Anda di halaman 1dari 10

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

Nama : MARIA ERNI, S.Ag

A. Judul Modul : PERANGKAT dan MEDIA PEMBELAJARAN


B. Kegiatan Pembelajaran : KB 1 (TELAAH STANDAR KELULUSANKOMPETENSI INTI-KOMPETENSI
DASAR DAN MERANCANG PROGRAM TAHUNAN DAN SEMESTER)
C. Refleksi.

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Konsep (Beberapa istilah Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian
dan definisi) di KB pembelajaran pada kurikulum Merdeka
a. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013.
Permendikbudristek No 5 tahun 2022 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah,
merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian
kemampuan Peserta Didik dari hasil pembelajarannya pada akhir
Jenjang.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki
seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Artinya ia
merupakan operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau
program yang menjadi dasar pengembangan KD.
KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
1 keterampilan. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas
yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills
(Nadrah, N., 2019, 6 126-134) KI berfungsi sebagai pengintegrasi
muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam
mencapai SKL sebagai wujud dari prinsip keterkaitan dan
kesinambungan. Sedangkan KD merupakan kemampuan yang
harus diperoleh peserta didik untuk mencapai Kompetensi Inti
melalui pembelajaran yang berisi sejumlah kemampuan yang
harus dikuasai baik pada aspek sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan dalam mata pelajaran tertentu.
Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah model kurikulum yang dilaksanakan
pada Program Sekolah Penggerak mengacu kepada profil pelajar
Pancasila dalam rangka penguatan kompetensi dan karakter
peserta didik sebagai salah satu komponen penting dalam
pelaksanaan pembelajaran. Profil pelajar Pancasila ini
diturunkan dari Tujuan Pendidikan yang telah tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa pelajar mendapatkan
pendidikan agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dirumuskan berdasarkan pada
tujuan pendidikan nasional; tingkat perkembangan Peserta
Didik; kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman dalam
penentuan kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan,
kecuali bagi peserta didik pada pendidikan anak usia dini.
Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini
difokuskan pada aspek perkembangan anak yang mencakup:
Nilai agama dan moral; nilai Pancasila; Fisik Motorik; Kognitif;
Bahasa; dan sosio emosional.
SKL yang dalam pendidikan anak usia dini disebut dengan
standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini adalah
sebagai berikut :
1) Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2) Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga,
sekolah, dan masyarakat, mengetahui dirinya merupakan
bagian dari warga Indonesia, serta mengetahui keberadaan
negara lain di dunia;
3) Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya
sebagai sikap menghargai keinginan orang lain, dan mampu
berinteraksi dengan teman sebaya;
4) Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang
berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap belajar,
menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih baik, dan
memiliki keinginan untuk berusaha kembali ketika belum
berhasil;
5) Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi
dan ekspresi pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk
tindakan sederhana dan/atau karya yang dapat dihasilkan
melalui kemampuan kognitif, afektif, rasa seni serta
keterampilan motorik halus dan kasarnya;
6) Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya,
mampu memecahkan masalah sederhana, serta mengetahui
hubungan sebab akibat dari suatu kondisi atau situasi yang
dipengaruhi oleh hukum alam;
7) Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks,
alfabet dan fonemik, memiliki kemampuan dasar yang
diperlukan untuk menulis, memahami instruksi sederhana,
mampu mengutarakan pertanyaan dan gagasannya serta
mampu menggunakan kemampuan bahasanya untuk
bekerja sama; dan
8) Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan
pengukuran dengan satuan tidak baku, menyadari adanya
persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek, serta
memiliki kesadaran ruang dan waktu. Standar Kompetensi
Lulusan pada Jenjang Pendidikan Dasar.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket A/bentuk lain yang
sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
kompetensi yang terdiri dari:
1) Mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya,
memahami ajaran pokok agama/kepercayaan,
melaksanakan ibadah dengan bimbingan, bersikap jujur,
menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih, menyayangi
dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa, serta taat pada aturan;
2) Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan
budayanya, mengenal dan menghargai keragaman budaya di
lingkungannya, melakukan interaksi antarbudaya, dan
mengklarifikasi prasangka dan stereotip, serta berpartisipasi
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta
berkolaborasi antar sesama dengan bimbingan di lingkungan
sekitar;
4) Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana,
kemampuan mengelola pikiran dan perasaan, serta tak
bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan
pengembangan diri;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan,
membuat tindakan atau karya kreatif sederhana, dan
mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan,
termasuk melalui kearifan lokal;
6) Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan
menyampaikan kembali informasi yang didapat atau
masalah yang dihadapi;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi
berupa mencari dan menemukan teks, menyampaikan
tanggapan atas bacaannya, dan mampu menulis
pengalaman dan perasaan sendiri; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri
dan lingkungan terdekat.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah menengah pertama luar
biasa/paket B :
1) Mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari,
memahami ajaran agama, melaksanakan ibadah secara rutin
dan mandiri sesuai dengan tuntunan agama/kepercayaan,
berani menyatakan kebenaran, menyayangi dirinya,
menyadari pentingnya keseimbangan kesehatan jasmani,
mental dan rohani, menghargai sesama manusia, berinisiatif
menjaga alam, serta memahami kewajiban dan hak sebagai
warga negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan
budayanya, menghargai keragaman masyarakat dan budaya
nasional, terbiasa melakukan interaksi antar budaya,
menolak stereotip dan diskriminasi, serta berpartisipasi aktif
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta
kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan
terdekat dan lingkungan sekitar;
4) Terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif
dan merancang strategi untuk pembelajaran dan
pengembangan diri, serta mampu beradaptasi dan menjaga
komitmen untuk meraih tujuan;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan orisinal,
membuat tindakan atau karya kreatif sesuai kapasitasnya,
dan terbiasa mencari alternatif tindakan dalam menghadapi
tantangan;
6) Menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi yang
relevan atau masalah yang dihadapi, menganalisis,
memprioritaskan informasi yang paling relevan atau
alternatif solusi yang paling tepat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi
berupa menginterpretasikan dan mengintegrasikan teks,
untuk menghasilkan inferensi sederhana, menyampaikan
tanggapan atas informasi, dan mampu menulis pengalaman
dan pemikiran dengan konsep sederhana; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri,
lingkungan terdekat, dan masyarakat sekitar.
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang
Pendidikan menengah umum :
1) Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan
alam semesta sebagai wujud cina kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Menunjukkan sikap religius dan spiritual sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya
ajaran agama/kepercayaan yang dianut, memahami
sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin melaksanakan
ibadah dengan penghayatan, menegakkan
(mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan pada
kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan
jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban
dan hak sebagai warga negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan
budayanya, menghargai dan menempatkan keragaman
masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara
dan adil, aktif melakukan interaksi antarbudaya, menolak
stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan
berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di
lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat
luas;
4) Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan
refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa
beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
5) Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan
gagasan orisinal, membuat tindakan dan karya kreatif yang
terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif
solusi masalah di lingkungannya;
6) Menunjukkan kemampuan permasalahan dan gagasan dan
kompleks, menyimpulkan hasilnya dan argumen yang
mendukung berdasarkan data yang akurat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi
berupa mengevaluasi dan merefleksikan teks untuk
menghasilkan inferensi kompleks menulis ekspositori
maupun naratif dengan berbagai sudut pandang; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri,
lingkungan terdekat, masyarakat sekitar, dan masyarakat
global.
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau
struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku
peserta didik yang terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Pembagian ranah perilaku belajar dilakukan
untuk mengukur perubahan perilaku seseorang selama proses
pembelajaran sampai pada pencapaian hasil belajar, dirumuskan
dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada indikator
pencapaian kompetensi. Pembagian taksonomi hasil belajar
dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik
selama proses belajar sampai pada pencapaian hasil belajar yang
dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan
pembelajaran. Klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan
berdasarkan taksonomi Bloom (Magdalena, I., Islami, N. F., 16
Rasid, E. A., & Diasty, N. T., 2020) yang pada Kurikulum 2013
yang telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl
(Krathwohl, D. R., & Anderson, L. W., 2010) dengan
pengelompokan menjadi :
(1) Sikap (affective) merupakan perilaku, emosi dan perasaan
dalam bersikap dan merasa,
(2) Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual
dalam bentuk pengetahuan atau berpikir,
(3) Keterampilan (psychomotor) merupakan keterampilan
manual atau motorik dalam bentuk melakukan.
Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama
dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti
dengan rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan.
1. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan
Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta didik ditata
secara hirarkis
2. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan
taksonomi Bloom olahan Anderson, di mana perkembangan
kemampuan mental intelektual peserta didik.
Perkembangan keterampilan menurut Simpson dan Dave :
 Menurut Simpson :
 Persepsi : Menunjukkan perhatian untuk melakukan
suatu gerakan.
 Kesiapan : Menunjukkan kesiapan mental dan fisik
untuk melakukan suatu gerakan.
 Meniru : Meniru gerakan secara terbimbing.
a. Membiasakan gerakan (mechanism) : Melakukan
gerakan mekanistik.
b. Mahir (complex or overt response) : Melakukan gerakan
kompleks dan termodifikasi.
c. Menjadi gerakan alami (adaptation) : Menjadi gerakan
alami yang diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang
sudah dikuasai sebelumnya.
d. Menjadi tindakan orisinal (origination) : Menjadi gerakan
baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh orang lain dan
menjadi ciri khasnya.
 Menurut Dave :
a. Imitasi : Meniru kegiatan yang telah didemonstrasi kan
atau dijelaskan, meliputi tahap coba-coba hingga
mencapai respon yang tepat.
b. Manipulasi : Melakukan suatu pekerjaan dengan sedikit
percaya dan kemampuan melalui perintah dan berlatih.
c. Presisi : Melakukan suatu tugas atau aktivitas dengan
keahlian dan kualitas yang tinggi dengan unjuk kerja
yang cepat, halus, dan akurat serta efisien tanpa
bantuan atau instruksi.
d. Artikulasi : Keterampilan berkembang dengan baik
sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakan
sesuai dengan persyaratan khusus untuk dapat
digunakan mengatasi situasi problem yang tidak sesuai
SOP.
e. Naturalisasi : Melakukan unjuk kerja level tinggi secara
alamiah, tanpa perlu berpikir lama dengan mengkreasi
langkah kerja baru.
SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh
peserta didik setelah mempelajari semua mata pelajaran pada
jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima,
merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan.
KI-3 memiliki dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah
ditentukan pada setiap tingkatnya.
a. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif
(cognitive process dimension) peserta didik, yakni
perkembangan kognitif pada tingkat low order thinking skills
(LOTS) dan tingkat high order thinking skills (HOTS)
b. dimensi pengetahuan (knowledge dimension) : Dimensi
pengetahuan ini berbicara bentuk dari pengetahuan itu
sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif (Anderson dan Krathwohl).
1. Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi
atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
2. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang
lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip
dan generalisasi.
3. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan
keterampilan, algoritma.
4. Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang
kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan
tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi
kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan
keputusan tentang sesuatu.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut. :
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan
(KI-3), dengan cara :
1) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan
2) Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi
pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan
sesuai rumusan KD dari KI-4; apakah termasuk
keterampilan abstrak atau konkrit.
d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan
dalam kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan
KD dari sikap spiritual dan sikap sosial.
Perumusan IPK Kurikulum 2013 berorientasi Abad 21
Indikator Pencapaian Kompetensi menjadi pedoman dalam
merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar
peserta didik :
a. Indikator dirumuskan dari KD.
b. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat
diukur.
c. Indikator dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas
dan mudah dipahami.
d. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
e. Hanya mengandung satu kompetensi atau tindakan
f. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi
dan kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan
lingkungan.
Daftar materi pada KB - Mekanistik
2
yang sulit dipahami - Gradasi
Daftar materi yang sering - Taksonomi
3 mengalami miskonsepsi
dalam pembelajaran
PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

Nama : MARIA ERNI, S.Ag

A. Judul Modul : PERANGKAT dan MEDIA PEMBELAJARAN


B. Kegiatan Pembelajaran : KB 2 (PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR, DAN
INSTRUMEN PENILAIAN)
C. Refleksi.

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Konsep (Beberapa istilah Pengertian Materi Pembelajaran Bahan atau materi pembelajaran
dan definisi) di KB (Learning Materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi
kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi
setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
Dalam mengembangkan materi perlu diperhatikan cakupan
pengetahuan yang terdiri dari 4 jenis pengetahuan, yaitu:
1) Pengetahuan Fakta, yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa,
benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Jadi
semua hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, misalnya
nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama
orang, dan lain sebagainya.
2) Pengetahuan Konsep, yaitu adalah abstraksi kesamaan atau
1. keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu
konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah
karakteristik yang dimiliki suatu konsep.
3) Pengetahuan Prosedur, yaitu materi pelajaran yang
berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk
menjelaskan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan
dalam melakukan sebuah aktivitas dan kronologi suatu sistem.
4) Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan mengenai
kesadaran secara umum sama halnya dengan kewaspadaan
dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang.
Aspek psikomotor juga tak luput menjadi perhatian dalam
pengembangan materi yakni yang mengarah pada gerak atau
keterampilan (skill).

Daftar materi pada KB


2.
yang sulit dipahami
Daftar materi yang sering
3. mengalami miskonsepsi
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai