikulum
Solusi/Rencana aksi yang
4 sebelumnya sehingga nantinya menyulitkan para guru
akan dilakukan
dilapangan didalam penerapannya;
3. Sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan
didalam penerapan kurikulum perlu diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai