Anda di halaman 1dari 89

MAKALAH KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN

KTSP BERKARAKTER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan Yang dibina oleh Drs.Dwi Prihanto, S.S.T., M.Pd

Oleh :
Armanda Prastiyan Pratama David Chandra Ika Rizki Choirunnisaa Indri Widyarti (110533406961) (110533406900) (110533406975) (110533406971)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
1

APRIL 2012
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan penghargaan yang tinggi dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya : 1. Drs.Dwi Prihanto, S.S.T., M.Pd, selaku dosen pembimbing mata kuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan 2. Orangtua kami yang telah memberi dukungan, baik secara moril maupun 3. Teman-teman tercinta yang banyak memberikan bantuan moril maupun materiil demi kelancaran dalam penulisan makalah ini Semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal kebaikan yang diridhoi oleh Allah SWT. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, karena Tidak ada gading yang tidak retak masih banyak sekali kekurangan kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkritik dan saran semua pihak demi kesempurnaan makalah ini, untuk itu kamiucapkan terima kasih.

Malang, 15 Maret 2011

Penulis

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan.Untuk itukurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar. Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Karena kurikulum dapat sebagai suatu subtansi, suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Konsep kedua kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum yang merupakan bagian dari sistem persekolahan, pendidikan bahkan sistem masyarakat. Dan konsep yang terakhir kurikulum sebagai suatu bidang study kurikulum yang merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Oleh sebab itulah setiap kurikulum harus selalu diperbaharui. Dalam dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu,

sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan. Dan sampai saat ini Pusat Kurikulum merupakan satu-satunya lembaga resmi bermandat mengeluarkan kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. Tercatat sudah ada 7 kurikulum; kurikulum pertama tahun 1964, kurikulum 1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994, Kurikulum edisi revisi 1999 dan yang terbaru kurikulum 2004, yang dilanjut dengan lahirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum tersebut dikembangkan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dasar, dan tujuan yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, serta satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua standar dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Penilaian Pendidikan, dan Standar Proses merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Di awal tahun ajaran 2007/2008 banyak sekolah mengalami kendala dalam menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengingat dalam penyusunan harus dimulai dan berangkat dari mana.Wajar kalau setiap sekolah mengalami banyak kendala walaupun persoalannya berbeda-beda tapi substansinya sama yaitu bagaimana kurikulum itu bisa jadi dengan berbagai cara ada yang langsung copy paste dari hasil browsing dari internet pada hal itu bukan yang diharapkan. Harapan dari Dinas Pendidikan baik itu di level Propinsi maupun Kota Madya dan Kota Kabupaten bahwa produk kurikulum sekolah yang diberi label Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah

kurikulum yang benar-benar dibuat oleh sekolah yang meilibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, konselor, komite sekolah dan narasumber, sehingga dengan sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam proses pembuatan kurikulum. Untuk mempermudah dalam penyusunan komponen kurikulum perlu dibentuk sebuah team, dimana tim ini mengkoordinasikan dan mengakomodasikan berbagai kebutuhan dan permasalahan yang ada dalam proses penyusunan. Adapun tim yang bisa dikelompokkan menjadi rumpun mata pelajaran IPA, dan IPS serta team kurikulum inti dimana masing-masing bekerja sesuai dengan draf yang kita buatkan dalam konsep blue print sebagai pijakan untuk bekerja tim dalam merumuskan KTSP.Dalam merumuskan KTSP, sekolah tidak bisa berjalan sendiri tetapi harus bermitra dengan stakeholder pendidikan, misalnya, dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelayan, organisasi profesi, dan sebagainya agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benar-benar mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan di daerah di mana sekolah tersebut berada. KTSP juga dapat mendorong guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kreativitas mereka dalam penyelenggaraan program pendidikan.Sekolah dan guru diberi keleluasaan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan KTSP tersebut sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah.Sekolah dan guru dapat dengan leluasa mengembangkan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan yang telah ditentukan.KTSP juga memberikan ruang bagi setiap sekolah untuk lebih menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dan guru memiliki kebebasan yang luar biasa untuk mengembangkan kompetensi siswanya sesuai dengan lingkungan dan kultur daerahnya.,karena KTSP tidak mengatur secara rinci kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam penerapannya, KTSP menemui banyak kendala seperti masih minimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan KTSP tersebut baik di atas kertas maupun di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur

mengekang kreativitas guru.Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif juga merupakan kendala yang banyak dijumpai di lapangan, banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.Terlepas dari kendala tersebut, pada masa awal pemberlakuan KTSP cukup membawa angin segar pada sistem pendidikan di Indonesia. Secara prinsip, KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, kerakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat setempat.KTSP dianggap sebagai kurikulum otonom yang berbasis kerakyatan, karena dalam KTSP dijamin adanya muatan kearifan lokal, guru juga diberikan kesempatan untuk memaksimalkan segala potensi yang ada dimasing-masing daerah. KTSP terbukti sangat ideal dalam tataran konsep tertulis, namun ternyata tidak demikian dalam tataran praktek.KTSP yang dianggap sebagai kurikulum yang otonomi (desentralisasi), karena disusun oleh setiap satuan pendidikan, namun pada kenyataannya tetap saja bersifat sentralisme, yaitu melalui penyeragamanpenyeragaman, standar isi dan kompetensinya telah ditentukan oleh pusat.Standarisasi kelulusan setiap peserta didik tetap diukur dengan menggunakan UAN yang nota bene bersifat nasional.Ini jelas kontradiktif dengan semangat KTSP yang mengakomodir kearifan lokal sebagai komponen penting pendidikan. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari topik tersebut, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Apa yang dimaksud dengan KTSP berkarakter dan bagaimana perkembangan kurikulum tersebut? Apa muatan inti yang terdapat pada KTSP? Apa tujuan dari pendidikan tingkat satuan pendidikan tersebut? Apa yang menjadi perubahan mendasar dalam setiap perubahan dan perkembangan kurikulum? Bagaimana karakteristik Kurikulum KTSP dalam Konteks PP Nomor 19 Tahun 2005? Apa saja komponen dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ? Apa sajakah struktur dan muatan yang terdapat dalam KTSP ?

8. 9. 10.

Bagaimana prinsip pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tersebut? Apa yang menjadi dasar acuan operasi dalam penyusunan KTSP berkarakter tersebut? Bagaimana Pendidikan? hubungan KTSP dengan Perundang-undangan

C. Manfaat Manfaat Bagi penulis Adapun manfaat yang didapat oleh penulis antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Untuk menambah pengetahuan tentang pengertian dan perkembangan KTSP. Untuk lebih mengetahui mengenai tujuan dan karakteristik dari Kurikulum KTSP dalam Konteks PP Nomor 19 Tahun 2005 Untuk lebih mendalami tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan. Menambah pengetahuan tentang struktur dan muatan KTSP berkarakter. Untuk mengetahui landasan apa saja yang terdapat dalam pengembangan kurikulum. Menambah referensi tentang acuan operasi dalam penyusunan kurikulum. Untuk mengetahui lebih spesifik lagi hubungan KTSP dengan Perundang-undangan Pendidikan. Manfaat Bagi Pembaca Adapun manfaat yang bisa di dapatkan oleh pembaca antara lain Pembaca dapat : 1. Menambah pengetahuan tentang struktur dan muatan KTSP berkarakter. 2. Mengetahui landasan apa saja yang terdapat dalam pengembangan kurikulum. 3. Menambah pengetahuan tentang pengertian dan perkembangan KTSP.

4. Lebih mengetahui mengenai tujuan dan karakteristik dari Kurikulum KTSP dalam Konteks PP Nomor 19 Tahun 2005 5. Mendalami tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan. 6. Menambah referensi tentang acuan operasi dalam penyusunan kurikulum.

BAB 2
KAJIAN TEORI A. Pengertian Kurikulum Kurikulum berasal dari bahasa latin (yunani), yakni curere yang berubah menjadi kata benda curriculum. Kurikulum, bentuk jamaknya adalah curricula.Kata ini dipakai pertama kali dalam dunia atletik.Dalam dunia ini, kurikulum diartikan sebagai a race course, a place for running a chariot.Suatu jarak untuk perlombaan yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Sedangkan a chariot diartikan semacam kereta pacu pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seseorang lari dari start sampai finish. Kurikulum sebagai program pendidikan harus mencakup: (1). Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3) program belajar (plan for learning) untuk siswa; (4) hasil belajar yang diharapkan. Dari rumusan tersebut, kurikulum diartikan program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi sosial siswa (Nana Sudjana). Beberapa Definisi Kurikulum : 1. 2. Hilda Taba, mengartikan kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh anak-anak. J. Galen Saylor dan William M. Alexander, menjelaskan The curriculum is the sum total of schools effort to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. 3. Harold B. Alberty cs, memandang kurikulum sebagaiall of the activities that the provided for the students by the school. Dengan kurikulum dimaksud segala kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar dan tidak diadakan pembatasan antara kegiatan di dalam dan di luar kelas. 4. B. Othanel Smith cs, mengartikan kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak, yang

diperlukan agar mereka dapat berpikir dan berkelakuan sesuai dengan masyarakatnya. 5. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller, kurikulum lebih luas dari pada hanya bahan pelajaran, dalam kurikulum termasuk metode belajar dan mengajar, cara mengevaluasi kemajuan murid dan seluruh program, perubahan dalam tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah, ruangan serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran. 6. 7. Alice Miel, kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah. Depdikbud, kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuantujuan pendidikan tertentu. Dari definisi ini mencerminkan adanya : 1. Pendidikan itu adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan; 2. Di dalam kegiatan pendidikan itu terdapat suatu rencana yang disusun/ diatur; 3. Rencana tersebut dilaksanakan di sekolah melalui cara yang telah ditetapkan. 8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. ( UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). 9. 10. 11. Kamus Webster, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu : Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu; dan Sejumlah mata pelajaranyang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen. Pandangan tradisional, kurikulum adalah sejumlah pelajaran yang harus ditempuh siswa di suatu sekolah. Pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pembelajaran. Kurikulum dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.

10

12.

UNDANGUNDANG

NO.

20

TH.

2003

Tentang

SISTEM

PENDIDIKAN NASIONAL, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 13. Badan Standardisasi Nasional SNI 19-7057-2004 tentang Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatankerja bagi dokter perusahaan. Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. 14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Dalam kajian tentang pengertian kurikulum di kalangan praktisi pendidikan dan pakar pendidikan, banyak persepsi tentang pemahaman kurikulum.Karena itu, terdapat berbagai macam pengertian atau pemahaman sekitar kurikulum. Beberapa pemahaman tersebut adalah sebagai berikut: a. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. b. Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebgai pendidik. c. Kurikulum ada;ah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa, sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah. d. Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. e. Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

11

Berbagai tafsiran tentang kurikulum oleh para ahli kutikulum, pakar pendidikan dan para kalangan praktisi, sehingga pengertian kurikulum dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya para pengembangan kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. 2) Kurikulum dipandang sebagai program, yakni alat yang dilaksanakan secara nyata di kelas oleh sekolah untuk mencapai tujuannya pendidikan yang diinginkan. 3) Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu. 4) Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Pada pandangan ini kurikulum bersangkutan mengenai apa yang secara actual menjadi kenyataan pada setiap siswa. 5) Kurikulum adalah suatu rencana atau bahan tertulis yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para guru, dan siswanya. Selain itu, kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses pembelajaran. Keberhasilan dan kegagalan suatu proses pendidikan, mampu dan tidaknya anak didik menyerap materi pembelajaran, tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada kurikulum yang digunakan. Jika kurikulumnya didesain dengan baik dan sistematis, komprehensif, dan integraldengan segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupannya, tentu hasil atau output pendidikan itupun akan mampu mewujudkan harapan. Kurikulum berisikan suatu cita-cita yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan guru di sekolah.Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar, yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan anak didik.Kurikulum akanmempunyai arti dan fungsi mengubah perilaku siswa, jika dilaksanakan dan ditransformasikan oleh guru kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, proses pembelajaran adalah perwujudan pelaksanaan atau operasionalisasi kurikulum. Sedangkan kurikulum merupakan bentuk operasionalisasi pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan institusi dari masing-masing jenjang sekolah.

12

Dalam arti sempit (tradisional) kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah atau naik tingkat. Pengertian lain kurikulum merupakan sekumpulan mata pelajaran yang bersifat sistematis yang diperlukan untuk lulus atau mendapatkan ijazah dalam bidang studi pokok tertentu. Selain dua tersebut ada juga pengertian bahwa kurikulum merupakan serangkaian mata pelajaran yang harus dikuasai.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru kepada siswa untuk mendapatkan ijazah atau naik tingkat. Pada saat sekarang ini, penegrtian kurikulum tersebut sama halnya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disajikan oleh guru kepada murid di sekolah. Dalam arti yang lebih luas (modern) kurikulum bukanlah sekedar sejumlah mata pelajaran, tetapi memiliki cakupan yang lebih luas.Beberapa ahli berpendapat bahwa kurikulum dalam pengertian ini adalah semua pengalaman yang disajikan kepada murid di bawah bantuan atau bimbingan sekolah.Ada juga pengertian semua pengalaman murid di bawah tanggungjawab sekolah. Pendapat lain menyatakan kurikulum merupakan rencana tersusun dari pengalaman murid yang bersifat actual dibawah bimbingan sekolah, mata pelajaran yang ada hanya sebagian kecil dari program kurikulum. Pendapat lain juga menyatakan bahwa kurikulum adalah segala kegiatan yang dilaksanakan sekolah bagi murid-murid. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan murid dibawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau guru.Pengertian kurikulum ini memberikan implikasi pada program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar.Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi kegiatan di dalam kelasyang menjadi tanggungjawab gurudan kegiatan di luar kelasyang menjadi tanggungjawab sekolah. B. Perkembangan Kurikulum Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan

13

teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: TAHUN 1947 KURIKULUM Rencana Pelajaran 1947 KETERANGAN -Merupakan kurikulum pertama setelah kemerdekaan -Belum menggunakan istilah kurikulum, namun menggunakan 1954 Rencana Pelajaran 1954 istilah rencana pelajaran -Rancangan kurikulum 1954 ini masih sama dengan rancangan kurikulum sebelumnya yaitu 1968 Kurikulum 1968 kurikulum 1947 -Merupakan kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. - Beberapa masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang 1975 1984 Kurikulum 1975 Kurikulum 1984 sering disebut Sains. -Kurikulum yang disusun secara kolom dan sangat rinci -Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1994 Kurikulum 1994 sebelumnya yaitu kurikulum 1975 -Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1984 14

2004

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

-Penerapan kurikulum ini merata diseluruh kota-kota besar baik propinsi Jawa maupun luar Jawa. -Diadaknnya uji coba di beberapa sekolah tentang adanya kurikulum

2008

ini Kurikulum Tingkat Satuan -Kurikulum Pendidikan (KTSP) oleh Badan

ini

dikembangkan Nasional

Standar

Pendidikan (BSNP)

C. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian

15

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan.SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakandi masing-masing satuan pendidikan.KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkanke dalam mata pelajaran yang ada.Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada

16

Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan.SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.Penyusunan KTSP selain

17

melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. (Sumber : id.wikipedia.org) Sedangkan menurut Muhammad Joko Susilo, 2006: 11 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah.KTSP ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten yang cerdas dalam mengembangkan identitas budaya dan bangsanya.Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar, mengembangkan integritas sosial serta membudayakan karakter nasional. Juga untuk memudahkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip-prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar UNESCO . D. TujuanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk: 1. Mengembangkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan warga kurikulum, sekolah dan mengelola masyarakat dan dalam memeberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian pengembangan kurikulum melelui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Memahami tujuan diatas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan dewasa ini.Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan sehingga sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya, sehingga sekolah dapat mengoptimalkan

18

pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya. Sekolah juga dapat mengetahui kebutuhan lembaganya khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. E. Karakteristik Kurikulum KTSP dalam Konteks PP Nomor 19 Tahun 2005 KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan dapat membawa damapak terhadap peningkatan peningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Karakteristik KTSP bisa diketahuai antara lain : bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Adapun karakteristik KTSP dapat diuaraikan sebagai berikut: a. Pemberian Otonomi Yang Luas Pada Sekolah dan Satuan Pendidikan KTSP memberikan otonomi luas kepada satuan sekolah dan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat.Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan. Melelui otonomi yang luas, sekolah dapat meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dengan menawarkan partsisipasi aktif mereka dalam mengambil keputusan dan tanggung jawab bersama dalam pelaksanaan keptusan yang diambil secara proporsional dan profesional. b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partsisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi, orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan programprogram yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Masyarakat dan orang

19

tua menjalin kerja sama untuk membantu sekolah sebagai nara sumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. c. KepemimpinanYang Demokratis dan Profesional Dalam KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesioanal. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksanan kurikulum merupakan orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesioanal.Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan profesional dan guru-guru sebagai pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehinggga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses pengambilan keputusan, kepala sekolah mengimplementasikan proses "bottom-up" secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadpa keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.

d. Tim Kerja yang Kompak dan Transparan Dalam KTSP keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmomis sesuai dengan porsinya masing-masing untuk mewujudkan suatu sekolah yang dapat dibanggakan oleh semua pihak. Mereka tidak saling menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi masing-masing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian, keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi dari kolaborasi tim yang kompak dan transparan. F. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berikut ini adalah beberapa komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menjadi prasyarat dilangsungkannya model kurikulum terbaru ini. 1. Tujuan Pendidikan.

20

2. Struktur dan muatan kurikulum yang mencakup;


Mata Pelajaran Muatan Lokal Pengembangan diri Beban belajar Ketuntasan belajar Kenaikan Kelas dan kelulusan Penjurusan Pendidikan kecakapan hidup Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global 3. Kalender Pendidikan 4. Silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran).

1.

Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan disini terklasifikasikan menjadi dua hal yang pertama

tujuan pendidikan itu sendiri dan yang kedua visi dan misi satuan pendidikan: 1) Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan setiap satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dan dikembangkan berdasarkan tujuan pendidikan setiap satuan pendidikan, yakni: 1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan

SMP/MTs/SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

21

3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 2) Visi dan Misi Satuan Pendidikan Gaffar (1994) mengemukakan bahwa visi adalah daya pandang yang jauh, mendalam dan meluas yang merupakan daya pikir yang abstrak, yang memiliki kekuatan yang amat dahsyat dan dapat menerobos segala batas-batas fisik dan tempat. Sedangkan Morrisey (1997) mengemukakan bahwa visi adalah representasi dari apa yang diyakini sebagai bentuk organisasi di masa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik dan steakholder lainnya. Visi dan misi satuan pendidikan dapat dikembangkan oleh lembaga masingmasing dengan memperhatikan potensi dan kelemahan masing-masing.Sebaiknya visi dan misi satuan pendidikan bukan hanya rumusan yang hampa makna, tetapi merupakan acuan yang sarat dengan makna, sehingga mewarnai seluruh kegiatan di satuan pendidikan tersebut. 2. Struktur dan muatan kurikulum Struktur dan muatan kurikulum dalam KTSP meliputi: 1) Mata Pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI Standar Isi, dan meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: o Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. o Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. o Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. o Kelompok mata pelajaran estetika. o Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. 2) Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. 22

Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.

3) Pengembangan diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. 4) Beban belajar Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik katagori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori standar. Beban Belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB katagori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK katagori mandiri. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaiman tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% 50%

23

dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut. Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. 5) Ketuntasan belajar Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100% dengan batas kriteria ideal minimal 75%;

Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumber daya pendukung;

Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.

6) Kenaikan Kelas dan kelulusan Kenaikan kelas dan kelulusan berisi kriteria dan mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan serta strategi penanganan siswa yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan sekolah. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing teknis terkait. Sesuia dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

24

Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan;

Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran pengetahuan dan teknologi;

Lulus Ujian Nasional.

7) Penjurusan Penjurusan berisi kriteria dan mekanisme penjurusan serta strategi atau kegiatan penelusuran bakat, minat dan prestasi yang diberlakukan sekolah. Penjurusan disusun dengan mengacu pada panduan penjurusan yang akan disusun oleh direktorat terkait. Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. 8) Pendidikan kecakapan hidup Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran, yang dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. 9) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

25

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

3.

Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran

peserta didik selama satu tahun ajaran.Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi. Kalender Pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan hari libur:

Permulaan tahun pelajaran: waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Minggu efektif belajar: jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Waktu pembelajaran efektif: jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur: waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

4.

Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) a. Silabus Silabus atau disebut juga Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM)

atau Garis-garis Besar Isi Program Pembelajaran (GBIPP) merupaka hasil atau produk kegiatan pengembangan perencanaan pembelajaran.Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok, isi atau materi pembelajaran.Silabus merupakan hasil penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar

26

yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi pembelajaran yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Komponen silabus yang disusun berdasarkan standar isi tersebut, di dalamnya berisikan identitas mata pelajaran.Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, evaluasi, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dengan demikian, silabus pada dasarnya membahas tentang: 1. Kompetensi yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 2. Materi pembelajaran yang perlu dibahas dan dipelajari siswa untuk mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 3. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya direncanakan oleh guru sehingga siswa mampu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar. 4. Indikator yang harus dirumuskan untuk mengetahui ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 5. Cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai. 6. Waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 7. Sumber belajar yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Prinsip-prinsip yang mendasari silabus antara lain: 1. Ilmiah Materi dan kegiatan pembelajaran dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya secara keilmuan atau kebenaran ilmiah.Materi pembelajaran yang disajikan harus sahih (valid). 2. Relevan

27

Ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi pembelajaran sesuai (relevan) atau ada keterkaitan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual siswa. 3. Sistematis Silabus sebagai sebuah sistem, penyusunannya harus dilakukan secara sistematis dan merupakan satu kesatuan.Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. 4. Konsisten Adanya konsistensi atau ketetapan (ajeg, taat asas) diantara komponenkomponen silabus, seperti kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem evaluasi. 5. Memadai Indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem evaluasi memadai (adequate) atau cukup untuk menunjang pencapaian penguasaan kompetensi dasar. 6. Aktual dan Kontekstual Indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem evaluasi memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7. Fleksibel Komponen-komponen silabus dapat bersifat luwes sesuai dengan keadaan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.Materi pembelajaran pun disesuaikan dengan keadaan daerah atau lingkungan siswa. 8. Menyeluruh Meliputi keseluruhan kompetensi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Manfaat silabus adalah: Pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok, atau individual. 28

Pengembangan sistem evaluasi yang mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus ke dalam unit-unit atau satuan kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan di kelas.Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana operasional pembelajaran yang memuat beberapa indikator yang terkait untuk dilaksanakan dalam satu atau dua kali pertemuan di kelas. RPP, dan juga silabus, hendaknya disusun dengan mempertimbangkan waktu pertemuan atau alokasi waktu jam pelajaran dan minggu efektif dalam satu tahun pelajaran. Satu pertemuan bisa berlangsung selama 1 kali jam pelajaran, 2 kali jam pelajaran, atau 3 kali jam pelajaran tergantung di jadwal pelajaran sekolah. Alokasi waktu untuk satu jam pelajaran di SD/MI 35 menit, di SMP/MTs 40 menit, dan di SMA/MA 45 menit alokasi waktu dan minggu dalam satu tahun pelajaran adalah 34-38 minggu. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, yaitu: 1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetansi tersebut. 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan kompetensi peserta didik. 3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan. 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya. 5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau

29

dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang lain. Secara sederhana komponen RPP berbasis KTSP meliputi hal-hal berikut; 1. Identitas Meliputi; Mata pelajaran, Satuan Pendidikan, Kelas, Semester, Pertemuan Ke, dan Alokasi Waktu. 2. Kompetensi dasar. 3. Indikator. 4. Tujuan Pembelajaran, sesuatu yang akan dicapai dan mengacu pada indikator. 5. Materi standar, garis besar atau pokok-pokok yang langsung berkaitan dengan indikator dan tujuan pembelajaran. 6. Metode pembelajaran, cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya ceramah, Tanya jawab, karya wisata, dan cara lainnya. 7. Kegiatan pembelajaran meliputi; Kegiatan awal (pembukaan), kegiatan inti (pembentukan kompetensi), dan kegiatan akhir (penutup). 8. Sumber belajar, meliputi alat peraga, media, dan bahan pembelajaran/buku sumber. 9. Penilaian, dibuat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar.

G. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut: a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

30

b.

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. H. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) (5) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi Kelompok mata pelajaran estetika Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7.Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi kurikulum. a. Mata Pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI. b. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata

31

pelajaran keterampilan.Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester.Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. c. Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. d. Pengaturan Beban Belajar Untuk mengetahui keberhasilan pendidikan, maka hendaknya mengetahui indikator-indikator yang berkaitan dengan pngaturan beban belajar antara lain: a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB /SMK/MAK kategori standar.

32

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK kategori standar.Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri. b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0%-40%, SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut : 1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. 2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. e. Ketuntasan Belajar

33

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.Kriteria ideal ketuntasan untuk masingmasing indikator 75%.Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: 1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan; 3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan 4. Lulus Ujian Nasional. g. Penjurusan Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.Kriteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait. h. Pendidikan Kecakapan Hidup Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB, SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan

34

secara khusus.Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal. i. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lainlain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. j. Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi. k. Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan komptensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi rancangann pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar bagi siswanya.

35

I. Prinsip Pengembangan Kurikulumdan Pelaksanaan Kurikulum KTSP KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP .Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan

Kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. b. Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

36

c.

Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d.

Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e.

Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f.

Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g.

Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan

37

memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut: 1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi didrinya, dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan. 2. Menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: a). Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, b). Belajar untuk memahami dan menghayati, c). Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara tertib, d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, e). Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui kegiatan belajar yang aktif, kreati, efektif, dan meneyenagkan. 3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral. 4. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang salaing menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Tut Wuri handayani, Ing Madya Mangun Karsa, Ing Ngarsa Sang Tuladha. 5. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 6. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselengggarakan dalam keseimbangan, keterkaiatan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. J. Landasan Pengembangan KTSP Berikut ini beberapa landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara sekolah atau madrasah.

38

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 35 dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. SNP digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.Pengembangan SNP serta pemantauan dan pelaporan pencapaiaannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Lebih lanjut dalam pasal 36 ayat 2 dan 3 dikemukakan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntunan pembangunan daerah dan nasional, tuntunan dunia kerja, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaaan. Selain dalam pasal 35 dan pasal 36 diatas, landasan pengembangan KTSP dalam Undang-Undang Sisdiknas adalah Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerinatah Nomor. 19 Tahun 2005 merupakan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan. SNP merupakan kriteria mininal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia. Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

39

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam peraturan tersebut pada pasal 15 juga dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan, yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetemsi mata pelajaran, dan silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Selain dari pasal 1 ayat (1), (13) dan (15) diatas, ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 mengatur Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta

40

didik.Standar kompetensi lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan standar kompetensi lulusan dan standart isi. Dalam peraturan ini dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan pada: Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 36 sampai pasal 38, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 5 sampai pasal 18, dan pasal 25 sampai pasal 27, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah, Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam Permendiknas tersebut disebutkan pula bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan dengan memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sementara bagi sataun pendidikan dasar dan menengah yang belum atau tidak mampu mengemabangkan kurikulum sendiri dapat menagadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP, ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan komite sekolah/madrasah dan penerapannya bisa dimulai dari tahun ajaran 2006/2007.

41

K. Acuan Operasional Penyusunan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Peningkatan Iman dan Taqwa Serta Akhlak Mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. b) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. c) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan.Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. d) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi. e) Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja.Hal ini sangat penting terutama bagi satuan

42

pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. f) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. g) Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia. h) Dinamika Perkembangan Global Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. i) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. j) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

43

k) Kesetaraan Gender Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender. l) Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
L. Hubungan KTSP dengan Perundang-Undang Pendidikan

Pada praksisnya pendidikan kontemporer, perubahan-perubahan itu menggiring pada dianutnya paradigma baru, baik yang menyangkut visi maupun aksi dalam pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan.Hal ini disebabkan makin kompleks dan kompetitifnya kehidupan pada era globalisasi dewasa ini.Akibatnya, sekolah yang sekadar menjalankan fungsi transmisi pengetahuan menjadi tidak memadai lagi memenuhi tuntutan kehidupan masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disikapi secara kurang bijaksana oleh para pelaku pendidikan.Diantaranya, masih banyak dijumpai adanya anggapan KTSP adalah kurikulum baru yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Sebagai konsekuensinya implementasi kurikulum yang berlaku sebelumnya harus pula dibenahi atau dirombak.Anggapan inilah yang menimbulkan sikap apriori dan penolakan secara psikologis terhadap perubahan (Suhadi, 2006). Dalam konteks Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan (dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan/SKL) menginisiasi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Alih-alih mereformasi KTSP, sekadar kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di mana pedoman dan alat ukur keberhasilannya tetap sentralistik. UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2003. BAB I

44

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pada ayat ke-9 bahwa: Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. BAB II DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2 Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB III PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pasal 4 (1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. (2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka dan multimakna. (3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. (4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

45

(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. (6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. BAB VI JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Umum Pasal 15 Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,keagamaan, dan khusus. Hubungan KTSP dengan Pendidikan dan Perundang-undangan Pendidikan pada Jenis Pendidikan (Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,keagamaan, dan khusus).

Mempunyai hubungan yang sangat erat sekali karena, aturan yang dibuat untuk pendidikan itu ada pada perundang-undangan pendidikan sehingga tidak bisa membuat aturan pendidikan semena-mena karena semuanya itu telah diatur pada undang-undang.

KTSP digunakan pada saat sekarang itu ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing apabila dibandingkan dengan kurikulum yang pernah ada sebelumnya. Peraturan Perundang-undangan Pendidikan sangat berpengaruh sekali terhadap keberhasilan dari kurikulum KTSP, tanpa adanya aturan yang khusus mengenai KTSP maka, akan bisa mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yakni ; mencerdaskan kehidupan bangsa.

46

LAMPIRAN

KURIKULUM SMP NEGERI X PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (Berwawasan Budaya dan Karakter Bangsa)

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2010

47

LEMBAR PENGESAHAN KURIKULUM SMP X PURWOREJO

Disahkan di Tanggal

: Purworejo : Juli 2010

Menyetujui, Ketua Komite SMPN XPurworejo Purworejo

Mengesahkan, Kepala SMPN X

---------------------------------------------NIP ----------------------------------

-------------------------------------

Mengetahui KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PURWOREJO

Drs.BAMBANG ARYAWAN,M.M. Pembina Utama Muda

48

NIP.19601004 198603 1 012

49

Kata Pengantar Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kekuatan dan kesempatan kepada kami sehingga Kurikulum SMP N.XPurworejo dapat tersusun. Kurikulum ini diberlakukan untuk tahun pelajaran 2010/2011 sebagai hasil penyempurnaan Kurikulum tahun sebelumnya. Kurikulum ini memuat struktur program, beban belajar, kelender pendidikan, dan regulasiregulasi terkait dengan pelaksanaannya. Kurikulum ini dapat terselesaikan berkat dukungan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih. Ungkapan terima kasih ini terutama kami sampaikan kepada 1. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP N.X Purworejo yang telah secara proaktif memberi masukan dan kelengkapan data; 2. Pengawas SMP N.X Purworejo yang telah membimbing penyusunan kurikulum; 3. Ketua Komite yang dengan serta merta memberi masukan dan dorongan terhadap terselenggaranya pendidikan di SMP N XPurworejo ; 4. Kepala Bidang Dikmen Dinas P &K Kabupaten Purworejo yang memfasilitasi tersusunnya KTSP. Kurikulum ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran serta masukan demi penyempurnaan kurikulum berikutnya sangat kami nantikan dari berbagai pihak. Meskipun begitu, kami berharap bahwa kurikulum ini dapat dijadikan pedoman dalam penyelengaraan pendidikan di SMP N.X Purworejo khususnya dan dijadikan acuan model kurikulum bagi yang memerlukannya.

Purworejo, Juni 2010

50

DAFTAR ISI Hal Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi I. PENDAHULUAN A. Rasional B. Profil Sekolah/ Analisis SWOT C. Landasan D. Prinsip Pengembangan KTSP E. Tujuan Penyusunan Kurikulum 5 i ii 1 1 4

II. TUJUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Dasar B. Visi, Misi, dan Tujuan SMP N.X Purworejo III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum B. Muatan Kurikulum 1. Mata Pelajaran 2. Muatan Lokal 3. Kegiatan Pengembangan Diri 4. Pengaturan Beban Belajar 5. Ketuntasan Belajar 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 7. Pendidikan Kecakapan Hidup 8. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global 9. Pendidikan Budaya dan 51 8 9 9 16 16 17 18 19 20 21 22 6 6

Karakter Bangsa IV. KALENDER PENDIDIKAN V. PENUTUP LAMPIRAN 1. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Pend. Agama Islam 2. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Pend. Agama Kristen 3. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Pend. Kewarganegaraan (PKn) 4. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 5. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Bahasa Inggris 6. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Matematika 7. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 8. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 9. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Seni Budaya 10. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Pend. Jasmani (Penjas) 11. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi 52 22 23

12. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Mulok Provinsi Bahasa Jawa 13. Silabus dan RPP Mata Pelajaran Mulok Pendidika Elektronika

53

BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional/Latar Belakang Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dasar, dan tujuan yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, serta satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua standar dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Penilaian Pendidikan, dan Standar Proses merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Hal ini pun digunakan SMP N.X Purworejo. Dalam rangka antisipasi isu-isu strategis yang dikembangkan oleh Pemerintah(Kementrian Pendidikan Nasional), maka KTSP ini mengakomodasi dan mengintegralkan pendidikan berwawasan kesetaraan gender; pendidikan berwawasan kewirausahaan dan pendidikan budaya dan karakter bangsa. B. Profil Sekolah/Analisis SWOT SMP N.XPurworejo berdomisli di Jalan Jend.Sudirman No.8 Purworejo, yang secara geografis terletak di Kelurahan Pangenjuru Tengah, Kecamatan Purworejo mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak alat transpotasi memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan SMP N.X adalah sebagai berikut : 54

1. sekolah berada di lokasi yang strategis; 2. jumlah guru sebanyak 42 orang sehingga relatif memadai untuk membimbing 15 rombongan belajar; 3. kualifikasi guru 87% adalah lulusan S1 dan S2; 4. tenaga administrasi 5 orang; 5. Pustakawan 1 orang; 6. penjaga sekolah 2 orang; 7. ruang laboratorium; 8. ruang perpustakaan yang menyediakan buku-buku penunjang pembelajaran yang memadai; 9. mushala yang bersih dan indah; 10. input siswa relatif baik. Kelemahan SMP N.X yang perlu mendapatkan perhatian adalah: 1. luas lahan yang tidak standar; 2. lapangan olah raga tidak memadai; 3. belum tersedianya ruang media; 4. tupoksi belum maksimal; 5. partisipasi komite sekolah belum maksimal; Peluang SMP N.X : 1. perhatian Pemda dan masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan memadai; 2. masyarakat sekitar memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan keamanan dan ketertiban sekolah; 3. terdapat forum MGMP, MKKS, dan MKTU; 4. suasana lingkungan yang relatif kondusif dan agamis. Ancaman yang dihadapi SMP N.X : 1. Narkoba (beberapa kali telah dilakukan operasi oleh pihak kepolisian); 2. lingkungan rawan banjir. kondisi lingkungan yang berdekatan dengan lokasi peredaran

55

Berdasarkan analisis kondisi sekolah tersebut, SMP N.X menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk memberi kesempatan kepada peserta didik agar: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan menghayati, serta mengamalkan ajaran agamanya masingmasing; 2. meningkatkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat,serta kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya; 3. mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. meningkatkan potensi fisik dan membudayakan sportifitas serta kesadaran hidup sehat; 5. meningkatkan kepekaan (sensitivitas), kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan keseimbangan (harmoni), hidup bermasyarakat, berguna untuk orang lain; 6. membangun, menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. C. Landasan Pengembangan Kurikulum Landasan pengembangan KTSP terdiri atas: 1. Undang-undang Dasar 1945 2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 3. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 4. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Permendiknas RI No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 6. Permendiknas RI No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen 22 dan 23 dan No. 6 Taun 2007 tentang perubahan Permendiknas No. 24. 7. Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

56

8. Permendiknas RI No. 20 Tahun 2007 tentang Sistem Penilaian 9. Permendiknas RI No. 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana 10. Permendiknas RI No. 29 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan 11. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses 12. Permendiknas RI No. 69 Tahun 2009 tentang Stndar Pembiayaan 13. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. D. Prinsip Pengembangan KTSP Kurikulum SMP N.X ini dikembangkan mengacu pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, dan Standar Proses serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip sebagai berikut : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan. Kurikulum dikembangkan berdasarkan bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragam karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak deskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender serta pendidikan dudaya dan karaker bangsa. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmi pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar

57

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan hidup Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake holders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup, termasuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, kalangan dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan keterampilan vokasional adalah kebutuhan yang penting atau suatu keharusan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum ini mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang sejalan dengan arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional, daerah, untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Antara kedua kepentingan tersebut harus saling mengisi, memberdayakan budaya dan karakter bangsa sejalan dengan falsafah negara kita Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI. E. Tujuan Penyusunan Kurikulum KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP N.XPurworejo yang dikembangkan dengan ciri-ciri tujuan tingkat satuan pendidikan sesuai dengan visi, dapat diukur, dan terjangkau yaitu :

58

1. Menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 2. Memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menjunjung kelestarian keragaman budaya dan karakter bangsa. 3. Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan karakteristik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya 4. Meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah 5. Agar pembelajaran berkeadilan untuk mendorong tumbuh kembangnya kesetaran gender

59

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN


A. Tujuan Pendidikan 1. Tujuan Pendidikan Nasional Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan demokratis. 2. Tujuan Pendidikan Dasar Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut. B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Terwujudnya lulusan yang: UNGGUL DALAM PRESTASI, BERBUDAYA DAN BERKARAKTER SERTA KUAT IMAM DAN TAQWA Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang tergambar pada uraian berikut: a. berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian b. sesuai dengan norma dan harapan masyarakat c. ingin mencapai keunggulan/komperatif d. mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah e. mendorong adanya perubahan yang lebih baik f. mendorong warga sekolah yang religius Untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi tersebut.

1. Visi SMP N.XPurworejo

60

2. Misi SMP N.XPurworejo a. Meningkatkan keterampilan akademik dan nonakademik yang berwawasan kewirausahaan b. Meningkatkan mutu tamatan yang siap menghadapi tantangan hidup dan kehidupan c. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa d. Meningkatkan disiplin e. Meningkatkan budi pekerti/berbudaya dan berkarakter bangsa f. Meningkatkan mutu pelayanan yang berwawasan kesetaraan gender g. Meningkatkan sarana dan prasarana yang representatif h. Menjalin kerja sama yang harmonis antarwarga sekolah , lingkungan terkait dan lembaga pendidikan dan/atau lembaga nonpendidikan dalam upaya peningkatan akses dan dana 3. Tujuan SMP Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu 1 (satu) tahun sebagai berikut: a. Tercapainya tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata nilai 8,0. b. Meningkatnya persentase lulusan yang diterima di sekolah negeri (SMA/SMK/ MA) sekurang-kurangnya 80% dari lulusan. c. Menjuarai berbagai kompetisi OSN, O2SN, FL2N d. Terlaksananya program tadarus Al-Quran oleh siswa yang beragama Islam dan pendalaman Kitab Suci bagi siswa nonmuslim. e. Terlaksananya program berbagai kegiatan keagamaan seperti: Bimbingan baca tulis Al-Quran, Pesantren Kilat/ Ramadhan, retreat dan peringatan hari besar keagamaan. f. Terlaksananya program 7 K (Keamanan Ketertiban Keindahan Kebersihan Kenyamanan Kerindangan Kekeluargaan) sehingga sekolah menjadi kondusif g. Terlaksanannya progam 5 S (salam, salim, senyum, sapa, dan santun) h. Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak yang memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah).

61

i. Tersedianya media pembelajaran standar yang diperlukan. j. Terjalinnya kerja sama antarwarga/keluarga besar sekolah dan lingkungkan sekitar

62

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


A. Struktur Kurikulum Pada Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah berisi sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. kurikulum SMP N.X Purworejo dapat dilihat dalm tabel berikut Kelas dan Alokasi Waktu Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 10. Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Muatan Lokal Bahasa Jawa Keterampilan Elektronika 2 2***) 38 VII 2 2 4 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2***) 38 VIII 2 2 4 5 5 5 5 2 2 2 2 IX 2 2 4 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2***) 38 Struktur

C. Pengembangan Diri (Bimbingan Karir) Jumlah ***) ekuivalen 2 jam pembelajaran Keterangan:

o Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit o Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36 minggu. Di SMP N.X, terdapat program intrakurikuler seperti tabel tersebut dan juga ekstrakurikuler yang dikembangkan dalam program Pengembangan Diri. Waktu belajar dimulai dari pukul 06.30 pagi hingga pukul 12.00 selama 6 hari dari

63

hari Senin hingga Sabtu. Pengembangan diri dilaksanakan pada pagi dan sore hari dengan kegiatan terjadwal. B. Muatan Kurikulum Muatan kurikulum SMP meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Adapun muatan kurikulum sebagai berikut: 1. Mata Pelajaran Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Sesuai dengan ketentuan Standar Isi, maka SMPN.X dalam pembelajaran melaksanakan secara konsisten pelajaran sesuai dengan Standar Isi, yang meliputi : a. Mata Pelajaran Agama 1) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam yang diperuntukkan bagi yang menganut agama Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP: a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.; b) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi mata pelajaran-mata

64

(tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. 2) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pendidikan Agama Kristen yang diperuntukkan bagi yang menganut agama Kristen dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Tujuan Mata Pelajaran PAK di SMP: a) Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karyanyaagar peserta percayanya hidupnya. b)Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya. c) Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik. 3) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan dan meneladani didik bertumbuh iman dalam AllahTritunggal

65

b)

Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

bertindak c)

berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 4) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) b) c) d) e) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan Menggunakan Menikmati bahasa Indonesia untuk karya budi meningkatkan sastra pekerti, untuk serta yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial dan memanfaatkan memperhalus memperluas wawasan,

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa f)Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 5) Mata Pelajaran Bahasa Inggris

66

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Pembelajaran bahasa Inggris di SMP ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Sebagai bahasa asing, pembelajaran bahasa Inggris diarahkan pada kegiatan yang mampu membangkitkan hal-hal berikut: a) b) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global c) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya. 6) Mata Pelajaran Matematika Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

67

c)

Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh d) e) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 7) Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Mata pelajaran IPA di SMP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a)

Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.


b)

Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala

alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c)

Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
d)

Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi

68

e)

Meningkatkan

kesadaran

untuk

berperanserta

dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam


f) Meningkatkan

kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan


g)

Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA ke jenjang

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya.

8) Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya


b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan

kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-

nilai sosial dan kemanusiaan


d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama

dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

69

9)

Mata

Pelajaran

Seni

Budaya

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, e) regional, maupun global. 10) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk nilai mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, serta yang keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. seimbang.Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan

70

c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif 11) Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan seharihari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja.Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Memahami teknologi informasi dan komunikasi b) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi c) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

71

d) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi. 2. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah (Provinsi Jawa Tengah) dan diterapkan di SMP N.Xadalah: a. Muatan lokal wajib Bahasa Jawa dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. b. Muatan lokal pilihan Pendidikan Keterampilan Elektronika jampelajaran. Penentuan muatan lokal Keterampilan Elektronika industri elektronik. 3. Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan bimbingan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, berbagai pembiasaan, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: Rohis, Rokris, Pramuka, PMR, Paskibra, ini sesuai dengan perkembangan zaman yang dibutuhkan oleh masyarakat yang semangkin banyak dengan alokasi waktu 2

72

Futsal, Voli, Basket, Bulu tangkis, Paduan Suara, English club, dan Kelompok Ilmiah Siswa (KIS). Pengembangan Diri di SMP N.X adalah: a. Kegiatan terprogram yang terdiri atas 2 kelompok 1). Pelayanan konseling, meliputi pengembangan: - kehidupan pribadi, - kemampuan sosial - kemampuan belajar - wawasan dan perencanaan karir - kemampuan memecahkan masalah 2). Ekstrakurikuler, meliputi : - Pramuka - Paskibra - PMR. - Olahraga prestasi ( voli, futsal, basket, bulu tangkis ) - Rohis - Rokris - English club b. . Kegiatan rutin/spontan terprogram : 1) Rutin : Upacara Bendera, Ibadah khusus keagamaan keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan bersama, kesehatan diri. 2) 3) Spontan : memberi salam, membuang sampah pada Keteladanan: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin tempatnya, antre, mengatasi silang pedapat (pertengkaran) membaca, memuji kebaikan/keberhasilan orang lain datang tepat waktu.

4. Pengaturan Beban Belajar

73

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut. a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. SMP N.X menambah 6 jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP N.Xadalah 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. c. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Untuk kegiatan praktik di sekolah kami, misalnya pada kegiatan praktikum Bahasa Inggris yang berlangsung selama 2 jam pelajaran setara dengan 1 jam pelajaran tatap muka, sesuai yang tertulis pada Struktur Kurikulum SMP N.X. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar di SMP N.X menetapkan setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. SMPN.Xmenentukan kriteria ketutasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan

74

sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran serta kompleksitas materi ajar. SMP NX secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan minimal ketuntasan ideal. Berikut ini tabel nilai Kreteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP N.X yang akan diberlakukan mulai tahun pelajaran 2010/2011 Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA IPS Seni Budaya Pendididkan Jasmani Informatika Mata Pelajaran Kelas VII 65 65 65 60 60 60 60 65 65 65 65 85 Kelas VIII 67 68 66 63 62 63 64 68 70 68 67 67 Kelas IX 70 70 67 65 65 68 67 70 75 70 70 70 (KKM) untuk mencapai kriteria

10 Teknologi 11 Komunikasi Bahasa Jawa

12 Keterampilan Elektronika

Peserta didik yang belum mencapai KKM dalam pembelajaran, yang bersangkutan mempeunyai kesempatan untuk mengikuti remidial sebanyakbanyaknya 3 kali.

75

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kenaikan kelas di SMP N.X tahunpelajaran dengan kriteria sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; memperoleh nilai minimal (memenuhi KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran. tidak lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang tidak tuntas kehadiran peserta didik di kelas minimal 90%. memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan kerajinanpada semester yang diikuti. KelulusanSMP N.X mengacu 1. 2. 3. 4. 5. PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didikdinyatakan lulus jika memenuhi persyaratan berikut menyelesaikan seluruh program pembelajaran; memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk 4 rumpun mata pelajaran lulus ujian sekolah ,sesuai kriteria kelulusan yang ditetapkan sekolah berdasarkan pedoman dari BSNP lulus ujian nasional berbudi pekerti baik dilaksanakan pada setiap akhir

7. Pendidikan Kecakapan Hidup (LIFE SKILL) Pendidikan Kecakapan Hidup meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, kecakapan vokasional. Kecakapan hidup personal meliputi terampil membaca dan menulis Al Quran, terampil menjadi pewara (MC) rajin beribadah jujur disiplin kerja keras

76

Kecakapan personal ini dapat dicapai dengan mata pelajaran Agama dan akhlak mulia, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Kecakapan Sosial meliputi Terampil memecahkan masalah di lingkungannya Memiliki sikap sportif Membiasakan hidup sehat Sanggup bekerjasama Sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis Kecakapan sosial ini dapat dicapai dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Ilmu Pengetahuan Alam.Kecakapan Akademik ini meliputi: Terampil dalam penelitian ilmiah (merencanakan dan melakukan penelitian dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan membuktikan variabel) Terampil menerapkan teknologi sederhana Kecakapan berpikir rasional Kecakapan Akademik diintegrasikan denga Matematika, Bahasa Indonesia Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Ilmu Pengetahuan Alam.Kecakapan vokasional ini dapat meliputi : Terampil berbahasa Inggris, Terampil mengoperasikan komputer Terampil membuat pakaian khas Jawa (Jawa Tengah) Terampil membawakan acara Terampil menulis karangan ilmiah/populer Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran Matematika, TIK, Elektronika, dan Bahasa Indonesia. 8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global a. Keunggulan lokal yang dikembangkan berdasarkan kondisi SMP N.Xyang masyarakatnya pada umumnya sebagai sebagai 77

pengguna alat elektronika maka sekolah menetapkan muatan lokal pendidikan ketarampilan elektronika Untuk melestarikan budaya bangsa khususnya budaya jawa sekolah mengembangkan muatan lokal Bahasa Jawa. b. Keunggulan global yang dikembangkan berupa kemampuan berbahasa Inggris dan pengoperasian komputer hingga pemanfatan internet. Keunggulan global tersebut sejalan/didukung SMP NXberada di kota yang menuntut bahasa Inggris dan penggunaan TIK untuk menyongsong dan menyiasati kebutuhan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang bermanfaat untuk pengembangan kompetensi peserta didik.

78

9. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Pelaksanaannya terintegrasi dalam perencanaan, proses, dan penilaian pembelajaran.Nilai yang dikembangkan di SMP N.X antara lain nilai religius, percaya diri, keberagaman, berpikir logis, dll.

79

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.Adapun kalender pendidikan di SMP N.X disusun sebagai berikut

KALENDER KEGIATAN SMP N.X PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 JULI.2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 13 20 14 21 15 22 16 23 27 28 29 30 31 JML. HBE 3 3 2 3 2 HBE 14 JML .HBE 24 25 26 27 28 29 30 31 4 4 4 4 5 HBE 21 JML .HBE 1 - 30 4-8 17 25-29 Hari belajar efektif Penyh nilai tahap 1, Hari belajar efektif HUT RI ( Pelaksn. 18-8-2008 ) Penyh nilai tahap 2, TGL 2 12 14-18 URAIAN KEGIATAN Libur Smt Genap thn pelajr. 2007/2008 (MOS)/LDKS Kls 7, Kls 8 & 9, Hari belajar efektip Kelas VII, VIII & IX, Hari belajar efektif. LHB ( Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW ).

21- 31 30

10 17 24 11 18 25 12 19 26

AGUSTUS. 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22

TGL

URAIAN KEGIATAN

1 2

16 23

SEPTEMBER. 2008

TGL

URAIAN KEGIATAN

80

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10

14 15 16 17

21 22 23 24

28 29 30

3 3 2 3 3 HBE 14 JML. HBE

1-3 4-8 11-17 18-23 24-30

11 18 25 12 19 26 13 20 27

Libur awal ramadhan 1429 H Hari belajar efektif UTS Pelajaran keagamaan Libur akhirl ramadhan & Idul Fitri 1429 H

OKTOBER. 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 19 13 20 14 15 16 17 21 22 23 24 26 27 28 29 30 31

TGL 1-2

URAIAN KEGIATAN Idul Fitri 1429 H Libur akhirl ramadhan & Idul Fitri 1429 H Hari belajar efektif Penyh nilai tahap 3,

3 3 3 3 4 HBE 16 JML. HBE

1-9 10-31 27-31

11 18 25

NOVEMBER. 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30

TGL 1 - 30 10 25 24-29

URAIAN KEGIATAN Hari Belajar Efektif Hari Pahlawan Hari Guru Penyh nilai tahap 4,

15 22

4 4 4 4 4 HBE 20 JML .HBE

DESEMBER. 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 7 14 21 1 8 15 22 2 9 16 23 3 10 17 24 4 11 18 25 5 12 19 26 6 13 20 27 JANUARI. 2009 28 29 30 31

TGL 1-6 9-12 15-19 20 22-31 TGL

URAIAN KEGIATAN Hari Raya Idul Adha 1429 H Ulangan Umum Semester Gan Persiapan pembagian raport smt 1. Pembagian Raport Libur Semester semester 1 th 2008/2009 URAIAN KEGIATAN

1 1 1 1 1 HBE 5 JML.

81

HBE Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 4 4 4 4 4 HBE 20 JML. HBE 4 4 4 4 4 HBE 20 1-3 5-31 26 Libur Semester semester 1 th 2008/2009 Hari belajar efektif Hari raya Imlek

1 2 3

10 17 24

FEBRUARI 2009 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27

TGL 2-28

URAIAN KEGIATAN Hari belajar efektif

14 21 28

MARET. 2009 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

JML. HBE 5 5 4 3 4 HBE 21 JML. HBE 26 27 28 29 30 4 4 5 5 4 HBE 22 JML. HBE 24 31 82

TGL 1-30 1-5 2-5 26 29-30 TGL 130 12 10 13-18

URAIAN KEGIATAN Hari belajar efektif Penyerahan nilai tahap 1, Uji Coba UN 1 Hari raya nyepi Uji Coba UN 2 URAIAN KEGIATAN Hari belajar efektif Uji Coba UN 2 Wafat Isa Almasih Kls IX UAS, Kls VII & VIII UTS

APRIL. 2009 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 2 3 4

MEI. 2009 Minggu 3 10 17

TGL

URAIAN KEGIATAN

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu

1 2

4 5 6 7 8 9

11 12 13 14 15 16

18 19 20 21 22 23

25 26 27 28 29 31

JUNI.2009 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 21 15 22 16 23 17 18 19 20 24 25 26 27 28 29 30

3 3 3 3 4 HBE 19 JML. HBE 2 2 2 2 3 HBE 11

4-7 8-31 18-23 25-27 TGL 1-13 15-19 21 22-26 27 29-31

Perkiraan UN 2009 Kls IX, Kls VII & VIII belajar dirumah. Hari belajar efektif Ujian praktek kls IX Perkiraan US 2009 Kls IX, Kls VII & VIII belajar dirumah URAIAN KEGIATAN Hari belajar efektif Perkr UKK Kls 7 & 8, th pel. 2008/2009. Perkiraan pengumuman UN Perpn Pembn raport kelas VII dan VIII Pembagian raport kelas VII dan VIII Libur kenaikan kelas th pel, 2008/2009

83

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Kurikulum SMP N.X disusun sebagai pedoman kerja semua personil sekolah dan pihak yang terkait. 2. Kurikulum SMP N.X dikembangkan secara profesional untuk menciptakan kondisi pendidikan yang demokratis. 3. Kurikulum SMP N.X memberikan acuan sistem pendidikan yang berlangsung agar arah proses pendidikan jelas pada kompetensi yang ditetapkan. 4. Pendidik dan peserta didik sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan di SMP N.X PURWOREJO

B. Saran-saran
1. Pendidik dan tenaga kependidikan memahami Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Penilaian, Standar Sarana Prasarana, dan Standar Pengelolaan SMP N.X 2. Pendidik dan tenaga kependidikan memahami tugas pokok dan fungsinya.

PURWOREJO, JUNI 2010. Kepala SMP N.X Purworejo

-----------------------------------. NIP. --------------------------84

85

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Dari seluruh kajian tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berkarakter diatas dapat disimpulkan bahwa,KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakandi masing-masing satuan pendidikan.KTSP ini terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkanke dalam mata pelajaran yang ada Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Kelebihan KTSP dibandingkan dengan kurikulum pendahulunya adalah bahwa KTSP dapat mendorong terwujudnya otonomi penyelenggaraan pendidikan oleh Sekolah.Dengan otonomi tersebut, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi lingkungan sekolah tersebut. Dalam merumuskan KTSP, sekolah tidak bisa berjalan sendiri tetapi harus bermitra dengan stakeholder pendidikan, misalnya, dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelayan, organisasi profesi, dan sebagainya agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benar-benar mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan di daerah di mana sekolah tersebut berada.

86

KTSP juga dapat mendorong guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kreativitas mereka dalam penyelenggaraan program pendidikan.Sekolah dan guru diberi keleluasaan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan KTSP tersebut sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah.Sekolah dan guru dapat dengan leluasa mengembangkan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan yang telah ditentukan.KTSP juga memberikan ruang bagi setiap sekolah untuk lebih menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dan guru memiliki kebebasan yang luar biasa untuk mengembangkan kompetensi siswanya sesuai dengan lingkungan dan kultur daerahnya,karena KTSP tidak mengatur secara rinci kegiatan belajar mengajar di kelas. Secara prinsip, KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, kerakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat setempat.KTSP dianggap sebagai kurikulum otonom yang berbasis kerakyatan, karena dalam KTSP dijamin adanya muatan kearifan lokal, guru juga diberikan kesempatan untuk memaksimalkan segala potensi yang ada dimasing-masing daerah.KTSP ini terbukti sangat ideal dalam tataran konsep tertulis, namun ternyata tidak demikian dalam tataran praktek.KTSP yang dianggap sebagai kurikulum yang otonomi (desentralisasi), karena disusun oleh setiap satuan pendidikan, namun pada kenyataannya tetap saja bersifat sentralisme, yaitu melalui penyeragamanpenyeragaman, standar isi dan kompetensinya telah ditentukan oleh pusat.Standarisasi kelulusan setiap peserta didik tetap diukur dengan menggunakan UAN yang nota bene-nya bersifat nasional.Ini jelas kontradiktif dengan semangat KTSP yang mengakomodir kearifan lokal sebagai komponen penting pendidikan.

87

B. Saran Saran yang bisa penulis sampaikan berkaitan dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berkarakter tersebut adalah: 1. Tenaga pendidik atau pengajar setidaknya harus memahami mengenai Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian yang digunakan di suatu sekolah yang diajarnya. 2. Setidaknya tenaga pendidik lebih memahami fungsi dan perannya sebagai fasilitator bagi muridnya, yaitu bertugas sebagai pemberi informasi kepada para siswa, akan tetapi bukan satu-satunya sumber informasi. 3. Hendaknya KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, kerakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat di suatu daerah tertentu. 4. Hendaknya dalam penyusunan KTSP ini berdasarkan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai daerah masing-masing. 5.

88

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan http://www.vilila.com/2010/10/kurikulum-pendidikan-yang-berkarakter.html tanggal 11 MAret 2012 http://www.vilila.com/2010/10/ktsp-silabus-dan-rpp-berkarakter.html http://www.vilila.com/2010/10/pendidikan-karakter-dalam-dunia.html www.kabar-pendidikan.blogspot.com, 13 April 2012 www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com http://www.asrori.com/2011/04/landasan-pengembangan-kurikulum-ktsp.html http://www.asrori.com/2011/04/komponen-kurikulum-tingkat-satuan.html http://www.asrori.com/2011/04/acuan-operasional-penyusunan-kurikulum.html http://www.asrori.com/2011/04/karakteristik-kurikulum-ktsp-dalam.html http://re-searchengines.com/frederik0608.html http://rpp-silabus-ktsp.blogspot.com/2010/09/pengertian-ktsp.html

89

Anda mungkin juga menyukai