Anda di halaman 1dari 115

BAB 1.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi Tujuan Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk kemungkinan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan yang ada di daerah.
Pelaksanaan K-13 berfokus pada mewujudkan kompetensi yang selaras
dengan tujuan pendidikan nasional. Amanat Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen
KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target kompetensi siswa yang menjadi
targetnya.
Dokumen KTSP diharapkan dapat berfungsi sebagai acuan yang
mengarahkan seluruh pemangku kewenangan melaksanakan kurikulum 2013.
Dengan berfusinya KTSP sebagai acuan maka semua pihak dapat fokus pada
pencapaian tujuan, menerapkan aturan main dalam menerapkan prosedur
program, serta proses kegiatan dapat memenuhi kebutuhan siswa
mengembangkan kompetensi dirinya dalam perubahan kehidupan pada abad 21.
Di samping itu, diharapkan pula seluruh pergerakan para pemangku kewenangan
lebih fokus dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan baik pendidikan dan
pembelajaran terutama dalam mengelola program peminatan; menata struktur
kurikulum, memetakan beban belajar siswa, dan menyusuan pedoman
pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler, pedoman akademik, dan instrumen
evaluasi penyelenggaraan kurikulum.
Dalam mendukung keterpenuhan dokumen dan implementasi kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan dipandang perlu membentuk tim TIM
PENGEMBANG KURIKULUM dan TIM PENJAMINAN MUTU yang mengelola
sistem evaluasi proses dan pencapaian program pelaksanaan kurikulum. Kedua
TIM merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya
menjadi komponen sistem penjaminan terwujudnya proses pelaksanaan kurikulum
yang efektif untuk terwujudnya keunggulan mutu lulusan.
KTSP 2019 Page 1
B. Acuan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan,
ditetapkan, dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Pernyataan ini
menegaskan tentang besarnya kewenangan satuan pendidikan untuk
menentukan keunggulan mutu lulusan masing-masing dalam kerangka
sistem pendidikan nasonal. Acuan pengembangan KTSP meliuti Acuan
operasional, prinsip pengembangan kurikulum, prosedur operasional,
mekanisme pengembangan dan mekanismen penyusunan KTSP.

1. Acuan Konseptual
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak
mulia

Peningkatan Iman dan Taqwa menjadi dasar pengembangan kepribadian


peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat
meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi


dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan


peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan


Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk


meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

KTSP 2019 Page 2


e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan


keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.

g. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya


pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta
didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

h. Perkembangan Ipteks

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa


masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.

i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan


karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk

KTSP 2019 Page 3


menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.

j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.

k. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada


individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan
untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.

l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial


budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.

m. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan


pendidikan.

2. Prinsip Pengembangan KTSP


a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan
datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik


memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
KTSP 2019 Page 4
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan
yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

b. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.

c. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,


pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarjenjang pendidikan.

3. Prosedur Operasional
Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Analisis Kontek, mencakup:
a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Kurikulum;
b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan; dan
c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan, mencakup:
a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

KTSP 2019 Page 5


e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal;
dan
f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil
rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.

4. Mekanisme
a. Pengembangan

Pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan


satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja satuan
pendidikan dan/atau kelompok satuan pendidikan yang
diselenggarakan sebelum tahun ajaran baru.

Tahap kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1)


penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) reviu, revisi, dan
finalisasi; serta (3) Penetapan dan pengesahan oleh pejabat yang
berwenang. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan
diatur dan diselenggarakan oleh tim pengembang kurikulum satuan
pendidikan.

Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan


kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya berkewajiban
melakukan koordinasi dan supervisi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh


unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Daya Dukung

Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan KTSP meliputi:

1) Kebijakan Satuan Pendidikan

Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan


dan tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena
KTSP 2019 Page 6
itu untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam
rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.

2) Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses


perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu
tenaga pendidik merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai. Selain itu tenaga
kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.

d. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan

Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan


berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala
kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk
mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu
unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat
diperlukan sebagai unsur penunjang yang memberikan
kemudahan pelaksanaan KTSP.

C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. PP No. 19 tahun 2017 tentang Guru;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.

KTSP 2019 Page 7


7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
8. Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan.
9. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelanggaraan Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
61 Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikukulum 2013.
11. Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
12. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
13. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah
14. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah
15. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah
16. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pada K13 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
17. Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang beban Kerja guru, Kepala
Sekolah dan pengawas Sekolah
18. Panduan Kerja Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidkan Dan Menengah 2017
19. Panduan Penyusunan KTSP dari BNSP

D. Tujuan Perumusan KTSP


Tujuan perumusan KTSP adalah:
1. Menyediakan acuan kepala sekolah dan segenap warga sekolah dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi program pelaksanaan
kurikulum 2013 dengan tujuan yang terukur.
2. Menyediakan dokumen acuan operasional bagi dinas pendidikan dalam
melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum di setiap satuan
Pendidikan
3. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan
menyediakan rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan
perangkat evaluasi program.

KTSP 2019 Page 8


4. Menyediakan acuan untuk menyusun instrumen pengeukuran ketercapaian
program.
5. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk
lebih memahami arah penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan.

E. Pengertian dan Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum berbasis kompetensi.
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan isu-isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif serta budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Tantangan global yang dihadapi bangsa sperti dalam forum World
Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade
Area (AFTA).
Demikian pula dalam capaian pada hasil pengujian TIMMS (The Trends in
International Mathematics and Science Study), dalam kurun waktu 2007 hingga
tahun 2011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah,
sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan Lebih dari
95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara
hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance.
Dalam pengembangan KTSP sekolah memperhatikan enam prinsip utama, yaitu:
1) Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.
2) Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui
kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.
3) Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
4) Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
5) Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.
6) Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran,
dan penilaian.

F. Tujuan Kurikulum 2013

KTSP 2019 Page 9


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negera yang beriman, produktif,
kreatif, innovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
masyarakat, bangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

G. Perubahan Mindset (Pola Pikir)


Pergeseran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumya harus
responsip tantangan dalam persaingan pada kawasan karena generasi muda
Indonesia memperebutkan peluang yang sama. Perubahan terpenting adalah
semangat pemangku kewenangan untuk memandang perlu dan harus melakukan
hal yagn berbeda dari aktivitas professional sebelumnya. Seluruh pemangku
kewenangan perlu beradaptasi dalam mengawal perubahan. Untuk mencapai
tujuan yang diharapkan diperlukan proses perubahan terencana, bertahap, dan
berkelanjutan.
Sikap dasar mencoba menjalankan, menghargai, mengahayati, dan
mengamalkan perubahan secara bertahap. Sikap tersebut dihadapi dengan sabar
menanggung untuk menanggung konsekuensi atas pelaksanaan perubahan
terutama dalam proses pembelajaran dan penilaian untuk meningkatkan
pengetahuan baru, penguasaan strategi baru, penguasaan kebiasaan-kebiaasaan
baru sehingga memerlukan proses dan waktu belajar lebih banyak.
Pengembangan pola pikir diarahkan untuk memperbaiki pola tindak yang
mendukung terlaksananya prinsip:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik.
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi setiap peserta didik;
KTSP 2019 Page 10
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis

H. Strategi Implementasi
Pelaksanaan kurikulum 2013 berproses untuk menjawab tantang lokal
maupun global. Karena itu, proses perubahan memerlukan motif yang kuat,
keyakinan tinggi, serta usaha bersama dalam meningkatkan berbagai aspek di
bawah ini.
1) Meningkatkan komitmen pendidik untuk beradaptasi dengan perubahan lokal,
nasional, dan global.
2) Meningkatkan kompetensi pendidik dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran saintifik, dan melaksanakan penilaian autentik
melalui proses belajar berkelanjatan.
3) Meningkatkan kompetensi pendidik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai sumber dan media pembelajaran.
4) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan siswa dalam memberdayakan
lingkungan sebagai konteks pembelajaran.
5) Meningkatkan daya kolaborasi multi level dalam menggerakan kerja sama yang
harmonis dan produktif.
6) Penyediaan alat peraga dan sumber belajar untuk mendukung peningkatan
keterampilan berpikir siswa.
7) Meningkatkan motivasi dan daya belajar siswa dengan meningkatkan daya
kolaborasi dan kompetisi.
8) Meningakatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif melalui
pembelajaran kolaboratif dan kontekstual.
9) Meningkatkan partisipasi dan daya dukung orangtua siswa.
10) Mengembangkan budaya belajar dalam mewujudkan sekolah sebagai organisasi
pembelajar.
11) Mengembangkan kepemimpinan pembelajaran dengan menitikberatkan pada
pentingnya supervise pembelajaran.
12) Menerapkan manajemen perubahan yang terencana dan terealisasikan .
13) Mengembangkan efektivitas kepemimpinan pembelajaran yang efektif.

Strategi utama dalam pembaharuan penenerapan kurikulum sebagai berikut:


1) Menetapkan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan jaman sebagai poros
pengembangan strategi perubahan.
KTSP 2019 Page 11
2) Menggerakan sistem perubahan dengan dengan fokus utama mewujudkan visi,
misi, dan tujuan sekolah.
3) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
siswa dengan mempertimbangkan sumber daya yang sekolah miliki dan yang
mungkin sekolah miliki.
4) Mengembangkan budaya mutu dengan proses pelaksanaan mengacu
keterampilan berpikir model Krathwhol yang meliputi tahap
menerima,menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
5) Pengembangan keterampilan berpikir merujuk pada teori Dyers yang meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
6) Pengembangan pengetahuan merujuk pada teori Bloom yang menggambarkan
tahapan kecakapan berpikir, meliputi tingkatan mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
7) Meningkatkan mutu sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan melalui
pembaharuan sekolah sebagai organisasi pembelajar.
8) Meningkatkan penggunaan teknologi informasi secara bertahap dalam rangka
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
9) Meningkatkan pengetahuan siswa ditandai dengan penguasaan fakta, konsep,
prosedur, dan metakognitif.
10) Melaksanakan evaluasi dan supervisi proses dan hasil pembelajaran secara
berkala.
11) Meningkatkan kolaborasi guru dalam meningkatkan kemampuan professional
pada tingkat satuan pendidikan.
12) Meningkatkan kerja sama antar sekolah dan sekolah dengan orang tua siswa
untuk menunjang optimalisasi hasil belajar siswa.

KTSP 2019 Page 12


BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Analisis Konteks Sekolah


Dalam menentukan strategi pelayanan sekolah di SMP Islam Al Falah Tambak
memperhatikan konteks yang menjadi pertimbangan strategis, yaitu;
1) Menganalisis kebutuhan pelayanan pembelajaran agar strategi pelayanan sesuai
dengan kebutuhan siswa dalam meningkatkan kompetensi dalam membangun daya
saing lokal, nasional, dan global yang direalisasikan dalam berbagai program
berikut:
a) Peningkatan karakter yang berkepribadian Indonesia.
b) Peningkatkan kemampuan berkomunikasi.
c) Pengusaaan teknologi informasi dan komunikasi yang diintegrasikan dengan
keterampilang pengelolaan informasi.
d) Penguasaan keterampilan kolaborasi pada jejaring lokal, nasional, bahkan
jejaring internasional terutama melalui jejaring teknologi.
e) Meningkatkan tanggung jawab pengebangan individu dalam kolaborasi siswa
antar sekolah dalam ruang lingkup lokal, nasional, maupun global.
2) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, media
belajar dengan meningkatkan pemanfaatan muli media, menggunakan sumber
kepustakaan manual dan elektronik, menggunakan sumber daya lingkungan alam
dan sosial untuk meningkatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur dan
metakognitif.
3) Meningkatkan efektivitas sumber daya lokal untuk penguatan jati diri kedaerahan
dalam rangka meningkatkan keunggulan budaya pada konteks nasional dan global.
4) Memberdayakan sumber daya yang sekolah miliki dan lingkungan sekitar untuk
mendukung efektivitas kegiatan intra, ko, dan ekstrakurikuler.

B. Visi Sekolah

Berdasarkan analisis konteks, sekolah menetapkan visi berikut:


SMP Islam Al Falah Tambak : Aktif, Kreatif, Antusias, Bersih dan Religius
(AKBAR)

KTSP 2019 Page 13


C. Misi Sekolah
Misi SMP Islam Al Falah Tambak adalah sebagai berikut:
1. Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh komponen
sekolah terutama para siswa.
2. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilansiswa
supaya mereka memiliki prestasi yang dapat dibanggakan.
3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
kecerdasansiswa terus diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual dan
emosional yangmantap.
4. Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi.
5. Menanamkan cinta kebersihan dan keindahan kepada semua komponensekolah.
6. Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang tinggi
terhadapajaran agama (Religi) sehinggan tercipta kematangan dalam befikir
danbertindak.

D. Tujuan Sekolah
Tujuan Satuan Pendidikan:
a. Sekolah mampu memenuhi standar kompetensi lulusan yang cerdas,
kompetitif, cinta tanah air, beriman dan bertaqwa :
− Sekolah memiliki standar KKM ≥ 7,50
− Sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar.
− Sekolah melaksanakan kebersihan dan peningkatan disiplin siswa dan
guru.
− Sekolah mampu meningkatkan kegiatan kepramukaan.
− Sekolah mampu meluluskan siswanya 100 %.
− Sekolah dapat meningkatkan budi pekerti luhur, keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan YME melalui kegiatan Pengembangan Diri Iman dan
Taqwa.
b. Sekolah mampu memenuhi Kurikulum di sekolah :
− Sekolah mampu memiliki dokumen Kurikulum lengkap
− Sekolah mampu memiliki silabus semua mata pelajaran
− Sekolah mampu memiliki dokumen sistem penilaian semua mata pelajaran
− Sekolah mampu memiliki RPP semua mata pelajaran
− Sekolah mampu memenuhi buku referensi bagi guru

KTSP 2019 Page 14


− Sekolah mampu memenuhi buku pegangan guru untuk pengembangan
RPP
− Sekolah mampu memenuhi buku pegangan siswa
c. Sekolah mampu memenuhi standar proses pembelajaran yang efektif
dan efisien:
− Kehadiran guru dalam mengajar 100 %
− Semua guru mampu mempunyai RPP
− Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran 100 %
− Semua guru mampu menggunakan alat peraga dalam KBM
− Semua guru sangat variatif dalam penggunaan strategi pembelajaran
− Semua guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran di kelas
− Semua guru mampu menggunakan media pembelajaran
d. Sekolah mampu memenuhi standar tenaga pendidik dan kependidikan
− Semua guru berpendidikan S1
− Sekolah memiliki guru yang terampil mengunakan ICT
− Sekolah memiliki tenaga TU yang menguasai ICT
e. Sekolah mampu memenuhi standar pengelolaan pendidikan
− Semua guru mampu menyusun RPS dalam tim
− Semua anggota komite mampu menyusun RPS dalam tim
− Semua guru, karyawan, dan komite terlibat secara aktif dalam
implementasi program sekolah
f. Terwujudnya penggalangan pembiayaan pendidikan yang memadai
− Sekolah memiliki anggaran pembiayaan pendidikan
− Sekolah memiliki sumber pendanaan
g. Sekolah mampu memenuhi standar penilaian pendidikan
− Semua guru menggunakan berbagai model penilaian
− Semua guru mengembangkan instrumen penilaian 4 kali dalam satu
semester
h. Sekolah mampu mewujudkan budaya dan lingkungan sekolah yang
nyaman, aman, asri, rindang, dan bersih :
− Sekolah memiliki halaman yang bersih
− Lingkungan sekolah nyaman, asri, dan rindang

KTSP 2019 Page 15


Tujuan Umum
Sesuai dengan tujuan sekolah menengah sekolah ini menetapkan tujuan
umum yaitu meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Khusus
1) Mewujudkan mutu lulusan tingkat satuan pendidikan yang meliputi dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana terurai pada tabel di
berikut:
Target Kompetensi Satuan Sumber
No. Standar Nasional
Pendidikan Daya Utama
A. SIKAP
Memiliki perilaku yang Setiap siswa berkompeten
mencerminkan sikap: dalam: Pendidik dan Tenaga
1) beriman dan 1) Menghayati nilai-nilai Kependidikan yang
bertakwa kepada
toleransi dalam agamis, berkarakter,
Tuhan YME,
2) berkarakter, jujur, kehidupan berbangsa sehat, pembelajar, dan
dan peduli, dan bernegara. berperan menjadi
3) bertanggungjawab, 2) Mengamalkan agama teladaan.
4) pembelajar sejati dalam kehidupan
sepanjang hayat, dan sehari-hari

5) sehat jasmani dan 3) Lebih dengan kitab suci


rohani sesuai dengan
sebagai pedoman
perkembangan anak
di lingkungan hidup.
keluarga, sekolah, 4) Menerapkan nilai-nilai
masyarakat dan jujur, peduli, tanggung
lingkungan alam jawab dalam kehidupan
sekitar, bangsa, sehari di sekolah.
negara, kawasan 5) Menjalankan peran
regional.
siswa sebagai insan
pembelajar
6) Bersikap hidup sehat
7) Menghayati dan
mengamalkan siap
peduli lingkungan
8) Menjalakan aktivitas
untuk meraih kemuliaan
kehidupan dunia dan
akhirat.
B. PENGETAHUAN

KTSP 2019 Page 16


Target Kompetensi Satuan Sumber
No. Standar Nasional
Pendidikan Daya Utama
Memiliki pengetahuan Menguasai pengetahuan  Guru menguasai
faktual, konseptual, faktual, koseptual, pengetahuan faktual,
prosedural, dan prosedural, dan meta- konseptual,
metakognitif pada tingkat kognitif berkaitan: prosedural, dan
teknis, spesifik, detil, dan 1. ilmu pengetahuan, metakognitif yang
kompleks berkenaan 2. teknologi, menjadi muatan
dengan: 3. seni, kurikulum untuk
1. ilmu pengetahuan, 4. budaya, ditransfer kepada
2. teknologi, siswa melalui
3. seni, pembelajaran.
4. budaya,  Sekolah berdaya
. dalam memfasilitasi
Mampu mengaitkan siswa menggunakan
pengetahuan di atas sumber dan media
dalam konteks diri sendiri, belajar yang sesuai
keluarga, sekolah, dengan yang siswa
masyarakat dan butuhkan.
lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, serta
kawasan regional .
C. KETRAMPILAN
3. Memiliki keterampilan Siswa terampil berpikir Guru terampil
berpikir dan bertindak: 1. ilmiah merumuskan kompetensi
1. efektif, 2. kritis tentang penguasaan dan
2. kreatif, 3. efektif penerapan ilmu
3. produktif, 4. kreatif pengetahuan.
4. kritis, 5. mandiri Satuan pendidikan
5. mandiri, 6. Produktf memfasilitasi siswa
6. kolaboratif, 7. Kolaboratif mengembangkan
7. komunikatif, melalui Siswa terampil bertindak keterampilan bertindak.
pendekatan ilmiah 1. Mendayagunakan
sebagai teknologi.
pengembangan dari 2. Berkomunikasi
yang dipelajari di Berkolaborasi

KTSP 2019 Page 17


Target Kompetensi Satuan Sumber
No. Standar Nasional
Pendidikan Daya Utama
satuan pendidikan 3. Memimpin
dan sumber lain 4. Membuat keputusan
secara mandiri

E. Indikator Kompetensi Lulus

No. Kompetensi Spiritual Indikator Pencapaian Sikap Spiritual

A. Menghayati dan 1. Menerima kehidupan sebagai


mengamalkan ajaran agama anugrah.
yang dianutnya
2. Mesyukuri nikmat kehidupan sebagai
bentuk kasih sayang Allah.

3. Melaksanakan aktivitas hidup yang


diperintahkan Allah

4. Menghidari perbutan yang dilarang


Allah

5. Berbuat baik demi kemaslahatan


bersama.

6. Mematuhi peraturan.

7. Berbuat ihlas.

No. Kompetensi Sosial Indikator Pencapaian Sikap Sosial

B. Menunjukkan perilaku jujur, 1. Bersikap jujur


disiplin, tanggungjawab, peduli
2. Berdisiplin dalam mematuhi peraturan
(gotong royong, kerjasama,
3. Bertanggung jawab dengan
toleran, damai), santun,
melaksanakan tugas dengan baik
responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai 4. Bekerja sama untuk kebaikan umum
bagian dari solusi atas
5. Menghormati hak orang lain.
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif 6. Santun dalam bertindak.

KTSP 2019 Page 18


dengan lingkungan sosial dan 7. Menolong teman yang sedang dalam
alam serta dalam kesulitan
menempatkan diri sebagai
8. Menunjukkan daya insiatif
cerminan bangsa dalam
9. Proaktif dalam membangun solusi
pergaulan dunia.
10. Antisiatif untuk mencegah timbulnya
resiko buruk

11. Giat bekerja sama

12. Berkomunikasi dengan rendah hati

13. Bersikap tegas menolak keburukan...

No. Kompetensi Pengetahuan Indikator Pencapaian Pengetahuan

C. Memahami, menerapkan, dan 1. Memahami pengetahuan (faktual,


menganalisis pengetahuan konseptual, prosedural, dan
faktual, konseptual, metakonitif) tentang iptek, seni, budaya
prosedural, dan metakognitif dan humaniora serta peradaban
berdasarkan rasa ingin
2. Menganalisis pengetahuan (faktual,
tahunya tentang ilmu
konseptual, prosedural, dan
pengetahuan, teknologi, seni,
metakonitif) tentang iptek, seni,
budaya, dan humaniora
budaya, humaniora serta peradaban
dengan wawasan
3. Berpikir kritis terhadap penyebab
kemanusiaan, kebangsaan,
fenomena dan kejadian.
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena 4. Memaham cara menerapkan
dan kejadian, serta pengetahuan (faktual, konseptual,
menerapkan pengetahuan prosedural, dan metakonitif) tentang
prosedural pada bidang kajian iptek, seni, budaya, humaniora, serta
yang spesifik sesuai dengan peradaban.
bakat dan minatnya untuk
5. Mampu memecahkan masalah dengan
memecahkan masalah
dilandasi pengetahuan yang
dikuasinya.

6. Melaksanakan pengkajian spesifik


pada bidang yang diminati serta sesuai
dengan kebakatannya.

KTSP 2019 Page 19


Berpikir kritis, ilmiah, kreatif, inovatif,
7.
produktf, kolaboratif.

No. Kompetensi Keterampilan Indikator Pencapaian Keterampilan

D. Mengolah, menalar, dan 1. Mengolah fakta, data, dan informasi


menyaji dalam ranah konkret
2. Mengintegrasikan fakta, data, dan
dan ranah abstrak terkait
informasi dalam merumuskan
dengan pengembangan dari
kesimpulan.
yang dipelajarinya di sekolah
3. Mengembangkan keterampilan berpikir
secara mandiri, bertindak
dengan menggunakan pengetahuan
secara efektif dan kreatif, serta
yang dipelajarinya di sekolah.
mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan 4. Mengembangkan karya secara mandiri
dengan modal pengetahuan yang
dipelajarinya.

5. Mengembangkan kreasi dalam


menciptakan hal-hal baru.

6. Menerapkan motode atau prosedur


sesuai dengan kaidah keilmuan.

7. Menggunakan pikiran pada ranah


abstrak menjadi karya cipta yang
bermanfaat.

8. Mengkomunikasi hasil karya secara


efektif

9. Mendayagunakan teknologi informasi


dan komunikasi

10. Menggunakan bahasa asing.....

KTSP 2019 Page 20


BAB III

STRUKTUR KURIKULUM BEBAN BELAJAR


A. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan
pengorganisasian kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar,
dan muatan pembelajaran pada setiap Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
TsanawiyahKompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan dengan karakteristik sebagai
berikut.
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan,
dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas penerapan
kurikulum berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan dengan
menempatkan sekolah sebagaian bagian dari sistem masyarakat. Rumusan
kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
KTSP 2019 Page 21
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

B. Landasan Kurikulum
1. Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1) Pendidikan yang dilaksanakan berakar pada budaya bangsa maupun kearifan lokal
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik daripada masa lalu melalui peningkatan kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism).

2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Perkembangan bangasa Indonesia tidak mungkin lepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia
kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus.

3. Landasan Pedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menegaskan bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya.

KTSP 2019 Page 22


Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan
pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses
pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan,
dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

1. Kompetensi inti SMP KELAS VII-IX


KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spiritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:
a. Jujur
b. Disiplin
c. Santun
d. Percaya diri
e. Peduli, dan
f. Bertanggung jawab
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

KTSP 2019 Page 23


pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang:
a. Ilmu pengetahuan,
b. Teknologi,
c. Seni,
d. Budaya
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara:
a. Kreatif,
b. Produktif,
c. Kritis,
d. Mandiri,
e. Kolaboratif, dan
f. Komunikatif
Dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.

2. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan
alokasi waktu untuk Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Indonesia sebagaimana
tabel berikut.
Beban belajar di SMP untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 38 + 2
jam bahasa Daerah per minggu sehingga berjumlah 40 jam per minggu. Jam belajar
SMP adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SMP terdiri atas kelompok A sebagai berikut:

ALOKASI WAKTU PERMINGGU


MATA PELAJARAN
VII VIII IX

Kelompok A
1. Pendidikan Agama 3 3 2

KTSP 2019 Page 24


dan Budi Pekerti
Pendidikan
2. Pancasila dan 3 3 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 6 6 4
4. Matematika 5 5 4
Ilmu Pengetahuan
5. 5 5 4
Alam
Ilmu Pengetahuan
6. 4 4 4
Sosial
7. Bahasa Inggirs 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 2
Pendidikan Jasmani,
2. Olahraga dan 3 3 2
Kesehatan
3. Prakarya 2 2
4. TIK 2
5. Bahasa daerah 2 2 2
JUMLAH ALOKASI WAKTU
40 40 34
PER MINGGU

Keterangan:
 Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah atau
dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran.
 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di struktur
kurikulum di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah antara lain Pramuka
(Wajib), dan ekstrakurikuler tambahan..
 Mata Pelajaran kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B
yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok

KTSP 2019 Page 25


mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
 Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara
terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau
diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk
memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran
per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
 Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.

C. Pengaturan Beban Belajar


Pengaturan beban belajar peserta didik dapat dihitung dalam satu minggu,
satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Falah Tambak
dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu
minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 40 jam pembelajaran. Durasi setiap
satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
Beban belajar dengan sistem satuan semester untuk SMP meliputi meliputi
40 menit tatap muka, 50% dari waktu tatap muka untuk kegiatan terstruktur
maupuan kegiatan mandiri seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Kegiatan Sistem Paket

KTSP 2019 Page 26


Tatap muka 40 menit
Penugasan terstruktur 50% x 40 menit =
Kegiatan mandiri 20 menit
Jumlah 60 menit

Pengaturan minggu efektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1. Minggu efektif belajar Minimal 36 Digunakan untuk kegiatan
reguler setiap tahun minggu pembelajaran efektif pada
(VII-VIII) setiap satuan pendidikan
2. Minggu efektif semester Minimal 18
ganjil tahun terakhir setiap minggu
satuan pendidikan (Kelas
IX)
3. Minggu efektif semester Minimal 14
genap tahun terakhir minggu
setiap satuan pendidikan
(Kelas IX)
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 Satu minggu setiap semester
minggu
5. Jeda antarsemester Maksimal 2 Antara semester I dan II
minggu
6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 Digunakan untuk penyiapan
minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 Daerah khusus yang
minggu memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
8. Hari libur umum/nasional Maksimal 2 Disesuaikan dengan Peraturan
minggu Pemerintah

KTSP 2019 Page 27


ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
9. Hari libur khusus 1 minggu Untuk satuan pendidikan
sesuai dengan ciri kekhususan
masing-masing
10. Kegiatan khusus satuan 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang
pendidikan diprogramkan secara khusus
oleh satuan pendidikan tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Pengaturan beban Belajar:
SATUAN KELAS SATU JUMLAH MINGGU WAKTU JUMLAH JAM
PENDIDIK- JAM JAM EFEKTIF PEMBELAJARAN PER TAHUN
AN PEMBELAJ PEMBEL PER PER TAHUN (@ 60 MENIT)
ARAN PER TAHUN
TATAP MINGGU PELAJAR
MUKA AN
(MENIT)
SMP VII 40 40 36 1.440 jam 960 Jam
Setara dengan= Setara
57.600 menit dengan=
57.600 menit
VIII 40 36 36 1.296 Jam
pembeljaran
Setara 51.840
Menit
IX 40 36 34 1.224
jam pembelajaran
(48.960 menit)

Pemanfaatan 50% dari Jumlah waktu kegiatan tatap muka untuk Penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket untuk SMP Indonesia adalah antara 0% -50 % dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Pengaturan minggu efektif selanjutnya diganakan sebagai dasar penentukan kalender
pendidikan.

D. Muatan Pembelajaran

KTSP 2019 Page 28


Muatan pembelajaran di SMP Islam Al Falah Tambak berbasis pada konsep-
konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah matapelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada hakikatnya IPA
dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan
integrated social studies. Muatan IPA berasal dari disiplin biologi, fisika, dan kimia,
sedangkan muatan IPS berasal dari sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. Kedua
mata pelajaran tersebut merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan
alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat
kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau
space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pendidikan IPA
menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan
yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif biologi, fisika, dan
kimia. Integrasi berbagai konsep dalam matapelajaran IPA dan IPS menggunakan
pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak secara
tegas dan jelas, karena konsepkonsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan
permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya.
Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran
yang kontekstual. Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar
ruang, dan waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar
ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia.
Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran dilakukan
pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan
ikut dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan
dengan upaya makhluk hidup berdarah panas mempertahankan suhu tubuh (konten
biologi), serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten kimia).

E. Muatan Lokal
Kurikulum muatan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan keragaman
potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan
lingkungan sekitar sekolah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Muatan lokal dapat
KTSP 2019 Page 29
berupa kurikulum yang memuat materi tentang karakteristik daerah atau karakteristik
satuan pendidikan.

Muatan lokal dapat dikembangkan oleh pemerintah kabupaten/kota, atau satuan


pendidikan. Tujuan penyelenggaraan pembelajaran muatan lokal adalah untuk
membentuk pemahaman atau penguasaan potensi daerah tempat tinggal siswa
sehingga bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ruang lingkup kegiatan pembelajaran muatan lokal meliputi;
1) mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spiritual di daerahnya
atau satuan pendidikan dan
2) melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah atau satuan
pendidikan yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang
pembangunan nasional

Prinsip pengembangan muatan lokal yang menjadi perhatian setiap satuan pendidikan
yaitu;
1) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
2) Keutuhan Dalam Pengembangan Semua Kompetensi.
3) Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan).
4) Fleksibilitas dalam Jenis, Bentuk, dan Pengaturan Waktu.
5) Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya
bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
6) Kebermanfaatan.
7) Penetapan muatan lokal berorientasi pada upaya pengenalan, pelestarian, dan
pengembangan potensi daerah untuk kepentingan nasional dan menghadap
tantangan global.

Jenis muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait dengan seni budaya;
prakarya; pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; bahasa; dan/atau teknologi.
Jenisnya materi berupa bahasa daerah, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan
daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai 30irri khas lingkungan alam
sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi dan kebutuhan
daerah yang bersangkutan.
Dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal mengacu pada
struktur silabus yang dikembangkan oleh pemerintah dengan memenuhi standar berikut:
1) kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti,
KTSP 2019 Page 30
2) silabus yang memuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian
otentik, dan
3) buku teks pelajaran (buku siswa dan buku guru) berbasis aktivitas dan karya.
4) Perangkat administrasi pembelajaran.

Mekanisme pengembangan muatal lokal pada Kurikulum 2013 di satuan pendidikan


dengan prosedur sebagai berikut:
1) analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya daerah satau satuan
pendidikan.
2) identifikasi kompetensi yang menjadi keunggulan lokal;
3) perumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar;
4) penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;
5) penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi
muatan pembelajaran.
6) penyusunan silabus; dan rencana pelaksanaan pembelajaran
7) penyusunan buku teks pelajaran.

Mekanisme pelaksanaan program muatan lokal memperhatikan rambu-rambu berikut.


1) Muatan lokal diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan sumber daya pendidikan yang tersedia.
2) Setiap satuan pendidikan dapat menambah beban belajar maksimal 2 (dua)
jam/minggu untuk muatan lokal yang ditetapkan sebagai muatan
pembelajaran yang berdiri sendiri.
3) Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban
belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan.
Daya dukung minimal yang perlu mendapat perhatian adalah:
1) Kebijakan Muatan Lokal berupa dasar kebijakan.
2) Sumber Daya Pendidikan perlu dipenuhi sesuai dengan kemampuan
satuan pendidikan.
3) Tenaga Pendidik Tenaga pendidik yang pengampu muatan lokal yang
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga pendidik sesuai
dengan mata pelajaran muatan lokal yang diampunya.
4) Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan muatan lokal yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah harus dipenuhi oleh pemerintah daerah,
sedangkan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan harus dipenuhi oleh
satuan pendidikan.

KTSP 2019 Page 31


Atas dasar panduan tersebut, maka sekolah menetapkan muatan lokal yang berdiri
sendiri adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Jawa
2. Bahasa arab

F. Penumbuhan Pendidikan Karakter ( PPK )


1. Rasional
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelec) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak
boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.
Demikian dinyatakan oleh Kihajar Dewantara.
Oleh karena itu, transformasi pendidikan nasional Indonesia harus menempatkan
karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan
dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi yang dapat diwujudkan.
Dengan karakter yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang
dihasilkan oleh pendidikan yang baik, pelbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan
baru dapat dipenuhi atau diatasi. Oleh karena itu, selain pengembangan
intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik sangatlah penting
menempatan potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik sebagai tujuan.

Demikian juga laporan Delors untuk pendidikan abad XXI, sebagaimana tercantum
dalam buku Pembelajaran: Harta Karun di Dalamnya, menegaskan bahwa
pendidikan abad XXI bersandar pada lima tiang pembelajaran sejagat (five pillar of
learning), yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan
learning to beserta learning to transform for oneself and society.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional telah menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

2. Lima nilai utama

KTSP 2019 Page 32


Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Religius Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan
yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung
tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini
meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan).
2) Nasionalis; Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3) Mandiri, Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong Royong; Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/
pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong
antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5) Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen
dan kesetiaan pada nilai.

3. Sembilan Prinsip Penumbuhan Karaker


Penumbuhan karakter di sekolah menerapakan sembilan prinsip berikut;
KTSP 2019 Page 33
1) Nilai-nilai Moral Universal, penumbuhan karakter berfokus pada
penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung
oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang agama,
keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
2) Holistik Gerakan PPK, penumbuhan dilaksanakan secara holistik, dalam
arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah
rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan
serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
3) Terintegrasi; pelaksanaan di sekolah dikembangkan dan dilaksanakan
dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen
pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.
4) Partisipasi; penumbuhan karakter dilakukan dengan mengikutsertakan dan
melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan
pendidikan sebagai gerakan. Kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait
menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangakan, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan.
5) Kearifan Lokal, gerakan bertumpu dan responsif pada kearifan lokal
nusantara yang beragam dan majemuk agar pergerakan menjadi
kontekstual dan membumi.
6) Kecakapan Abad XXI; gerakan penumbuhan karakter merupakan usaha
mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan
kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning).
7) Adil dan Inklusif; penumbuhan dikembangkan dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai
kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat
manusia.
8) Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik; Gerakan dikembangkan
dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik

KTSP 2019 Page 34


perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan
dan keberterimaannya tinggi dan maksimal.
9) Terukur; gerakan dikembangkan dan dilaksanakan agar dapat dimati dan
diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini
komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi
prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang
dapat diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan program-
program penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan
dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang dapat
disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.

4. Struktur Kurikulum Penumbuhan Karakter


Struktur Kurikulum penumbuhan melalui tiga cara, yaitu:
1) Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum
dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru
menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing.
Nilai-nilai utama penumbuhan karakter diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing. Misalnya,mata
pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai nasionalisme dengan
mendukung konservasi energi pada materi tentang energi.
2) Mengimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan
oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan
melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan.
3) Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses
kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah.
Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat
pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan
prasarana di setiap satuan pendidikan. Struktur pendukung lain yang terdiri
atas: (a). Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat,
hubungan antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai,
lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat, aman, dan damai. (b)
Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan
di sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
5. Penilaian

KTSP 2019 Page 35


Penilaian dilakukan pada tingkat pendidik dan evaluasi dilakukan pada tingkat
satuan pendidikan dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian sikap dan
keterampilan.

G. Pengembangan Literasi

1. Pengertian
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis,
dan/atau berbicara. Berdasakan itu, kami menyatakan bahwa melek
membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah. Pengembangan
lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan melek budaya, tata
nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.menyeluruh untuk menjadikan

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembuda- yaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah
agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

KTSP 2019 Page 36


3. Kompetensi Literasi
Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan bahwa komponen
literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi
media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
1) Literasi Dasar (Basic Literacy) Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu
kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan
menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing)
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy) Literasi Perpustakaan (Library
Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan
bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan
yang memudahkan dalam menggunakan Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Menengah Atas perpustakaan, memahami
penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan
dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah
tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
3) Literasi Media (Media Literacy) Literasi Media (Media Literacy), yaitu
kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda,
seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
4) Literasi Teknologi (Technology Literacy) Literasi Teknologi (Technology
Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti
teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta
etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan
dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan
komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan
dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta
mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini,
KTSP 2019 Page 37
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang
dibutuhkan masyarakat.
5) Literasi Visual (Visual Literacy) Literasi Visual (Visual Literacy), adalah
pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi,
yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik
dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya
disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di
dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu
disaring berdasarkan etika dan kepatutan.

4. Model Program Literasi


Berberapa model yang ditawarkan Kemendikbud sebagai berikut;

Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran


•  15 menit membaca • 15 menit membaca • 15 menit membaca
•  Jurnal membaca • Jam membaca • Pemanfaatan
harian mandiri untuk berbagai strategi
•  Penataan sarana kegiatan kurikuler/ literasi dalam
literasi ko-kurikuler (bila pembelajaran lintas
•  Menciptakan memungkinkan) disiplin
lingkungan kaya • Menanggapi bacaan • Pemanfaatan
teks secara lisan dan berbagai organizers
•  Memilih buku tulisan untuk pemahaman
bacaan • Penilaian dan produksi
non-akademik berbagai jenis teks
• Pemanfaatan • Penilaian akademik
berbagai graphic • Pengembangan
organizers untuk lingkungan fisik,
portofolio membaca sosial, afektif, dan
• Pengembangan akademik
lingkungan fisik,
sosial dan afektif

5. Pentahapan Kegiatan
Kegaitan pengembangan literasi, sesuai panduan, sebagai gerakan
berkelanjutan dikelompokan dalam tiga tahap.

KTSP 2019 Page 38


1) Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan
Melalui kegiatan yang difasilitasi guru yang diintegrasikan dalam
pembelajaran.
Contoh,
 guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
 guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
 siswa mencari bahan bacaan sendiri.
 guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
 meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e book, dan
teknologi digital

2) Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembliasaan.
Sekolah mengagedakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:
a) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku
pengayaan secara lisan dan tulisan dalam diskusi
b) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik
dalam agenda khusus presentasi buku.
c) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis,
kreatif, dan inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan
kritik buku.
d) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku
dalam kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
e) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.

3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman
belajar siswa baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun
kegiatan mandiri. Kegiatan ini bertujuan:
a) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya
dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar
sepanjang hayat;
b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
c) mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif
(verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku
bacaan dan buku pelajaran.

KTSP 2019 Page 39


Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pembelajaran
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati,
membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain
dengan tagihan non-akademik atau akademik.
b) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
c) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua
mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers ).
d) Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya
literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan
dalam mata pelajaran.
e) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
f) Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.
g) Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa dalam
satuan pendidikan dan antarsatuan pendidikan..

6. Struktur Program
Kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan dilengkapi program dalam
pengelolaannya, sekolah menyiapkan program dengan struktur.

7. Instrumen Evaluasi
Evaluasi kegiatan literasi mencakup keterlaksanaan program dan keberhasilan
program. Indikator pencapian tujuan yang terukur menjadi dasar perumusan
instrumen. Target program pada tiap satuan pendidikan mencerminkan
karakteristik keunggulan satuan pendidikan. Contoh Instrumen:
Keterlaksanaan/
No. Indikator Pencapaian
Ya Tidak
1) Evaluasi Keterlaksanan
Sekolah membaharui bacaan siswa secara
1.
berkala.
Sekolah menyedaiakan akses internet pendukung
2.
pembelajaran
3. Sekolah menyediakan e book.
4. Guru melaksanakan pembiasaan membaca

KTSP 2019 Page 40


5. Guru memberikan peluang membaca di awal
pembelajaran
6. Mencapai target seluruh siswa membiasaakan
membaca.
7. Guru meningkatkan potensi siswa menggunakan
TIK dalam pembelajaran
2) Evaluasi Pencapaian Hasil
8. Siswa merumuskan resume materi yang dibaca di
perpustakaan.
9. Siswa membiasakan membaca sebelum belajar
dilaksanakan.
10. Lima % siswa yang menunjukan kompetensi yang
berkunggulan sehingga dapat berkompetisi dengan
siswa dari sekolah lain.

Instrumen evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian target program perlu


sekolah siapkan saat program disusun atau sebelum program dilaksanakan.

H. Kegiatan Pembelajaran
Fokus utama pengelolaan kurikulum adalah menjamin siswa belajar dan guru
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Penjaminan utama adalah terwujudnya
proses belajar yang didukung dengan suasana belajar yang kondusif. Pengelolaan
pembelajaran merupakan serangkaian tindakan perencanaan, pelaksanaan, penilaian
dan evaluasi pembelajaran dalam menjamin terwujudnya keunggulan mutu lulusan
pada tingkat satuan pendidikan sesuai dengan target yang sekolah tetapkan.
Dalam sistem pengelolaan pembelajaran kepala sekolah berperan sebagai pemimpin
pembelajaran. Tugas pemimpin pembelajaran adalah memngerahkan sumber daya
yang tersedia dan yang mungkin dapat disedikan untuk menunjang terwujudnya
berlangsungnya proses belajar sebagaimana yang direncanakan demi terealisasi
keunggulan kompetensi mutu lulusan. Untuk mewujudkan itu, pimpinan pembelajaran
perlu memperhatikan tindakan :
 Memimpin musyawarah dewan pendidik menentukan indikator pencapaian
kompetensi tingkat satuan pendidikan.
 Merumuskan target atau kriteria keberhasilan pada setiap indikator mutu
keunggulan lulusan tingkat satuan pendidikan
 Mengembangkan suasana sekolah sebagai lingkungan belajar yang kondusif.

KTSP 2019 Page 41


 Meningkatkan penjaminan keterlaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran
 Mensupervisi ketercapaian target mutu hasil belajar siswa.
 Memimpin rapat dewan pendidik mengevaluasi keberhasil pelaksanaan kurikulum.

Arah pengelolaan dampak terhadap penguatan sikap, pengetehuan dan keterampilan


yang menjadi target sekolah. Pengembangan ketiga ramah itu memiliki jalur
pengembangan yang berbeda-beda. Karena itu diperlukan strategi yang berbeda
pula.dalam mengembangkannya. . Sikap siswa tidak secara serta merta berkembang
manakala pengetahuan siswa berkembang. Begitu juga keterampilan siswa tidak serta
merta bertumbuh saat pengetahuan siswa berkembang. Hal ini menegaskan bahwa
dalam proses
Berdasarkan deskripsi di atas tim pengembang kurikulum berusaha untuk memenuhi
kriteria sesuai dengan prinsip pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 pada
tingkat satuan pendidikan sebagai berikut:
Pelaksanaan pembelajaran perlu memenuhi prinsip:
1) Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2) Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4) Pembelajaran berbasis kompetensi;
5) Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran
multi dimensi;
6) Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
7) Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills
dan soft-skills;
8) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
9) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
10) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran;
11) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;
dan
12) Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
a. Program Tahunan dan Program Semester

KTSP 2019 Page 42


Program tahunan merupakan serangkat kegiatan yang terintegrasi dengan penetapan
alokasi waktu satu tahun agar seluruh kompetensi dasar dalam kurikulum dapat siswa
kuasai. Program tahunan wajib guru persiapkan sebelum tahun palajaran dimulai
dengan mengidentifikasi KD yang harus disampaikan dengan jumlah waktu efektif yang
tersedia sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan program semester.
Program semester adalah turunan dari program tahunan yang memuat rencana kegiatan
pelaksanaan kurikulum dalam rentang satu semester. Dengan tugas guru yang selalu
terintegrasi dengan program tahunan adalah merumuskan pengaturan kegiatan tiap
semester yang mengundung komponen yang sama dengan program tahunan.
Komponen Program Tahunan
Program tahunan wajib memuat:
1. Identitias mata pelajaran
2.Tahun pelajaran
3.Kelas
4.Kompetensi inti yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
5.Tema/KD
6.Alokasi waktu

Prosedur Perumusan
Prosedur penyusunan program tahunan meliputi empat langkah
a.Mengidentifikasi kompetensi dasar dan indikator tiap tahun
b.Mengindentifikasi keluasan dan kedalaman kopetensi dasar dan indikator
c.Melakukan pementaan kopetensi dasar pada tiap semester
d.Menentukan alokasi waktu yang tersedia untuk tiap kompetensi pada tiap semester
berdasarkan hari efektif berlajar.
e.Menjabarkan progam tahunan ke dalam program semester dengan memperhatikan
kalender pendidikan.

a. Silabus
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Muatan Silabus
KTSP 2019 Page 43
Silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas mata pelajaran
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5) Indikator Pencapaian Kompetensi, Indikator adalah acuan untuk mencapai
kompetensi dasar.
6) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Prosedur Perumusan Silabus
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Silabus dapat dikembangkan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan
pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Dibuktikan
dengan kelengkapan komponen dan isi silabus yang dimiliki sekolah/madrasah untuk
semua mata pelajaran
Guru wajib menjelaskan silabus pada tiap awal semeter pada peserta didik, yang
dibuktikan dengan adanya jurnal kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tugas ini
bertujuan agar siswa memahami cukupan kompetensi yang harus mereka kuasai dan
memahami materi belajar yang akan mereka dapatkan dalam tiap semester.

b. Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
KTSP 2019 Page 44
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan wajib menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
1. Komponen RPP
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau
lebih. Komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
7) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional ( KKO) yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan m. penilaian hasil pembelajaran.
13) Penilaian; mencakup penilain sikap,penilaian pengetahuan dan penilaian
ketrampilan.

2. Prinsip Penyusunan RPP

KTSP 2019 Page 45


Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
9) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

b.Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya untuk mendorong siswa aktif memenuhi
kebutuhan mewujudkan kompetensinya yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis)
yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan
diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses.
Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar
matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik
KTSP 2019 Page 46
individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut

Untuk mendukung pembelajaran yang efektif diperlukan suasana belajar yang


mendukung sesuai dengan Permendikbud 22 Tahun 2016, yaitu
1) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran (SMP Islam Al Falah Tambak : 40
menit )
Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum peserta
didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan dalam tabel berikut:

Pelaksanaan pembelajaran semestinya berlandaskan RPP yang mencakup


kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan
Ada pun urutan kegiatan pendahuluan sebagai berikut:
a. menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran;

KTSP 2019 Page 47


b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional.
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menyajikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Langkah kegiatan ini sebaiknya dituangkan catatan pelaksanaan kegiatan
mengajar untuk membuktikan bahwa guru melakukan 5 langkah kegiatan dalam
pendahuluan.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan penekatan pembelajaran, model pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang sesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
Karakteristik proses pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mewujudkan
kompetensi berikut:
a. Dalam mewujudkan kompetensi sikap siswa, guru hendaknya memilih
perilaku; menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang menambah pengalaman peserta didik untuk melakuan
aktivitas yang sesuai.
b. Dalam mengembangkan kompetensi pengetahuan guru hendaknya memilih
aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk

KTSP 2019 Page 48


mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik
individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Dalam mengembangan keterampilan guru hedaknya memilih aktivias
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Jika
diperhatikan secara seksama keterampilan yang dikembangkan merpkan
bertuk softskill Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang
diturunkan dari keterampilan harus siswa kuasai. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan
modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).

3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk
mengevaluasi dengan melakukan beberapa langkah kegiatan berikut:
a. Mengevaluasi rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas, baik tugas individual
atau maupun kelompok;
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

K. PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri adalah merupakan pelayanan bantuan untuk peserta
didik baik individu maupun kelompok agar berkembang secara optimal
dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, dan karir, melalui proses
pembiasaan, pemahaman diri dan lingkungan untuk mencapai
kesempumaan perkembangan diri.
Tujuan pengembangan diri adalah membantu memandirikan peserta didik
dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mmengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
KTSP 2019 Page 49
bakat dan minatnya. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, praktisi, atau alumni yang memiliki
kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan kepala sekolah. Pola
Pelaksanaan pengembangan diri dalam kegiatan pembiasaan:
a) Spontan: Kerja bakti, Bakti sosial, takziah, membiasakan 5 S 1P
( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Peduli lingkungan ),
membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat

b) Rutin: Membaca do'a, membaca surat pendek bersama-sama setiap awal


dan akhir pelajaran, ibadah khusus keagamaan bersama, SKJ,
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri, Sholat Duha, sholat dhuhur
berjama'ah dan upacara bendera
c) Keteladanan: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca,
memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain, disiplin, datang tepat waktu.
d) Terprogram
 Peringatan hari besar Nasional dan agama
 Latihan dasar kepemimpinan
 kegiatan ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling ( BK )

1. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta


didik di luar jam kegiatan intrakurikuler atau kegiatan kokurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh
satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler
pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai
bakat dan minatnya masing-masing.
Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan bertujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan
kemandirian peserta didik secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan
pendidikan.

a. Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan


Penyelenggaraan kegiatan Pramuka berlandaskan aturan sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka

KTSP 2019 Page 50


2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan
Pramuka
3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang
Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda
karana
4) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Pelaksanaan kegiatan kepramukaan di sekolah mengacu pada Pemendikbud
Nomor 63 Tahun 2014 dan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010, yang mengatur
penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan. Permendikbud mengatur tentang teknis
penyelenggaran ekstrakurikuler wajib dan Undang-Undang mengatur tentang kegiatan
gerakan kepramukaan reguler. Mengacu pada kedua aturan itu,maka sekolah
menyelenggarakan kegiatan kepramukaan dalam tiga model yaitu:
1. Model Blok

Model Blok diselenggarakan pada tiap awal tahun pelajaran seperti kegiatan Masa
Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa wajib mengikuti program ini sebagai kegiatan
orietasi atau pengenalan pramuka yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan setiap sebelum siswa memulai tahun pelajaran baru pada tiap tahun.

a.Tujuan Model Blok


Pelaksanaan pendidikan model blok bertujuan:
1) Meningkatnya pemahaman siswa tentang pendidikan kepramukaan sebagai
proses yang menyenangkan dan menantang dengan menambah wawasan tentang
keterampilan yang akan mereka kuasai dalam latihan selama satu tahun pelajaran.
2) Meningkatnya kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan
dengan materi yang dipelajari dalam kegiatan tatap muka yang diadaptasi dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:
 Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga,
 Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma ke-2
bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.(sekolah akan
mengembangkankegiatan sesuai dengan kebutuhan peningkatan
keterampilan dan pematangan sikap secara berkelanjutan)

b. Perencanaan

KTSP 2019 Page 51


Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa baru.
Komponen perencanaan meliputi;
 Nama kegiatan
 Tujuan
 Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
 Materi pelatihan dan uraian secara ringkas
 Strategi pelaksanaan pelatihan
 Susunan Panitia
 Pembina/Pelatih
 Tempat pelatihan.
 Jadwal pelatihan
 Rencana Anggaran
 Evaluasi dan Laporan

c. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan model blok menggunakan waktu 36 jam tatap muka sebagai
Kursus Orientasi Pendidikan Kepramukaan bagi peserta didik sesuai tingkat kelas
dan usianya. Materi kegiatan sekolah siapkan khusus dengan mengintegrasikan
rencana kegiatan tahunan kegiatan keprmukaan, materi kepramukaan, dan
kecakapan berkolaborasi dalam kelas maupun di luar kelas dalam meningkatkan
pematangan sikap dan meningkatkan keterampilan belajar siswa sebgai bagian diri
indikator pencapaian visi sekolah.
Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang ditentukan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Sekolah dengan mengkolaborasikan Pembina Pramuka, tim
Pembina Kesiswaan, dan Guru Mata Pelajaran yang relevan dengan rencana
aktivitas latihan kegiatan aktualisasi.
Program kegiatan disusun dalam bentuk proposal kegiatan yang dirumuskan oleh
panitia pelaksana dan disahkan oleh kepala sekolah. Biaya pelaksanaan kegiatan
berasal dari anggaran sekolah yang relevan serta sumbangan dari pihak lain yang
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.

Dalam kegiatan blok siswa tidak wajib menggunakan atribut pramuka. Namun
demikian, jika sebelumnya siswa telah memiliki atribut dan seragam pramuka, maka
kediatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan atribut kepramukaan.

KTSP 2019 Page 52


d. Penilaian
Penilaian model blok dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam program kegiatan. Penilaian
kegiatan menjadi input kepada satuan pendidikan untuk perbaikan proses. Penilaian
hasil belajar siswa disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Hasil penilaian hasil
belajar disampaikan kepada mata pelajaran yang relevan.

e. Evaluasi dan Laporan


Pengelola kegiatan model blok seusai melaksanakan kegiatan melakukan evaluasi dan
menyusun laporan. Evaluasi kegiatan meliputi pemenuhan dalam proses pelaksanaan
kegaitan dan mengukur pemenuhan tujuan. Evaluasi dilakukandengan menggunakan
perangkat instrumen yang dibuat khusus untuk keperluan pengukuran keterwujudan
proses dan ketercapaian tujuan.

2. Model Aktualisasi

Model aktualisasi adalah ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan tiap minggu efektif.
Kegiatan ini bertujuan utama membangun karakter dan keterampilan. Materi yang
diaktualisasikan adalah materi kepramukaan yang diitegrasikan dengan materi pelajaran
yang siswa peroleh dalam kegiatan tatap muka.
Penyelenggaraan pendidikan aktualisasi adalah bentuk kegiatan peningkatan
kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan yang diintegrasikan dengan materi,
metode, dan prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Oleh karena itu sekolah perlu
menyusun silabus pelatihan terlebih dahulu dengan memetakan kompetensi dasar mata
pelajaran, materi pelajaran, tujuan, struktur jadwal, dan alat penilaian yang relevan.

a. Perencanaan Program Aktualisasi


Perencanaan kegiatan aktualiasi idealnya disusun untuk tiga tahun dengan
menggunakan model silabus nasional. Dengan sistem perencanan untuk tiga tahun akan
memperjelas kompetensi, materi, strategi, serta tugas yang akan peserta latihan
kerjakan, maupuan perangkat penilaian akan yang sekolah gunakan. Pembina tiap level
mendapat tanggung jawab untuk merumuskankanya dalam kurun waktu tahunan.
Ada pun struktur program minimal memuat komponen berikut:
 Nama kegiatan
 Tujuan kegiatan
 Silabus Pelatihan
 Materi pelatihan

KTSP 2019 Page 53


 Pembina/Pelatih
 Jadwal pelatihan
 Sistem penilaian
 Perangkat evaluasi program.
b.Pembina
Pembina dalam kegiatan aktualisasi adalah tenaga pendidik yang sekurang-kurangnya
telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK) Kursus Mahir Dasar (KMD).
Tujuan pelaksanaan pendidikan ekstrakurikuler wajib model aktualisasi adalah:
a. Meningkatnya pemahaman peserta didik tentang pendidikan Kepramukaan yang
menyenangkan dan menantang.
b. Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam mengaktualisasikan kompetensi
dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar Pendidikan
Kepramukaan sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya pada masa kini
dan masa depannya.
c. Meningkatkan kompetensi (mengejewantahkan nilai-nilai dalam sikap dan
keterampilan) peserta didik sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pada:
 Penerapan Dwisatya dan Dwidarma bagi peserta didik usia Siaga,
 Penerapan Trisatya dan Dasadarma bagi peserta didik usia Penggalang, dan
Penegak.

c.Pelaksanaan Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi;
 Jadwal latihan satu minggu satu kali.
 Setiap pelaksanaan kegiatan selama 2 jam pelajaran.
 Model struktur kegiatan menggunakan model Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.
 Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh
Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
 Dalam pelaksanaan kegiatan siswa tidak wajib mengenakan atribut
kepramukaan.
d.Penilaian
Penilaian proses dan hasil pencapaian kompetensi adalah tanggung jawab Pembina.
Ada pun penilaian meliputi penilaian sikap dan keterampilan. Hasil penilaian
disampaikan kepada guru mata pelajaran yang relevan dengan materi yang menjadi
bahan yang diaktualisasikan siswa.

KTSP 2019 Page 54


3. Model Reguler

Pelaksanaan kegiatan model reguler adalah kegiatan kepramukaan yang diatur


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Kepramukaan. Kesertaan
dalam kegiatan bersifat sukarela. Jika dalam kegiatan Blok dan Aktualisasi wajib diikuti
oleh seluruh siswa, maka dalam kegiatan reguler hanya siswa yang berminat saja
yang mengikutinya dan mereka tergabung dalam kegiatan Gugus Depan.
EKSTRA WAK
NO KURIKUL HARI TU TUJUAN KET
ER
14.00 - 1 1.Mengembangkan jiwa kepemimpinan pada
1 Pramuka Jum'at 15.30 ) peserta didik. Wajib
2
) 2.Sebagai wadah berlatih organisasi.
3 Melatih peserta didik agar terampil dan
) mandiri.
4 3.Mengembangkan jiwa sosial dan peduli
) kepada orang lain.
5 4.Melatih peserta didik untuk menyelesaikan
) masalah dengan cepat dan tepat

6 5.Mengenalkan beberapa usaha pelestarian


) alam, sikap ramah terhadap lingkungan
, kebiasaan diri hidup bersih dan sehat.

b. Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan dilaksanakan dalam rangka mendukung pembentukan
karakter sesuai dengan norma spiritual dan sikap sosial siswa, serta menumbuhkan
sikap peduli terhadap orang lain dan lingkungan. Ekstrakurikuler juga sebagai wadah
dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha
memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkret.

Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler pilihan dapat dirancang sebagai pendukung


kegiatan kurikuler. Jumlah alokasi waktu jam ekstrakurikuler yaitu maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan meliputi kegiatan :
1) Qiroah
2) Hadroh
3) Bola Volly
4) Pencak Silat.
5) Bahasa Mandarin
6) Inggris Convesesion

KTSP 2019 Page 55


7) Baca Kitab

a.Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan


Pelaksanaan ekstrkurikuler bertujuan untuk membangun karakter dan menguatkan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; mengembangkan potensi diri siswa
berasis kebakatan, minat, dan prestasi yang diselenggarakan di luar jam tatap muka.

b.Perencanaan
Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa baru.
Komponen perencanaan meliputi;
1) Nama Kegiatan
2) Tujuan penyelenggaraan kegiatan
3) Indikator keberhasilan.
4) Deskripsi keberhasilan tahun sebelumnya.
5) Rumusan masalah yang dihadapi dalam mewujudkan tujuan
6) Strategi Pelaksanaan Kegiatan
7) Materi pelatihan diurai secara ringkas.
8) Susunan pembina dan uraian tugas
9) Tempat pelatihan
10) Jadwal Pelatihan
11) Tata tertib pelaksanaan kegiatan
12) Anggaran.
13) Instrumen Evaluasi Kegiatan

c.Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan menggunakan waktu 60% dari kegiatan tatap muka. Kegiatan
diarahkan untuk mengembangkan kompetensi yang diharapkan serta disesuaikan
dengan visi-misi- dan tujuan sekolah. Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang
ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah dengan. Kegiatan dibuktikan
dengan dokumen catatan kegiatan atau jurnal, data kehadiran pembina, dan kehadiran
peserta didik.

d.Penilaian
Penilaian ekstrakurikuler dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam program kegiatan. Penilaian
kegiatan menjadi input bagi satuan pendidikan untuk perbaikan proses. Penilaian hasil

KTSP 2019 Page 56


belajar siswa disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Hasil penilaian hasil belajar
disampaikan kepada mata pelajaran yang relevan.

e.Evaluasi dan Laporan


Pengelola kegiatan ekstrakurikuler seusai melaksanakan kegiatan melakukan evaluasi
dan menyusun laporan. Evaluasi kegiatan meliputi pemenuhan dalam proses
pelaksanaan kegiatan dan mengukur pemenuhan tujuan. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan perangkat instrumen yang ringkas untuk keperluan pengukuran
keterwujudan proses dan ketercapaian tujuan.
Dengan mempertimbangkan segenap kaidah yang telah dirumuskan, maka sekolah
menetapkan layanan kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagai berikut:
NO EKSTRA HARI WAKTU TUJUAN KET
KURIKUL
ER
1 Baca Jum’at 14.50 – Mengembangkan apresiasi dan sikap yang baik. Pilihan
Kitab 16.00
Melatih siswa agar lancar dalam pengucapan
Sebagai bekal bagi siswa, apabila nanti mereka
terjun di masyarakat
2 Bola Sabtu 14.00 – Untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan Pilihan
Volly 16.00 rohani
Wadah untuk menampung/menyalurkan minat
dan bakat siswa
Untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani
kreatifitas siswa dibidang olah raga
memupuk dan menumbuhkan sprotivitas
Sebagai persiapan Tim dalam menghadapi
pertandingan yang akan diikuti, baik tingkat
Kecamatan ataupun Kabupaten
Sebagai bekal bagi siswa, apabila nanti mereka
terjun di masyarakat
3 Pencak Sabtu 14.00 – Untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan Pilihan
silat 16.00 rohani
Memberikan peserta didik dalam
mengembangkat dibidang Pencak Silat
4 Hadroh Selasa 14.50 – Menumbuhkan rasa kecintaan pada budaya Pilihan
16.00
Islam
Menumbuhkan rasa seni dan keagamaan melalui
lagu - lagu Islam

5 Qiro’ah Kamis 14.50 – Meningkatkan kemampuan membaca Al-qur'an Pilihan


16.00
dengan fasih dan benar.
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa

KTSP 2019 Page 57


terhadap Tuhan YME
6 Inggris Rabu 14.50 – Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Pilihan
16.00
Conveses mengetahui bahasa.
ion Mengembangkan apresiasi dan sikap yang baik.
Meningkatkan kemampuan bercakap dengan
fasih dan benar.

Selanjutnya pembagian tugas dan bidang tugas kegiatan ekstrakurikuler pilihan


ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah setelah menimbang jumlah siswa
peserta kegiatan Ekstrakurikuler dan ditetapkan setelah mendapat pertimbangan rapat
dewan guru yang dihadiri oleh komite sekolah. Pertimbangan juga didasari dengan data
jumlah siswa pemilih,ketersediaan pembina, daya dukung sarana-prasarana,
ketersediaan biaya, waktu dan kebermaknaan bagi pengemangan potensi siswa dalam
mewujudkan target mutu lulusan satuan pendidikan

2.BIMBINGAN KONSELING (BK)


a. Konsep
Peserta didik kini berada dalam situasi kehidupan yang kompleks, penuh dengan
tekanan, paradoks dan ketidakmenentuan sehingga memerlukan kompetensi hidup
agar berkembang secara efektif, produktif, bermartabat serta bermaslahat bagi
diri sendiri dan lingkungannya.

Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis,


berkelanjutan, dan terprogram oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
untuk memfasilitasi siswa/konseli mencapai kemandirian sehingga mampu,
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
diri secara bertanggung jawab untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
hidupnya.

Dalam implementasi kurikulum 2013 BK dilaksanakan oleh guru bimbingan dan


konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya
tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu siswa/konseli mencapai
perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam
kehidupannya.

Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja


antarguru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, pimpinan

KTSP 2019 Page 58


sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak yang dapat membantu
kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan
optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

b. Fungsi Layanan BK

Bagi konseli (siswa) berfungsi untuk

a. Perluasan pemahaman diri dan lingkungan;


b. Pendorong pertumbuhan dan perkembangan;
c. Proses penyesuaian diri dengan diri sendiri dan
lingkungan;
d. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan dan karir;
e. Solusi atas masalah;
f. Perbaikan dan penyembuhan;
g. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang
kondusif;
h. Pengembangan potensi dri secara optimal.

c. Asas Pelayanan
Asas pelayanan meliputi:
1) Kerahasiaan sesuai kode etik bimbingan dan konseling;
2) Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
3) Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
4) Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
5) Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
6) Kekinian dalam penyelesaian masalah pada kehidupan konseli;
7) Kedinamisan dalam memandang konseli.
8) Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan ;
9) Keharmonisan layanan dengan visi dan misi sekolah serta nilai dan
norma kehidupan yang berlaku;
10) Keahlian dalam pelayanan yang sesuai kaidah-akademik dan profesional
11) Alih-tangan kasus untuk layanan di luar keahlian dan kewenangan;
12) Tut wuri handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik

d. Prinsip BK
1) Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak
diskriminatif.
KTSP 2019 Page 59
2) Bimbingan sebagai proses pelayanan individu karena setiap peserta didik
memiliki keunikan masing-masing.
3) Bimbingan konseling memberikan bantuan untuk membangun pandangan
positif pada diri dan lingkungannya.
4) Bimbingan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan.
5) Bimbingan dan konseling dalam bingkai budaya Indonesia.
6) Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, adaptif, dan berkelanjutan.
7) Pelayanan bimbingan dan konseling ditangani tenaga profesional.
8) Pelayanan bimbingan dan konseling berlandaskan program yang berbasis
hasil analisis kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangannya.
9) Bimbingan dan konseling dievaluasi secara berkala untuk sebagai dasar
perbaikan proses layanan dan untuk mengukur hasil yang dicapai.

e.Komponen Program BK
1.Program layanan;
Program Layanan dalam kelas maupun di luar kelas yang dirumuskan dalam
bentuk program tahunan dan program semester meliputi kegiatan:
1. Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan penyiapan
pengalaman terstruktur dan sistematis agar dapat menyesuaikan diri
dengan tugas-tugas perkembangan secara alamiah dan normal.
2. Layanan peminatan perencanaan individual agar peserta didik belajar
sesuai dengan minatnya dan mengikuti proses sistematik untuk
merencanakan masa depannya.
4. Layanan responsif, merupakan pemberi bantuan dalam menghadap
masalah dalam proses
f. Bidang layanan;
1. BK Pribadi meliputi pemahaman diri, keselarasan perkembangan, cipta
rasa, karsa; kedewasaan, aktualisasi diri, dan tanggung jawab.
2. BK Sosial untuk memahami interaksi sosial yang positif, keterampilan
berinteraksi, dan mangatasi masalah dalam hubungan sosial.
3. BK Belajar merupakan bantuan untuk mengenali potensi diri, sikap dan
keterampilan belajar, keterampilan merencanakan pendidikan, kesiapan
mental menghadapi ujian sehingga mendapat hasil belajar yang optimal.
4. BK Karir merupakan bimbingan untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorsi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
secara rasional dan realistis.

KTSP 2019 Page 60


g. Struktur Program
Program layanan meliputi program tahunan dan program semesteran dengan
mempertimbangkan komponen program berikut:
2) Rasional
3) Visi dan misi
4) Deskripsi Kebutuhan
5) Tujuan
6) Komponen Program
7) Bidang Layanan
8) Recana Kegiatan
9) Tema/Topik
10) Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
11) Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut
12) Rencana Anggaran

h. Bentuk layanan BK dalam kelas meliputi


1) Tatap muka terjadwal.
2) Volume kegiatan klasikal 2 jam pelajaran per rombel per minggu.
3) Materi layanan meliputi: aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar, karir
serta materi lain yang peserta didik perlukan.
4) Materi dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Klasikal (RPLBK)

i. Bentuk layanan BK di luar kelas:


• konseling individual,
• kelompok,
• bimbingan kelompok,
• bimbingan kelas besar dan lintas kelas,
• konsultasi atau berbagi kepedulian konselor dengan konseli.
• konferensi kasus atau membahas masalah konseli
• kunjungan rumah,
• Advokasi atau pendampingan terhadap konseli yang mengalami perlakuan
yang tidak mendidik.
• kolaborasi, atau kerja sama guru BK dengan berbagai pihak.
• alih tangan kasus, atau pelimpahan kepada pihak lain yang memerlukan
keahlian profesional lain.

KTSP 2019 Page 61


• pengelolaan media,
• pengelolaan kontak masalah, dan
• manajemen program berbasis komptensi,
• penelitian dan pengembangan
• Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), dan kegiatan lain yang
relevan.

3.Pengelolaan Layanan Peningakatan Keterampilan TIK


Peningkatan keterampilan TIK atau Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI) sekolah usahakan untuk dikelola oleh adalah guru yang memiliki kualifikasi
akademik Sl/D-IV bidang teknologi informasi atau sejenisnya yang telah memiliki
sertifikat pendidik bidang TIK dan KKPI.
Beban guru TIK sesuai dengan ketentuan tidak hanya memiliki beban kerja membimbing
siswa, namun mereka memilliki beban kerja yang jauh lebih luas dengan ruang lingkup
tugas sebagai berikut:
1) Membimbing siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar
dan menengah.
2) Memfasilitasi sesama guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan,
dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah;
3) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam mengembangkan sistem manajemen
sekolah berbasis TIK.

Secara umum Guru TIK mendapatkan tugas dan tanggung dalam memfasilitasi sekolah:
1) menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK;
2) melaksanakan layanan dan bimbingan TIK per tahun;
3) menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan dan bimbingan TIK;
4) mengevaluasi proses dan hasil layanan dan bimbingan TIK;
5) menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK;
6) melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki layanan dan
bimbingan TIK;
7) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional;
8) membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler;
9) membimbing guru dalam penggunaan TIK;
10) membimbing tenaga kependidikan dalam penggunaan TIK;
11) melaksanakan pengembangan diri; dan
12) melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif.

KTSP 2019 Page 62


Dalam tugasnya membimbing siswa guru TIK mendapatkan tugas minimal
melaksanakan bimbingan kepada 150 siswa dengan tugas sebagai berikut:
1) mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan
informasi dalam mendukung kelancaran proses belajar; dan
2) Mengembangkan siswa di sekolah sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, dan kepribadiannya dengan memanfaatkan TIK sebagai
3) sarana untuk mengeksplorasi sumber belajarMemfasilitasi tenaga kependidikan
dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.

Dalam melaksanakan tugas membimbing guru dan tenaga kependidikan, guru TIK
mengemban tugas berikut:
1) Memberikan palayanan kepada pendidik:
a. Mengembangkan sumber belajar dan media pembelajaran;
b. Mempersiapkan pembelajaran;
c. Memfasilitasi proses pembelajaran;
d. Memfasilitasi penilaian pembelajaran; dan
e. Memfasilitasi pelaporan hasil belajar.
2) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas
sistem manajemen sekolah.

Penugasan ini menunjukkan adanya peningkatan tanggung jawab guru TIK tidak hanya
meningkatkan keterampilan siswa, namun berkembang dalam meningkatkan
keterampilan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Perencanaan dan perancangan deskripsi tugas guru TIK dilaksanakan pada setiap awal
tahun pelajaran agar sinergis dengan kegiatan lainnya dalam pelaksanaan program
pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Model deskripsi uraian tugas guru TIK yang
akan digunakannya sebagai dasar penyusunan program seperti contoh di bawah ini.

M. PENILAIAN

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian
akhir semester, ujian sekolah berstandar nasional, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.

KTSP 2019 Page 63


Bentuk penilaian di antaranya adalah penilaian atau proses yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam
proses Pembelajaran. Ulangan berguna untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar Peserta Didik.
Bentuk penaliaan lain adalah ujian sekolah/madrasah yaitu kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi
belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk
penilaian akhir, ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional

2. Prinsip Penilaian

Prinsip penilaian hasil belajar menerapkan prinsip:


1) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
2) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
3) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran;
5) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
7) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
8) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
9) akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

b. Manfaat Penilaian

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran sebagai capaian pembelajaran.

KTSP 2019 Page 64


Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Penilaian
bertujuan untuk menilai encapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata
pelajaran, dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah.

c. Mekanisme penilaian
Dalam melaksanakan penilian hasil belajar oleh satuan pendidikan perlu dilakukan
beberapan langkah berikut.
1) Menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan meliputi: penilaian
akhir semester, penilaian akhir tahun, ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar
nasional.
2) Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester. Cakupan penilaian meliputi indikator-indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
3) Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada
akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.
Cakupan materi pada penilaian akhir tahun meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester genap saja, atau seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester ganjil dan semester genap pada tingkatan
kelas yang sama
4) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah kegiatan pengukuran capaian
kompetensi siswa terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran
tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar.
5) Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian capaian kompetensi
siswa terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan
dalam USBN. Ujian Sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan
dari satuan pendidikan. Pelaksanaannya diatur dalam POS Ujian Sekolah dan POS
Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
Kebijakan tingkat satuan pendidikan terkai penilaian menetapkan sebagai berikut:
1) Menentukan KKM dengan memperhatikan standar kompetensi lulusan,
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, serta guru dan kondisi
satuan pendidikan melalui rapat dewan guru.

KTSP 2019 Page 65


2) Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket melalui rapat dewan guru.
3) Menentukan kriteria program pembelajaran melalui rapat dewan guru bagi
satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester.
4) Menentukan nilai akhir sikap spiritual dan sosial sebagai bahan pertimbangan
kelulusan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan hasil
penilaian oleh semua guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK.
5) Melaporkan hasil penilaian semua mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan
(Rapor).
6) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
7) Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah dan kriteria kelulusan dari satuan
pendidikan melalui rapat dewan guru.
8) Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan satuan pendidikan.
9) Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan guru sesuai dengan kriteria minimal sebagai berikut.
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik.
c) Lulus ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional.
d) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan

Penilaian akhir yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun,
sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian
dari suatu satuan pendidikan. Cakupan penilaian akhir semester adalah seluruh indikator
yang merepresentasikan KD pada semester ganjil, sedangkan cakupan materi pada
penilaian akhir tahun meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada
semester genap. Materi ujian sekolah meliputi KD yang merepresentasikan pencapaian
SKL.

d. Penilaian Oleh Guru

Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

KTSP 2019 Page 66


yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Penilaian hasil belajar oleh pendidik di
SMP dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam bentuk penilaian
harian dan dapat juga dilakukan penilaian tengah semester. Penilaian tengah semester
merupakan penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang cakupan materinya terdiri atas
beberapa KD.
Pelaksanaannya tidak dikoordinasikan oleh satuan pendidikan. Penilaian harian dapat
berupa ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan yang
digunakan untuk:
1) mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
2) menetapkan program perbaikan dan/atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi;
3) memperbaiki proses pembelajaran; dan
4) menyusun laporan kemajuan hasil belajar.
Laporan penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat (sangat baik,
baik, cukup, atau kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi.

e. Tujuan Penilaian

Pelaksanaan Penilaian bertujuan untuk memfasilitasi:


1) guru dalam merencanakan, membuat, mengembangkan instrumen, dan
melaksanakan penilaian hasil belajar;
2) guru dalam menganalisis dan menyusun laporan, termasuk memanfaatkan hasil
penilaian dan mengisi rapor;
3) guru dalam menerapkan program remedial bagi peserta didik yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah mencapai KKM;
4) kepala sekolah dan pengawas dalam menyusun program dan melaksanakan
supervisi akademik bidang penilaian.
5) orang tua dalam memahami sistem dan mekanisme penilaian serta laporan hasil
belajar peserta didik.

f. Ruang Lingkup Penilaian

1. Penilaian Proses

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic


assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut menggambarkan kapasitas, gaya, dan
perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional

KTSP 2019 Page 67


(instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect)
pada aspek sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Hasil
penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran
sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan
menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan
refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir
satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes
tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil
pembelajaran.

2. Penilaian Hasil Belajar

a) Penilaian Sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk


memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
b) Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan peserta didik.
c) Penilaian keterampilan mengukur kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk
menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.

g. Kriteria Ketuntasan Minimal


Nilai ketunasan merupakan kriteria minimal yang ditentukam Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
1) KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan
setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu kompleksitas
materi/kompetensi, intake (kualitas peserta didik), serta guru dan daya dukung
satuan pendidikan.
2) Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas KD
dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan

KTSP 2019 Page 68


data empiris dari pengalaman guru dalam membelajarkan KD tersebut pada
waktu sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas materi/kompetensi,
semakin menantang guru untuk meningkatkan kompetensinya. 2) Aspek intake
yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat diidentifikasi antara lain
berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang pendidikan sebelumnya, hasil tes
awal yang dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi
aspek intake, semakin tinggi pula nilai KKMnya.
3) Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru,
kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu,
kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik
dalam satu kelas, sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan
kebijakan diampu, serta rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana
prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan. sekolah. Semakin tinggi
aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai KKM-nya
KKM sebaiknya dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada semua tingkat
kelas, artinya nilai KKM sama untuk semua mata pelajaran pada suatu sekolah.
Nilai KKM ditulis dalam dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada Satuan Pendidikan
sebagai berikut:
a. Memetakan KKM setiap kompetensi dasar (KD), yang menggunakan
kriteria analisis dengan mempertimbangkan aspek karakteristik peserta
didik (intake), karakteristik mata pelajaran (kompleksitas
materi/kompetensi), serta guru dan kondisi satuan pendidikan (daya
dukung);
b. Menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari semua
KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam satu mata pelajaran;
c. Menetapkan KKM pada tingkatan kelas yang merupakan rata-rata dari
semua KKM mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas; dan
d. Menetapkan KKM satuan pendidikan yang merupakan rata-rata dari
semua KKM pada setiap tingkatan kelas VII, VIII, dan IX dalam satu
semester atau satu tahun pembelajaran.
Contoh kriteria dan skala penilaian penetapan KKM
a. Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala penilaian yang
disepakati oleh guru mata pelajaran.

KTSP 2019 Page 69


aspek yang dianalisis kriteria dan Skala Penilaian

Tinggi Sedang Rendah


Kompleksitas < 65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung <65
80-100 65-79
Tinggi Sedang Rendah
Intake peserta didik <65
80-100 65-79

Menentukan KKM setiap KD dengan rumus berikut


Jumlah total setiap aspek Jumlah
KKM per KD = total aspek

Misalkan: aspek daya dukung mendapat nilai 90 aspek


kompleksitas mendapat nilai 70 aspek intake
mendapat skor 65
Jika bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut
90 + 70 + 65
= = 75
3

Dalam menetapkan nilai KKM KD, pendidik/satuan pendidikan


dapat juga memberikan bobot berbeda untuk masingmasing
aspek.
Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang
ditetapkan.

Tabel 2.2. Kriteria Penskoran

aspek yang dianalisis kriteria Penskoran

Tinggi 1 Sedang 2 Rendah 3


Kompleksitas

Tinggi 3 Sedang 2 Rendah 1


Daya Dukung

Tinggi 3 Sedang 2 Rendah 1


Intake peserta didik

Jika KD memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan


intake peserta didik sedang, maka nilai KKMnya adalah:
1+3+2
x 100 = 66,7
9
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKMnya adalah 67.

KTSP 2019 Page 70


Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan rumus:

Jumlah total KKM per KD


KKM mata pelajaran = Jumlah total KD

1. Model kkM
Model KKM terdiri atas lebih dari satu KKM dan satu KKM. Satuan
pendidikan dapat memilih salah satu dari model penetapan KKM
tersebut. Penjelasan rinci kedua model tersebut dipaparan sebagai
berikut.
a. Lebih dari Satu KKM
Satuan pendidikan dapat memilih setiap mata pelajaran memiliki KKM yang
berbeda. Misalnya, KKM IPA (64), Matematika (60), Bahasa Indonesia
(75), dan seterusnya. Di samping itu, KKM juga dapat ditentukan
berdasarkan rumpun mata pelajaran (kelom pok mata pelajaran).
Misalnya, rumpun MIPA (Matematika dan IPA) memiliki KKM 70, rumpun
bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) memiliki KKM 75, rumpun
sosial (IPS dan PPKn) memiliki KKM 80, dan seterusnya.

Satuan pendidikan yang memilih KKM berbeda untuk setiap mata


pelajaran, memiliki konsekuensi munculnya interval nilai dan predikat yang
berbedabeda, diilustrasikan berikut:

1) KKM mata pelajaran IPS 75.


Nilai C (cukup) dimulai dari 75. Predikat di atas Cukup adalah Baik dan
Sangat Baik. Panjang interval nilai untuk mata pelajaran IPS dapat
ditentukan dengan cara:
(Nilai maksimum – Nilai KKM) : 3 = (100 – 75) : 3
= 8,3
sehingga panjang interval untuk setiap predikat 8 atau 9.
Karena panjang interval nilainya 8 atau 9, dan terdapat 4 macam predikat,
yaitu A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang), maka untuk
mata pelajaran IPS interval nilai dan predikatnya sebagai berikut.
Tabel 2. Contoh Interval Nilai dan Predikatnya untuk KKM 75

interval Nilai Predikat keterangan


93 – 100 A Sangat Baik

KTSP 2019 Page 71


84 – 92 B Baik
75 – 83 C Cukup
< 75 D Kurang

Pada contoh di atas, panjang interval untuk predikat C dan B


yaitu 9, sedangkan predikat A panjang intervalnya 8.
b. Satu KKM
Satuan pendidikan dapat memilih satu KKM untuk semua mata
pelajaran. Setelah KKM setiap mata pelajaran ditentukan, KKM
satuan pendidikan dapat ditetapkan dengan memilih KKM yang
terendah, ratarata, atau modus dari seluruh KKM mata pelajaran.
Misalnya, SMP Indonesia Pintar berdasarkan hasil analisis
menentukan satu KKM untuk seluruh mata pelajaran (KKM 60).
Untuk satuan pendidikan yang menetapkan hanya satu KKM
untuk semua mata pelajaran, interval nilai dan predikat dapat
menggunakan satu ukuran. Misalnya, KKM sebesar 60, berarti
predikat cukup dimulai dari nilai 60. Interval nilai dan predikat
untuk semua mata pelajaran menggunakan tabel yang sama,
misalnya ditunjukkan di bawah ini.
Tabel 2.7. Contoh Predikat untuk Satu KKM

interval Predikat keterangan

88 – 100 A Sangat Baik

74 – 87 B Baik

60 – 73 C Cukup

< 60 D Kurang

Contoh Hasil Analisis KKM SMP Islam Al Falah Tambak


Struktur Kurikulum SMP terdiri atas kelompok A sebagai berikut:

KRITERIA KETUNTASAN MININMAL


MATA PELAJARAN
VII VIII IX

Kelompok A PENG KETR PENG KETR PENG KETR


Pendidikan Agama
1. 65 65 65 65 75 75
dan Budi Pekerti

KTSP 2019 Page 72


Pendidikan Pancasila
2. dan 65 65 65 65 75 75
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 60 60 60 60 71 71
4. Matematika 60 60 60 60 71 71
Ilmu Pengetahuan
5. 60 60 60 60 71 71
Alam
Ilmu Pengetahuan
6. 65 65 65 65 71 71
Sosial
7. Bahasa Inggirs 60 60 60 60 71 71
Kelompok B
1. Seni Budaya 65 65 65 65 75 75
Pendidikan Jasmani,
2. Olahraga dan 65 65 65 65 75 75
Kesehatan
3. Prakarya 65 65 65 65
4. Bahasa daerah 65 65 65 65 75 75
RATA-RATA KKM 65 65 65 65 75 75

2. Remedial dan Pengayaan


Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat
dievaluasi ketuntasannya. Peserta didik yang belum mencapai KKM
berarti belum tuntas, wajib mengikuti program remedial, sedangkan
peserta didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat
diberikan pengayaan. Remedial dan pengayaan ini merupakan proses
yang harus dilakukan berda sarkan hasil penilaian selama proses
pembelajaran (assessment as learning dan for learning) maupun akhir
pembelajaran (assess ment of learning).
a. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah hasil penilaian
dianalisis oleh guru.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan
tingkat kesulitan peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:

KTSP 2019 Page 73


1. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila
ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbedabeda,
sehingga memerlukan bimbingan secara indi vidual. Bimbingan yang
diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh
peserta didik.
2. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila
dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan sama.
3. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta
didik mengalami kesulitan dengan cara penyeder hanaan materi,
variasi cara penyajian, pemberian tes atau pertanyaan yang
menarik secara lisan maupun tulisan.
4. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman
sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun
kelompok.
5. Penugasan, guru dapat memberikan tugas pada siswa untuk
mempelajari materi-materi yang belum tuntas atau memberi tugas
untuk membuat rangkuman mater yang belum tuntas.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat
pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran
remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas
dan dapat diberikan berulangulang sampai mencapai KKM
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir
semester pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta
didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik
tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak boleh memaksakan untuk
memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum
mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran
remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian
(PH), dapat dipilih beberapa alternatif berikut.
b) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta
didik setelah mengikuti remedial. Misalkan, suatu matapelajaran
(IPA) memiliki KKM sebesar 64. Seorang peserta didik, Andi
memperoleh nilai PH1 (KD 3.1) sebesar50. Karena Andi belum
mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1.
Setelah Andi mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian,
Andi memperoleh hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan ketentuan
KTSP 2019 Page 74
tersebut, maka nilai PH1 (KD 3.1) yang diperoleh Andi
adalah sebesar 80.
c) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara meratarata antara nilai
capaian awal (sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir
(setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan, apabila nilai
ratarata lebih dari KKM, maka nilai akhirnya adalah nilai ratarata
tersebut; sedangkan jika nilai ratarata kurang dari KKM,
maka nilai akhirnya adalah sebesar nilai KKM.
d) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan
oleh sekolah untuk suatu mata pelajaran, meskipun nilai yang
dicapai melampaui KKM. Keuntungan dari alternatif ini adalah
memotivasi siswa untuk belajar sungguhsungguh dan tidak
mengandalkan kesempatan mengikuti
Berdasarkan alternative diatas maka SMP Islam Al Falah Tambak
menetapkan bahwa dengan berbagai pertimbangan yang dilakukan
oleh rapat dewan guru maka mengambil keputusan Alternatif ke 3
yang di gunakan di SMP Islam AL Falah Tambak

b. Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan
biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali
sebagaimana pembelajaran remedial. Bentuk pelaksanaan pembelajaran
pengayaan dapat dilakukan melalui:
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di
luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta
didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu,
secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek
atau penelitian ilmiah.
2. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajarmengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan

KTSP 2019 Page 75


pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat
dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut
diminati secara individu.
Pendidik dapat menyelenggarakan penilaian terhadap peserta didik yang
mengikuti program pengayaan. Mekanisme dan pengolahan hasil penilaian dalam
program pengayaan diserahkan kepada pendidik dan atau satuan pendidikan.
Pemanfaatan hasil penilaian dapat digunakan sebagai bagian dari portofolio peserta
didik.

h. Teknik dan Instrumen Penilaian

Kurikulum 2013 menerapkan penilaian otentik untuk menilai kemajuan belajar


peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik dan
instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

1. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga
mengekspresikan nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk sehingga pengalaman mempengaruhi perubahan perilaku
atau tindakan sesorang.
Cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui
observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian melalui jurnal.
Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus.

a. Pelaksanaan Penilaian Sikap


Pelaksanaan penilaian sikap meliputi penilaian sikap spiritual dan sikap sosial.
1. Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap peserta
didik dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya serta toleransi terhadap agama lain. Indikator sikap spiritual pada mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn diturunkan dari KD pada
KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang tersurat. Sementara itu,
penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lain dirumuskan
dalam perilaku beragama secara umum.
Berikut contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran dalam penilaian sikap spiritual:

KTSP 2019 Page 76


(1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
(2) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut;
(3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
(4) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
(5) mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
(6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
(7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan

2. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial untuk menghimpun informasi mengenai perkembangan sikap
sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaanya.
Indikator untuk KD dari KI-2 mata pelajaran PABP dan PPKn dirumuskan dalam
perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran
tersebut. Sementara indikator sikap sosial mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam
perilaku sosial secara umum dan dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD
dari KI-3 dan KI-4. Berikut contoh butir-butir sikap sosial :
1. Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
antara lain: (a) tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan; (b) tidak
menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber); (c) menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan; (d)
membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya; dan (e)
mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
2. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan, antara lain: (a) patuh pada tata tertib atau
aturan bersama/satuan pendidikan; dan (b) mengerjakan/mengumpulkan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
3. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang
Maha Esa, antara lain: (a) menerima risiko dari tindakan yang dilakukan; (b)
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti akurat; (c) mengembalikan
barang pinjaman; (d) mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan; (e) tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri;
dan

KTSP 2019 Page 77


4) Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan, antara lain: (a) tidak mengganggu teman
yang berbeda pendapat; (b) menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan
pendapat; (c) dapat menerima kekurangan orang lain; (d) dapat memaafkan
kesalahan orang lain; (e) mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang
memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. dan (f)
terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru.
5) Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas, antara
lain: (a) terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau lingkungan
sekolah; (b) bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan; (c) aktif
dalam kerja kelompok; (d) tidak mendahulukan kepentingan pribadi; (e) mencari
jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain; dan (f) mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai
tujuan bersama.
6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbicara
maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang
dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat
dan waktu yang lain, antara lain: (a) menghormati orang yang lebih tua; (b) tidak
meludah di sembarang tempat; (c) mengucapkan terima kasih setelah menerima
bantuan orang lain; (d) member salam, senyum, dan menyapa; (e) meminta izin
ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang
lain; dan (f) memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri
ingin diperlakukan baik.
7) Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan
kegiatan atau tindakan, antara lain: (a) tidak mudah putus asa; (b) tidak
canggung dalam bertindak; (c) berani presentasi di depan kelas; dan (d) berani
berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran
pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan
konseling (BK), wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran), warga
sekolah (peserta didik).
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu
semester. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti
perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik
yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut
teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta didik. Apabila seorang
KTSP 2019 Page 78
peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, namun pada
kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap
(menuju atau konsisten) baik, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap
peserta didik tersebut telah baik atau bahkan sangat baik.

Pencatatan pada jurnal tidak hanya sikap yang sangat baik atau kurang baik
saja, tetapi juga perubahan sikap dari kurang baik menjadi baik atau sangat baik.
Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik dan tercacat dalam
jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada peserta didik yang
bersangkutan.
Proses penilaian sikap meliputi observasi, penilaian diri dan penilaian antar
teman.

(1) Observasi
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan dengan
menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, baik yang
terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap
dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung

(2) Penilaian diri (self assessment)


Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap
kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting bersamaan
dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan
pada konsep belajar mandiri (autonomous learning).
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk
itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

KTSP 2019 Page 79


d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala
penilaian.

Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga
dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan
pengetahuan.

(3) Penilaian Sikap Antarteman

Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai
perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat mendorong: (a) objektifitas
peserta didik, (b) empati, (c) mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (d)
refleksi diri.
Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarteman. Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai
berikut. 1) Sesuai dengan indikator yang akan diukur. 2) Indikator dapat diukur
melalui pengamatan peserta didik. 3) Kriteria penilaian dirumuskan secara
sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna
ganda/berbeda. 4) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta
didik. 5) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik. 6) Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.
Penilaian antarteman dapat dilakukan pada saat peserta didik melakukan
kegiatan di dalam dan/atau di luar kelas. Misalnya pada kegiatan kelompok
setiap peserta didik diminta mengamati/menilai dua orang temannya, dan dia
juga dinilai oleh dua orang teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana
diagram pada gambar berikut.
Kegiatan saling menilai untuk menggambarkan sikap/perilaku teman.

KTSP 2019 Page 80


 Peserta didik A mengamati dan menilai B dan E. A juga dinilai oleh B
dan E
 Peserta didik B mengamati dan menilai A dan C. B juga dinilai oleh A
dan C
 Peserta didik C mengamati dan menilai B dan D. C juga dinilai oleh B
dan D
 Peserta didik D mengamati dan menilai C dan E. D juga dinilai oleh C
dan E
 Peserta didik E mengamati dan menilai D dan A. E juga dinilai oleh D
dan A
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer
assessment) menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kerja
kelompok.
Petunjuk:
1) Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok.
2) Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (√) jika temanmu
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator
yang kamu amati atau tanda strip (-) jika temanmu tidak menunjukkan
perilaku tersebut.
3) Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru.

Contoh Lembar Penilaian


Nama Teman : 1. ………………… 2. …………………
Nama Penilai : ………………………………….………
Kelas/Semester : ………………………………….………

KTSP 2019 Page 81


(4) Penilaian Jurnal (anecdotal record)

Jurnal merupakan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di


lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, di luar proses
pembelajaran mata pelajaran.

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir
tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian pengetahuan meliput ketercapaian KD pada KI-3.

KTSP 2019 Page 82


Penilaian menggunakan berbagai teknik. Setiap guru mata pelajaran menetapkan teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian
harus dimulai dari sejak perencanaan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus.
Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan untuk mengetahui ketuntasan belajar. Dari
hasil penilaian dapat dipetakan pula kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan
dan menajdi pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik oleh pendidik dan
umpan balik terhadap guru dalam mengukur keberhasilan mengajar.
Ada pun teknik penilaian kompetensi pengetahuan siswa sebagai berikut:
1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Ada pun
prosedur pelaksanaan tes tertulis sebagai berikut;
a) Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif,
atau sumatif.
b) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal.
Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD
yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor
soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan
tes dan proporsi soal per KDatau materi yang hendak diukur lebih tepat.
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal.
d) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan.
Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan
kunci jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objektif. Sedangkan untuk
soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban, kata-
kata kunci (key words), dan rubrik dengan skornya.
e) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan, yaitu analisis
tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan bahasa.

KTSP 2019 Page 83


Setelah menyusun kisi–kisi, selanjutnya mengembangkan butir soal dengan
memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi,
dan bahasa.

1) Tes Tulis Pilihan Ganda

Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Untuk tingkat SMP biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan
jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling
tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor). Kaidah penulisan soal bentuk pilihan
ganda sebagai berikut.
a. Substansi/Materi  Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
b. Tidak bersifat SARA dan PPPK (suku/agama/ras/antargolongan/
pornografi/politik/propaganda/kekerasan)
c. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi, keberlanjutan,
relevansi, dan keterpakaian).
d. Pilihan jawaban homogen dan logis
e. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat

Konstruksi
a. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan
saja.

KTSP 2019 Page 84


c. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
d. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
e. Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
g. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan jawaban benar”
atau “semua pilihan jawaban salah”.
h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.
i. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya

Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa Asing dan/atau bahasa daerah.
b. Menggunakan bahasa yang komunikatif.
c. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
d. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian

Contoh Soal Pilihan Ganda

KTSP 2019 Page 85


2) Tes Tulis Uraian

Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan
menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Penilaian untuk SMP sebaiknya lebih
banyak menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi/high order thinking skills (HOTS) yaitu
bentuk soal yang memiliki tingkatan berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke
mencipta. Untuk melatih HOTS sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk
uraian
Kaidah penulisan soal
1) Substansi Materi
Kaidah penulisan soal uraian sebagai berikut.
a) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian).
b) Tidak bersifat SARA dan PPPK (Suku/Agama/Ras/Antargolongan/ Pornografi/
Politik/Propaganda/Kekerasan).
c) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai.
d) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi.
e) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas
2) Konstruksi
a) Memiliki petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal.
b) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai.
c) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi.
d) Ada pedoman penskoran atau rubrik.

3) Bahasa
Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif.
a) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah.
b) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau
salah pengertian.
c) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan.
d) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

3) Tes Lisan

Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab
secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran. Jawaban peserta

KTSP 2019 Page 86


didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap
peserta didik untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut.
a) Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan
dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman
peserta didik terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for
learning).
b) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada
kompetensi dasar yang dinilai.
c) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengonstruksi
jawaban sendiri.
d) Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.

4) Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau
meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
(assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan
penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih
ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.
Rambu-rambu penugasan:
a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
c) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
d) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
e) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
f) Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
g) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
h) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

b. Pelaksaaan Penilaian Pengetahuan


Penilaian kompetensi pengetahuan berdasarkan indikator untuk pengetahuan yang
diturunkan dari KD pada KI-3 dengan menggunakan kata kerja operasional.

KTSP 2019 Page 87


Beberapa kata kerja operasional sesuai tingkat proses berpikir yang dapat
digunakan antara lain:
1) mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama,
memberi contoh, meniru, dan memasangkan.
2) memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan,
menjelaskan, mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan,
menemukan, membuat laporan, mengemukakan, membuat tinjauan,
memilih, dan menceritakan.
3) menerapkan: mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan,
membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan, merancang
persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan
menggunakan.
4) menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan,
membandingkan, membedakan, membuat diagram, menginventarisasi,
memeriksa, dan menguji.
5) mengevaluasi: membuat penilaian, menyusun argumentasi atau alasan,
menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan, menjelaskan
alasan pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi.dan
6) mencipta/mengkreasi: mengumpulkan, menyusun, merancang,
merumuskan, mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan,
mengusulkan, dan mengulas.
Berikut contoh indikator pencapaian kompetensi yang dikembangkan
berdasarkan kompetensi dasar Matematika kelas IX.
Model Mengembangkan indikator kompetensi

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menyusun sistem persamaan  Merumuskan masalah nyata ke
linear tiga variabel dari masalah dalam sistem persamaan linear
kontekstual  Mengubah masalah kontektual ke
dalam bentuk persamaan linear
 Menentukan langkah-langkah
penyelesaian persamaan linear
tiga variabel

Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil


belajar peserta didik. Penilaian oleh pendidik dilakukan dalam bentuk penilaian

KTSP 2019 Page 88


harian dan dapat juga dilakukan penilaian tengah semester melalui tes tertulis,
tes lisan, maupun penugasan. Cakupan penilaian harian meliputi seluruh
indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan cakupan penugasan
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar

b) Pelaksanaan Penilaian Keterampilan


Indikator untuk keterampilan diturunkan dari KD pada KI-4 dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain:
menggabungkan, mengkontruksi, merancang, membuat sketsa, memperagakan,
menulis laporan, menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan,
dan menyajikan.
Pelaksanaan penilaian kinerja ditentukan oleh guru berdasarkan tuntutan KD dan
dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD.
Beberapa langkah pelaksanaan penilaian kinerja meliputi:
a. menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan
penilaian;
b. memberikan tugas secara rinci kepada peserta didik; (c) memastikan
ketersediaan dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan;
c. melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan;
d. membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian;
e. melakukan penilaian secara individual;
f. mencatat hasil penilaian; dan
g. mendokumentasikan hasil penilaian.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menghiimpun informasi


tentang kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu. Keterampilan dalam Kurikulum 2013 meliputi keterampilan abstrak (berpikir)
dan keterampilan konkret (kinestetik). Kaitannya dalam pemenuhan kompetensi,
penilaian keterampilan merupakan penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4.
Penilaian keterampilan merupakan pemetaan peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu. Penilaian bertujuan untuk mengetahui pengetahuan (KD pada KI-
3) yang sudah peserta didik kuasai dan mereka gunakan untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah pada kehidupan nyata. Ketuntasan belajar ditentukan oleh
satuan pendidikan dan secara bertahap seusai dengan karakteristik siswa.

KTSP 2019 Page 89


a. Teknik Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian
praktik/kinerja, proyek, portofolio, atau produk. Teknik penilaian lain dapat digunakan
sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4 mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik
b. Materi Yang Dinilai
1) Unjuk kerja/ Kinerja /Praktik
2) Proyek
3) Produk
4) Portofoli0

1) Penilaian Proses/kinerja/praktik

Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan


peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini dapat digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti:
praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran,
memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Penilaian unjuk
kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.
1) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkahlangkah
pekerjaan yang akan diamati.

Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk


menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai
kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatankegiatan
seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan
demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh untuk menilai
unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan
alat dan bahan praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya dilakukan
pengamatan gerak dan penggunaan alat olahraga, seni dan budaya.

KTSP 2019 Page 90


Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubrik
penilaian untuk mengamati perilaku peserta didik dalam melakukan praktik atau produk
yang dihasilkan.

KTSP 2019 Page 91


2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan menghimpun informasi tentang keterampilan


menerapkan pengetahuan dalam melaksanakan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran,
beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang bukan serumpun.
Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan masalah
sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pada penilaian proyek
setidaknya ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi,
keaslian, inovasi, dan kreativitas dalam beberapa butir berikut:
1) Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau mata
pelajaran.
3) Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya
sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan
dan dukungan terhadap proyek yang dikerjakan peserta didik.
4) Inovasi dan kreativitas yaitu proyek yang dilakukan peserta didik terdapat unsur-
unsur baru (kekinian) dan sesuatu yang unik, berbeda dari biasanya.

KTSP 2019 Page 92


Contoh Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester :X/1
Tahun pelajaran : 2016/2017
Kompetensi Dasar : 4.4 Melakukan penelitian sosial yang sederhana
untuk mengenali ragam gejala sosial dan
hubungan sosial di masyarakat.
Indikator Soal : Peserta didik mampu merumuskan masalah
sosial di sekitarnya, mencari informasi, mengolah
informasi, dan menyajikan informasi mengenai
permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat
di lingkungan sekitarnya.
Rumusan tugas proyek:
a. Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada
masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu, misalnya pengaruh
keberadaan pasar modern (mall) bagi masyarakat sekitarnya (kamu bisa
memilih masalah lain yang sedang berkembang di lingkunganmu).
b. Tugas dikumpulkan sebulan setelah hari ini. Tuliskan rencana penelitianmu,
lakukan, dan buatlah laporan. Laporan sekurang-kurangnya memuat latar
belakang, perumusan masalah, cara pengumpulan informasi/data,
kelengkapan data, penyajian informasi, pengolahan data, dan simpulan.
Dalam membuat laporan perhatikan sistematika laporan, penggunaan bahasa,
dan tampilan laporan.

Contoh Rubrik Penilaian Proyek


No. Aspek Skor
1. Perencanaan:
a. Latar Belakang (tepat = 3, kurang tepat = 2, 1-3
tidak tepat = 1)
b. Rumusan masalah (tepat = 3, kurang tepat = 2, 1-3
tidak tepat = 1)
2 Pelaksanaan:
a. Pengumpulan data/informasi (akurat = 3,
1-3
kurang akurat = 2, tidak akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3, kurang lengkap 1-3
= 2, tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan dan analisis data (sesuai = 3,
kurang sesuai = 2, tidak sesuai = 1) 1-3
d. Simpulan (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak

KTSP 2019 Page 93


tepat = 1) 1-3

3 Pelaporan hasil:
a. Sistematika laporan (baik = 3, kurang baik = 2, 1.3
tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3, kurang
sesuai kaidah = 2, tidak sesuai kaidah = 1) 1.3
c. Tampilan (menarik= 3, kurang menarik= 2, tidak
menarik= 1)
1.3
Total 27

Pengolahan skor

Pada penilaian proyek dapat juga diberi pembobotan berbeda, misalnya


perencanaan 20%, pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%. Sehingga hasil
penilaian Intan sebagai berikut.

KTSP 2019 Page 94


3) Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang


bersifat reflektif-integratif mengenai perkembangan kemampuan kompetensi peserta
didik dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe portofolio yaitu portofolio
dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Pendidik dapat memilih tipe
portofolio sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar dan/atau konteks mata
pelajaran.
Pada akhir suatu periode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik
bersama peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, pendidik dan peserta didik
dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan.
Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar
peserta didik melalui karyanya.
Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan
sehingga perkembangan kualitasnya dapat dilihat dari waktu ke waktu. Portofolio dapat
digunakan sebagai salah satu bahan penilaian. Hasil penilaian portofoliobersama
dengan penilaian lainnya dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan penilaian
kompetensi peserta didik. Portofolio merupakan bagian dari penilaian autentik, yang
secara langsung dapat merepresentasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik.

KTSP 2019 Page 95


Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik secara bertahap
dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dipilih bersama oleh
guru dan peserta didik. Karya-karya terbaik menurut pendidik dan peserta didik disimpan
dalam folder dokumen portofolio. Pendidik dan peserta didik harus mempunyai alasan
yang sama mengapa karya-karya tersebut disimpan di dalam dokumen portofolio. Setiap
karya pada dokumen portofolio harus memiliki makna atau kegunaan bagi peserta didik,
pendidik, dan orang tua peserta didik. Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari
pendidik, dan orangtua peserta didik.
Karya peserta didik yang dapat disimpan sebagai dokumen portofolio antara lain:
karangan, puisi, gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dan
sejenisnya. Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga bagi peserta didik
sehingga dapat mendorong untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pendidik dapat
memanfaatkan portofolio untuk mendorong peserta didik mencapai sukses dan
membangun kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini berdampak pada
peningkatan upaya peserta didik untuk mencapai tujuan individualnya. Dengan didasari
bukti pendukung, pendidik lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian karena
didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan peserta didik.

Agar penilaian portofolio menjadi efektif, pendidik dan peserta didik perlu menentukan
ruang lingkup penggunaan portofolio dengan dilandasi landasan pertimbangan sebagai
berikut:
1) Setiap peserta didik memiliki dokumen portofolio sendiri yang memuat hasil belajar
pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
2) Menentukan jenis hasil kerja/karya yang perlu dikumpulkan/disimpan.
3) Pendidik memberi catatan (umpan balik) berisi komentar dan masukan untuk
ditindaklanjuti peserta didik.
4) Peserta didik harus membaca catatan pendidik dengan kesadaran sendiri dan
menindaklanjuti masukan pendidik untuk memperbaiki hasil karyanya.
5) Catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik diberi
tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar peserta didik.

Rambu-rambu penyusunan dokumen portofolio.


1) Dokumen portofolio berupa karya/tugas peserta didik dalam periode tertentu,
dikumpulkan dan digunakan oleh pendidik untuk mendeskripsikan capaian
kompetensinya.
2) Dokumen portofolio disertakan pada waktu penerimaan rapor kepada orangtua/wali
peserta didik, sehingga mengetahui perkembangan belajar putera/puterinya.

KTSP 2019 Page 96


3) Orangtua/wali peserta didik hendaknya dapat memberi komentar/catatan pada
dokumen portofolio sebelum dikembalikan ke sekolah.
4) Pendidik pada kelas berikutnya menggunakan portofolio sebagai informasi awal
peserta didik yang bersangkutan.

4) Penilaian Produk

Penilaian produk melibatkan keterampilan konkret yang meliputi penilaian kemampuan


peserta didik membuat suatu produk, misalnya produk teknologi, dan/atau seni.
Contoh, mengolah makanan sepert tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco;
pakaian, seperti, sarana kebersihan, contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih, dan
sapu, teknologi seperti, adaptor ac/dc dan bel listrik; hasil karya seni seperti; patung,
lukisan, dan gambar, dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau
logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu dinilai. Ada pun
tahap penilaian meliputi;
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan tampilan, fungsi,
dan estetika.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik. (1) Cara analitik,
berdasarkan aspek-aspek produk dengan cara menilai semua tahap proses
pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
(2) Cara holistik, yaitu menilai keseluruhan produk, biasanya dilakukan hanya pada
tahap penilaian produk.

i. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian diawali dengan kegiatan pendidik melakukan analisis
kompetensi pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) ke dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) kemudian dirumuskan menjadi indikator. pencapaian kompetensi (IPK) pada
setiap mata pelajaran. IPK untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk
perilaku spesifik yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn termasuk
perumusan indikator sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. IPK dikembangkan

KTSP 2019 Page 97


menjadi indikator soal yang diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian.
Indikator soal merupakan rambu-rambu dalam penyusunan butir soal atau tugas.

Pelaksanaan Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu
mata pelajaran atau lintas mata pelajaran. Langkah pelaksanaan penilaian proyek:
a. menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan
penilaian;
b. memberikan tugas kepada peserta didik;
c. memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang
harus dikerjakan;
d. melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
proyek; (e) memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan
umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek;
e. membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian;
f. memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
minimal;
g. memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik; dan
h. mendokumentasikan hasil penilaian.

Pelaksanaan Penilaian portofolio


Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian
kompetensi dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan
capaian keterampilan dalam satu semester.
Langkah pelaksanaan penilaia portofolio:
c. melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilai pada
saat kegiatan tatap muka yang disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran;
d. melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik;
e. peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi diri;
f. mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah
ditentukan;
g. memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinambungan
dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut,
dan perbaikannya;

KTSP 2019 Page 98


h. memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan dan
menyimpan portofolio masing-masing peserta didik dalam satu map atau
folder di rumah atau di loker sekolah;
i. memberi kesempatan peserta didik untuk memperbaiki karya yang dinilai
belum memuaskan dan perlu perbaikan;
j. membuat “kontrak” atau perjanjian jangka waktu perbaikan dan penyerahan
karya hasil perbaikan kepada guru;
k. memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio
dengan cara memajangnya di kelas;
l. mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang
telah diberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan kepada
sekolah dan orang tua peserta didik;
m. mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari
waktu ke waktu sebagai bahan laporan kepada sekolah dan/atau orang tua
peserta didik; dan
n. memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai umpan
balik.

Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas IX
Umum

3. Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah


 Ujian Nasional merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi
peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
 Ujian Sekolah adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar dan/atau penyelesaian clan sekolah.
USBN adalah: kegiatan pengukuran capaian kompetensi siswa yang
dilakukan sekolah untuk mata pelajaran tertentu dengan mengacu pada

KTSP 2019 Page 99


Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar.
 Pada intinya, USBN sama saja dengan US (Ujian Sekolah). Yang
membedakannya adalah bahwa USBN berstandar nasional, sedangkan US
berstandar satuan pendidikan (sekolah). Selain itu, perbedaan lainnya adalah
pada Mapel (Mata Pelajaran) yang diujikan. Di USBN hanya mengujikan
beberapa Mapel tertentu (sesuai jenjang pendidikan).
 Lebih lanjut, untuk prosedur atau porsi pembuatan soal USBN adalah
sebagai berikut:
a. Sebanyak 20-25 % soal dibuat oleh pusat (kementerian) dengan mengacu
pada kisi-kisi USBN 2017 yang dibuat oleh Kemdikbud RI.
b. Sebanyak 70-75 % soal dibuat oleh KKG/MGMP Tingkat Kabupaten/Kota
dengan mengacu pada kisi-kisi USBN 2017 yang juga dibuat oleh
Kemdikbud RI.

Materi Ujian Sekolah dan Ujian nasional

Mata Pelajaran Ujian


Mata Pelajaran Ujian
Nasional
No Sekolah
Berbasis Komputer
(UNBK)
USBN: BAHASA INDONESIA
1. PAI MATEMATIKA
A
2. PKN BAHASA INGGRIS
3. IPS IPA
Ujian Sekolah :
1. BAHASA INDONESIA
2. MATEMATIKA
3. BAHASA INGGRIS
B
4. IPA
5. Seni Budaya
6. TIK
7. Bhs. Daerah

KTSP 2019 Page 100


a. Sekolah wajib melaksanakan ujian sekolah untuk semua mata pelajaran
baik yang diujinasionalkan maupun yang tidak diujinasionalkan.
b. Khusus mata pelajaran yang diuji nasionalkan dilakukan ujian tertulis atau
tertulis dan praktek
c. Bahan ujian sekolah pada mata pelajaran yang tidak diuji nasionalkan
dapat diambil dari semester 1 s/d 6 untuk mata pelajaran yang diuji
nasionalkan menggunakan kisi-kisi UN
d. Ujian praktek mencakup semua mata pelajaran yang memerlukan ujian
praktek.
Daftar mata pelajaran yang diujikan dan bentuk ujian praktek dan Ujian
Sekolah tahun pelaiaran 2018/2019 adalah sebagai berikut:

Bentuk Ujian
No. Mata Pelajaran Keterangan
Tertulis Praktik
1 Pendidikan Agama Sholat fardu ,
jenazah, Baca tulis
 
Alqur'an, Wudu',
/tayamum
2 PKN  -
3 Bahasa Indonesia   Menulis, Berbicara
4 Bahasa Inggris   Speaking
5 Matematika  -
6 Ilmu Pengetahuan Alam Sesuai dengan
  kurikulum yang
digunakan
7 Ilmu Pengetahuan Sosial  -
8 Kerajinan Tangan dan Sesuai dengan
Kesenian (KTK)/ Seni   kurikulum yang
digunakan
9 Pendidikan Jasmani, Sesuai dengan
Olahraga dan Kesehatan -  kurikulum yang
digunakan
10 Muatan Lokal :
a.Bahasa Daerah Sesuai dengan
 
kurikulum yang
 
digunakan

f. Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2017 / 2018 dilaksanakan sesuai jadwal


yang telah ditetapkan disekolah dengan ketentuan sebagai berikut
1. Ujian Sekolah dilakukan satu kali yaitu Ujian Sekolah Utama.
2. Ujian Sekolah dilaksanakan sesuai kesepakatan dengan Dinas
Pendidikan Kabupaten Bamara.

KTSP 2019 Page 101


3. Ujian Sekolah mencakup ujian tulis dan ujian praktik untuk menilai
hasil belajar pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Pelaksanaan Ujian tulis dan praktik dilaksanakan sebelum Ujian
Nasional.
g. Ujian Nasional yang dilakukan di SMP Indonesia adalah Ujian Nasional
Berbasis Komputer yang dilaksanakan sesuai dengan Jadwal Ujian
Nasional Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Ujian Nasional dilakukan satu kali, yaitu Ujian Nasional Utama
2. Ujian Nasional Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit
atau berhalangan dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah.
3. Ujian Nasional dilaksanakan secara serentak.
3. Target Kelulusan Yang Akan di Capai
Target kelulusan SMP Islam Al Falah Tambak yang akan di capai yaitu
lulus 100 % dengan nilai yang memuaskan sehingga bisa melanjutkan
ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
4. Program Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Kelulusan
a. Peningkatan iman dan taqwa melalui kegiatan keagamaan seperti
istighosah, sholat dhuha, dll.
b. Program Bimbingan Belajar kelas IX untuk mempersiapkan peserta
didik dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
c. Adanya try out Ujian Nasional Berbasis Komputer untuk melatih
peserta didik
d. Adanya Program “Basic English Training Surabaya (BETS)” kelas
VIII untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam percakapan dengan bahasa Inggris sehingga bersaing dalam
dunia Global

5. Program Pasca Ujian Nasional


Program Pasca Ujian Nasional yang dilakukan oleh SMP Islam Al Falah
Tambak yaitu Pemantapan mata pelajaran UNAS dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tiñggi

6. Program Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup meliputi kecakapan personal, kecakapan
sosial, kecakapan akademik, kecakapan vokasional.

KTSP 2019 Page 102


Penerapan Pendidikkan Kecakapan Hidup (Life Skill)
a. Kecakapan hidup personal meliputi:
• Terampil membaca dan menulis Al-Qur'an,
• Terampil menjadi pewara (MC)
• Rajin beribadah
• Jujur
• Disiplin
• Kerja keras
Kecakapan personal ini dapat dicapai dengan mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, Bahasa Indonesia, dan
Pendidikanjasmani Olahraga dan kesehatan.
b. Kecakapan Sosial meliputi
• Terampil memecahkan masalah di lingkungannya
• Memiliki sikap sportif
• Membiasakan hidup sehat
• Sanggup bekerjasama
• Sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis
Kecakapan sosial ini dapat dicapai dengan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan, ilmu pengetahuan sosial, bahasa
indonesia, dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
Teknologi informasi dan komunikasi, dan ilmu pengetahuan alam.

c. Kecakapan Akademik meliputi


• Trampil dalam penelitian ilmiah (merencanakan dan melakukan
penelitian dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi
variabel, dan membuktikan variabel)
• Terampil menerapkan teknologi sederhana
• Kecakapan berpikir rasional
Kecakapan Akademik diintegrasikan dengan matematika,
bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasi, dan ilmu
pengetahuan alam
d. Kecakapan vokasional
• Terampil berbahasa Inggris
• Terampil mengoperasikan komputer
• Terampil membuat pakaian Khas Bamara
• Terampil membawakan acara
• Terampil menulis karangan ilmiah / populer

KTSP 2019 Page 103


Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata
pelajaran matematika, TIK, dan Bahasa Indonesia.
7. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Keunggulan lokal yang dikembangkan di SMP Indonesia adalah jahe
merah.
Produk unggulan:
a. Permen jahe, minuman jahe dan jahe instan
Pelaksanaannya adalah terintegrasi dengan PLH ( Pendidikan
Lingkungan Hidup ) untuk kelas VII dan VIII sedangkan kelas IX
secara monolitik.
b. Membatik
Pelaksanaannya adalah terintegrasi dengan mata pelajaran Seni
Budaya kelas VIII dan kegiatan Ekstrakurikuler.
8. Upaya sekolah dalam menuju pendidikan berwawasan global
Upaya sekolah dalam mengembangkan Keunggulan global antara lain
dalam bentuk:
• Kemampuan berbahasa inggris.
• Mengoperasikan komputer hingga pemanfaatan internet.
• Sedangkan untuk pendidikan Lingkungan Hidup peserta didik
diajak meneliti tentang sebab-sebab banjir, pemanasan global dan
bersih narkoba sehingga peserta didik dapat mengetahui cara
menanggulanginya. Diantaranya dengan membentuk KCL
( Kelompok
Cinta Lingkungan) dan membentuk LATANSA (Laskar Anti
Narkoba dan Psikotropika).
Keunggulan global tersebut sejalan / didukung SMP Islam Al Falah Tambak
karena diera globalisasi seperti saat mi diperlukan kemampuan peserta didik
untuk menguasai bahasa inggris dan penggunaan TIK agar dapat mengikuti
perkembangan IPTEK dewasa ini. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain yang bermanfaat
untuk pengembangan kompetensi peserta didik.
9. Mutasi
Sudah seharusnya prinsip penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan
secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminâtif dengan
menjunjung tinggi hak asasi setiap manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,

KTSP 2019 Page 104


dan kemajemukan bangsa Indonesia. Prinsip tersebut berlaku tidak hanya
pada proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, tetapi
berlaku juga pada tahap penerimaan dan perpindahan peserta didik. Karena
"pindah sekolah" merupakan hak setiap peserta didik seperti yang tercantum
di dalam pasal 12 (ayat 1, poin ke 5) UU No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi:
"Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke
program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara."
Apakah setiap peserta didik/peserta didik berhak pindah sekolah dari sekolah
swasta ke sekolah negeri, ataupun sebaliknya? Jawabannya adalah BERHAK.
Lalu, apakah setiap peserta didik/peserta didik bisa pindah dari sekolah swasta ke
sekolah negeri, atau dari sekolah negeri ke sekolah swasta? Jawabannya BELUM
TENTU, bisa atau tidaknya pindah sekolah sejalan dengan terpenuhi atau
tidaknya aturan aturan mengenai perpindahan peserta didik pada masing-masing
sekolah.
Berikut ini aturan-aturan yang berkaitan dengan pindah sekolah
peserta didiklpeserta didik dari sekolah swasta/negeri, maupun dari jalur
pendidikan lain yang setara, pada jenjang dasar (SD/MI, SMP/MTs) dan
jenjang menengah (SMA/MA/SMK/MAK)

Aturan/syarat pindah sekolah peserta didik smp Indonesia:


1. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima warga negara
berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun sebagai
peserta didik sampai dengan batas daya tampungnya. (Pasal 71 ayat 2, PP
No. 17 Tahun 2010). Berdasarkan bunyi pasal tersebut dapat kita ketahui
bahwa setiap satuan pendidikan dasar setingkat SMP, wajib menerima
semua warga negara (peserta didik barulpeserta didik pindahan) yang
berusia 13-15 tahun sebagai peserta didik sampai dengan batas daya
tampungnya yaitu paling banyak 32 orang per rombongan belajar/kelas.
2. Peserta didik jalur nonformal dan 'informal dapat diterima di SMP, MTs,
atau bentuk lain yang sederajat tidak pada awal kelas 7 (tujuh) setelah
memenuhi persyaratan: lulus ujian kesetaraan Paket A; dan lulus tes
kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
formal yang bersangkutan. (Pasal 73 ayat 3, PP No. 17 Tahun 2010).Tidak
hanya peserta didik jalur formal saja (SMP/MTs) yang diperbolehkan untuk
pindah sekolah, tetapi juga peserta didik dari jalur nonformal ataupun
informal memiliki kesempatan yang sama dengan syarat lulus ujian
kesetaraan paket A, dan lulus tes kelayakan/penempatan sekolah yang
dituju.
KTSP 2019 Page 105
3. Peserta didik pendidikan dasar setara SMP di negara lain dapat pindah ke
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat di Indonesia setelah memenuhi
persyaratan: menunjukkan ijazah atau dokumen lain yang membuktikan
bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan dasar setara
SD; dan lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan yang bersangkutan. (Pasal 73 ayat 5, PP No. 17 Tahun
2010). Melalui ayat di pasal mi pemerintah Indonesia memfasilitasi peserta
didik setara SMP dari Negara lain untuk dapat pindah sekolah di Indonesia,
tentunya dengan syarat telah menyelesaikan pendidikan dasar setara SD,
dan lulus tes kelayakan dan penempatan sekolah yang dituju terlebih dulu
4. Satuan pendidikan memberikan bantuan penyesuaian akademik, sosial,
dan/atau mental yang diperlukan oleh peserta didik berkelainan dan peserta
didik pindahan dari satuan pendidikan formal lain atau jalur pendidikan lain.
(Pasal 73 ayat 7, PP No. 17 Tahun 2010). Bantuan bisa berupa
penyesuaian nilai mata pelajaran dan nilai raport, bantuan pengenalan
lingkungan sekolah
dll. Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan dasar dilakukan
secara objektif, transparan, dan akuntabel. (Pasal 74 ayat 1, PP No. 17
Tahun 2010).
5. Keputusan penerimaan calon peserta didik menjadi peserta didik dilakukan
secara mandiri oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala satuan
pendidikan. (Pasal 74 ayat 3, PP No. 17 Tahun 2010). Setiap SMP
diberikan wewenang khusus untuk menerima atau tidaknya pindahan
peserta didik melalui rapat guru yang dipimpin oleh kepala sekolah. Salah
satu tujuan dari rapat ini adalah untuk mendengarkan pendapat dari wali
kelas tentang kondisi daya tampung kelas/jumlah peserta didik.
Satuan pendidikan dasar (SMP/MTs) dapat menerima peserta didik
pindahan dan satuan pendidikan dasar lain. (Pasal 75 ayat 1, PP No. 17
Tahun 2010). Sangat jelas tertera pada pasal ini bahwa setiap sekolah
(SMP/MTs), baik itu SMP negeri maupun SMP swasta dapat menerima
peserta didik pindahan dari SMP lainnya dengan tidak melihat status
swasta/negeri SMP tersebut.
6. Satuan pendidikan dapat menetapkan tata cara dan persyaratan tambahan
penerimaan peserta didik pindahan selain persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73 dan Pasal 74 dan tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 75 ayat 2, PP No. 17
Tahun 2010). Pemerintah memberikan hak kepada setiap SMP untuk

KTSP 2019 Page 106


membuat juknis dan persyaratan tambahan penerimaan peserta didik
pindahan sesuai dengan aturan yang berlaku dimasing-masing sekolah.
Persyaratan tambahan dan tatacara penerimaan peserta didik pindahan
yang berlaku ditiap-tiap sekolah tidak boleh bertentanganlmelanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. PENGATURAN KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN


1. Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata
pelajaran baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Ketuntasan belajar pada
kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika terdapat
aspek pengetahuan dan keterampilan, mata pelajaran yang tidak mencapai KKM
pada semester ganjil atau genap, maka:
1) dihitung rerata nilai berdasarkan aspek mata pelajaran semester ganjil dan
genap.
2) nilai rerata setiap aspek dibandingkan dengan KKM pada mata pelajaran
tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih dari nilai KKM, maka aspek mata
pelajaran tersebut dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari
nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS.
Selanjutnya jika rerata kedua aspek tuntas dan nilai sikap baik maka mata pelajaran
tersebut dikatakan TUNTAS, dan sebaliknya minimal 1 (satu) aspek tidak tuntas
maka mata pelajaran tersebut dikatakan BELUM TUNTAS.
3) Kriteria kenaikan kelas pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam (dua) semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3) Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal BAIK
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4) Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing capaian
pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata pelajaran
yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil dan/atau semester genap, maka
ketuntasan mata pelajaran diambil dari rata-rata nilai setiap aspek mata
pelajaran pada semester ganjil dan genap.
5) Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
KTSP 2019 Page 107
Berikut contoh analisis ketuntasan untuk kenikan kelas.

Berdasarkan data pada tabel diperoleh data untuk bahan penentuan keputusan sebagai
berikut:
1) Dengan memperhatikan KKM pada semester 1, terdapat 3 mata pelajaran tidak
tuntas terdiri atas Bahasa Indonesia, Matematika, dan PJOK.
2) Pada semester 2, terdapat 2 mata pelajaran tidak tuntas yaitu Bahasa Indonesia
dan PJOK.
3) Untuk mengetahui banyaknya ketuntasan yaitu merata-ratakan nilai setiap aspek
pada mata pelajaran yang sama. Pada contoh kasus di atas,
a) Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 1 pada aspek
pengetahuan = 60 dan semester 2 aspek pengetahuan = 60, rerata =60
(belum tuntas). Semester 1 pada aspek keterampilan = 65 dan semester
2= 65, reratanya= 65 (tuntas). Maka mata pelajaran Bahasa Indonesia
belum tuntas.
b) Nilai mata pelajaran Matematika semester 1 pada aspek pengetahuan =
58 dan semester 2 aspek pengetahuan = 65, reratanya =62 (belum
tuntas). Semester 1 pada aspek keterampilan = 65 dan semester 2= 65,
reratanya= 65 (tuntas). Maka mata pelajaran Matematika belum tuntas.
c) Nilai mata pelajaran PJOK semester 1 pada aspek pengetahuan= 64 dan
semester 2 aspek pengetahuan= 70, reratanya =67 (tuntas). Semester 1
pada aspek keterampilan= 63 dan semester 2= 65, reratanya= 64 (belum
tuntas). Maka mata pelajaran PJOK belum tuntas.

KTSP 2019 Page 108


d) Kesimpulan: jumlah mata pelajaran yang tidak tuntas adalah 3 (tiga) yaitu
Bahasa Indonesia, Matematika, dan PJOK. Nilai aspek Sikap adalah Baik,
maka peserta didik yang bersangkutan diputuskan
TIDAK NAIK KELAS.
Catatan:
 Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil rapat
pleno dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan satuan pendidikan,
seperti minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di
satuan pendidikan tersebut.
 Kriteria kenaikan kelas dari satuan pendidikan harus tersurat dalam dokumen
KTSP.
 Bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem SKS, tidak ada kenaikan
kelas bagi peserta didik.
 LBembar kriteria kenaikan kelas dilampirkan pada rapor peserta didik.

5. Kelulusan Siswa
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jaSMPni, olahraga, dan kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan lulus Ujian Nasional.
4) Dalam pelaksanaan Ujian Sekolah, satuan pendidikan wajib membuat Prosedur
Operasional Standar (POS) sebagai rujukan teknis dalam pelaksanaan Ujian
Sekolah. Tujuan penyusunan POS untuk mengorganisasikan pelaksanaan Ujian
Sekolah yang efektif dan profesional, mewujudkan pelayanan yang berkualitas,
memuaskan, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
5) Berikut dijelaskan kriteria kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional serta kriteria kelulusan dari Satuan Pendidikan.
6) Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
7) Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

KTSP 2019 Page 109


a. Kelulusan US dan USBN ditentukan berdasarkan nilai Ujian Sekolah (NUS).
b. NUS ditentukan berdasarkan batas minimal rata-rata semua mata pelajaran
dan/atau batas minimal untuk setiap mata pelajaran yang diuji. Contoh : rata-
rata semua mata pelajaran yang di-US-kan paling rendah 70 dan nilai US setiap
mata pelajaran paling rendah 65.

1. Kelulusan Tingkat Satuan Pendidikan

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi kriteria: a.
menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai sikap/perilaku
minimal baik; dan c. lulus ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional.

Berikut penjelasan mengenai ketiga kriteria tersebut:


a. Penyelesaian seluruh program pembelajaran untuk peserta didik SMP apabila telah
menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII sampai dengan kelas IX.
b. Nilai sikap/perilaku minimal baik ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan hasil penilaian sikap oleh pendidik.
c. Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional untuk semua mata pelajaran ditetapkan oleh Satuan Pendidikan
berdasarkan perolehan nilai US dan USBN.
d. Kelulusan peserta didik dari SMP ditetapkan oleh setiap Satuan Pendidikan yang
bersangkutan melalui rapat dewan guru.

BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Bagian penting yang
perlu diperhatikan dalam perumusan kalender pendidikan adalah:
KTSP 2019 Page 110
A. Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu
yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang
dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan
dengan keadaan dan kondisi daerah.

C. Pengaturan Waktu Libur


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel berikut ini.

Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan


ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
Minggu efektif Minimal 36 Digunakan untuk
belajar reguler setiap minggu kegiatan pembelajaran
tahun efektif pada setiap
(Kelas VII-VIII) satuan pendidikan
Minggu efektif Minimal 18
semester ganjil tahun minggu
terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas,
IX)
Minggu efektif Minimal 14
semester genap minggu
tahun terakhir setiap
satuan pendidikan
(Kelas IX)
Jeda tengah Maksimal 2 Satu minggu setiap
semester minggu semester

KTSP 2019 Page 111


ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
Jeda antarsemester Maksimal 2 Antara semester I dan
minggu II

Libur akhir tahun Maksimal 3 Digunakan untuk


ajaran minggu penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran

Hari libur keagamaan Maksimal 4 Daerah khusus yang


minggu memerlukan libur
keagamaan lebih
panjang dapat
mengaturnya tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar

Hari libur Maksimal 2 Disesuaikan dengan


umum/nasional minggu Peraturan Pemerintah

Hari libur khusus Maksimal 1 Untuk satuan


minggu pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan
masing-masing

Kegiatan khusus Maksimal 3 Digunakan untuk


satuan pendidikan minggu kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu
pembelajaran efektif

Dengan mempertimbangkan peraturan yang relevan sebagai dasar penyusunan


kalender pendidikan sekolah menetapkan menetapkan kalender pendidikan tahun
2018/2019 terlampir.( Lampirkan kaldik sekolah)

KTSP 2019 Page 112


BAB. V
PENUTUP

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kemampuan kepada kami, sehingga kami keluarga besar SMP Islam Al
Falah Tambak dapat menyusun Kurikulum SMP Islam Al Falah Tambak Tahun Pelajaran
2019/2020. Semoga laporan ini dapat memberi landasan arahan kerja kepada semua
pihak di lingkungan SMP Islam Al Falah Tambak serta diharapkan dapat mendorong
peningkatan etos kerja terutama di SMP Islam Al Falah Tambak.
Tujuan disusunnya Kurikulum SMP Islam al Falah Tambak Tahun Pelajaran 2019/
2020 ini adalah :
1. Memberi arahan dan landasan kerja semua personil di sekolah
2. Memberi motivasi bagi pengembangan kerja yang lebih baik untuk masa yang akan
datang dalam rangka peningkatan profesionalisme.
3. Sebagai satu kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara
berkelanjutan.

KTSP 2019 Page 113


Kondisi objektif sekolah sejak berdiri tahun 2007 telah mengalami perkembangan
yang cukup berarti dilihat dari tuntutan ilmu, pelaksanaan KBM yang masih perlu
ditingkatkan, serta kondisi sarana prasarana.
Keberhasilan pelaksanaan program sangat ditentukan oleh pengelolaan sekolah,
untuk itulah perlu adanya ketulusan dan kerja keras dari semua pihak.

Tambak, Juli 2019

Kepala Sekolah

Mohamad Fathullah, S. Pd.I

KTSP 2019 Page 114


LAMPIRAN-LAMPIRAN

(Dokumen yang harus sekolah lampirkan)

1. Kalender Pendidikan Sekolah

2. SK Kepala Sekolah No. ... Tahun...Tentang Pembentukan Tim Penjaminan Mutu


Tingkat Satuan Pedididikan

3. SK Kepala Sekolah No.... Tahun... Tentang Pembentukan Tim Pengembang


Kurikulum Satuan Penddikan.

4. SK Kepala Sekolah No .... Tahun... Tentang penetapan Kalender Pendidikan

5. Beria acara Tentang Pelaksanaan Workshop Penyusunan KTSP yang dilengkapi


dengan (Surat Undangan,Daftar Hadir Narasumber,daftar hadir peserta,Notula,
Foto-foto kegiatan)

6. Contoh KKM

7. KD semua mata pelajaran

8. Format Silabus dan Format RPP

9. Validasi KTSP dari Pengawas Pembina

KTSP 2019 Page 115

Anda mungkin juga menyukai