Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR PENYUSUNAN/PENGEMBANGAN KTSP, SILABUS DAN

RPP KURIKULUM 2013


TUGAS 5

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks

Pengampu:
Dr. Diana Silaswati, M.Pd.

Oleh:
Rika Indra Nurwati (203180044)
Semester 6 (B)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BALE BANDUNG

2021
1. Jelaskan konsep dasar penyusunan KTSP!

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan


bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, penyusunan
KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1) dan 2) sebagai berikut:

a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk


mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada suatu jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Menurut E. Mulyasa (2006: 20) hal yang perlu dipahami dalam kaitannya
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

a. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan


karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
b. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan
kerangka dasar Kurikulum dan Standar Kompetensi lulusan, dibawah sepervisi
dinas pendidikan kabupaten/kota, dan Departemen Agama yang
bertanggungjawab dibidang pendidikan
c. KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan
ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan
pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-
mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah
memiliki keleluasan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikan sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat setempat.

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan


pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan
pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan
otonomi yang lebih besar, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah
terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efesiensi,
dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan
yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-
masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan
potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan
partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah
memiliki “full autority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan visi, isi dan tujuan satuan pendidikan. Untuk
mewujudkan visi, misi dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi,
mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan
berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya
kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah,
serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang
ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan
pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala
sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh
masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan
ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah
perlu merumuskan dan menetapkan implikasinya terhadap program-program kegiatan
opersional untuk mencapai tujuan sekolah.

2. Mengapa KTSP disusun dengan memperhatikan keragaman potensi dan

karakteristik daerah dan lingkungan?

Karena dengan memperhatikan keragaman potensi dan karakteristik daerah


dan lingkungan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat
memandirikan dan memberdayakan sekolah atau lembaga pendidikan dalam
mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan pada peserta didik yang sesuai
dengan tuntutan lingkungan. KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil
dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan
memberdayakan otoritas daerah setempat serta mengefisienkan siatem dan
menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih.

3. Mengapa KTSP disusun dengan memperhatikan karakteristik satuan

pendidikan?

Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun untuk menyesuaikan


kurikulum pendidikan menggunakan kebutuhan dan potensi yg terdapat pada daerah.
Mengingat adanya keberagaman etnis, budaya, kemampuan, serta potensi daerah
selama ini belum terakomodir secara optimal pada pengembangan kurikulum
pendidikan nasional. Padahal keberagaman tadi ialah aset yang bisa dikembangkan
menjadi nilai-nilai keunggulan nasional.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang


disusun di tingkat satuan pendidikan sehingga mempunyai karakteristik yang
membedakan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Adapun karakteristik dari
KTSP. KTSP merupakan kurikulum yang menggunakan empat desain kurikulum
sekaligus yaitu :

a. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu

Desain kurikulum ini merupakan desain yang berpusat pada pengetahuan (the
knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin
ilmu(Anonim, 2008 : 41). Dilihat dari desainnya, KTSP adalah kurikulum yang
berorientasi pada disiplin ilmu. Hal ni dapat dilihat dari (1) struktur program KTSP
yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dan
mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu
juga ditentukan jumlah jam pelajarannya; (2) kriteria keberhasilan KTSP lebih
banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.

b. Desain Kurikulum Berorintasi pada Masyarakat

Asumsi yang mendasari desain kurikulum ini adalah, bahwa tujuan dari
sekolah yaitu melayani kebutuhan masyarakat. Oleh karena tu, kebutuhan masyarakat
harus dijadikan salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum(Anonim, 2008 :
43). KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada masyarakat. Hal itu terlihat
dari :

1) Salah satu prinsip pengembangannya adalah relevan dengan kebutuhan


kehidupan. Pengembangan KTSP dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kebutuhan masyrakat, dunia usaha, dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
2) Acuan operasional penyusunan KTSP memperhatikan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat dan kesetaraan gender. KTSP harus dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menunjang pelestarian keragaman budaya serta harus diarahkan kepada
terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan mendukung upaya kesetaraan
gender.
c. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan


untuk membantu anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak boleh terlepas dari
kehidupan anak didik. Kurikulum yang berorientasi pada siswa menekankan siswa
sebagai sumber isi kurikulum (Anonim, 2008 : 46). Hal itu tampak pada salah satu
prinsip pengembangan KTSP yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. KTSP dikembangkan berdasrkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengebangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TYME,
berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.

d. Desain Kurikulum Teknologis

Model desain kurikulum teknologi difokuskan pada efektivitas program,


metode, dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan. Desain instruksional
menekankan pada pencapaian tujuan yang mudah diukur, aktivitas, tes, dan
pengembangan bahan ajar (Anonim 2008 : 48). KTSP merupakan kurikulum
teknologis, hal ini dapat dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar
yang kemudian dijabarkan menjadi indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku
yang terukur sebagai bahan penilain.

4. Jelaskan Konsep Dasar Penyusunan/Pengembangan Silabus dan RPP

Kurikulum 2013!

Konsep Dasar Penyusunan/Pengembangan RPP Kurikulum 2013 adalah sebagai


berikut:

a. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun
pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap
awal pelaksanaan pembelajaran.
b. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
c. Jika pengembangan RPP dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui
MGMP antarsekolah atau antarwilayah, maka dikoordinasikan dan disupervisi
oleh pengawas atau dinas pendidikan.

Konsep Dasar Penyusunan/Pengembangan Silabus Kurikulum 2013 adalah


sebagai berikut:

a. Standar kompetensi
b. Kompetensi dasar
c. Materi pokok/pembelajaran
d. Kegiatan pembelajaran
e. Indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian
f. Pendidikan karakter
g. Alokasi waktu
h. Sumber belajar.
5. Uraikan Langkah-langkah Pengembangan RPP Kurikulum 2013!

Langkah-langkah Pengembangan RPP Kurikulum 2013 adalah sebagai


berikut:

1. Mengkaji Silabus
a. Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai
dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan,
pengetahuan, dan keterampilan).
b. Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta
didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses.
c. Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, claborasi, dan
konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah,
dan mengkomunikas ikan
d. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP dalam bentuk
langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta
didik aktif belajar.
e. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan
penilaiannya.

2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran


a. Potensi peserta didik
b. Relevansi dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan apritual peserta
didik.
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik
e. Struktur keilmuan
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
h. Alokasi waktu

3. Menentukan Tujuan
a. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk
setiap pertemuan.
b. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspck: Audience
(pcscrta didik) dan Behavior (aspck kemampuan).

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangkapencapaian KD.
b. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendckatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada pescrta didik.
c. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

5. Penjabaran Jenis Penilaian


a. Dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya.
b. Penilaian pencapaian KD pescrta didik dilakukan berdasarkan indikator.
c. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
d. Olch karena pada sctiap pembclajaran pescrta didik didorong untuk menghasilkan
karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan
untuk jenjang pendidikan dasar dan mencngah.
6. Menentukan Alokasi Waktu
a. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
b. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktı rerata
untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
c. Oleh karena itu, alokasi terscbut dirinci dandisesuaikan lagi di RPP.

7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai