Anda di halaman 1dari 11

KB.

1 RESUM 1
LEMBAR RESUME
LOKAKARYA PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
PPG DALJAB TAHUN 2022

A. Nama : Much Ngasim


B. Mapel/Kelas : Akidah Akhlak/ 2A
C. Judul Modul : Perangkat dan Media Pembelajaran
D. Judul Materi Kegiatan Belajar : Telaah SKL-KI-KD, penilaian dan hasil belajar.
E. Refleksi Pemb Kegiatan Belajar : …

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


(Beberapa istilah KB. 1 RESUM 1. HAL 5- 30
atau definisi di 1. Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian
modul perangkat pembelajaran pada kurikulum Merdeka.
1 dan media a. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013
pembelajaran) Bapak Ibu sering mendengar tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), apa itu SKL? SKL menurut
Permendikbudristek No 5 tahun 2022 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan
Menengah, merupakan kriteria minimal tentang kesatuan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan
capaian kemampuan Peserta Didik dari hasil
pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan Ketiga
kriteria tersebut diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada
suatu jenjang pendidikan. Pada kurikulum 2013, SKL
merupakan acuan utama dalam pengembangan
Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke dalam
Kompetensi Dasar (KD). Dan dari KD tersebut kemudian
diturunkan menjadi beberapa Indikator. Rumusan SKL
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor
20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas.
KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,
dan keterampilan. Kompetensi Inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
soft skills (Nadrah, N., 2019, 6 126-134) KI berfungsi
sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata
pelajaran atau program dalam mencapai SKL sebagai
wujud dari prinsip keterkaitan dan kesinambungan Pada
rumusan KD, terdapat unsur kompetensi yang dinyatakan
dalam bentuk kata kerja dan materi sebagaimana rumusan
KI dan KD yang juga tertuang dalam: Permendikbud RI
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ? IPK atau
sering disebut indikator merupakan ukuran, karakteristik,
atau ciri-ciri ketercapaian baik ketercapaian pada ranah
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Oleh karena
itu, indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional.
b. Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum
Merdeka Kurikulum Merdeka adalah
model kurikulum yang dilaksanakan pada Program
Sekolah Penggerak mengacu kepada profil pelajar
Pancasila dalam rangka penguatan kompetensi dan
karakter peserta didik sebagai salah satu komponen
penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Profil pelajar
Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan
memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar
Pancasila ini diturunkan dari Tujuan Pendidikan yang telah
tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2013
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan
bahwa pelajar mendapatkan pendidikan agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Keenamnya saling berkaitan dan
menguatkan, sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya
keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial.
Keenam dimensi tersebut adalah:
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia,
2) berkebinekaan global,
3) bergotong-royong,
4) mandiri,
5) bernalar kritis, dan
6) kreatif.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dirumuskan
berdasarkan pada tujuan pendidikan nasional; tingkat
perkembangan Peserta Didik; kerangka kualifikasi nasional
Indonesia; dan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
SKL yang dalam pendidikan anak usia dini disebut
dengan standar tingkat pencapaian perkembangan anak
usia dini adalah sebagai berikut :
1) Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengenal ajaran pokok agama, dan menunjukkan
sikap menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam
sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui
partisipasi aktif dalam merawat diri dan
lingkungannya;
2) Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di
keluarga, sekolah, dan masyarakat, mengetahui
dirinya merupakan bagian dari warga Indonesia, serta
mengetahui keberadaan negara lain di dunia;
3) Mengenali emosi, mampu mengendalikan
keinginannya sebagai sikap menghargai keinginan
orang lain, dan mampu berinteraksi dengan teman
sebaya;
4) Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan
yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap
belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi
lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha
kembali ketika belum berhasil;
5) Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui
eksplorasi dan ekspresi pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk tindakan sederhana dan/atau karya
yang dapat dihasilkan melalui 9 kemampuan kognitif,
afektif, rasa seni serta keterampilan motorik halus dan
kasarnya;
6) Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau
keputusannya, mampu memecahkan masalah
sederhana, serta mengetahui hubungan sebab akibat
dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh
hukum alam;
7) Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan
teks, alfabet dan fonemik, memiliki kemampuan dasar
yang diperlukan untuk menulis, memahami instruksi
sederhana, mampu mengutarakan pertanyaan dan
gagasannya serta mampu menggunakan kemampuan
bahasanya untuk bekerja sama; dan
8) Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan
pengukuran dengan satuan tidak baku, menyadari
adanya persamaan dan perbedaan karakteristik antar
objek, serta memiliki kesadaran ruang dan waktu.
Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan
Dasar difokuskan pada:
a) persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia;
b) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila; dan
c) penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi
Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket
A/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu
dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri dari:
1) Mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-
sifatNya, memahami ajaran pokok
agama/kepercayaan, melaksanakan ibadah dengan
bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan perilaku
hidup sehat dan bersih, menyayangi dirinya, sesama
manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa, serta taat pada aturan;
2) Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan
budayanya, mengenal dan menghargai keragaman
budaya di lingkungannya, melakukan interaksi
antarbudaya, dan mengklarifikasi prasangka dan
stereotip, serta berpartisipasi untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta
berkolaborasi antar sesama dengan bimbingan di
lingkungan sekitar;
4) Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana,
kemampuan mengelola pikiran dan perasaan, serta
tak bergantung pada orang lain dalam pembelajaran
dan pengembangan diri;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan,
membuat tindakan atau karya kreatif sederhana, dan
mencari alternatif tindakan untuk menghadapi
tantangan, termasuk melalui kearifan lokal;
6) Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan
dan menyampaikan kembali informasi yang didapat
atau masalah yang dihadapi;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi
berupa mencari dan menemukan teks,
menyampaikan tanggapan atas bacaannya, dan
mampu menulis pengalaman dan perasaan sendiri;
dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan diri dan lingkungan terdekat.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah menengah pertama
luar biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat dirumuskan
secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi sebagai
berikut:
1) Mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan
sehari-hari, memahami ajaran agama, melaksanakan
ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan
tuntunan agama/kepercayaan, berani menyatakan
kebenaran, menyayangi dirinya, menyadari
pentingnya keseimbangan kesehatan jasmani,
mental dan rohani, menghargai sesama manusia,
berinisiatif menjaga alam, serta memahami
kewajiban dan hak sebagai warga negara;
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri
dan budayanya, menghargai keragaman masyarakat
dan budaya nasional, terbiasa melakukan interaksi
antar budaya, menolak stereotip dan diskriminasi,
serta berpartisipasi aktif untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3) Menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi,
serta kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di
lingkungan terdekat dan lingkungan sekitar;
4) Terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi,
berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta mampu
beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih
tujuan;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan
orisinal, membuat tindakan atau karya kreatif sesuai
kapasitasnya, dan terbiasa mencari alternatif
tindakan dalam menghadapi tantangan;
6) Menunjukkan kemampuan mengidentifikasi
informasi yang relevan atau masalah yang dihadapi,
menganalisis, memprioritaskan informasi yang
paling relevan atau alternatif solusi yang paling
tepat;
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran
berliterasi berupa menginterpretasikan dan
mengintegrasikan teks, untuk menghasilkan
inferensi sederhana, menyampaikan tanggapan atas
informasi, dan mampu menulis pengalaman dan
pemikiran dengan konsep sederhana; dan
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan 12 masalah yang
berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, dan
masyarakat sekitar.
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan
Jenjang Pendidikan menengah umum difokuskan pada:
1) persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia;
2) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila; dan
3) pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi
Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa/ Paket C/bentuk lain, bentuk deskripsi
kompetensi yang terdiri atas:
1) Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan
melestarikan alam semesta sebagai wujud cina
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menunjukkan sikap
religius dan spiritual sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami
sepenuhnya ajaran agama/kepercayaan yang dianut,
2) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri
dan budayanya, menghargai dan menempatkan
keragaman masyarakat dan budaya nasional dan
global secara setara dan adil, aktif melakukan
interaksi antarbudaya, menolak stereotip dan
diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3) Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli
dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar,
4) Menunjukkan perilaku bertanggung jawab,
melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang
strategi untuk pembelajaran dan pengembangan
diri,
5) Menunjukkan perilaku berbudaya dengan
menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan
dan karya kreatif yang terdokumentasikan,
6) Menunjukkan kemampuan permasalahan dan
gagasan dan kompleks, menyimpulkan hasilnya dan
argumen yang mendukung berdasarkan data yang
akurat
7) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran
berliterasi berupa mengevaluasi dan merefleksikan
teks untuk menghasilkan inferensi kompleks menulis
ekspositori maupun naratif dengan berbagai sudut
pandang
8) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat,
masyarakat sekitar,
c. Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi,
belajar dapat dirumuskan dalam
tiga kelompok ranah taksonomi. Taksonomi
dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau
struktur dan kategori ranah kemampuan tentang
perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam ranah
sikap, pengetahuan dan keterampilan. taksonomi hasil
belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku
peserta didik selama proses belajar sampai pada
pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam
aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran.
klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan
berdasarkan taksonomi Bloom (Magdalena, I., Islami,
N. F., 16 Rasid, E. A., & Diasty, N. T.2020) yang pada
Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh
Anderson dan Krathwohl (Krathwohl, D. R., &
Anderson, L. W., 2010) dengan pengelompokan
menjadi :
(1) Sikap (affective) merupakan perilaku, emosi
dan perasaan dalam bersikap dan merasa,
(2) Pengetahuan (cognitive) merupakan
kapabilitas intelektual dalam bentuk
pengetahuan atau berpikir,
(3) Keterampilan (psychomotor) merupakan
keterampilan manual atau motorik dalam
bentuk melakukan
Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan
urutan pertama dalam perumusan
kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti
dengan rumusan ranah pengetahuan dan
keterampilan.
1. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013
menggunakan olahan Krathwohl,
dimana pembentukan sikap peserta didik
ditata secara hirarkis, 5 tahap dalam
mengembangkan kemampuan sikap peserta
didik mulai dari
1) menerima;
2) menanggapi atau merespon;
3) menghargai atau memberi nilai;
4) menghayati, mengatur diri, atau
internalisasi nilai; dan
5) mengaktualisasikan nilai, menjadikan pola
hidup atau karakter.
2. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013
menggunakan taksonomi Bloom olahan
Anderson, di mana perkembangan
kemampuan mental intelektual peserta didik,
6 perkembangan kognitif, yaitu:
a. C1 (Cognitive 1), mengingat
(remember): peserta didik mengingat
kembali pengetahuan dari memorinya;
b. C2, memahami (understand):
kemampuan mengkonstruksi makna
dari pesan pembelajaran baik secara
lisan, tulisan maupun grafik;
c. C3, menerapkan (apply): penggunaan
prosedur dalam situasi yang diberikan
atau situasi baru;
d. C4, menganalisis (analyse): penguraian
materi ke dalam bagianbagian dan
bagaimana bagian-bagian tersebut
saling berhubungan satu sama lainnya
dalam keseluruhan struktur;
e. C5, mengevaluasi (evaluate):
kemampuan membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar; dan
f. C6, mengkreasi (create): kemampuan
menempatkan elemenelemen secara
bersamaan ke dalam bentuk modifikasi
atau 18 mengorganisasikan elemen-
elemen ke dalam pola baru (struktur
baru).
3. Pada ranah keterampilan mengarah pada
pembentukan keterampilan konkrit
(yang dapat diindera dan lebih bersifat
motorik) dan keterampilan abstrak (yang
tidak dapat diindera dan lebih bersifat
mental skill seperti kemampuan menyaji,
mengolah, menalar, dan mencipta).
kemampuan keterampilan di atas
menggunakan gradasi dari Dyers mulai
dari: mengamati (observing); menanya
(questioning); mencoba (experimenting);
menalar (associating); menyaji
(communicating); dan mencipta (creating).
Sedangkan pada keterampilan kongkrit
memiliki tahapan dari: imitasi; manipulasi;
presisi; artikulasi; dan naturalisasi. gradasi
olahan Simpson dengan tingkatan:
persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan
gerakan, mahir, menjadi gerakan alami,
dan menjadi gerakan orisinal.
Dalam Islam terdapat 3 konsep, 3
Konsep tersebut justru melampaui capaian
pada konsep-konsep taksonomi. Ketiga
konsep capaian mencapai pribadi yang
sempurna yaitu Konsep Islam, Iman, dan
Ihsan yang merupakan capaian tertinggi
dalam pembelajaran dalam Islam. Tiga
tingkatan ini adalah sesuatu yang utama dan
penting. Karena dengan begitu, seorang
muslim bisa menjadi muslim yang seutuhnya
setelah mencapai ketiga konsep tersebut.
Islam merupakan amalan lahiriyah yang
mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat, dan
haji. contoh yang sebelumnya guru perlu
memberikan pengetahuan terlebih dahulu
sebagai landasannya pembelajaran. Keimanan
merupakan sesuatu yang lebih tinggi dari
sekedar paham dan bisa melakukan. Konsep
iman menjadi ruh dalam konsep Islam itu
sendiri. Iman menjadi penentu perbuatan
seseorang diterima atau tidak oleh Allah SWT.
setiap muslim adalah seorang mukmin,
karena pelaksanaan yang tidak dibarengi
dengan keyakinan yang kuat maka belum bisa
dikatakan mukmin.
ketiga yaitu konsep Ihsan. Tingkatan
ihsan ini merupakan tingkatan tertinggi
seorang muslim karena melibatkan perkara
lahir dan batin. Seseorang yang mampu
menjalani ibadah dengan ihsan hanya akan
berharap pada keridhaan Allah semata
d. Hubungan Standar Kelulusan-Kompetensi Inti-
Kompetensi Dasar- Penilaian dan Hasil
Belajar. SKL adalah profil kompetensi lulusan
yang akan dicapai oleh peserta didik setelah
mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang
tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Selanjutnya SKL diterjemahkan
dalam bentuk Kompetensi Inti merupakan tangga
pertama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada tingkat kelas tertentu.
kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi
beberapa Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai
kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan. langkah-langkah analisis CPL, KI,
KD. Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3)
memiliki dua dimensi
a. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan
kognitif (cognitive process dimension) peserta
didik, yakni perkembangan kognitif pada tingkat
low order thinking skills (LOTS) dan tingkat high
order thinking skills (HOTS). Untuk tingkat LOTS
perkembangan berpikir peserta didik ada pada
tahap mengingat (C1), memahami (C2), dan
menerapkan (C3). Sedangkan tingkat HOTS
perkembangan berpikir mereka berada pada
tahap menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).
b. Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan
(knowledge dimension): Dimensi pengetahuan ini
berbicara bentuk dari pengetahuan itu sendiri, yakni
meliputi faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif (Anderson dan Krathwohl).
1) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan
terminologi atau pengetahuan detail yang
spesifik dan elemen. Contoh fakta bisa
berupa kejadian atau peristiwa yang dapat
dilihat, didengar, dibaca, atau diraba. Seperti
peristiwa peperangan pada jaman Nabi
Muhammad SAW,
2) Pengetahuan konseptual merupakan
pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk
klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi.
Contohnya pengertian ulul albab,
3) Pengetahuan prosedural merupakan
pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu
termasuk pengetahuan keterampilan,
algoritma (urutan langkah-langkah logis pada
penyelesaian masalah yang disusun secara
sistematis), teknik, dan metoda seperti
langkah-langkah pelaksanaan wudhu, shalat,
dan haji.
4) Pengetahuan metakognitif yaitu
pengetahuan tentang kognisi (mengetahui
dan memahami) yang merupakan tindakan
atas dasar suatu pemahaman meliputi
kesadaran dan pengendalian berpikir, serta
penetapan keputusan tentang sesuatu.
contoh memperbaiki hubungan pertemanan
yang rusak,
5) Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-
4) mengandung keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret. Keterampilan
abstrak lebih bersifat mental skill, yang
cenderung merujuk pada keterampilan
menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta
dengan dominan pada kemampuan mental
keterampilan berpikir. Keterkaitan antara
SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD
dari pengetahuan (KI-3), dengan cara:
1) Melihat level kognitif pada KD dan KI,
2) Melihat hubungan antara level
kognitif dan dimensi pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan
KD dari KI 4; Mengidentifikasi
keterampilan yang perlu dikembangkan
sesuai rumusan KD dari KI-4; apakah
termasuk keterampilan abstrak atau
konkrit. d.Mengidentifikasi sikap-sikap
yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan yang dilakukan mengacu pada
rumusan KD dari sikap spiritual dan
sikap social.

2 Deskripsi / SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian


Penjelasan dari pembelajaran pada kurikulum Merdeka. Sistem Pendidikan
Peta konsep Nasional yang menyatakan bahwa pelajar mendapatkan
yang dibuat pendidikan agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai