PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan warga belajar. Oleh sebab itu
kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar
nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
B. Tujuan Pengembangan KTSP
1
C. Prinsip Pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh dinas dikpora
Kabupaten Purwakarta yang bertanggungjawab di bidang pendidikan sesuai
dengan tingkat kewenangannya dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada
panduan penyusunan KTSP pendidikan kesetaraan yang disusun oleh BSNP.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan warga
belajar dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa warga belajar memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi warga belajar disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan warga belajar serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat
pada warga belajar.
2.Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
warga belajar, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai
dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adapt
istiadat, status social ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan local, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.
3.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar warga belajar
2
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4.Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampian social, keterampian akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan warga belajar agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal denga memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembangan serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
8. Partisipatif
3
BAB II
TUJUAN
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat : (1) filosofis, (2) khas, (3)
mudah diingat. Berikut ini merupakan visi yang dirumuskan oleh Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta.
4
1. VISI
Visi
“Terwujudnya masyarakat yang lebih cerdas dan terampil, lebih kreatif
dan produktif, serta selalu ingin mengembangkan diri secara positif untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan
jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang
dirumuskan berdasarkan visi di atas.
2. MISI
1. Menanamkan minat belajar
2. Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat
3. Membangun masyarakat yang cerdas, berkualitas dengan bekal ilmu dan
keterampilan.
4. Mengurangi kegiatan yang bersifat negatif dengan mengisi waktu untuk
belajar.
Di setiap kerja komunitas pendidikan, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaaan Kabupaten Purwakarta berusaha menfasilitasi secara maksimal
dan selalu menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing,
saling menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang
harmonis dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi.
Penjabaran misi di atas dalam kegiatan pendidikan kesetaraan paket A
meliputi :
Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi
beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas. Berikut ini
jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas.
5
C. Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket A PKBM AL FIIL
1. Unggul dalam kegiatan pembelajaran akademik dengan pola tatap muka dan
mandiri terstruktur.
6
Lulusan (SKL) Pendidikan Kesetaraan Paket A setara SD yang dibakukan
secara nasional yang mempunyai kompetensi sebagai berikut :
2. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga, sesuai
pilihannya.
7
5. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan non
akademik yang dilaksanakan oleh pendidikan nonformal.Mampu memiliki
kecakapan hidup personal, sosial, akademik dan vokasional.
Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan
dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Pendidikan Kesetaraan Paket A setara SD.
D. Landasan
8
4. Inpres Nomor 1 tahun 1994 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
5. Permendiknas No. 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A,
Program Paket B, dan Program Paket C.
6. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Keputusan Mendiknas no. 0132/U/2004 tentang program paket A
8. Surat Edaran Mendiknas No. 107/MPN/MS/2006 tentang eligibilitas Program
Kesetaraan.
E. Pengertian
9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan
proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
10
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Struktur kurikulum Paket A dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan sesuai dengan Permen Diknas 23/2006 dengan orientasi pengembangan
olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program
Paket A yaitu memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dikembangkan melalui mata
pelajaran keterampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan
secara terintegritas dan/atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri.
Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan
mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi,
bakat, minat, prakarsa, kemandirian, tindakan, dan waktu secara profesional sesuai
tujuan dan kebutuhan yang dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.
Adapun struktur kurikulum Program Paket A sebagaimana tersaji pada tabel
berikut :
11
Tabel 1. Struktur Kurikulum Paket A
12
Jumlah Muatan Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada setiap
tingkatan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasay (KD) Paket A
SK/SD
Mata Pelajaran
Tingkatan 1/ Tingkatan 2/
Derajat Derajat Dasar Jumlah
Awal Setara Kelas
Setara Kelas IV-VI
I-III
1. Pendidikan Agama 26/24 30/69 56/133
2. Pendidikan Kewarganegaraan 12/28 12/29 24/57
3. Bahasa Indonesia 24/56 24/57 48/116
4. Matematika 15/50 21/77 36/127
5. Ilmu Pengetahuan Alam 16/43 27/77 43/120
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 6/22 7/26 13/48
7. Seni Budaya 40/97 48/120 88/217
8. Pendidikan Jasmani, 36/74 36/87 72/161
Olahraga dan Kewarganegaraan
9. Keterampilan Fungsional *)
9.1. Kerajinan Tangan
10. Muatan Lokal **)
10.1. Bahasa Inggris
11. Pengembangan Kepribadian
Profesional
11.1. Bimbingan Konseling
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Paket A meliputi 7 mata pelajaran
1. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran Paket A terdiri dari 7 mata pelajaran yaitu :
13
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2. Keterampilan fungsional
Mata pelajaran ini merupakan pilihan yang harus diikuti oleh setiap peserta
didik berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan peserta didik melalui analisis
minat dan kebutuhan belajar, sehingga dijadikan kesepakatan bersama antara
pengelola kelompok belajar, tutor dan peserta didik.
3. Muatan Lokal
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di kelompok
belajar adalah : Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris yang diberikan melalui mata
pelajaran seni budaya dan ketrampilan fungsional. Muatan lokal wajib bagi
semua warga belajar.
14
potensi, bakat, minat, prakarsa, kemandirian, tindakan, dan waktu secara
profesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang dapat dilakukan antara lain
melalui layanan konseling.
6. Beban Belajar
7. Ketuntasan Belajar
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi Target
Pencapaian Kompetensi (TPK) di Paket A setara SD Kabupaten Purwakarta
yang berlaku saat ini :
NILAI KETUNTASAN
16
No. Mata Pelajaran Nilai TPK (%)
1 Pendidikan Agama 70
2 Pendidikan Kewarganegaraan 70
3 Bahasa Indonesia 70
4 Matematika 65
5 Ilmu Pengetahuan Alam 65
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70
7 Seni Budaya 70
8 Pend. Jasmani Olahraga dan Kesehatan 70
9 Keterampilan Fungsional : Komputer 65
10 Muatan Lokal : Bahasa Sunda/Bahasa Inggris 65
11 Pengembangan Kepribadian Profesional 70
Bimbingan Konseling
8. Kenaikan Kesetaraan Tingkatan dan Derajat
Nilai raport diambil dari nilai pengamata, nilai tugas/PR, dan nilai tes
akhir pada tiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan
kepribadian profesional.
17
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah setelah :
- Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
- Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
- Lulus Ujian Nasional
10. Penentuan kelulusan
Kriteria kelulusan
1. Memiliki raport tingkatan II.
2. Telah mengikuti ujian nasional dan memiliki nilai untuk
seluruh mata pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-
masing mata pelajaran disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
Penentuan kelulusan
1. Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan dengan
mempertimbangkan nilai raport, nilai ujian, sikap/prilaku/ budi
pekerti peserta didik yang bersangkutan dan memenuhi kriteria
kelulusan.
2. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan raport
tingkatan II Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh
ijazah dan mengulang ditingkatan II
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
18
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di Kabupaten
Purwakarta menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan
pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu
belajar di Paket A Kabupaten Purwakarta mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik Kelompok belajar, kebutuhan
warga belajar dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan yaitu sebagai berikut :
- Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran
telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun.
- Warga belajar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesempatan
19
- Libur antara satuan waktu pencapaian kompetensi, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
- Kelompok belajar pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih
panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
- Bagi kelompok belajar yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan
waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
20