Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS SKL, KI DAN KD MTS DAN MADRASAH ALIYAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Telaah Kurikulum
Dosen Pengampu: Drs. Abdul Halim Nasution, M.Ag.

Disusun oleh:
SEM V/PAI-1
ADHE TRIYALNI NIM 0301181021
MULKAN WILDANIL AKBAR NIM 0301183245
NUR MAYA SARI NIM 0301181078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUMATERA UTARA MEDAN
2020
ANALISIS SKL, KI DAN KD MTS DAN MADRASAH ALIYAH
Disusun Oleh: Adhe Triyalni, Mulkan Wildanil Akbar dan Nur Maya Sari

ABSTRAK
Analisis SKL KI KD sebagai titik awal perencanaan pembelajaran tentu
memiliki maksud dan tujuan. Analisis SKL KI KD wajib dipahami oleh setiap pendidik.
Analisis SKL KI KD ialah kegiatan menguraikan keterkaitan SKL KI KD atas berbagai
bagiannya, menelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh berbagai informasi pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan
pembelajaran yang benar.
Analisis SKL KI KD menjabarkan komponen SKL ( Standar Kompetensi
Lulusan), KI ( Kompetensi Inti), dan KD ( Kompetensi Dasar ), baik KD Pengetahuan
maupun KD Keterampilan. Selain aktifitas menjabarkan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, Analisis SKI KI KD juga menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar
komponen yang dianalisis.
Silabus dan RPP adalah dokumen yang diturunkan dari Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasaar KI KD, dan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. KI KD sendiri
diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan MTS dan MA. Agar supaya silabus dan
RPP MTS dan MA yang dikembangkan benar-benar akurat mengeksekusi keinginan
Standar Kompetensi Lulusan MTS dan MA maka perlu ada jaminan Linieritas
Kompetensi Dasar KD terhadap SKL nya. Analisis SKL KI KD inilah penjamin
Linieritas silabus dan RPP MTS dan MA terhadap Standar Kompetensi Lulusan SKL.
Kata Kunci: Analisis SKL KI KD, Taksonomi Pengetahuan ( Anderson ), Taksonomi
Keterampilan (Dyer-Dave-Simpson).

i
A. PENDAHULUAN
Kementrian Agama memberlakukan Kurikulum 2013 sejak diterapkan /
diimplementasikan di madrasah atau sekolah pada tahun 2014/2015. Dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang menaungi sekolah mulai menerapkan kurikulum
2013 sejak pada tahun 2013/2014, disaat menerapkan kurikulum 2013 tentu ada banyak
kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah atau madrasah di lapangan. Masalah yang
dihadapai oleh madrasah itu sifatnya konseptual yang berkaitan dengan masih ada
rendahnya pemahaman kurikulum 2013 ini antara lain : landasan, rasional, pendekatan,
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi pembelajaran, penilaian hasil
belajar siswa terutama pengembangan instrument penilaian otentik. Sedangkan
didalam kegiatan pembelajaran mengaktualialisasikan Kurikulum 2013 ini ada saja
masalah atau kendala yang bersifat teknis saat pembelajaran berlangsung.
Tugas pokok seorang guru ialah dapat merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran disaat mengaktualisasikan
Kurikulum 2013. Maka tugas seorang guru membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) suatu kewajiban yang sangat mutlak. Dalam menerapkan
Kurikulum 2013 sebelum membuat RPP guru haruslah membuat analisis keterkaitan
SKL, KI, dan KD agar dapat menjabarkan suatu materi ajar.
Dari hasil analisis dapat memungkinkan semua materi itu dapat dilaksanakan
dengan keruntutan yang tepat serta alokasi waktu yang cukup sesuai dengan kedalaman
materi yang diajarkan. Bukan hanya itu saja, analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD
berfungsi untuk memudahkan seorang guru dalam penjabaran penilaian apa yang harus
dilakukan baik pada saat proses ataupun pada hasil belajar sesuai dengan indicator
pencapaian kompetensi yang akan diukur.
Masih banyak guru yang belum memahami serta menyusun analisis keterkaitan
SKL, KI, dan KD, maka perlu ditingkatkan lagi agar pemahaman guru tentang silabus
dan bagaimana mengembangan pembelajaran semakin lebih baik. Kelemahan-
kelemahan inilah mengakibatkan banyak guru mengalami kesulitan dalam melakukan
mengembangkan materi ajar atau menentukan materi esensial Materi esensial yang

1
dimaksud adalah materi-materi penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Materi-
materi esensial tersebut dapat diidentifikasikan berdasarkan pengalaman empiris dalam
praktik pelaksanaan pembelajaran dalam KD tertentu, juga berdasarkan pemetaan
materi berdasarkan SKL, KI, KD sehingga ditemukan materi-materi (kompetensi) yang
sulit dikuasai peserta didik dan guru.
Dari pernyataan di atas, maka pada topik analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD
menjadi fokus utama. atau materi yang wajib disampaikan. Kemampuan guru untuk
mampu menganalisis SKL, KI, dan KD MTS dan Madrasah Aliyah. Hal ini
dikarenakan kualitas dan efektifitas proses pembelajaran sangat ditentukan oleh mutu
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
dapat berjalan dengan efektif hanya apabila silabus, RPP, perangkat penilaian, dan
bahan ajar dikembangkan berdasarkan analisis SKL, KI dan KD. Selanjutnya,
bagaimana langkah-langkah analisis SKL, KI, dan KD MTS dan Madrasah Aliyah akan
djelaskan dalam makalah ini dengan menggunakan contoh mata pelajaran Alquran
Hadis Tingkat MI kelas VI.
B. PEMBAHASAN
1. SKL ( Standar Kompetensi Lulusan ) MTS dan Madrasah Aliyah
a. Defenisi SKL
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi
Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi
Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan
dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.1

1
Permendikbud, Materi Bimbingan Teknis Fasilitator Dan Instruktur Kurikulum 2013, hlm.
13. https://elearning.uinsu.ac.id/course/view.php?id=5434 (diakses pada 13 Desember 2020, Pukul
19:32

2
Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
berturut-turut dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 disebutkan bahwa Standar
kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.2
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20
tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
menerangkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
dan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi (SI), standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. SKL terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.3
b. Tujuan SKL
Tujuan Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
dan standar pembiayaan.
c. Ruang Lingkup SKL
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

2
Budi Tri Siswanto dan Agus Budiman, Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan & Bangunan
Kompetensi, hlm. 6. https://docplayer.info/48787028-Penyusunan-standar-kompetensi-lulusan-
bangunan-kompetensi-oleh-budi-tri-siswanto-agus-budiman.html (diakses pada 15 Desember 2020,
Pukul 09:16)
3
Ryna Rachmawati, Analisis Keterkaitan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi
Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Implementasi Kurikulum 2013,(Balai Pendidikan dan
Pelatihan Keagamaan Bandung, 2018) hlm. 232.

3
Aliyah. 4 Pada makalah ini akan dicantumkan Standar Kompetensi Lulusan Pada MTS
dan Madrasah Aliyah.
Tabel 1
Standar Kompetensi Lulusan pada MTs
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berkarakter, jujur, dan peduli, bertanggungjawab,
pembelajar sejati sepanjang hayat, serta sehat
jasmani dan rohani, sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan keluarga, madrasah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis
dan spesifik sederhana berkenaan dengan: ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Mampu
mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks
diri sendiri, keluarga, madrasah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan
kawasan regional.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai
dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri.

4
KMA No 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI, hlm 15-17

4
Tabel 2
Standar Kompetensi Lulusan pada MA
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berkarakter, jujur, dan peduli, bertanggungjawab,
pembelajar sejati sepanjang hayat, serta sehat
jasmani dan rohani, sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan keluarga, madrasah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan internasional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di
atas dalam konteks din sendiri, keluarga,
madrasah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional
dan internasional.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain secara mandiri.

5
2. KI (Kompetensi Inti ) MTS dan Madrasah Aliyah
a. Defenisi KI
Didalam Permendibud No. 24 tahun 2016 Kompetensi inti pada kurikulum
2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang
harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi terdiri dari
kompetensi sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi inti dan
kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.5
KI merupakan terjemahan atau operasional SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,
kognitif, dan psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. KI harus menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills.
KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenan
dengan sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan penerapan
pengetahuan (KI 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari KD dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang
berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (KI 3)
dan penerapan pengetahuan (KI 4).
b. Fungsi KI
KI berfungsi sebagai unsur pengorganisasi KD. Sebagai unsur pengorganisasi,
KI merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan orgaanisasi horizontal KD.
Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan antara konten KD satu kelas atau jenjang

5
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Tematik di SD/MI Pengembangan Kurikulum 2013,
Merujuk Permendikbud No. 20, 21, 23, dan 24 Tahun 2016. (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm.
70.

6
pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi
suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten KD satu mata pelajaran dengan
konten KD dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu temuan mingguan dan kelas
yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. 6
Adapun rincian KI pada kelas pada setiap jenjang MTS dan MA sebagai
berikut :
TABEL 3 KOMPETENSI INTI MADRASAH TSANAWIYAH ( MTs )

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama ajaran agama yang dianutnya. menghayati ajaran agama
yang dianutnya. yang dianutnya.
2. Menghargai dan 2. Menghargai dan menghayati 2. Menghargai dan
menghayati perilaku perilaku jujur, disiplin, menghayati perilaku jujur,
jujur, disiplin, tanggung tanggung jawab, peduli disiplin, tanggung jawab,
jawab, peduli (toleransi, (toleransi, gotong royong), peduli (toleransi, gotong
gotong royong), santun, santun, percaya diri, dalam royong), santun, percaya
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif diri, dalam berinteraksi
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan secara efektif dengan
dengan lingkungan sosial alam dalam jangkauan lingkungan sosial dan alam
dan alam dalam pergaulan dan keberadaannya. dalam jangkauan
jangkauan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya. keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan 3. Memahami dan


(faktual, konseptual, dan pengetahuan (faktual, menerapkan pengetahuan
prosedural) berdasarkan konseptual, dan prosedural) (faktual, konseptual, dan
rasa ingin tahunya berdasarkan rasa ingin prosedural) berdasarkan
tentang ilmu tahunya tentang ilmu rasa ingin tahunya tentang
pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi, seni, ilmu pengetahuan,
seni, budaya terkait budaya terkait fenomena dan teknologi, seni, budaya
fenomena dan kejadian kejadian tampak mata. terkait fenomena dan
tampak mata. kejadian tampak mata.

6
Ryna Rachmawati, Op.Cit., hlm 233.

7
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji, dan
menyaji dalam ranah menalar dalam ranah konkret menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, (menggunakan, mengurai, konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, merangkai, memodifikasi, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan dan membuat) dan ranah memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, membuat) dan ranah
abstrak (menulis, menghitung, menggambar, abstrak (menulis,
membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai membaca, menghitung,
menggambar, dan dengan yang dipelajari di menggambar, dan
mengarang) sesuai sekolah dan sumber lain yang mengarang) sesuai dengan
dengan yang dipelajari di sama dalam sudut yang dipelajari di sekolah
sekolah dan sumber lain pandang/teori. dan sumber lain yang sama
yang sama dalam sudut dalam sudut pandang/teori.
pandang/teori.

TABEL 4 KOMPETENSI INTI MADRASAH ALIYAH ( MA )


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
Menghayati dan Menghayati dan mengamalkan Menghayati dan mengamalkan
mengamalkan ajaran ajaran agama yang dianutnya ajaran agama yang dianutnya
agama yang dianutnya

Menghayati dan Menghayati dan mengamalkan Menghayati dan mengamalkan


mengamalkan perilaku perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin,
jujur, disiplin, tanggung Tanggung jawab, peduli Tanggung jawab, peduli
jawab, peduli (gotong (gotong royong, kerjasama, (gotong royong, kerjasama,
royong, kerjasama, toleran, toleran, damai), santun, toleran, damai), santun,
damai), santun, responsif responsif dan pro-aktif dan responsif dan pro-aktif dan
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai menunjukkan sikap sebagai
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai bagian dari solusi atas berbagai
bagian dari solusi atas permasalahan dalam

8
berbagai permasalahan permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dalam berinteraksi secara berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
efektif dengan lingkungan dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
sosial dan alam serta dalam alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
menempatkan diri sebagai diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
cerminan bangsa dalam dalam pergaulan dunia
pergaulan dunia.
Memahami,menerapkan, Memahami, menerapkan, dan Memahami, menerapkan,
dan menganalisis menganalisis pengetahuan menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, faktual, konseptual, prosedural, pengetahuan faktual, konseptual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan prosedural, dan
berdasarkan rasa rasa ingin tahunya tentang ilmu metakognitif berdasarkan rasa
ingintahunya tentang pengetahuan,teknologi,seni, ingin tahunya tentang ilmu
ilmu pengetahuan, budaya, dan humaniora dengan pengetahuan, teknologi, seni,
teknologi, seni, budaya, wawasan kemanusiaan, budaya, dan humaniora dengan
dan humaniora dengan kebangsaan, kenegaraan, dan wawasan kemanusiaan,
wawasan kemanusiaan, peradaban terkait penyebab kebangsaan, kenegaraan, dan
kebangsaan, kenegaraan, fenomena dan kejadian, serta peradaban terkait penyebab
dan peradaban terkait menerapkan pengetahuan fenomena dan kejadian, serta
penyebab fenomena dan prosedural pada bidang kajian menerapkan pengetahuan
kejadian, serta menerapkan yang spesifik sesuai dengan prosedural pada bidang kajian
pengetahuan prosedural bakat dan minatnya untuk yang spesifik sesuai dengan
pada bidang kajian yang memecahkan masalah. bakat dan minatnya untuk
spesifik sesuai dengan memecahkan masalah
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

Mengolah, menalar dan


M Mengolah, menalar, dan Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah konkret menyaji dan mencipta dalam

9
konkret dan ranah abstrak dan ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait dengan
terkait dengan dengan pengembangan dari pegembangan dari yang
pengembangan dari yang yang dipelajarinya di Madrasah dipelajarinya di madrasah
dipelajarinya di Madrasah secara mandiri bertindak secara secara mandiri serta bertindak
secara mandiri dan mampu efektif dan kreatif serta mampu secara efektif dan mampu
menggunakan metode menggunakan metode sesuai menggunakan metode sesuai
sesuai kaidah keilmuan. kaidah keilmuan. kaidah keilmuan.

3. KD (Kompetensi Dasar )
KD merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari KI. KD adalah konten atau kompetensi yang terdiri dari sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada KI yang harus dikuasai peserta
didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Adapun Kompetensi
Dasar untuk kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:
a. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu yntuk
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
c. Kompetensi Inti menjadu unsur organisator (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam kompetensi Inti.
d. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).

10
e. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI)atau
satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK). Daam
seluruh silabus tercantum KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diekmbangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.7
4. Analisis SKL, KI, dan KD dalam Kurikulum 2013
Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi
Dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam skema gambar
berikut.

Gambar 1. Hubungan SKL, KI, dan KD

Analisis SKL KI KD adalah kegiatan menguraikan keterkaitan SKL KI KD atas


berbagai bagiannya, menelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh berbagai informasi pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan
pembelajaran yang benar. Sebagaimana diketahui bahwa analisis SKL KI KD
merupakan titik awal perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dipahami

7
Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), ( Malang: UIN Maliki Press, 2013), hlm. 21-23.

11
kerangka berpikir terkait analisis SKL KI KD ini agar pembelajaran yang disajikan
berjalan sesuai skema besar pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013.

Analisis SKL KI KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD baik KD


Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktifitas menjabarkan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, Analisis SKL KI KD juga menjabarkan hubungan dan
keterkaitan antar komponen yang di analisis tersebut. Hal yang dilakukan dalam
analisis ini adalah menjabarkan tingkat pencapaian kompetensi pada KD pengetahuan
berdasarkan taksonomi Anderson dan KD keterampilan berdasarkan taksonomi Dyer,
Simpson dan Dave. Hasil analisis akan menjamin keselarasan KD terhadap SKL nya,
sehigga pengembangan pembelajaran yang dibuat guru benar-benar akurat
mengeksekusi keinginan Standar Kompetensi Lulusan.

Meninjau ulang kurikulum 2006 atau yang biasa disebut Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), SKL pada kurikulum 2006 terdiri atas SKL Satuan
Pendidikan, SKL Kelompok mata pelajaran dan SKL mata pelajaran. Sayangnya,
berbagai temuan di lapangan menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman terhadap
esensi SKL berujung pada kegagalan sekolah dalam memberikan layanan pendidikan.
Hal ini terjadi karena SKL-SKL yang dijabarkan dalam standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar pada standar isi (SI) tidak dipahami dan difungsikan secara optimal
agar memberikan arah bagi sekolah guna melaksanakan pembelajaran yang efektif.
Proses layanan pendidikan semacam ini tentu akan berujung pada ketidakmampuan
sekolah dalam menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan tuntutan SKL
Satuan Pendidikan.

Berbeda dengan kurikulum 2013, SKL berlaku umum untuk tiap jenjang
pendidikan yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Hal ini merupakan cita-cita dan impian penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan saja.

12
Kurikulum 2013 diterapkan untuk menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi
baik sikap spiritual, sikap sosial , pengetahuan dan keterampilan agar nantinya unggul
dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan
keterampilan abad 21 seperti critical thinking, creative thinking, collaborating dan
communicating (4C). Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan
dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Oleh karena itu dalam kurikulum 2013,
pembentukan kompetensi lulusan dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh
guru diseluruh Mata pelajaran.
Dalam konteks ini, materi pembelajaran dan proses pembelajaran menjadi
instrument penting menuju tercapainya Standar Kompetensi Lulusan yang dicita-
citakan. Materi pembelajaran yang tidak setara dengan Standar Kompetensi Lulusan
yang diinginkan jelas menjadi penyebab tidak tercapainya kompetensi yang
diinginkan. Demikian juga dengan proses pembelajaran, terbentuknya kompetensi
lulusan pada peserta didik tergantung juga dengan proses pembentukan kompetensi
yang dilakukan pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan optimal
jika guru memahami Kompetensi Dasar (KD), dan menerapkan kompetensi
pedagogiknya agar kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat
diwujudkan pada diri siswa atau peserta didik.
5. Taksonomi Pengetahuan dan Ketrampilan
Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan
pernyataan yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam
belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Berawal dari pemikiran dan penelitian
seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat, Benjamin S. Bloom membuat suatu
klasifikasi berdasarkan urutan keterampilan berpikir dalam suatu proses yang semakin
lama semakin tinggi tingkatannya. Dikenal sebagai taksonomi Bloom, Arikunto tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Seiring perkembangan teori pendidikan, Krathwohl dan para ahli psikologi
aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan
zaman. Perubahan ini dilakukan dengan memberi versi baru pada ranah kognitif yaitu

13
dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif.8 Hubungan antara dimensi
proses kognitif dan dimensi Pengetahuan kognitif dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hubungan Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan
Perkembangan Berfikir
Bentuk Pengetahuan
Taksonomi Bloom Rivised
No (Knowledge Keterangan
Anderson (Cognitive Process
Dimension)
Dimension)
1. Mengingat (C1) Pengetahuan Faktual
Menginterprestasi prinsip Pengetahuan Lower Order
2. Thinking Skills
(Memahami/C2) Konseptual
(LOT’s)
Pengetahuan
3. Menerapkan (C3)
procedural
Menganalisis (C4) Higher Order
Pengetahuan
4. Mengevaluasi (C5) dan Thinking Skills
Metakognitif
Mengkreasi(C6) (HOT’s)

Taksonomi Bloom versi awal hanya membahas ranah kognitif dan afektif, untuk
itu Simpson menyampaikan (tujuh) kategori utama untuk kemampuan psikomotorik
dan Dave membagi keterampilan motorik dalam 5 tingkatan. Kedua kategori ini
digunakan untuk mengukur tingkat capaian kemampuan peserta didik sebagai hasil
belajar dalam ranah psikomotorik, khususnya untuk bidang-bidang yang sarat dengan
pemakaian fisik, motorik, dan kinestetik, seperti olah raga, seni musik, senirupa, seni
tari, drama, percobaan dalam sains. Sehingga kemampuan psikomotorik yang
dikemukan oleh keduanya digolongkan sebagai ketrampilan konkret karena secara
jelas dapat diamati dan diukur. Sebagai tambahan, untuk ketrampilan abstrak yang
melibatkan abstraksi, inovasi, dan kreativitas mengacu pada taksonomi yang
dikembangakan oleh Dyer.
Pengelompokkan kemampuan pada ranah psikomotorik dari Simpson, Dave, dan
Dyer dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2. Dimensi Keterampilan (Dyer,
Dave, and Simpson)

8
Ryna Rachmawati, Op.Cit., hlm 234-235.

14
Berikut ini dijabarkan hasil analisis SKL, KI, dan KD menggunakan contoh mata
pelajaran Alquran Hadis MI Kelas VI pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6. Hasil Analisis Pemetaan KI-3 dan KI-4
KI-3 KI-4 ANALISIS DAN
( PENGETAHUAN ) ( KETERAMPILAN ) REKOMENDASI

Memahami pengetahuan Menyajikan pengetahuan KI-3 dan KI-4 untuk jenjang


faktual dan konseptual faktual dan konseptual pendidikan MI
dengan cara mengamati, dalam bahasa yang jelas,
menanya dan mencoba sistematis dan logis, dalam
berdasarkan rasa ingin tahu karya yang estetis, dalam
tentang dirinya, makhluk gerakan yang
ciptaan Tuhan dan mencerminkan anak sehat,
kegiatannya, dan benda- dan dalam tindakan yang
benda yang dijumpainya di mencerminkan perilaku
rumah, di sekolah dan anak beriman dan berakhlak
tempat bermain. mulia

15
Tabel 7. Hasil Analisis KD-3 dan KD-4
Rekomendasi
Analisis KD-3 Rekomendasi KD-3 Analisis KD-4 Rekomendasi
KD-4
KD-3 Tingkat Dimensi Kesesuaian Dimensi KD-4 Bentuk Taksonomi Kesetaraan KD-KD pada

Kognitif dan Bentuk Kognitif dengan dan Tingkat Taksonomi KD-3 Mapel

Pengetahuan Bentuk Pengetahuan Taksonomi dan KD-4


3.2 Memahami Tingkat dimensi Memahami (C2) 4.2 Menyajikan Menyajikan adalah Memahami (C2) Secara umum KD-
isi kandungan kognitif ( memahami sesuai bila Q.S. adh- keterampilan setara dengan 3 dan KD-4
berpasangan dengan
Q.S. adh- C2 ) Bentuk Dhuha (93) abstrak tingkat ( menalar (KA-4) cukup setara,
pengetahuan
Dhuha (93). Pengetahuan metakognitif. Masih secara benar KA-5) menurut sedangkan KD-4 ada
1. Memahami isi dalam batas dan fasih Dyer. menyajikan (KA-5) kemungkinan
kesetaraan
kandungan Q.S Adh sehingga untuk dapat
berpasangan dengan
Dhuha (Konseptual ) pengetahuan dimungkinkan untuk dinaikkan
2.Menerapkan isi procedural, dapat menaikkan KD-3 tingkatnya tapi
direkomendasikan
kandungan Q.S Adh menjadi mungkin ini
untuk sampai ke
Dhuha dalam pengatahuan mengevaluasi. sebagai
kehidupan sehari- metakognitif. prasyara yang
hari. ( Prosedural) pada jenjang
1. selanjutnya.

16
TABEL 8. CONTOH FORMAT HASIL ANALISIS DALAM PERSIAPAN PENYUSUNAN RPP
Analisis KD Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Materi Pokok/ Ruang
Dasar Indikator Lingkup Materi Tingkat Dimensi Jenis Dimensi
Pencapaian Kognitif Kognitif

1 2 3 4 5 6

KD KI. 1

KD KI. 2

KD KI. 3

KD KI.4

17
C. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan, bahwa seorang pendidik ataupun
guru harus mampu menganalisis SKL, KI, dan KD MTS dan Madrasah Aliyah. Hal ini
dikarenakan kualitas dan efektifitas proses pembelajaran sangat ditentukan oleh mutu
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
dapat berjalan dengan efektif hanya apabila silabus, RPP, perangkat penilaian, dan
bahan ajar dikembangkan berdasarkan analisis SKL, KI dan KD.
Hasil anilisis SKL KI KD untuk mata pelajaran Alquran Hadis MI kelas VI
menunjukkan bahwa KD 3.2 dengan KD 4.2 cukup selaras sesuai dengan KI- 3 dan
KI-4. Mengingat pentingnya pemahaman tentang analisis SKL, KI, dan KD proses
pembelajaran, guru perlu didorong untuk terus meningkatkan pemahaman mereka
tentang SKL, KI, dan KD sehingga proses pembelajaran dan penilaian yang
dilaksanakan oleh para guru sesuai atau selaras antara KD dengan KI dan tuntutan SKL.
Sedangkan sarannya, kepada kita sebagai calon guru dapat menggunakan atau
pun kelak mengikuti kegiatan kolektif baik tingkat satuan pendidikan atau tingkat
organisasi guru (MGMP) untuk mempertajam kemampuan kita dalam
mengimplementasikan pemahamannya SKL, KI, dan KD guna merencanakan,
melaksanakan dan melakukan penilaian dalam proses pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Budi Tri Siswanto dan Agus Budiman, Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan & Bangunan
Kompetensi, hlm. 6. https://docplayer.info/48787028-Penyusunan-standar-kompetensi-lulusan-
bangunan-kompetensi-oleh-budi-tri-siswanto-agus-budiman.html (diakses pada 15 Desember
2020, Pukul 09:16)

KMA No 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI.


Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran Tematik di SD/MI Pengembangan Kurikulum
2013, Merujuk Permendikbud No. 20, 21, 23, dan 24 Tahun 2016. Yogyakarta: Samudra
Biru.
Permendikbud. Materi Bimbingan Teknis Fasilitator Dan Instruktur Kurikulum 2013.
https://elearning.uinsu.ac.id/course/view.php?id=5434 diakses pada 13 Desember 2020,
Pukul 19:32
Rachmawati, Ryna. 2018. Analisis Keterkaitan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Implementasi Kurikulum
2013. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung.
Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2013.
Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Malang: UIN Maliki Press.

19

Anda mungkin juga menyukai