Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS SK-KD DAN MATERI KURIKULUM ISMUBA

A. Pendahuluan
Mengacu pada konstitusi Undang-undang Nomor 20 tetang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 2 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sementara itu tentang
fungsi pendidikan nasional ditegaskan pada Pasal 3 yang berbunyi bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Muhammadiyah sebagai institusi yang bergerak dibidang
pendidikan menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional tersebut maka diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan
yang dituangkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pada Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 dinyatakan bahwa SKL
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini selaras dengan penjelasan Pasal 35 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa SKL merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan demikian, adanya SKL ini dapat
memberikan gambaran tentang profil peserta didik setelah mereka lulus pendidikan
pada tiap-tiap jenjang. Proses mewujudkan profile lulusan ini tentunya harus dikelola
dengan baik melibatkan seluruh komponen satuan pendidikan serta mengacu pada
standar nasional pendidikan dan standar pendidikan Muhammadiyah.
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Pasal 1 menyatakan bahwa SKL menjadi
acuan utama bagi pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan, serta di Muhammadiyah ditambah satu
standar lagi yakni standar idiologi. Di antara standar nasional pendidikan dan standar
pendidikan Muhammadiyah tersebut yang berkaitan langsung dengan pencapaian SKL
adalah Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti jenjang
pendidikan sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, Standar
Proses sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, dan Standar
Penilaian sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.

1
SKL memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang
harus dicapai, sedangkan standar isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan
belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup
materi. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran mengacu pada standar proses dan melakukan penilaian proses
pembelajaran mengacu pada standar penilaian guna meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Memahami isi SKL sangat penting agar
guru dapat menyusun rencana kegiatan belajar dan pembelajaran serta melakukan
penilaian proses pembelajaran yang selaras dengan sasaran pembelajaran yang harus
dicapai.
SKL menentukan KI, dan KI menentukan KD. SKL digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan.
SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran mencakup ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi memiliki lintasan perolehan
(proses psikologis) yang berbeda. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar
Proses menyatakan bahwa sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki
melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas:
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya tersebut mempengaruhi Standar
Isi.
Kualifikasi kemampuan pada SKL dijabarkan dalam bentuk kajian operasional
berupa Kompetensi Inti (KI). KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki Peserta Didik pada setiap tingkat kelas.
KI sebagai dasar pengembangan Kompetensi Dasar (KD). KD merupakan kemampuan
dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai Peserta Didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada KI. Tolok ukur
pencapaian SKL adalah KI, sedangkan tolok ukur pencapaian KI adalah KD. Dengan
demikian, antara SKL, KI, dan KD berkaitan.
Keterkaitan antara SKL, KI, dan KD penting dipahami guru. Pemahaman ini
akan berimplikasi pada ketepatan guru dalam menentukan tolok ukur pencapaian
kompetensi. Tolok ukur pencapaian KD dilakukan melalui Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) atau Indikator Minimal (IM). Ketepatan merumuskan IM ini sangat
penting. Dalam kurikulum ISMUBA telah ditetapkan indikator minimal (IM) dengan
harapan dapat diacu oleh guru, dan dapat dikembangkan. Kondisi di lapangan
menunjukkan bahwa banyak guru belum mampu mengembangkan IM yang ada dan

2
menentukan implikasinya dalam pembelajaran. Jika perumusan IM tidak dipahami
dengan benar dan pengembangannya tidak sesuai, maka KD, KI dan SKL tidak
tercapai. Memperhatikan kesenjangan tersebut, maka Dikdasmen Pimpinan Pusat
Muhammadiyah menyusun modul pelatihan untuk memastikan bahwa para pelatih
benar dalam menyampaikan materi terkait dengan analisis keterkaitan SKL, KI dan KD
untuk membantu guru mengoptimalisasi tujuan pembelajaran.

B. Paparan Materi
Materi pelatihan ini secara berturut-turut akan disajikan tentang pengetian SKL,
KI, KD dan IM, analisis muatan SKL, KI, KD dan IM, Pengembangan IM, analisis
SKL, KI, KD dan IM untuk optimalisasi pembelajaran. Paparan materi dan
pembahasan yang terdiri dari narasi, bahan gambar dan lain-lain.

1. Pengertian SKL, KI, KD dan IM


Analisis tentang SKL, KI, KD, dan IPK tidak terlepas dari kurikulum dan
standar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Standar adalah
kemampuan minimal untuk
mencapai tujuan pendidikan yang
tertuang dan tercermin pada SKL,
KI, KD, dan IM. Oleh karena itu,
pada bagian ini kita akan fokus
memahami pengertian empat hal
tersebut.
Standar sikap dalam SKL (jenjang Sekolah menengah atas misalnya) yang
dirumuskan pemerintah adalah: memiliki perilaku yang mencerminkan sikap (1)
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME, (2) berkarakter, jujur, dan peduli,
(3) bertanggungjawab, (4) pembelajar
sejati sepanjang hayat, dan (5) sehat

3
jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional. Kemampuan minimal pengetahuan yaitu memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berkenaan dengan (1) ilmu pengetahuan, (2) teknologi, (3) seni, (4) budaya,
dan (5) humaniora, serta mampu mengaitkan pengetahuan tersebut dalam konteks diri
sendiri, keluarga,sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
serta kawasan regional dan internasional. Sedangkan kemampuan minimal
keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir dan bertindak (1) kreatif, (2)
produktif, (3) kritis, (4) mandiri, (5) kolaboratif, dan (6) komunikatif melalui
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri. Kemampuan minimal tersebut dapat diartikan sebagai
kualifikasi minimal yang harus dimiliki seorang Didik. Jadi, seorang lulusan
pendidikan menengah harus memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan minimal
yang telah dirumuskan dalam SKL Pendidikan Menengah.
KI mencakup: sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan,dan
keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran,
mata pelajaran atau program dalam
mencapai SKL. KD merupakan
kemampuan minimal dan materi
pembelajaran minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada KI. Sedangkan KI merupakan standar kompetensi yang
harus dimiliki peserta didik pada tingkat kelas.
KD mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
dalam muatan pembelajaran dan mata pelajaran. Pembelajaran merupakan proses
interaksi antar Peserta Didik, antara Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
IM merupakan kemampuan
minimal yang dapat diobservasi untuk
disimpulkan sebagai pemenuhan KD
pada KI-1 dan KI- 2, dan kemampuan
yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk disimpulkan sebagai pemenuhan

4
KD pada KI-3 dan KI- 4. Seorang peserta didik boleh memiliki kemampuan di atas
yang telah ditetapkan dalam IM.

2. Analisis SKL dan KI


SKL terdiri atas kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Muatan kompetensi lulusan ditunjukkan
sebagai berikut:

2.1 Muatan Kompetensi Lulusan SD Muhammadiyah

No. Dismensi Kualifikasi Kemampuan


1. Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki semangat dalam
berakidah Islam dengan menjadikan al-Qur’an dan Hadis sebagai
pedoman hidup,
2. berakhlak karimah; berkarakter, jujur, peduli, santun dalam
berkomunikasi dan pergaulan sehari-hari.
3. bertanggungjawab, istiqomah dan berkemajuan
4. pembelajar sejati, sepanjang hayat, dan kritis dalam mengambil
ibrah
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara

2. Pengetahuan 1. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif


dan suprarasional pada tingkat dasar berkenaan dengan:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya,
e. humaniora,
f. keislaman,
g. Kemuhammadiyahan, dan
h. Bahasa Arab.
2. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar,

5
bangsa, Negara.

3. Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:


1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan yang beragam; normative, ilmiah, dan pendekatan
lain sesuai dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan
tugas yang diberikan

Dalam usaha mencapai SKL sebagaimana telah ditetapkan untuk setiap


satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan
menjadi beberapa Tingkat Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan
tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan dalam SKL.
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 menyebutkan bahwa tingkat
Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka
pencapaian SKL. Tingkat Kompetensi terdiri atas 4 (empat) jenjang yang harus

6
dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu tingkat
pendidikan anak (TK/RA), tingkat pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A dan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B), dan tingkat pendidikan
menengah(SMA/MA/SMALB/Paket C). Tingkat Kompetensi tersebut diterapkan
dalam hubungannya dengan tingkat kelas sejak peserta didik mengikuti
pendidikan TK/RA, Kelas I sampai dengan Kelas XII jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan empat kriteria
berikut.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan
sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual
dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Sehingga kompetensi generik terdiri dari 4 (empat) dimensi yang
mempresentasikan sikap spiritual, sikap soial, pengetahuan, dan keterampilan.
Berikut adalah muatan KI pada setiap Tingkat Kompetensi.

Muatan Kompetensi Inti (KI) pada Tingkat Kompetensi SD Muhammadiyah


(Kelas I-VI)
(Khusus Mapel Al-Islam dan Bahasa Arab)

No Komptensi Deskripsi Kompetensi


. Inti
1. Sikap Spiritual Menerima dan menjalankan ajaran Islam sesuai dengan al-
Qur’an dan Hadits
2. Sikap Sosial Memiliki perilaku
a. jujur,
b. disiplin,
c. tanggung jawab,
d. santun,
e. peduli (toleransi dan gotong royong), dan
f. percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
3. Pengetahuan Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
a.dirinya,
b.makhluk ciptaan Allah dan kegiatannya, dan
c.benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
4. Keterampilan Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

7
Muatan Kompetensi Inti (KI) pada Tingkat Kompetensi SD Muhammadiyah (Kelas III-VI)
(Khusus Mapel Kemuhammadiyahan)

No Komptensi Deskripsi Kompetensi


. Inti
1. Sikap Spiritual Menerima dan menjalankan ajaran Agama Islam menurut paham
Muhammadiyah

2. Sikap Sosial Memiliki sikap berakhlaqul karimah yaitu manusia yang


berpengetahuan, rajin, cerdas, produktif, kreatif, inovatif, jujur,
adil, bekerja sama, dan bertoleransi, serta mengembangkan
budaya islami berdasarkan al-Qur’an dan hadits

3. Pengetahuan Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati


[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang Muhammadiyah; sejarah, keorganiosasian,
tokoh, gerakan, amal usaha, idiologi, dan tujuan

4. Keterampilan Menyajikan pengetahuan faktual dengan bahasa yang jelas dan


logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
menunjukkan pelajar Muhammadiyah, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku sebagai kader Muhammadiyah.

Setiap tingkat kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran


dan penilaian. Pembelajaran dan penilaian pada tingkat yang sama memiliki
karakteristik yang relatif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1
(satu) Tingkat Kompetensi. Tingkat Kompetensi yang berbeda menuntut pembelajaran
dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat
Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses
pembelajaran serta penilaian.

3. Analisis KD dan IM

8
Analisis muatan KD dari KI-1, KD dari KI-2, KD dari KI-3 dan KD dari KI-4
pada mata pelajaran ISMUBA merupakan hal penting untuk mengembangkan Indikator
Minimal (IM). Kegiatan analisis muatan KD dimaksudkan untuk menjamin arah
keterlaksaaan pembelajaran mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran,
seperti ditunjukkan pada bagan berikut. Mapel ISMUBA
Pasangan:
KD dari KI-1 (Sikap Spiritual)
IM terpilih
KD dari KI-2 (Sikap Sosial)
KD dari KI-3 (Pengetahuan)
Menyeleksi IM sesuai dengan modalitas, potensi, kondisi dan karakteristik
Peserta Didik KD dari KI-4 (Keterampilan)

Menganalisis muatan KD:


memerinci komponen-komponen konten dan
kompetensi yang termuat pada KD dari KI yang dimaksud.
KI-1,
Menyusun IM sesuai hasil KI-2,muatan
analisis KI-3, KI-4
KD dari KI yang dimaksud

Mengembangkan RPP

KD-1.1, KD-2.1, KD-3.1, KD-4.1

Mengimplementasikan RPP dalam Pembelajaran

9
Dari bagan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

Spiritual
KD
KD dari KI-1/KD sikap spiritual terdapat pada mata
pelajaran ISMUBA.
 Sikap spiritual ini merupakan internalisasi dari KD pada KI-3 dan KD pada KI-
4.
 Sebelum menganalisis/memerinci komponen yang terdapat pada KD sikap
spiritual terlebih dahulu mencermati materi pokok dan keterampilan yang
terdapat pada KD dari KI-3 dan KD dari KI-4.
 Pencermatan ini untuk memastikan adanya koherensi dan relevansi antara sikap
dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dibangun.
 Analisis muatan KD dari KI-1 dilakukan untuk mengembangkan IM sikap
spiritual
Tahapan analisis muatan KD pada KI-1 hingga perumusan IM:
 Menginterpretasikan tingkatan sikap KD tertentu pada KI-1:
menerima/menjalankan/menghargai/menghayati/mengamalkan (sikap harus
sampai pada mengamalkan).
 Menentukan kata kerja sikap spiritual berdasarkan hasil interpretasi untuk
disusun menjadi IM spiritual.
 Merumuskan kriteria sikap spiritual berdasarkan IM .

Sosial
KD
KD dari KI-2/KD sikap sosial sama halnya dengan KD
spiritual terdapat pada mata pelajaran ISMUBA.
 Sikap sosial ini merupakan internalisasi dari KD pada KI-3 dan KD pada KI-4.
 Sebelum menganalisis/memerinci komponen yang terdapat pada KD sikap
sosial terlebih dahulu mencermati materi pokok dan keterampilan yang terdapat
pada KD dari KI-3 dan KD dari KI-4.
 Pencermatan ini untuk memastikan adanya koherensi dan relevansi antara sikap
sosial dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dibangun.
 Analisis muatan KD dari KI-2 dilakukan untuk mengembangkan IM sikap
sosial.

10
Tahapan analisis muatan KD pada KI-2 hingga perumusan IM
 Menginterpretasikan tingkatan sikap pada KD tertentu dari KI-2: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati ataukah mengamalkan (sikap harus
sampai pada mengamalkan).
 Menentukan kata kerja sikap sosial berdasarkan hasil interpretasi untuk disusun
menjadi IM sosial.
 Menentukan kriteria sikap sosial berdasarkan IM.

Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan

KD dari KI-3/KD Pengetahuan berpasangan dengan KD


dari Pengetahuan KI-4/KD Keterampilan.
KD
Tahapan menganalisis muatan KD pada KI-3/KD Pengetahuan:
 Menginterpretasikan dimensi proses kognitif pada KD tertentu dari KI 3:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta.
 Menentukan kata kerja berdasarkan hasil interpretasi terhadap dimensi
proses kognitif yang terdapat pada KD pengetahuan.
 Menginterpretasikan materi pokok yang termuat pada KD pengetahuan:
memuat pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif dan
suprarasional.
Tahapan menganalisis muatan materi pokok pada KD dari KI-3:
 Menginterpretasikan muatan materi pokok: pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, metakognitif atau suprarasional.

11
 Menginterpretasikan muatan lokal dan kemampuan HOTS yang relevan
dengan materi pokok untuk diintegrasikan sebagai perluasan materi pokok.
 Menjabarkan materi pokok ke dalam materi pembelajaran (materi
pembelajaran relevan dengan IM).

Keterampilan
KD
.

Tahapan menganalisis muatan KD dari KI-4/KD Keterampilan:


 Menginterpretasikan kategori keterampilan pada KD tertentu dari KI-4:
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
 Menginterpretasikan kategori keterampilan: abstrak dan konkret.
 Menginterpretasikan kata kerja keterampilan berdasarkan hasil interpretasi.
 Menentukan keterkaitan proses pembelajaran antara KD dari KI-3 dan KD
dari KI-4.

Perlu diingat!
Capaian optimum pengetahuan adalah keterampilan (keterampilan merupakan penerapan dari pengetahuan). Keterampilan berpikir dan bertindak
Pendekatan ilmiah mendorong tumbuhnya perilaku/tindakan seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Dengan demik
Sikap merupakan internalisasi dari pengetahuan dan keterampilan

Contoh Analisis

12
Muatan KD pada Matapelajaran Pendidikan Al-Qur’an Hadits Kelas VII

Hasil Analisis Muatan KD dari KI-3


KD Dimensi Proses
Materi Pokok Kata Kerja Dimensi Pengetahuan
Kognitif
1.1 Terbiasa membaca Q.S. al- Terbiasa Memahami Tata tertib
al-Qur’an dengan Mujadilah /58: membaca membaca
meyakini bahwa 11, Q.S. ar- (kategori sikap: Qur􀇯an
Allah Swt. akan Rahman /55: menjalankan)
meninggikan 33 dan Hadis
derajat orang yang terkait tentang
beriman dan menuntut ilmu
berilmu
2.1 Menunjukkan Menunjukkan Memahami Pengetahuan
perilaku semangat perilaku: tentang semangat
menuntut ilmu 1. Mengerjakan tugas menuntut ilmu
sebagai sesuai dengan waktu
implementasi Q.S. yang ditentukan
al-Mujadilah/58: (menjalankan)
11, Q.S. ar- 2. Patuh pada tata
Rahman /55: 33 tertib/aturan bersama
dan Hadis terkait (menghayati)
3.1 Memahami Memahami  Menjelaskan 1. Faktual: bacaan Q.S.
makna Q.S. al- makna kata demi al-Mujadilah /58: 11,
Mujadilah /58: 11, kata dalam Q.S. Q.S. ar-Rahman /55:
Q.S. ar-Rahman / al-Mujadilah /58: 33 dan Hadis terkait
55: 33 dan Hadis 11, Q.S. ar- tentang menuntut
terkait tentang Rahman /55: 33 ilmu
menuntut ilmu dan Hadis tentang 2. Konseptual: tentang
menuntut ilmu Menuntut ilmu
3. Prosedural: kaidah
 Menjelaskan
tajwid, kaitan antara
makna
menuntut ilmu dalam
keseluruhan Q.S.
Q.S. al-Mujadilah
al-Mujadilah /58:
/58: 11, Q.S. ar-
11, Q.S. ar-
Rahman /55: 33
Rahman /55: 33
4. Metakognitif:
dan Hadis tentang
interpretasi terhadap
menuntut ilmu
makna dari
 Mengidentifikasi teks/bacaan Q.S. al-
intisari dalam Mujadilah /58: 11,
Q.S. al-Mujadilah Q.S. ar-Rahman /55:
/58: 11, Q.S. ar- 33 dan hadits terkait.
Rahman /55: 33 5. Suprarasional:
dan Hadis tentang Refleksi terhadap
menuntut ilmu kebenaran perintah
menuntut ilmu
4.1.1 Membaca Q.S. al- Membaca Q.S. al- Menerapkan
Mujadilah /58: 11 Mujadilah /58: 11 dan hukum/kaedah tajwid
dan Q.S. ar- Q.S. ar-Rahman /55: dan makharijul huruf
Rahman /55: 33 33 dengan tartil ketika membaca Q.S.
dengan tartil al-Mujadilah /58: 11
4.1.2 Menunjukkan Menunjukkan dan Q.S. ar-Rahman /
hafalan Q.S. hafalan Q.S. 55: 33
alMujadilah /58: alMujadilah /58: 11,
11, Q.S. ar- Q.S. ar-Rahman /55:
Rahman /55: 33 33 dan Hadis terkait

13
dan Hadis terkait dengan lancar
dengan lancar
4.1.3 Menyajikan Menyajikan
keterkaitan keterkaitan semangat
semangat menuntut ilmu
menuntut ilmu dengan pesan Q.S. al-
dengan pesan Q.S. Mujadilah /58: 1 dan
al-Mujadilah /58: Q.S. arRahman /55: 33
1 dan Q.S. ar-
Rahman /55: 33

Keterangan Contoh di atas:


a. Capaian optimum pasangan KD 1.1, KD 2.1, KD 3.1 dan 4.1.1, KD 4.1.2, KD
4.1.3 adalah terampil membaca Q.S. al-Mujadilah /58: 1 dan Q.S. ar-Rahman /55:
33 dan hadits terkait; menunjukkan hafalan Q.S. al-Mujadilah /58: 1 dan Q.S. ar-
Rahman /55: 33 dan hadits terkait dengan lancar; menyajikan keterkaitan semangat
menuntut ilmu (ketiganya merupakan keterampilan); terbiasa membaca,
menunjukkan perilaku mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
patuh pada tata tertib/aturan bersama (sikap).
b. Tiga macam keterampilan pada KD 4.1.1, KD 4.1.2, KD 4.1.3 dan tiga macam
sikap pada KD 1.1, KD 2.1 dicapai selama Peserta Didik belajar memahami makna
dan intisari Q.S. al-Mujadilah /58: 1 dan Q.S. ar-Rahman /55: 33 dan hadits terkait
KD 3.1.
c. Terampil membaca ditumbuhkan agar Peserta Didik terbiasa membaca Q.S. al-
Mujadilah /58: 1 dan Q.S. ar-Rahman /55: 33 dan hadits terkait, memahami isi
bacaan, dan menjalankan isi bacaan (pembiasaan ini merupakan sikap/terbangun
dari pengetahuan dan keterampilan meliputi proses internalisasi dalam bentuk
pembelajaran langsung dan tidak langsung). Oleh karenanya, pasangan KD 1.1,
KD 2.1, KD 3.1 dan 4.1.1, KD 4.1.2, KD 4.1.3 merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.

C. Penugasan
Buatlah contoh dalam tabel berikut ini Analisis Muatakan KD dari KI-3
seperti contoh di atas

Hasil Analisis Muatan KD dari KI-3


KD Dimensi Proses
Materi Pokok Kata Kerja
Kognitif

14
15

Anda mungkin juga menyukai