Anda di halaman 1dari 9

Sinkronisasi Kurikulum Dalam

Pengembangan Kurikulum SMK


Posted on November 13, 2010 | 2 Komentar

Oleh: Maman Suratman, SPd, MT

Pengawas SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi

A. Latar belakang

Kebijakan otonomi daerah telah membawa dampak terhadap kebijakan otonomi di bidang
pendidikan. Salah satu wujudnya adalah pada kebijakan pengembangan kurikulum, yang semula
bersifat sentralistik (kurikulum dikembangkan oleh pemerintah pusat) menjadi bersifat
desentralistik (kurikulum dikembangkan oleh satuan pendidikan). Dengan demikian penyusunan
dan pengembangan kurikulum harus dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan (sekolah).
Produk kurikulum yang dibuat dan dikembangkan oleh satuan pendidikan itu kemudian diberi
nama ”Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” (KTSP).

Di satu sisi, perubahan paradigma yang semula hanya sebagai “pengguna” menjadi
“pembuat” sekaligus “pengguna” kurikulum, telah memberikan kesibukan dan beban kerja
tersendiri bagi sekolah. Penyusunan dan pengembangan kurikulum sekarang harus menjadi
agenda pokok dalam program tahunan sekolah dan tentunya akan membutuhkan anggaran
tersendiri untuk itu. Di sisi lain, dengan diberinya kesempatan sekolah untuk menggodok
kurikulumnya sendiri dapat mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan. Para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah dapat lebih meningkatkan
kreativitasnya dalam perencanaan dan penyelenggaraan program-program pendidikan. Sangat
memungkinkan juga bagi setiap sekolah, khususnya SMK, untuk melakukan sinkronisasi
kurikulum di tingkat sekolah dengan bantuan pihak dunia usaha/dunia industri/dunia kerja
(du/di/dk), sehingga kurikulum yang dihasilkan akan memiliki muatan (isi) yang lebih relevan
dengan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan du/di/dk.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana format kegiatan singkronisasi kurikulum di tingkat satuan


pendidikan ini, sejauh mana keterlibatan pihak du/di/dk, apa saja yang dilakukan oleh sekolah
dan du/di/dk dalam menyinkronkan materi kurikum sekolah dengan kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan du/di/dk? Tulisan singkat ini akan mencoba memaparkan beberapa
saran langkah-langkah teknis dan batasan ruang lingkup kegiatan singkronisasi kurikulum di
tingkat sekolah. Hal ini penting dibahas dan didiskusikan agar diperoleh format kegiatan yang
bisa diajikan acuan untuk kegiatan sinkronisasi kurikulum di tingkat sekolah. Kita belum punya
format baku, karena selama ini kegiatan sinkronisasi kurikulum lebih banyak dilakukan di
tingkat pusat.

1. B. Pengertian dan Prinsip Pengembangan KTSP SMK

Karena sinkronisasi kurikulum yang akan dibahas di sini berada dalam ruang lingkup
pengembangan KTSP SMK, maka sebelum kita membahas dan mempraktikan lebih
jauh sinkronisasi kurikulum, kita perlu memahami lebih dahulu pengertian dan beberapa
prinsip yang berkaitan dengan pengembangan KTSP SMK, yaitu sebagai berikut:
1. 1. Pengertian Kurikulum dan silabus

 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (UUSPN No. 20 Bab 1 Ps 1
butir 19).
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (PP 19/2005 BAB I
Pasal 1 butir 15).
 Isi KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus)1.
 Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian)1.

1. 2. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP SMK

Dalam panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dijelaskan bahwa
KTSP SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
tuntutan lingkungannya. Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.

 Beragam dan terpadu. Artinya memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,


kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi kurikulum
harus memberikan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
 Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha/industri dan dunia kerja.
 Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
 Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. Pendekatan dalam Penyusunan KTSP SMK

Pendekatan yang digunakan dalam merancang Kurikulum SMK Edisi 2006 masih sangat relevan
untuk digunakan dalam penyusunan KTSP SMK. Namun sangat disayangkan pendekatan ini
tidak terbahas di dalam buku panduan penyusunan KTSP, padahal penting untuk dihayati dan
disikapi oleh pengembang kurikulum di sekolah. Beberapa pendekatan itu adalah sebagai
berikut )2 :

1. Pendekatan Akademik

Kaidah-kaidah akademik yang harus diikuti dalam penyususnan kurikulum antara lain adalah
sebagai berikut :

a. Kurikulum harus berisi rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyentuh dan terpadu.

b. Kurikulum harus mengandung komponen tujuan, isi atau materi dan evaluasi yang dirancang
menjadi satu kesatuan yang utuh.

1. Kurikulum secara jelas menunjukkan tujuan langsung (tersurat) dan tujuan tidak langsung
(tersirat).

2. Pendekatan Kecakapan Hidup (life skills)

Isu yang mengemukakan dewasa ini yakni adanya kesenjangan antara sekolah dengan kehidupan
nyata di masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah, merupakan hal lain yang terjadi di
masyarakat, sehingga disinyalir sekolah semakin menjauhkan peserta didik dengan dunia
nyatanya di mana ia hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu, agar peserta didik dapat
mengenal dengan baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat, perlu dibekali kecakapan
hidup (life skills).

Kecakapan hidup meliputi: (a) kecakapan personal (personal skills) (b) kecakapan sosial (social
skills), (c) kecakapan akademik (academic skills), dan (d) kecakapan vokasional ( vocational
skills).

Program kecakapan hidup di SMK merupakan kelanjutan dari program kecakapan hidup yang
dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMK harus menyusun rencana pelaksanaan
program kecakapan hidup (noninstruksional) yang terintegrasi pada topik pemelajaran
instruksional dan atau pada kegiatan ekstrakurikuler.

3. Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (competency–based curriculum)

Kompetensi (competency) mengandung makna kemampuan seseorang yang diisyaratkan untuk


menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi atas kemampuan
tersebut. Dalam lingkup pendidikan menengah kejuruan, pengertian kurikulum berbasisi
kompetensi dapat di uraikan sebagai berikut :

a. Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan pendidikan dan pelatihan yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di tempat kerja.

b. Substansi kompetensi memuat pernyataan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan


sikap (attitude).

c. Isi atau materi kurikulum yang dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi
diorganisasi dengan sistem modular (satuan utuh), ditata secara sekuensial dan sistemik.

d. Ada koreksi langsung antara penjenjangan jabatan pekerjaan di dunia kerja dengan
pentahapan pencapaian kompetensi di SMK.

1. 4. Pendekatan kurikulum berbasisi Luas dan mendasar (broad–based curriculum)

Kurikulum berbasis luas dan mendasar adalah rancangan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep, prinsip dan keilmuan
yang melandasi suatu bidang keahlian. Dengan demikian peserta didik tidak hanya memahami
dan menguasai “apa” (know what) dan “bagaimana” (know how) suatu pekerjaan dilakukan,
tetapi harus sampai kepada pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” (know why)
dilakukan.

Oleh karena itu, pengembangan kurikulum tidak hanya diarahkan agar peserta didik dapat
beradaptasi dan mengalihkan/transfer kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
lain yang dimiliki ke dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

5. Pendekatan kurikulum berbasis produksi (production based curriculum)

Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan
proses produksi sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan terutama
untuk memperkenalkan peserta didik dengan iklim kerja yang nyata. Pelaksanaan pembelajaran
bisa dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:

 Di dunia industri, peserta didik mendapat pelatihan dan pengalaman nyata melalui
keterlibatan langsung dalam proses produksi sebagai media pendidikan.
 Di sekolah, peserta didik dilibatkan dalam proses produksi diunit produksi sekolah.

Di sekolah, peserta didik berpraktik diruang praktikum yang menerapkan mekanisme produksi,
sehingga tercipta suasana kerja seperti di industri. Pelatihan harus menghasilkan produksi yang
memenuhi standar industri dan layak jual.

D. Mekanisme Penyusunan KTSP SMK )1

1. Tim penyusun

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK terdiri atas:


a. Kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota;

b. Guru;

c. Konselor;

d. Komite sekolah (sebagai wadah keterlibatan pihak du/di, asosiasi, dunia kerja, dan anggota
institusi pasangan lainnya);

e. Nara sumber.

1. Dinas Pendidikan bertindak sebagai koordinator dan supervisor.

Guru, konselor, komite sekolah (khususnya DU/DI, Asosiasi, Dunia Kerja, dan anggota Institusi
Pasangan lainnya) dan nara sumber bertindak sebagai anggota tim penyusun KTSP.

1. 2. Kegiatan

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok
sekolah yang diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu sebelum tahun pembelajaran baru.

Alur kegiatan penyusunan KTSP SMK digambarkan sebagai berikut.

SWOT Analisis
ANALISIS KONTEKS
Visi, Misi dan Tujuan
Identifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
PENYUSUNAN KTSP
Review dan Validasi KTSP (3)
Penyiapan dan Penyusunan Draf KTSP (2)
Pembentukan Tim Penyusun

(1)
Finalisasi (5)
Revisi (4)

Kegiatan analisis konteks mencakup:

 Analisis potensi serta kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah, meliputi: peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, serta kompetensi keahlian
yang ada di sekolah.
 Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, antara
lain: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia
usaha/industri, dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
 Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dan panduan
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Dalam gambar alur di atas ditunjukkan bahwa inti kegiatan penyusunan KTSP adalah:
1. Penyiapan dan penyusunan draf;
2. Review, validasi dan revisi;
3. Finalisasi.

Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan dapat diatur dan diselenggarakan oleh tim
penyusun.

1. 3. Pemberlakuan

Dokumen KTSP SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan
dari komite sekolah dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi.

1. E. Sinkronisasi Kurikulum dalam Pengembangan Kurikulum SMK

1. Pengertian

“Sinkronisasi” berasal dari kata “sinkron”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia )3 diartikan
sebagai “serentak”, terjadi atau berlaku pada waktu yang sama. Sinkronisasi berarti perihal
menyinkronkan, penyerentakan, dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Dijelaskan lebih
operasional dalam Synchronized methods )4 bahwa sinkronisasi adalah proses (kegiatan)
pengaturan jalannya beberapa proses pada saat yang bersamaan.

Dari pengertian sinkronisasi di atas dapat dirumuskan pengertian sinkronisasi dalam konteks
pengembangan kurikulum, bahwa “sinkronisasi kurikulum” berarti kegiatan pengaturan jalannya
proses pembelajaran di sekolah dan proses kerja di institusi pasangan/pengguna lululusan yang
dikondisikan secara bersamaan. Jalannya proses pembelajaran di SMK yang diatur dalam
kurikulum harus secara serentak mengikuti jalannya proses kerja di institusi pasangan/pengguna
lululusan. Sinkronisasi kurikulum akan berjalan dengan baik apabila dilakukan secara terencana,
terprogram, dan berkesinambungan.

Dalam konteks pengembangan kurikulum SMK, sinkronisasi kurikulum SMK merupakan suatu
kegiatan bersama antara penyusun/pengembang kurikulum dengan dunia usaha / dunia industry /
dunia kerja (du/di/dk) sebagai pengguna lululusan atau institusi pasangan. Dalam hal ini yang
berlaku sebagai penyusun/pengembang kurikulum adalah sekolah atau kelompok sekolah dengan
kompetensi keahlian yang sama. Sedangkan pihak pengguna lulusan/institusi pasangan atau
du/di/dk bertindak sebagai pengkaji tingkat relevansi ruang lingkup kompetensi yang
dirumuskan oleh sekolah/kelompok sekolah dengan ruang lingkup kompetensi yang dibutuhkan
oleh pihak du/di atau dunia kerja. Dari hasil kegiatan sinkronisasi kurikulum ini diharapkan
memperoleh hasil kurikulum yang memilki relevansi tinggi dengan kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan oleh pengguna lululusan atau institusi pasangan.

1. 2. Tujuan

Tujuan utama sinkronisasi kurikulum SMK adalah meningkatkan relevansi pencapaian


kompetensi-kompetensi oleh siswa di sekolah dengan kompetensi-kompetensi yang diperlukan
di institusi pasangan atau pengguna lulusan.

Dengan melakukan sinkronisasi kurikulum secara terencana, terprogram, dan berkelanjutan,


SMK akan selalu menghasilkan lulusan yang link and match (memilki keterkaitan dan
kesepadanan) dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi di lingkungan kerja.
1. 3. Format kegiatan sinkronisasi kurikulum SMK

Mekanisme penyusunan kurikulum SMK memberikan ruang kepada pengembang kurikulum


sekolah untuk melakukan sinkronisasi kurikulum. Ruang itu justeru berada pada inti kegiatan
penyusunan kurikulum, yaitu bersamaan dengan kegiatan review, validasi, dan revisi (lihat
gambar alur kegitan penyusunan KTSP di atas). Kurikulum yang sudah dirancang terlebih
dahulu oleh sekolah ditinjau ulang (review), dikaji relevansinya (validasi), dan diperbaiki hal-hal
yang belum sinkron (revisi) oleh kedua belah pihak (sekolah dan du/di/dk).

Agar kegiatan siskronisasi kurikulum dapat berjalan efektif dan efisien maka ruang lingkup
kegiatannya haruslah diberi batasan. Sebab disadari, bahwa baik pihak du/di/dk maupun pihak
sekolah, tidak bisa terlalu berlama-lama duduk besama dalam pengkajian bahan kurikulum ini,
sehubungan kedua belah pihak masing-masing punya keterbatasan waktu. Oleh karena itu dapat
disarankan di sini bahwa ruang lingkup kegiatan sinkronisasi kurikulum dibatasi hanya pada
kegiatan pengkajian silabus.

Silabus merupakan intinya kurikulum, di dalamnya sudah terkandung standar kompetensi,


kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat. Jadi mengkaji silabus dapat dianggap mengkaji substansi
kompetensi-kompetensi yang terdapat dalam kurikulum rancangan sekolah. Hasil pengkajian
silabus ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi dari pihak du/di/dk kepada pihak sekolah
tentang apa-apa yang harus ditambah, dikurang, atau dipertahankan dari materi silabus yang
telah sibuat. Rekomendasi ini kemudian digunakan oleh pihak sekolah untuk menyempurnakan
silabus.

1. 4. Langkah-langkah kegiatan

Kegiatan sinkronisasi kurikulum, merupakan bagian dari kegiatan pengembangan kurikulum


SMK. Oleh karena itu langkah-langkah kegiatannya pun harus merupakan satu alur dengan
kegiatan pengembangan kurikulum SMK. Di bawah ini akan diuraikan saran langkah-langkah
kegiatan sinkronisasi kurikulum untuk lebih disempurnakan dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di sekolah. Garis besar langkah-langkah kegiatan sinkronisasi kurikulum yang dimaksud
adalah sebagai berikut (lihat gambar):

1. Sekolah menyiapkan draf kurikulum terutama Dokumen II (silabus). Dokumen II ini sudah
merupakan hasil review dalam kegiatan pengembangan kurikulum di sekolah yang biasa
dilakukan sebelum awal tahun pelajaran.

2. Institusi pasangan/pengguna lulusan menyiapkan dokumen Standard Kompetensi Kerja


Nasional Indonesia (SKKNI) dan/atau standard kompetensi kerja yang berlaku di institusi itu.

3. Dalam suatu kegiatan rapat kerja atau workshop atau loka karya, pihak sekolah bertemu
dengan pihak pengguna lulusan untuk mengkaji bersama dokumen II yang telah dirancang
sekolah dan dokumen standard kompetensi kerja. Pengkajian dilakukan secara komprehensif
pada seluruh item yang ada pada silabus, dari mulai standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat pembelajaran.

4. Hasil pengkajian bersama terhadap dokumen silabus dan dokumen standar kompetensi kerja,
harus melahirkan rekomendasi untuk revisi silabus.
5. Revisi silabus cukup dilakukan oleh pihak sekolah berdasarkan rekomendasi-rekomendasi
yang diberikan oleh institusi pasangan.

Langkah-langkah teknis yang lebih rinci tentu tidak dapat dibahas dalam tulisan singkat ini, dan
ini hanya sebagai saran saja. Oleh karena itu sangat diperlukan inisiatif dan kreativitas dari pihak
sekolah dan pihak institusi pasangan dalam menentukan langkah-langkah yang dipandang lebih
efektif.

1. F. Kesimpulan

Dalam era otonomi pendidikan sekarang ini, sekolah diberi kewenangan untuk menyusun dan
mengembangkan sendiri kurikulumnya. Dengan demikian para guru, kepala sekolah, dan pihak
manajemen sekolah dapat lebih meningkatkan kreativitasnya dalam perencanaan dan
penyelenggaraan program-program pendidikan. Sangat memungkinkan juga bagi setiap sekolah,
khususnya SMK, untuk melakukan sinkronisasi kurikulum, karena mekanisme penyusunan
kurikulum yang diatur dalam panduan penyusunan KTSP SMK memberikan ruang kepada
pengembang kurikulum sekolah untuk melakukan hal itu.

Sinkronisasi kurikulum SMK merupakan suatu kegiatan bersama antara


penyusun/pengembang kurikulum dengan pengguna lululusan/institusi pasangan. Pihak sekolah
berlaku sebagai penyusun/pengembang kurikulum, sedangkan pihak pengguna lulusan/institusi
pasangan bertindak sebagai pengkaji tingkat relevansi kurikulum yang dirumuskan oleh sekolah
dengan ruang lingkup kompetensi yang dibutuhkan oleh pihak du/di/dk.

Agar kegiatan siskronisasi kurikulum dapat berjalan efektif dan efisien maka ruang lingkup
kegiatannya dibatasi hanya pada kegiatan pengkajian silabus, karena di dalam silabus sudah
terkandung gambaran ruang lingkup kompetensi yang dirancang sekolah. Hasil pengkajian
silabus ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi dari pihak pengguna lulusan/institusi
pasangan untuk penyempurnaan kurikulum SMK. Dari kegiatan sinkronisasi kurikulum ini
diharapkan memperoleh hasil kurikulum yang memilki relevansi tinggi dengan kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan oleh pengguna lulusan/institusi pasangan. (Sukabumi, 08/07/
2010)

Tercapainya SMK N 4 Jakarta yang telah menjadi TUK dibawah naungan LSP P3 dan kerja
sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri mengantarkan dan mengharuskan SMK N 4
Jakarta memiliki Kurikulum yang Sinkron dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri .

Hari ini Sabtu tanggal 23 September 2017 dilaksanakan Workshop dalam rangka Sinkronisasi
Kurikulum Kompetensi keahlian dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri dan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) bidang terkait ,

Workshop ini bertujuan untuk mensinkronkan / menyesuaikan KI dan KD kompetensi Keahlian


di matchingkan /disinkronkan dengan KKNI yang kemudian di integrasi dengan Unit
Kompetensi Skema – Skema sertifikasi baik Klaster mapun Okupasi oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi sesuai dengan Kompetsni Keahlian pada Bidang masing-masing.

Kegiatan ini dihadiri Oleh 11 Nara sumber ( 6 Nara sumber dari LSP dan 5 Nara sumber dari
DU-DI) dengan peserta Guru ,kepala Kompetensi Keahlian dan Ketua TUK serta Ketua LSP P1.

Nara Sumber dari LSP diantaranya : LSP Logam dan Mesin Indonesia (Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan), LSP Teknik Listrik (Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik) ,
LSP Stickom CKI (Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan), LSP LAS
(Kompetensi Keahlian Teknik Pengelasan), LSP Teknik Otomotif Indonesia (Kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif) , LSP Elektronika Indonesia ( Kompetensi
Keahlian Teknik Elektronika, Teknik Audio Video, Teknik Mekatronika).

Sedangkan Nara Sumber dari DU-Di diantaranya : GAMMA (Gabungan Industri Pekerjaan
Logam dan Mesin Indonesia), PT. Nusa Kirana, ASKOMELIN (Asosiasi kontrkator mekanikel
dan listrik Industri),PT. TOA GALVA Industry. Asosiasi Bengkel Otomotif Body Repair.

Kegiatan Sinkronisasi Kurikulum menghasilkan Kurikulum SMK N 4 Jakarta yang tervalidasi


oleh DU-DI dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP P3). Dengan sudah tersinkronnya KI-KD
kompetensi keahlian kurikulum SMK N 4 Jakarta ini menjadikan arah dan tujuan serta pola
pembelajaran di SMK N 4 Jakarta kan menjadi jelas nyata dan terfokus.

Dan Semoga menjadikan Siswa ataupun Lulusan SMK N 4 Jakarta memiliki kompetensi yang
terintegrated dengan DU-DI sesuai bidang Okupasi nya. (Lunarco Dcaprio)

Anda mungkin juga menyukai