Anda di halaman 1dari 9

Makalah KTSP

Posted: May 20, 2010 in Uncategorized


0

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang
tertuang dalam undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional dan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan.
Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada
peratuan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006
tentang standar kompetensi.
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional
nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksananaan peraturan menteri pendidikan nasional nomoor 22
tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh bandan
standar nasional pendidikan ( BSNP)
2. rumusan masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas selanjutnya, antara
lain :
a. Apa penjelasan tentang KTSP?
b. Apa penjelasan tentang SILABUS?
c. Bagaimana pelaksanaan pengembangan KTSP?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.
Departeman pendidikan nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah
telah melaksanakan KTSP.
Terkait dengan penyusunan KTSP, BSNP telah membuat panduan penyusunan KTSP. Panduan
ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalm penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingka satuan pendidikan yang bersangkutan.
Penyusunan KTSP yang dipercayakan ppada setiap tingkat satuan pendidikan hamper senada
dengan prinsip implementasi KBK (kurikulum 2004) yang disebut pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan
sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip pengelolaan KBS mengacu pada “ kesatuan pada
kebijaksanaan “ ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang
“sama” dikeluarkan oleh departemen pendidikan nasional. Sedangkan “keberagaman dalam
pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah
masing-masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
Dengan adanya pengelolaan KBS,banyak pihak/instansi yang akan berperanan dan bertanggung
jawab dalm melkasanakannya, yaitu sekolah, kepala sekolah, guru, dinas pendidikan kabupaten
atau kota, dinas pendidikan propinsi dan depdiknas. Pada KTSP, kewenangan tingakt satuan
pendidikan ( sekolah ) untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar.

2. Prinsip dan Acuan Pengembangan KTSP


KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik di
lngkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap pekembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Selain itu KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasioanal sebagai berikut:
• Peningkatan iman dan takwa dan akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
• Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik pesrta didik secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

• Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.


Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan,tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan.Oleh karena itu,kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.

• Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.


Pengembangan kurikulum harus memerhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan
nasional.
• Tuntutan dunia kerja.
Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja.
• Perkembangan ilmu pengetahuan,Teknologi dan Seni.
Kurikulum harus di kembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni.
• Agama
Kurikulum harus di kembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat
beragama,serta memerhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah.
• Dinamika perkembangan global.
Kurikulum harus di kembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat
hidup berdampingan dengan bangsa lain.
• Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam NKRI.
• Kondisi sosila budaya masyarakat setempat.
Kurikulum harus di kembangkan dengan memrhatikan karakteristik sosila budaya masyarakat
setmepat dan munjang kelestarian keragaman budaya.
• Kesetaraan gender.
Kurikulum harus di arahkan kepada pendidikan yang berkeadialan dan mendorong tumbuh
kembangnya kesetaraan gender.

• Karakteristik suatu pendidikan.


Kurikulum harus di kembangkan sesuai dengan visi,misi,tujuan,kondisi,dan cirri khas suatu
pendidikan.
3. Komponen KTSP
• Komponen 1 : Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
Rumusan tujauan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan
berikut :
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,kepribadian,akhlak
mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan,pengetahuan,kepribadian,akhlak muilia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lajut.
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan,pengetahuan,kepribadian,akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
• Komponen 2 : Stuktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Stuktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
tertuang dalam standar isi,yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Kelompok mata pelajaran estetika.
e. Kelompok mata pelajaran jasmani,olah raga,dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan pembelajaran
sebagaimana diuraikan dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
7.
Muatan kurikulum tingkatan satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan
dan kedalamanya merupakan beban balajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.Di
samping itu,materi muatan local dan kegian pengembangan diri termasuk dalam isi kurikulum.
• Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera
pada struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi.
• Muatan local
Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang di
sesuaikan dengan cirri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah,yang materinya
tidak dapata di kelompokan kedalam mata pelajaran yang ada.Substansi muatan local ditentukan
oleh satuan pendidikan.
• Kegiatan pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus di asuh oleh
guru.Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,minat,setiap peserta
didiksesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau di bimbing
oleh konselor,guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembanga
karier peserta didik.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama di tujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan
khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan
kebutuhan khusus peserta didik
• Pengaturan beban belajar
a. Beban belajar dalam system paket di gunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB, baik kategori standard maupun mandiri
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standard
b. Beban belajar dalam system kredit semester (SKS) dapat di gunakan oleh SMP/MTs/SMPLB
kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standard
c. Beban belajar dalam system kredit semester (SKS)digunakan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada system paket di alokasikan sebagaimana
tertera dalam structure kurikulum. Satuan pendidikan di mungkinkan menambah maksimum 4
jam pelajaran/minggu secara keseluruhan.pemanfaatan jam pelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
e. Alokasi waktu untuk penugasan terstructure dan kegiatan mandiri tidak berstructure dalam
system paket untuk SD/MI/SDLB 0% – 40%, SMP/MTS/SMPLB 0% – 50% dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% – 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi.
f. Alokasi waktu untuk praktik untuk 2 jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan 1 jam tatap
muka. 4 jam praktik di luar sekolah setara dengan 1 jam tatap muka
• Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan
Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan mengacu pada standar penilaian yang di kembangkan
BSNP.

• Pendidikan kecakapan hidup


1. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK dapat
memasukan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan /atau kecakapan vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat di peroleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi
• Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
1. kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukan pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.
2. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata
pelajaran
3. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperole peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain dan/atau non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
Komponen 3: Kelender pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender
pendidikan sebagai mana tercantum dalam standar isi
Komponen 4: Silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan
silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang akan di terapkan dalam kegiatan belajar mengajar(KBM) bagi siswanya .

BAB III
Silabus: Landasan, prinsip, komponen, dan pengembangan

A. Pengertian Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau
materi pelajaran”(Salim,1987:98). Istilah silabus di gunakan untukmmenyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu di pelajari
siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Seperti kita ketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu
ditentukan standar kompetensi yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang ingin di capai, materi yang harus di pelajari, pengalaman belajar yang harus di lakukan, dan
sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian standar kompetensi. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan:
 Apa yang akan di ajarkan (Standar kompetensi, Kompetensi dasar, dan materi pembelajaran)?
 Bagaimana kita mengerjakannya (Pengalaman belajar, metode, media)?
 Bagaimana cara mengetahui pencapaiannya (evaluasi atau sistem penilaian)?
Berdasarkan gambaran tersebut dapat dinyatakan bahwa silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar kadalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, Alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam
implementasinya, silabus di jabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan,
dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru. Selain itu, silabus harus dikaji dan di
kembangkan secara berkelanjutan dengan memerhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar,
evaluasi proses (Pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

Jika Demikian, apa manfaat pengembangan silabus?


Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti
pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan
sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunana rencana pembelajaran,
baik pencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu kompetensi dasar.
Silabuspun bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran, misalnya kegiatan pembelajaran secara klasikal kelompok kecil, atau
pembelajaran secara individu.

B. Landasan pengembangan silabus


Landasa pengembangan silabus adalah peraturan pemerintah republik indonesia no 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 17 ayat (2) dan pasal 20 yang berbunyi sebagai
berikut

Pasal 17
(2) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, dibawa supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, dan MAK.

Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurng-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar, dan penikaian hasil belajar.
Dengan demikian yang mengembangkan atau menyusun silabus adalah:
a) Guru kelas/mata pelajaran,
b) Kelompok guru kelas/mata pelajaran,
c) Kelompok kerja guru (PKG/MGMP), atau
d) Dinas pendidikan.
Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru kelas/mata pelajaran, kelompok guru
kelas/mata pelajaran, atau kelompok kerja guru (PKG/MGMP)pada tingkat satuan pendidikan
untuk satu sekolah atau kelompok sekolahdengan tetap memerhatikan karakteristik mesing-
masing sekolah.

C. Prinsip Pengembangan Silabus


Silabus merupakan sala satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan
garis-garis besar materi pembelajaran. Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus
antara lain:
1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Untuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, dalam
penyusunan silabus selayaknya di libatkan para pakar di bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran yang di sajikan dalam silbus sahih (valid).
2) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai atau
ada keterkaitan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual
peserta didik.
3) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajek, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan kontekstual


Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian
memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubaan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)
D. Pelaksanaan Pengembangan KTSP
Secara teknis, pelaksanaan KTSP dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu: Analisis konteks,
Mekanisme penyusunan, dan Pemberlakuan.
1) Analisis Konteks
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam analisis konteks adalah sebagai berikut.
– Menganalisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah: peserta didik, pendidik,
dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program yang ada di sekolah.
– Menganalisa peluang dan tantangan yang ada di masyarkat dan lingkungan sekitar : komite
sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja,
sumber daya alam dan sosial budaya
– Mengidentifikasi Standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2) Mekanisme Penyusunan.
Pada mekanisme penyusunan, yang perlu diperhatikan adala pembentukan tim penyususn dan
perencanaan kegiatan.

a. Tim Penyususn
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangakan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekola/madrasah di bawa koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan
dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas guru,
konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan narasumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua
merangkap anggota, dan supervisi oleh dinas kabupaten/Kota dan provinsi yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
b. Kegiatan
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah
dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselengggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun
pelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi
penyiapan dan penyususnan draf, review dan revisi, serta finalisasi. Langkah yang lebih rinci
dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.
3) Pemberlakuan
Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku
oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan.
Dokument kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku
oleh kepala madrasah serta di ketahui oleh komite madrasah dan oleh departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku
oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas provinsi yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
Ketiga tahapan pelaksanaan tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar tahapan pelaksanaan pengembangan silabus

E. Langkah-langkah teknis pengembangan silabus


Secara teknis, langkah-langkah pengembangan silabus mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi Materi Pokok
3. Mengembangkan Pengalaman Belajar
4. Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar
5. Penentuan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar

F. Pengalokasian unit waktu dalam silabus


Pengalokasian waktu dalam silabus mengikuti cara-cara berikut:
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
2. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang
tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.
G. Pengembangan silabus lanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.
Dalam rangka pengembangan lebih lanjut, silabus arus dikaji dan dikembangkan secara
berkelanjutan dan terus-menerus dengan memperhatikan masukan dari hasil evaluasi hasil
belajar, hasil evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil evaluasi rencana
pembelajaran. Oleh karena itu, tahapan pengembangan silabus diawali dari perencanaan,
pelaksanaan, perbaikan, pemantapan, sampai pada penilaian pelaksanaan.

H. Komponen silabus
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan silabus (sebagaimana diuraikan dalam butir E),
Format silabus paling tidak memuat sembilan komponen, yaitu:
1. Komponen Identifikasi
2. Komponen Standar Kompetensi
3. Kompetensi Dasar
4. Komponen Materi Pokok
5. Komponen Pengalaman Belajar
6. Komponen Indikator
7. Komponen Jenis Penilaian
8. Komponen Alokasi Waktu
9. Komponen Sumber Belajar

I. Format silabus
Berdasarkan komponen tersebut, hasil pengembangan silabus dapat dikemas ke dalam bentuk
format. Salah satunya adalah sebagai berikut:
Nama Sekolah : ……………………………………………………………………………….
Mata Pelajaran : ……………………………………………………………………………….
Kelas/Semester : ……………………………………………………………………………….

I. Standar Kompetensi : …………………………………………………………………….


II. Kompetensi Dasar : …………………………………………………………………….
III. Materi Pokok : …………………………………………………………………….
IV. Pengalaman Belajar : …………………………………………………………………….
V. Indikator : …………………………………………………………………….
VI. Penilaian : …………………………………………………………………….
VII. Alokasi Waktu : …………………………………………………………………….
VIII. Sumber/Bahan/Alat : ………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai