A. Pendahuluan
Mengacu pada konstitusi Undang-undang Nomor 20 tetang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 2 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sementara itu tentang
fungsi pendidikan nasional ditegaskan pada Pasal 3 yang berbunyi bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Muhammadiyah sebagai institusi yang bergerak dibidang
pendidikan menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional tersebut maka diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan
yang dituangkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pada Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 dinyatakan bahwa SKL
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini selaras dengan penjelasan Pasal 35 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa SKL merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan demikian, adanya SKL ini dapat
memberikan gambaran tentang profil peserta didik setelah mereka lulus pendidikan
pada tiap-tiap jenjang. Proses mewujudkan profile lulusan ini tentunya harus dikelola
dengan baik melibatkan seluruh komponen satuan pendidikan serta mengacu pada
standar nasional pendidikan dan standar pendidikan Muhammadiyah.
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Pasal 1 menyatakan bahwa SKL menjadi
acuan utama bagi pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan, serta di Muhammadiyah ditambah satu
standar lagi yakni standar idiologi. Di antara standar nasional pendidikan dan standar
pendidikan Muhammadiyah tersebut yang berkaitan langsung dengan pencapaian SKL
adalah Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti jenjang
pendidikan sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, Standar
Proses sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, dan Standar
Penilaian sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.
1
SKL memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang
harus dicapai, sedangkan standar isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan
belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup
materi. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran mengacu pada standar proses dan melakukan penilaian proses
pembelajaran mengacu pada standar penilaian guna meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Memahami isi SKL sangat penting agar
guru dapat menyusun rencana kegiatan belajar dan pembelajaran serta melakukan
penilaian proses pembelajaran yang selaras dengan sasaran pembelajaran yang harus
dicapai.
SKL menentukan KI, dan KI menentukan KD. SKL digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan.
SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran mencakup ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi memiliki lintasan perolehan
(proses psikologis) yang berbeda. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar
Proses menyatakan bahwa sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki
melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas:
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya tersebut mempengaruhi Standar
Isi.
Kualifikasi kemampuan pada SKL dijabarkan dalam bentuk kajian operasional
berupa Kompetensi Inti (KI). KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki Peserta Didik pada setiap tingkat kelas.
KI sebagai dasar pengembangan Kompetensi Dasar (KD). KD merupakan kemampuan
dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai Peserta Didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada KI. Tolok ukur
pencapaian SKL adalah KI, sedangkan tolok ukur pencapaian KI adalah KD. Dengan
demikian, antara SKL, KI, dan KD berkaitan.
Keterkaitan antara SKL, KI, dan KD penting dipahami guru. Pemahaman ini
akan berimplikasi pada ketepatan guru dalam menentukan tolok ukur pencapaian
kompetensi. Tolok ukur pencapaian KD dilakukan melalui Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) atau Indikator Minimal (IM). Ketepatan merumuskan IM ini sangat
penting. Dalam kurikulum ISMUBA telah ditetapkan indikator minimal (IM) dengan
harapan dapat diacu oleh guru, dan dapat dikembangkan. Kondisi di lapangan
menunjukkan bahwa banyak guru belum mampu mengembangkan IM yang ada dan
2
menentukan implikasinya dalam pembelajaran. Jika perumusan IM tidak dipahami
dengan benar dan pengembangannya tidak sesuai, maka KD, KI dan SKL tidak
tercapai. Memperhatikan kesenjangan tersebut, maka Dikdasmen Pimpinan Pusat
Muhammadiyah menyusun modul pelatihan untuk memastikan bahwa para pelatih
benar dalam menyampaikan materi terkait dengan analisis keterkaitan SKL, KI dan KD
untuk membantu guru mengoptimalisasi tujuan pembelajaran.
B. Paparan Materi
Materi pelatihan ini secara berturut-turut akan disajikan tentang pengetian SKL,
KI, KD dan IM, analisis muatan SKL, KI, KD dan IM, Pengembangan IM, analisis
SKL, KI, KD dan IM untuk optimalisasi pembelajaran. Paparan materi dan
pembahasan yang terdiri dari narasi, bahan gambar dan lain-lain.
3
jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional. Kemampuan minimal pengetahuan yaitu memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berkenaan dengan (1) ilmu pengetahuan, (2) teknologi, (3) seni, (4) budaya,
dan (5) humaniora, serta mampu mengaitkan pengetahuan tersebut dalam konteks diri
sendiri, keluarga,sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
serta kawasan regional dan internasional. Sedangkan kemampuan minimal
keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir dan bertindak (1) kreatif, (2)
produktif, (3) kritis, (4) mandiri, (5) kolaboratif, dan (6) komunikatif melalui
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri. Kemampuan minimal tersebut dapat diartikan sebagai
kualifikasi minimal yang harus dimiliki seorang Didik. Jadi, seorang lulusan
pendidikan menengah harus memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan minimal
yang telah dirumuskan dalam SKL Pendidikan Menengah.
KI mencakup: sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan,dan
keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran,
mata pelajaran atau program dalam
mencapai SKL. KD merupakan
kemampuan minimal dan materi
pembelajaran minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada KI. Sedangkan KI merupakan standar kompetensi yang
harus dimiliki peserta didik pada tingkat kelas.
KD mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
dalam muatan pembelajaran dan mata pelajaran. Pembelajaran merupakan proses
interaksi antar Peserta Didik, antara Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
IM merupakan kemampuan
minimal yang dapat diobservasi untuk
disimpulkan sebagai pemenuhan KD
pada KI-1 dan KI- 2, dan kemampuan
yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk disimpulkan sebagai pemenuhan
4
KD pada KI-3 dan KI- 4. Seorang peserta didik boleh memiliki kemampuan di atas
yang telah ditetapkan dalam IM.
5
bangsa, Negara.
6
dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu tingkat
pendidikan anak (TK/RA), tingkat pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A dan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B), dan tingkat pendidikan
menengah(SMA/MA/SMALB/Paket C). Tingkat Kompetensi tersebut diterapkan
dalam hubungannya dengan tingkat kelas sejak peserta didik mengikuti
pendidikan TK/RA, Kelas I sampai dengan Kelas XII jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan empat kriteria
berikut.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan
sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual
dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Sehingga kompetensi generik terdiri dari 4 (empat) dimensi yang
mempresentasikan sikap spiritual, sikap soial, pengetahuan, dan keterampilan.
Berikut adalah muatan KI pada setiap Tingkat Kompetensi.
7
Muatan Kompetensi Inti (KI) pada Tingkat Kompetensi SD Muhammadiyah (Kelas III-VI)
(Khusus Mapel Kemuhammadiyahan)
3. Analisis KD dan IM
8
Analisis muatan KD dari KI-1, KD dari KI-2, KD dari KI-3 dan KD dari KI-4
pada mata pelajaran ISMUBA merupakan hal penting untuk mengembangkan Indikator
Minimal (IM). Kegiatan analisis muatan KD dimaksudkan untuk menjamin arah
keterlaksaaan pembelajaran mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran,
seperti ditunjukkan pada bagan berikut. Mapel ISMUBA
Pasangan:
KD dari KI-1 (Sikap Spiritual)
IM terpilih
KD dari KI-2 (Sikap Sosial)
KD dari KI-3 (Pengetahuan)
Menyeleksi IM sesuai dengan modalitas, potensi, kondisi dan karakteristik
Peserta Didik KD dari KI-4 (Keterampilan)
Mengembangkan RPP
9
Dari bagan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
Spiritual
KD
KD dari KI-1/KD sikap spiritual terdapat pada mata
pelajaran ISMUBA.
Sikap spiritual ini merupakan internalisasi dari KD pada KI-3 dan KD pada KI-
4.
Sebelum menganalisis/memerinci komponen yang terdapat pada KD sikap
spiritual terlebih dahulu mencermati materi pokok dan keterampilan yang
terdapat pada KD dari KI-3 dan KD dari KI-4.
Pencermatan ini untuk memastikan adanya koherensi dan relevansi antara sikap
dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dibangun.
Analisis muatan KD dari KI-1 dilakukan untuk mengembangkan IM sikap
spiritual
Tahapan analisis muatan KD pada KI-1 hingga perumusan IM:
Menginterpretasikan tingkatan sikap KD tertentu pada KI-1:
menerima/menjalankan/menghargai/menghayati/mengamalkan (sikap harus
sampai pada mengamalkan).
Menentukan kata kerja sikap spiritual berdasarkan hasil interpretasi untuk
disusun menjadi IM spiritual.
Merumuskan kriteria sikap spiritual berdasarkan IM .
Sosial
KD
KD dari KI-2/KD sikap sosial sama halnya dengan KD
spiritual terdapat pada mata pelajaran ISMUBA.
Sikap sosial ini merupakan internalisasi dari KD pada KI-3 dan KD pada KI-4.
Sebelum menganalisis/memerinci komponen yang terdapat pada KD sikap
sosial terlebih dahulu mencermati materi pokok dan keterampilan yang terdapat
pada KD dari KI-3 dan KD dari KI-4.
Pencermatan ini untuk memastikan adanya koherensi dan relevansi antara sikap
sosial dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dibangun.
Analisis muatan KD dari KI-2 dilakukan untuk mengembangkan IM sikap
sosial.
10
Tahapan analisis muatan KD pada KI-2 hingga perumusan IM
Menginterpretasikan tingkatan sikap pada KD tertentu dari KI-2: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati ataukah mengamalkan (sikap harus
sampai pada mengamalkan).
Menentukan kata kerja sikap sosial berdasarkan hasil interpretasi untuk disusun
menjadi IM sosial.
Menentukan kriteria sikap sosial berdasarkan IM.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan
11
Menginterpretasikan muatan lokal dan kemampuan HOTS yang relevan
dengan materi pokok untuk diintegrasikan sebagai perluasan materi pokok.
Menjabarkan materi pokok ke dalam materi pembelajaran (materi
pembelajaran relevan dengan IM).
Keterampilan
KD
.
Perlu diingat!
Capaian optimum pengetahuan adalah keterampilan (keterampilan merupakan penerapan dari pengetahuan). Keterampilan berpikir dan bertindak
Pendekatan ilmiah mendorong tumbuhnya perilaku/tindakan seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Dengan demik
Sikap merupakan internalisasi dari pengetahuan dan keterampilan
Contoh Analisis
12
Muatan KD pada Matapelajaran Pendidikan Al-Qur’an Hadits Kelas VII
13
dan Hadis terkait dengan lancar
dengan lancar
4.1.3 Menyajikan Menyajikan
keterkaitan keterkaitan semangat
semangat menuntut ilmu
menuntut ilmu dengan pesan Q.S. al-
dengan pesan Q.S. Mujadilah /58: 1 dan
al-Mujadilah /58: Q.S. arRahman /55: 33
1 dan Q.S. ar-
Rahman /55: 33
C. Penugasan
Buatlah contoh dalam tabel berikut ini Analisis Muatakan KD dari KI-3
seperti contoh di atas
14
15