Anda di halaman 1dari 8

ADMINISTRASI DAN MENEJEMEN SEKOLAH

MENEJEMEN KURIKULUM

DISUSUN OLEH:
NAMA: PUTRI NADIA LAUTETU
NIM: 202138110
KELAS: A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS PATTIMURA
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menejemen kurikulum adalah pengaturan yang tersistematis mengenai pengelolaan
kurikulum dalam mencapai tujuan kurikulum.
Dalam menjalankan menejemen kurikulum diperlukan keterlibatan masyarakat dengan
maksud agar mampu membantu impelemntasi kurikulum, dapat dilihat bahwa sekolah
harus mampu mandiri dalam menyiasati kebutuhan kurikulum, mengatur, mengendalikan
dan melaporkan hasil telaah kurikulum kepada bebagai pihak seperti pemerintah dan
masyarakat.
Menejemen kurikulum bertujuan untuk mengefektifkan kegiatan disekolah, serta
sebagai parameter untuk mencapai tujuan pembelajaran serta meningkatkan kemampuan
guru dalam menyusun strategi pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
Ada beberapa masalaah yang harus diselesaikan:
1. Kapan Penerapan kurikulum tersebut?
2. Bagaimana Struktur kurikulum tersebut?
3. Impelemntasikan keunggulan dan kelemahan kurikulum tersebut?

C. TUJUAN/ MANFAAT
Mengetahui kapan penerapan kurikulum
Mengetahui struktur kurikulum
Mengetahui keunggulan dan kelemahan kurikulum
BAB II PEMBAHASAN

Kurikuluum KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar
kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP).

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
 Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
 Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
 KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik
daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
 Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan,
dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota dan departemen agama yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang


efektif, produktif dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum,
yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam
rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan
pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana,
sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap
terhadap kebutuhan setempat.

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah
dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukan
sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan
kualitas, efisien dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi
pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan dan kebutuhan masing-masing.
Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah
untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-
kelompok terkait dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya
kurikulum.

Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam menetapkan
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk
mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi
sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan
pemerintah. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta
Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan
berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan
perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga
pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang
menetapkan kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang
berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah dengan
berbagai implikasinya terhadap program- program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan
sekolah.

diterapknnya Kurikulum KTSP


Kurikulum itu diterapkan sejak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No
10 tahun 2003.
Meski kurikulum itu hampir sama dengan KBK 2004, tetapi prinsip penyusunannya
menggunakan konsep desentralisasi pada sistem pendidikan. Pemerintah hanya menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, lalu guru diminta mengembangkan silabus dan
penilaian sesuai kondisi sekolah dan peserta didik di daerah masing-masing.

Struktur Kurikulum KTSP

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidkan pasal 6 ayat
menyatakan bahwa struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
 Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
 Kelompok mata pelajaran Kewarnegaraan dan kepribadian
 Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 Kelompok mata pelajaran estetika
 Kelompok mata pelajaran asmani, olahraga, dan kesehatan

dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan
dijelaskan pula bahwa :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/ Paket A
dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian,
ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A,
dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan agama, Ahlak mulia, Kewarganegaraan,
bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A
dilaksanakan melalui muatan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/ kejuruan, dan muatan local yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan local yang
relevan.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesempatan pada SD/MI/SDLB/Paket A
dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
SILABUS

Standar Kompetensi indikator Materi Standar Standar


kompetensi dasar standar proses penilaian
(KBM)

Guru mata pelajaran

……………………

Keunggulan dan Kekurangan KTSP


Keunggulan KTSP

1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.


2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
3. KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan
mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang
lebih 20%.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

Kekurangan Pada saat penerapan KTSP

1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik konsepnya,
penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru.
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetansi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pengambangan KTSP deserahkan kepada para pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah,
komite sekolah, dan dewan sekolah)untuk mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan
(pengetahuan, keterampilan dan sikap) pada setiap satuan pendidikan di sekolah dan daerah
masing-masing.
KTSP merupakan batu loncatan kemajuan pendidikan. Dengan kebijakan baru mi,
sekolah hisa membuat silabus, kurikulum. dan indikator—indikatornya sendiri. Mesti
menentukan silahusnya sendiri namun standar kompetensi dan isinya harus sesuai dengan yang
telab ditetapkan pemerintah.
KTSP merupakan pengembangan dan penyempurnaan dan kurikulum sebelumnya yaitu
kurikWum 2004 (KBK), yang dikembangkan oleb satuan pendidikan berdasarkan standar isi
(SI), dan standar Kompetensi Lululsan (SKL) yang terdapat pada KBK.
KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan, desentralisasi di bidang
pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta
didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan yang akan dating dengan
mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional, dan tuntutan global dengan semangat
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

B. Saran
Penerapari KTSP dalam aktivitas KBM, diperlukan latihan-latihan, bimbingan dan
pengembangan kurikulum sekolah. Jika tidak. malah akan merugikan sekolah. yang perlu
dipahami. selama mi guru tidak disiapkan untuk menjadi pengembang kurikulum. Karenanya
penting sekali diberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Tanpa bimbingan akan muncul musibah,
yakni sekolah pada tataran menengah atau pas-pasan. Jangan sampai sekolah menjadi katak
dalam tempurung.
Impelementasi KTSP membutuhkan penciptaan iklim pendidikan yang memungkinkan
tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru. Diharapkan guru dapat melakukan
inovasi-inovasi kreaitif dalam bentuk penelitian tindakan terhadap berbagai teknik atau model
pengelolaan pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang kompoten. Untuk menjamin
mutu KTSP, perlu adanya strategi operasional penjaminan mutu KTSP. Di masa mendatang
perlu diadakan audit mutu ke sekolah-sekolah pasca diterapkannya KTSP.
Dalam menentukan arah pendidikannya, sekolah perlu melakukan kajian-kajian dan
penyempurnaan sesuai dengan antisipasi berbagai perkembangan dan perubahan.diharapkan
sekolah dan komite sekolah atau forum orang tua murid mampu mengembangkan KTSP
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan yang disusun sendiri
berdasarkan kebutuhan sekolah dan murid.

Anda mungkin juga menyukai