Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasional
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah satuan
pendidikan dan peserta didik.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan diperlukan adanya
standarisasi pendidikan sebagai upaya menyetarakan kualitas pendidikan di berbagai satuan
pendidikan. Standarisasi pendidikan ini memberikan dasar sebagai indikator minimal yang
memungkinkan dapat dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan
karakteristik dan kondisi satuan pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai hal itu, diperlukan
sebuah kurikulum.
Pengelolaan kurikulum mencakup tiga bagian utama. Pertama merancang atau
mengembangkan kurikulum. Tahap ini berkaitan dengan landasan filosofis, teoritis, dan
praktis untuk menghasilkan manusia berkualitas yang berakar pada budaya bangsa. Kedua,
implementasi kurikulum yang berkaitan erat dengan pelaksanaan tugas guru dalam kelas
dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu keterlatihan guru sangat menentukan
keberhasilan implementasinya. Melalui proses ini peserta didik memperoleh manfaat sehingga
dapat mengembangkan potensi dirinya. Ketiga, monitoring dan evaluasi implementasi
kurikulum untuk memastikan bahwa keterlaksanaan dan keberhasilan kurikulum sesuai
dengan target yang diharapkan.
Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dalam
merealisasikan tujuan pelaksanaan Kurikulum Merdeka dengan pengembangan yang
mengintegrasikan setiap mata pelajaran dengan pendekatan teaching at the right level atau
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik dengan menggunakan webbing kurikulum
sesungguhnya merupakan bagian dari strategi penjaminan pencapaian tujuan pendidikan
nasional yang mengacu pada pemenuhan delapan standar nasional. Poros dari kedelapan
standar adalah mewujudkan keunggulan mutu lulusan.
Penyusunan dokumen ini bertujuan menyediakan panduan yang mengarahkan
penyelenggara melaksanakan program pelaksanaan kurikulum merdeka dengan melengkapi
dokumen dengan rasional pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendididikan
(KOSP) dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta didik dengan mengembangkan

1
pemahaman konten dan kompetensi dalam dinamika perubahan kehidupan abad ke-21,
sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan
Lil ’Alamin.
Rumusan kurikulum terdiri dari Landasan Hukum, Karakteristik di Satuan
Pendidikan, Visi, Misi dan Tujuan Madrasah, Pengorganisasian Pembelajaran
(Intrakurikuler, Kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan Lil ‘Alamiin dan Ektrakurikuler), Perencanaan Pembelajaran di Satuan Pendidikan
serta Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional.
Landasan Hukum
Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendididikan (KOSP) berpedoman
pada perundang-undangan yang berlaku. Regulasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Menteri Agama nomor 347 tentang Implementasi Kurikulum Merdeka pada
Madrasah
2. Permendikbudristek Nomor 04 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Permendikbudristek Nomor 05 Tahun 2022 tentang standar kompetensi Lulusan
4. Permendikbudristek Nomor 07 tahun 2022 tentang standar isi
5. Kepmendikbudristek No 262 tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam
rangka pemulihan pembelajaran.
6. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian
7. Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
8. Keputusan Menteri Agama No. 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
9. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum pada Madrasah
10. Keputusan Kepala BSKAP Kemendibudristek No 033/H/KR/2022 tentang capaian
pembelajaran kurikulum merdeka
11. Keputusan kepala BSKAP Kemendikbudristek NO 009/H/KR/2022 tentang dimensi,
Elemen dan subelemen profil pelajar pancasila pada kurikulum merdeka.
Tujuan Pengembangan Kurikulum
Tujuan penyusunan Kurikulum MTs. Al-Islam Jono sebagai Implementasi Kurikulum 2013
dan Implementasi Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di MTs. Al-Islam Jono Tahun Pelajaran 2023/2024.

2
2. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Tsnawiyah. Al-Islam
Jono.
3. Sebagai sarana penjaminan peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al-
Islam Jono.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Taqwa, dan Akhlak Mulia
Iman, taqwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 disusun agar semua mata
pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, taqwa, dan akhlak mulia yang memiliki ciri
khusus pada mata pelajaran Agama Islam, meliputi: Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih,
Sejarah Kebudayaan Islam, dan didukung dengan Bahasa Arab yang merupakan bahasa
Al-Quran.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi,
berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam
kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/ minatnya, dan
peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga
perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja.
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses sistematik
untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotorik) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan memperhatikan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

3
bertanggung jawab.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah
dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah. Keragaman substansi muatan kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono ini
berwujud pada saling keterkaitan antara muatan kurikulum wajib dengan kurikulum lokal
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan dan saling mengisi.
5. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Mengacu pada hal ini, Kurikulum
Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono diarahkan untuk mendukung kebutuhan dalam
kehidupan seperti kecakapan membaca dan menghafal Al Qur’an, kecapakan membaca
Kitab Kuning, kecakapan menggunakan teknologi komunikasi, kecakapan memainkan
alat-alat musik (Rebana, Hadrah), kecakapan bersosial, keterampilan memasak dan craft
dan lain sebagainya.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
Mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang
pendidikan. Keseluruhan dimensi kompetensi ini terlihat dalam kelompok mata pelajaran
dan mata pelajaran yang disajikan di madrasah sebagai bekal bagi peserta didik, yang
meliputi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, serta jasmani olah raga dan
kesehatan.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Wujud keseimbangan ini tercermin dari disajikannya kurikulum yang

4
digariskan secara nasional, meliputi: Pendididikan Agama, yang diimbangi dengan
Penambahan Kurikulum yang Berbasis Lokal seperti Bahasa Jawa.
8. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik
yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal
ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
9. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS)
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi
dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
10. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
11. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum
harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat
setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada
budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah
dan bangsa lain. Kurikulum juga diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku
yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan gender sesuai dengan kondisi dan ciri
khas satuan pendidikan.

B. Karakteristik Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono


5
Karakteristik Sosial Budaya
Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono terletak di Desa Jono Kecamatan Bayan, Kabupaten
Purworejo. Lokasi ini sangat strategis karena berada di perbatasan lima kecamatan yaitu
kecamatan Bayan, Kecamatan Grabag, Kecamatan Butuh, Kecamatan Ngombol, dan
Kecamatan Kutoarjo, sehingga memudahkan peserta didik dari kelima kecamatan tersebut
yang ingin menimba ilmu di madrasah ini.
1. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono
Nomor Statistik Madrasah : 20363612
Alamat : Desa Jono Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo
Nomor Telepon : (0275) 3141035
Website : www.mtsal-islamjono.sch.id
Email : mtsjono539@gmail.com
2. Identitas Kepala Madrasah
Nama : Dra. Siti Istiqomah
NIPY : 1967091319950720001
Pangkat / Gol. Ruang : -
Tempat, Tanggal Lahir : Purworejo, 13 September 1967
Alamat : RT 002 RW 001, Krandegan, Bayan, Purworejo
Nomor Telepon / HP : 085225510365
3. Sejarah MTs. Al-Islam Jono
Madrasah Tsanawiyah Al Islam Jono adalah sebuah lembaga pendidikan Islam
yang telah berperan sangat besar dalam perkembangan syiar Islam di Purworejo,
terutama bagian selatan. Madrasah ini sudah memulai kiprahnya sejak tahun 1935 dan
menghasilkan banyak alumni yang aktif dalam dakwah Islam.
Proses berdirinya Madrasah Tsanawiyah Al - Islam Jono tidak bisa dilepaskan
dari peran tiga tokoh penting yaitu: H. Muhsin, H. Sayuti, dan KH. Imam Turmudzi.
H. Muhsin adalah seorang saudagar kaya yang kekayaanya diperoleh dari perdagangan
kitab dan tembakau. H. Muhsin dengan istrinya, Asyiah dikaruniai 4 orang anak yaitu:
Hasyim, Sayuti, Amat Syamsi, dan Siti Maryam. Beliau menghendaki ada salah
seorang keturunannya yang berkiprah dalam dakwah Islam. Semua putra H. Muhsin
dikirimkan belajar di pondok pesantren. Namun, sepulang dari pondok mereka lebih
tertarik pada dunia perdagangan. Oleh karena itu, beliau menikahkan putrinya, Siti
Maryam, dengan Imam Turmudzi, seorang santri dari desa Tamansari. Pernikahan itu

6
dilaksanakan pada tahun 1926.
Untuk mewujudkan kenginannya, sekitar tahun 1927, H. Muhsin mengirimkan
Imam Turmudzi ke pondok pesantren Mamba’ul Ulum Solo untuk menimba ilmu di
sana sampai tamat pada tahun 1934. Setelah tamat dari pondok pesantren Mamba’ul
‘Ulum, Imam Turmudzi melanjutkan belajar ke pesantren Kaliwungu Semarang pada
tahun 1934 – 1935 (selesai).
Sepulang dari pondok pesantren Kaliwungu, Kyai Imam Turmudzi diminta
oleh H. Muhsin untuk mendirikan sekolah agama/ madrasah. Madrasah tersebut diberi
nama “Pasinaon Islam”, yang didirikan pada tahun 1935 dan dipimpin langsung oleh
Kyai Imam Turmudzi. Semua kebutuhan madrasah ditanggung oleh H. Muhsin.
Seiring berjalannya waktu, dengan jumlah peserta didik yang semakin banyak,
Pasinaon Islam menerapkan sistem pengajaran klasikal dengan jenjang kelas 0, kelas
1a, kelas 1b, kelas 2, kelas 3, dan kelas 4 (tamat).
Dalam menjankan proses pendidikannya, Kyai Imam Turmudzi dibantu oleh
beberapa ustadz yang berpengalaman. Ustadz-ustadz pertama pada tahun 1935
diantaranya adalah:
Dimyati (Dukuhdungus, Grabag, Purworejo)
Dumeri (Secang, Ngombol, Purworejo)
Samroji (Tanjung, Ngombol, Purworejo)
Qomari (Jono, Bayan, Purworejo)
Darmono (Grabag, Grabag, Purworejo)
Dullah (Kiyangkong, Kutoarjo, Purworejo)
Muhtar (Kese, Grabag, Purworejo)
Asmawi (Jono, Bayan, Purworejo)
Suroji (Kedungkamal, Grabag, Purworejo)
Pada perkembangan selanjutnya, pada 3 Maret 1942, Pasinaon Islam
dtingkatkan pengelolaannya menyesuaikan perkembangan jaman menjadi sebuah
madrasah yang waktu itu lebih dikenal sebagai Sekolah Arab. Proses belajar mengajar
di madrasah mengadaptasi kurikulum dari pondok pesantren Mamba’ul ‘Ulum
Jamsaren, Solo. Mata Pelajaran yang diajarkan pada waktu itu hanya mata pelajaran
agama yang meliputi Tauhid, Fiwih, Al Qur’an/ Tafsir, Tajwid, Nahwu Shorof, Tarikh
Islam, dan lain sebagainya.
Mulai tahun 1966, pemerintah lebih memperhatikan keberadaan lembaga
pendidikan berbasis agama. Salah satu wujud perhatiannya adalah dengan

7
diberikannya bantuan guru-guru mata pelajaran umum seperti guru mata pelajaran
bahasa Indonesia, guru mata pelajaran bahasa Iggris, guru mata pelajaran aljabar dan
lain-lain. Tahun 1970, pemerintah menata madrasah dengan mengeluarkan kurikulum
standar Madrasah Diniyah, dan Madrasah Tsanawiyah.
Kiprah MTs. Al Islam Jono sebagai sebuah lembaga pendidikan formal,
dimulai tahun tahun 1974 dengan dikeluarkannya surat edaran Jakarta tanggal 14
Januari 1974 no. D/111/ED/74. Berdasarkan surat edaran tersebut, Departemen Agama
R.I Perwakilan Propinsi Jawa Tengah mengeluarkan surat No K/142/III-a/75 yang
secara formal memberikan ijin operasional kepada MTs. Al Islam Jono dan secara
syah mengakui keberadaan madrasah dan mencatanya dalam Stambuk Inspeksi
Pendidikan Agama Perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah sebagai
sebuah perguruan Agama Swasta dengan nomor induk 185.
Tahun 1984, H. Muhsin meninggal dunia. Kepengurusan atau tanggungjawab
madrasah dilimpahkan kepada putra-putrinya yang disepuhi oleh H. Sayuti.
Sepeninggal H. Muhsin, Gedung sekolah beserta semua alat-alat yang ada pada waktu
itu diwakafkan kepada madrasah. Tetapi tanahnya masih milik cucu H. Muhsin yang
kemudian dibeli oleh nyonya Hj. Adnan, seluas 2165m 2, dan diwakafkan ke madrasah
melalui Kantor Urusan Agama Bayan.
Seiring dengan menigkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan
Madrasah Tsanawiyah Al- Islam Jono, madrasah selalu berusaha melengkapi fasilitas
pembelajaran. Secara fisik, rehab, penataan dan penambahan ruang belajar dan ruang-
ruang lain seperti aula, perpustakaan dan laboratorium telah beberapa kali dilakukan.
Pengadaan fasilitas-fasiltas penunjang lain seperti buku-buku baik cetak maupun
elektronik, peralatan laboratorium, komputer desktop maupun laptop, koneksi internet
juga masif digalakkan.
Madrasah juga selalu menyesuaikan dengan perkembangan peraturan
pemerintah baik kementerian Agama maupun Kementerian Agama serta dinas-dinas
terkait. Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono telah beberapa kali mengikuti akreditasi
oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN), melaksanakan ujian berbasis komputer, dan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar secara daring di masa pandemi
Coronna.
Semenjak berdirinya Pasinaon Islam, Madrasah Tsanawiyah Al Islam Jono
telah mengalami beberapa kali pergantian Kepala Madrasah. Para Kepala Madrasah
yang pernah menjabat di madrasah ini dari yang pertama hingga yang sekarang adalah:

8
K.H. Imam Turmudzi
H. Pujo, B.A.
Yusro Jamil, B.A.
Mashudi Sayuthi
Drs. H. Saifuddin Turmudzi, M.Hum.
Mahsuni Sayuthi, B.A.
Mudjiburahman, S.Pd., M.Pd.I.
Dra. Siti Istiqomah
Saat ini, MTs. Al-Islam Jono dikepalai oleh Dra. Siti Istiqomah. Secara rinci,
pengelola madrasah dapat dilihat dalam data berikut:
Tabel 1.1
Pengelola Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono
Tempat,
No Jabatan Nama NIPY
Tanggal Lahir
Kepala Purworejo, 13
1. Dra. Siti Istiqomah 1967091319950720001
Madrasah September 1967
Waka Wahyu Purworejo, 25
2. 1980062520070710001
Kurikulum Rakhmanto, S.Pd. Juni 1980
Waka Haizatin Nikmah, Purworejo, 15
3. 198206152006072001
Kesiswaan S.Pd.I. Juni 1982
Kepala Tata Wakhid Purworejo, 18
4. 199504182014071002
Usaha Nurdiansyah April 1995
Afifatul Ulfah, Temanggung, 19
5. Bendahara 198201192011012001
S.Pd. Januari 1982
Syaefudin Purworejo, 14
6. Ketua Yayasan -
Turmudzi, M.H. November 1960
Purworejo, 5
7. Ketua Komite A. Sidik -
April 1959
Bendahara Drs. Wahid Purworejo, 26
8. -
Komite Nasruddin Mei 1962
4. Letak Geografis
Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono terletak di antara lima kecamatan yaitu
kecamatan Bayan, kecamatan Grabag, kecamatan Ngombol, kecamatan Butuh, dan
kecamatan Kutoarjo sehingga memudahkan anak-anak dari kelima kecamatan untuk
menjangkau lokasi madrasah. Berada di tengah-tengah pemukiman warga, membuat
lingkungan madrasah relatif aman. Selain itu, Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono
juga bisa dikatakan berada di Zona Pendidikan, karena dalam radius 2 km, terdapat 7
sekolah. Hal ini tentu sangat mendukung dalam menciptakan situasi pembelajaran
yang kondusif.
Batas Wilayahnya meliputi: sebelah Selatan berbatasan dengan pekarangan

9
warga, sebelah Timur dan Barat berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah Utara
berbatasan dengan jalan Grabag - Besole.
Peserta didik yang belajar di lokasi ini berasal dari desa-desa di enam
kecamatan. Dari kecamatan Bayan yaitu Desa Jono, Desa Ketiwijayan, Desa
Krandegan, Desa Pogung Juru Tengah, Desa Pogung Rejo, Desa Banjarejo. Dari
kecamatan Ngombol yaitu Desa Secang, Desa Piyono, Desa Tanjung, Desa
Sumberrejo, dan desa Wunut. Dari kecamatan Grabag yaitu Desa Dukuh Dungus,
Desa Sangubanyu, Desa Grabag, Desa Tunggulrejo, Desa Roworejo, Desa Aglik, Desa
Ketawangrejo, Desa Patutrejo, Desa Harjobinangun, Desa Dudu Wetan, Desa Dudu
Kulon, Desa Bojong, Desa Kese, Desa Kumpulrejo, dan Desa Tlepok Kulon. Dari
Kecamatan Butuh yaitu dari dewa Wareng, dan desa Sumbersari. Dari Kecamatan
Kutoarjo yaitu Desa Tuntungpait, Desa Kiyangkongrejo, Desa Kebondalem, Desa
Suren dan Desa Karangwuluh. Ada juga peserta didik yangberasal dari kecamatan
Banyuurip yaitu dari desa Surorejo, Kertoson, dan Desa Seboro Krapyak.
5. Analisis Konteks
Tabel 1.2
ANALISIS KONTEKS

Kesiapan
No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata
Siap Tidak
1. Fungsi Perencanaan
a. Faktor Internal
1) Komite Madrasah Mendukung Mendukung √
2) Pendidik/ Guru Mengajar sesuai Belum semua guru √
dengan mengajar sesuai dengan
latar belakang latar belakang Pendidikan,
pendidikan dan jenjang semua guru mempunyai
pendidikan S1, lulusan pada jenjang
memiliki sertifikat pendidikan S-1, ada yang
pendidik belum memiliki sertifikat
pendidik

3) Tenaga Kependidikan Berijazah sekurang- Sebagian tenaga √


kurangnya S1 kependidikan ada yang
belum berijazah S1

4) Sarana Prasaran

Lengkap dan memadai Lengkap dan cukup
memadai
5) Biaya Terpenuhi Sebagian besar terpenuhi √

b. Faktor Eksternal

10
1) Kantor Kemenag Kab. Mendukung Mendukung √
Kebumen

2) Dewan Pendidikan Mendukung Mendukung √

3) Assosiasi Profesi Mendukung Mendukung √

4) Lingkungan Masyarakat Mendukung Mendukung √


2. Fungsi Pelaksanaan
a. Faktor Internal
1) Komite Madrasah Mendukung Mendukung √

2) Pendidik/ Guru Mengajar sesuai Semua guru berpendidikan √


dengan latar belakang S-1, belum semua memiliki
pendidikan dan sertifikat pendidik dan
memiliki lulusan ijazah belum semua mengajar
jenjang pendidikan S1, sesuai dengan latar
memiliki sertifikat belakang pendidikannya.
pendidik

3) Tenaga Kependidikan Berijazah sekurang- Belum semuanya √


kurangnya SLTA, dan berpendidikan S1
S1

4) Sarana dan Prasarana Cukup dan memadai Lengkap dan memadai √

5) Biaya Tepenuhi Sebagian besar √


terpenuhi
b. Faktor Eksternal
1) Kantor Kemenag. Kab. Mendukung Mendukung √
Kabupaten

2) Dewan Pendidikan Mendukung Mendukung √

3) Assosiasi Profesi Mendukung Mendukung √

4) Lingkungan Masyarakat Mendukung Mendukung √


3. Fungsi Evaluasi Pelaksanaan
a. Faktor Internal
1) Komite Madrasah Mendukung Mendukung √

2) Pengawas Madrasah Mendukung Mendukung √

3) Sarana dan Prasarana Mendukung Mendukung √

4) Biaya Terpenuhi Sebagian besar terpenuhi √


b. Faktor Eksternal
1) Kantor Kemenag Kab. Mendukung Mendukung √
Purworejo

2) Dewan Pendidikan Mendukung Mendukung √

3) Lingkungan Mendukung Mendukung √


Masyarakat

6. Analilsa SWOT

11
Dalam rangka mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
no 04 tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
Tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Tekhnologi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekhnologi
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah serta
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2019 tentang
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, dan Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum pada Madrasah, maka MTs. Al-Islam Jono melakukan
analisis SWOT.
Adapun hasil dari analisisis SWOT yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.3
ANALISIS SWOT
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
(Strengths) (Weakness) (Opportunity) (Threats)
1. Bangunan milik 1. Beberapa ruang 1. Ada pihak ketiga 1. Aksi
sendiri, permanen, kelas sudah lama yang bersedia vandalisme
ada laboratorium tidak direhab membantu rehab dari beberapa
IPA, laboratorium sehingga terdapat lantai ruang kelas peserta didik
computer beberapa sebelah barat 2. Berhadapan
terkoneksi internet, kerusakan di 2. Kemenag membuat langsung
mushola, UKS, berbagai bagian program bantuan dengan jalan
Ruang OSIS, 2. Ukuran beberapa khusus infrastruktur raya
Ruang BK, ruang ruang kelas tidak yang diajukan
kelas, ruang guru, standar melalui simsarpras
ruang kepala 3. Beberapa ruang 3. Tanah pekarangan
madrasah, ruang kelas digunakan di sekitar madrasah
TU, WC Guru,WC bergantian dengan adalah milik
peserta didik, Madrasah Diniyah keluarga yayasan
perpustakaan. 4. Area parkir kurang
memadai, teruta
12
untuk kendaraan
roda 4
5. Drainase kurang
memadai
6. Peralatan ruang
UKS masih minim
2. Letak madrasah 1. Kebijakan 1. Bisa menarik 1. Berlokasi dekat
strategis di pemerintah darah peserta didik dari dengan 5 SMP
perbatasan lima dalam hal PPDB kelima kecamatan negeri, dan 1
kecamatan dan 2. Karena berada di tersebut SMP swasta
berada di perbatasan, jarak 2. Terdapat 3 SD yang berbasis
lingkungan madrasah dengan berada di radius 1 pondok
masyarakat dan perkantoran km dari madrasah
zona sekolah. instansi 3. Kultur masyarakat
pemerintahan sekitar yang religius
kecamatan seperti dan medukung
KUA, Puskesmas, pendidikan
dan lain-lain
cukup jauh.
3. Pendidik dan 1. Beberapa guru 1. Pemerintah 1. Kemenag tidak
Tenaga pendidik harus rangkap melaksanakan PPG lagi
memenuhi standar tugas mata Dalam Jabatan bagi menempatkan
kualifikasi minimal pelajaran. guru-guru di bawah guru DPK di
lulus S1 2. Beberapa guru naungan madrasah
tidak linier Kementerian swasta.
dengan mata Agama. 2. Antrian PPG
pelajaran yang 2. Program beapeserta Dalam Jabatan
diampu. didik S2 dari cukup lama
3. Kapasitas SDM pemerintah
perlu (Kemenag,
ditingkatkan. Kemenkeu)
4. Jumlah guru
bersertifikat
pendidik di bawah
50%.
5. Gaji yang
diberikan kepada
personal SDM di
bawah UMR
4. Madrasah 1. Sumber dana 1. Ada beberapa 1. Belum
mendapat bantuan madrasah hanya lembaga sosial memiliki
dana dari bergantung pada yang menyediakan ikatan alumni
pemerintah dalam Iuran Orangtua program bantuan 2. Tracing alumni
bentuk BOS, PIP, Peserta didik dan keuangan bagi kurang
Bansek, dsb. bantuan dari peserta didik
pemerintah (beapeserta didik)
2. Memiliki jumlah
alumni yang
banyak
5. Memiliki visi-misi, 1. Belum memiliki 1. Memiliki banyak 1. Masyarakat
tujuan serta arahan strategi yang alumni yang sekitar
13
keunggulan matang untuk merupakan hafidz/ cenderung
madrasah (tahfidz) mewujudkan hafidzah bahkan memilih
yang jelas keunggulan memiliki pondok sekolah
madrasah tahfidz. negeridan atau
2. Keterbatasan 2. Ada beberapa sekolah
kapasitas SDM lembaga yang berbasis
utamanya dalam konsen dengan pondok
hal Tahfidz. tahfidz sehingga 2. Banyak peserta
memungkinkan didik yang
kerjasama belum lancar
BTA
6. Peserta didik 1. Beberapa peserta 1. Memiliki program 1. Ada beberapa
madrasah sangat didik belum bisa pembiasaan literasi orangtua/ wali
heterogen membaca 2. Memiliki guru-guru peserta didik
2. Ada peserta didik dan personel yang
yang “unik” yayasan yang cenderung
sehingga berpengalaman kurang peduli
membutuhkan dalam pelatihan- dengan anak
perhatian khusus pelatihan motivasi. mereka
3. Jumlah beban 3. 2.
belajar lebih
banyak dibanding
sekolah-sekolah
pada umumnya
4. Banya peserta
didik kurang
motivasi belajar
5. Belum terbentuk
budaya belajar
yang baik

Strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah berdasarkan analisis


SWOT di atas, yaitu:
a. Strategi SO (Strengths Opportunities):
Menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal, dengan
langkah-langkah:
1) Melaksanakan kegiatan pembiasaan, seperti shalat dzuhur berjama’ah, shalat
sunnah rawatib (Dhuhur), shalat dhuha, membaca Al Qur’an, membaca asmaul
husna, melaksanakan, upacara bendera, tahfidz, ro’an, dan literasi. Mengadakan
tasmi’ Juz 30 bilghoib di akhir tahun pembelajaran bersamaan dengan
pelepasan peserta didik kelas IX.
2) Menekankan pendidikan berbasis karakter yang mengutamakan akhlakul
karimah pada peserta didik, dengan secara tegas menerapkan punishment dan

14
pemberian reward terhadap peserta didik sesuai kriteria yang ditentukan serta
kebijakan konversi poin pelanggaran dengan hafalan ayat Al Qur’an.
3) Membangun motivasi dan budaya menghafal Al Qur’an dengan mengadakan
tahfidz camp
4) Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga utamanya alumni untuk mewujudkan
keunggulan madrasah (tahfidz).
b. Strategi WO (Weakness Opportunities):
Menanggulangi kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal
dengan langkah-langkah;
1) Menjadikan peserta didik yang masuk madrasah menjadi nyaman dan sungguh-
sungguh dalam belajar, berbeda ketika pertama kali masuk sebagai pilihan
alternatif. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dipandang menarik dan
dibutuhkan masyarakat seperti Hadroh, tilawah, olahraga (Volley) dan
sebagainya.
2) Melaksanakan bimbingan Baca Tulis Al Qur’an di pagi hari sebelum pelajaran
jam pertama serta mengadakan ekstra wajib Baca Tulis Al Qur’an bagi peserta
didik yang belum lancar membaca Al Qur’an.
3) Memberikan jam tambahan untuk memacu peserta didik dalam berkompetisi
bidang sains dan keagamaan, melalui penambahan jam mapel Bahasa Inggris,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pngetahuan Sosial.
4) Mendukung guru untuk mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)
dalam jabatan dengan optimalisasi layanan SIMPATIKA.
5) Memotivasi guru untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi dengan
biaya sendiri maupun beasiswa sesuai aturan yang berlaku.
6) Melibatkan semua guru dalam kegiatan pembiasaan sebagai keteladanan peserta
didik dalam pembentukan karakter.
7) Memberikan beasiswa bagi peserta didik berprestasi baik tingkat nasional,
propinsi maupun kabupaten.
8) Mengajukan proposal bantuan sarpras melalui simsarpras
c. Strategi ST (Strengths Threats)
Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman dengan langkah-langkah;
1) Pemanfaatan laboratorium Multimedia/ Komputer yang ada secara optimal
untuk memberikan keahlian pada peserta didik seputar informatika, dan
sarana mengikuti lomba yang dilakukan secara on line.

15
2) Menampilkan budaya Islami yang religius dalam kehidupan sehari-hari
sebagai ciri atau keunggulan pendidikan yang berbasis agama, seperti
Peringatan Hari Besar Islam, Mujahadah, Istighotsah, Tahlil dan Yaasiin,
Madrasah Bersholawat, Diba’an, Al-Barzanji, Pawai Tahun Baru Hijriyah,
Pawai Peringatan Hari Santri, Pawai Peringatan HUT RI.
3) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan memanfaatkan guru-guru
dan personel yayasan yang berpengalaman melaksanakan pelatihan motivasi
d. Strategi WT (Weakness Threats)
Perkecil kelemahan dan hindari ancaman, dengan langah-langkah;
1) Menggali dana dari pihak ketiga, diantaranya dengan merintis program
Sedekah Sehari Seribu dengan target alumni madrasah, sedekah sampah, serta
optimalisasi Koperasi Peserta didik.
2) Rehab ruang kelas yang kurang representatif.
3) Penggunaan anggaran yang sesuai dengan perencanaan agar tepat sasaran,
tepat jumlah, efektif, dan efisien.
4) Menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya pendidikan agama melalui
kampanye madrasah hebat bermartabat.
5) Mempublikasikan prestasi madrasah, baik di bidang akademik dan non
akademik.
6) Menjalin network dalam rangka optimalisasi layanan pendidikan kepada
peserta didik, seperti Baznas, Biro Wisata, toko bahan pakaian dan lain-lain.
7. Analisa Sosial Ekonomi
Masyarakat di sekitar Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono sebagian besar adalah
petani. Namun, ada juga yang berprofesi sebagai Pegawai Pemerintah, pegawai swasta,
pedagang, dan wiraswasta. Dari sudut pandang perekonomian, wilayah sekitar madrasah
adalah wilayah pertanian, dan wisata. Sehingga potensi yang bisa dikembangkan adalah
potensi dari kedua bidang tersebut. Namun, seiring dengan pembangunan Yogyakarta
International Airport, Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo menetapkan daerah pesisir
Selatan sebagai zona industri. Saat ini sudah ada beberapa pabrik yang berdiri, bahkan ada
juga yang Perusahaan Modal Asing. Sehingga kebutuhan tenaga kerja yang terampil juga
mengalami peningkatan.
Peserta didik di madrasah berasal dari beberapa desa di 6 kecamatan sehingga memiliki
background yang sangat beragam. Ada yang berasal dari keluarga santri, namun ada juga
yang berasal dari keluarga abangan. Ada yang berasal dari keluarga yang mampu secara

16
ekonomi, namun banyak juga yang berasal dari keluarga yang terkategori tidak mampu. Ada
peserta didik yang memperoleh prestasi akademik yang bagus Ketika di SD/ MI, namun ada
juga yang sangat tertinggal bahkan ada yang belum bisa baca tulis.
Profil Pelajar Yang Hendak Dicapai
Berdasarkan analisis di atas, maka profil pelajar yang ingin dihasilkan adalah pelajar
yang religius, berakhlak mulia, mampu berkreasi dan memiliki daya saing yang unggul.
Dalam rangka mewujudkan budaya daerah tersebut maka Madrasah Tsanawiyah Al-Islam
Jono mengusung motto “Santri Cerdik” (Santun, Religius, Inovatif, Cerdas dan
berteknologi Informasi serta Komunikatif). Motto ini diharapkan mampu memotivasi
peserta didik untuk menggali potensi dan menempa diri menjadi insan yang sesuai dengan
profil di atas. Peserta didik juga diharapkan mampu menghasilnya salah satu karya yang
mencerminkan profil pelajar Pancasila Rahmatan Lil ‘Alamin yang mampu bernalar kritis dan
berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya profil
pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Alloh SWT dan berakhak mulia, yang mandiri,
bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global.
Peserta didik Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono diharapkan mempunyai life skill
yang berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia pendidikan.
Sehingga harapan untuk mencetak generasi yang mampu berdaptasi dengan perkembangan
jaman akan terwujud. Salah satu upaya untuk mencapai harapan tersebut dilakukan melalui
kreasi budaya literasi IT atau non IT pada peserta didik.
Pembinaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Secara yuridis, Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) Madrasah
Tsanawiyah Al-Islam Jono disusun dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait
pendidikan yang berlaku baik itu dari pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis,
kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono mengacu
pada kemampuan guru sebagai tenaga professional dalam pembelajaran berdiferensiasi dan
asesmen.
Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan dalam bentuk pelatihan yang bersifat
praktik secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan komitmen untuk menjadi
profesional dalam layanannya kepada peserta didik. Dengan mengambil salah satu nilai
pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu 3N: NITENI (mengamati dengan teliti), NIROKKE
(mencoba dengan cara meniru), NAMBAHI (mengembangkan dari yang sudah ditiru/yang
sudah ada), dan dengan mempertimbangkan tuntutan di era 4.0, maka ditambahlah N yang
keempat yaitu NGGAWE (mencipta/ membuat/ menghasilkan/ menemukan hal baru). 4N

17
tersebut merupakan ciri khas pembelajaran dengan konsep MERDEKA yang akan dilakukan
oleh peserta didik bersama guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono.
Hal lain dari perspektif pedagogis yang dijadikan pertimbangan adalah Undang-Undang
Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Dari landasan
pedagogis dalam konteks merdeka belajar, proses belajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam
Jono berorientasi pada peserta didik dan bentuknya beragam, Pembelajaran sebagai aktivitas
tim yang bersifat kolaboratif dan kontekstual serta holistik.
Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono yang terintegrasi dengan Profil
Pelajar Pancasila Rahmatan lil ‘Alamiin secara umum bertujuan untuk membentuk karakter
peserta didik yang yang bertaqwa kepada Alloh SWT dan berakhak mulia, berkebhinekaan
global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif, inovatif yang mampu
mengkreasikan ide/ gagasan berdasarkan kekhasan daerah yang tetap berakar pada budaya
bangsa.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) Madrasah Tsanawiyah Al-Islam
Jono disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) ini dikembangkan dari Kurikulum Merdeka dan
Kurikulum 2013 sehingga mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah disusun
secara Nasional kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran berdasar Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP) yang sudah disusun, serta Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
serta Standar Kompetensi Lulusan. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Jono ini juga mengakomodir kebutuhan para pelajar untuk
mengembangkan kemampuan keterampilan abad 21 yang meliputi 4C plus Networking, Profil
Pelajar Pancasila, Profil Pelajar Rahmatan Lil’Alamin, literasi dan numerasi serta menguasai
platform digital.

18

Anda mungkin juga menyukai