BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang
tertuang dalam undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional dan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan.
Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada
peratuan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006
tentang standar kompetensi.
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional
nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksananaan peraturan menteri pendidikan nasional nomoor 22
tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh bandan
standar nasional pendidikan ( BSNP)
2. rumusan masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas selanjutnya, antara
lain :
a. Apa penjelasan tentang KTSP?
b. Apa penjelasan tentang SILABUS?
c. Bagaimana pelaksanaan pengembangan KTSP?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.
Departeman pendidikan nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah
telah melaksanakan KTSP.
Terkait dengan penyusunan KTSP, BSNP telah membuat panduan penyusunan KTSP. Panduan
ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalm penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingka satuan pendidikan yang bersangkutan.
Penyusunan KTSP yang dipercayakan ppada setiap tingkat satuan pendidikan hamper senada
dengan prinsip implementasi KBK (kurikulum 2004) yang disebut pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan
sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip pengelolaan KBS mengacu pada “ kesatuan pada
kebijaksanaan “ ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang
“sama” dikeluarkan oleh departemen pendidikan nasional. Sedangkan “keberagaman dalam
pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah
masing-masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
Dengan adanya pengelolaan KBS,banyak pihak/instansi yang akan berperanan dan bertanggung
jawab dalm melkasanakannya, yaitu sekolah, kepala sekolah, guru, dinas pendidikan kabupaten
atau kota, dinas pendidikan propinsi dan depdiknas. Pada KTSP, kewenangan tingakt satuan
pendidikan ( sekolah ) untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar.
BAB III
Silabus: Landasan, prinsip, komponen, dan pengembangan
A. Pengertian Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau
materi pelajaran”(Salim,1987:98). Istilah silabus di gunakan untukmmenyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu di pelajari
siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Seperti kita ketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu
ditentukan standar kompetensi yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang ingin di capai, materi yang harus di pelajari, pengalaman belajar yang harus di lakukan, dan
sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian standar kompetensi. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan:
Apa yang akan di ajarkan (Standar kompetensi, Kompetensi dasar, dan materi pembelajaran)?
Bagaimana kita mengerjakannya (Pengalaman belajar, metode, media)?
Bagaimana cara mengetahui pencapaiannya (evaluasi atau sistem penilaian)?
Berdasarkan gambaran tersebut dapat dinyatakan bahwa silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar kadalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, Alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam
implementasinya, silabus di jabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan,
dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru. Selain itu, silabus harus dikaji dan di
kembangkan secara berkelanjutan dengan memerhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar,
evaluasi proses (Pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.
Pasal 17
(2) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, dibawa supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, dan MAK.
Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurng-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar, dan penikaian hasil belajar.
Dengan demikian yang mengembangkan atau menyusun silabus adalah:
a) Guru kelas/mata pelajaran,
b) Kelompok guru kelas/mata pelajaran,
c) Kelompok kerja guru (PKG/MGMP), atau
d) Dinas pendidikan.
Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru kelas/mata pelajaran, kelompok guru
kelas/mata pelajaran, atau kelompok kerja guru (PKG/MGMP)pada tingkat satuan pendidikan
untuk satu sekolah atau kelompok sekolahdengan tetap memerhatikan karakteristik mesing-
masing sekolah.
2) Mekanisme Penyusunan.
Pada mekanisme penyusunan, yang perlu diperhatikan adala pembentukan tim penyususn dan
perencanaan kegiatan.
a. Tim Penyususn
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangakan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekola/madrasah di bawa koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan
dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas guru,
konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan narasumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua
merangkap anggota, dan supervisi oleh dinas kabupaten/Kota dan provinsi yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
b. Kegiatan
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah
dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselengggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun
pelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi
penyiapan dan penyususnan draf, review dan revisi, serta finalisasi. Langkah yang lebih rinci
dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.
3) Pemberlakuan
Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku
oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan.
Dokument kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku
oleh kepala madrasah serta di ketahui oleh komite madrasah dan oleh departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku
oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas provinsi yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
Ketiga tahapan pelaksanaan tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut:
H. Komponen silabus
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan silabus (sebagaimana diuraikan dalam butir E),
Format silabus paling tidak memuat sembilan komponen, yaitu:
1. Komponen Identifikasi
2. Komponen Standar Kompetensi
3. Kompetensi Dasar
4. Komponen Materi Pokok
5. Komponen Pengalaman Belajar
6. Komponen Indikator
7. Komponen Jenis Penilaian
8. Komponen Alokasi Waktu
9. Komponen Sumber Belajar
I. Format silabus
Berdasarkan komponen tersebut, hasil pengembangan silabus dapat dikemas ke dalam bentuk
format. Salah satunya adalah sebagai berikut:
Nama Sekolah : ……………………………………………………………………………….
Mata Pelajaran : ……………………………………………………………………………….
Kelas/Semester : ……………………………………………………………………………….