BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (BNSP:2006).
Pengembangan Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Isi dan standar Kelulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Selain itu
Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang menengah dengan
mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain itu, satuan pendidikan merupakan
pusat pengembangan budaya. Oleh karena itu, kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur ini
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan
yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung
jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya
sekolah.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik
untuk :
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
a. Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh
suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai
falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial dan
budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan
Struktur Kurikulum sekolah ini.
b. Landasan Yuridis
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3,
”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat
(2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya
oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah
koordinasi dan supervise dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat
(1), “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
peserta didik”.
4. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
5. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model
Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.
9. UU Sisdiknas dan Inpres No 1 tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter Budaya Bangsa
10. Panduan Penyususunan Kurikulum yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) Tahun 2006
Tujuan Pengembangan Kurikulum (TPK) SMK Darul Fattah Way Bungur adalah :
1. Untuk menjadi acuan dan pedoman bagi Sekolah (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) dalam
rangka penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang bermutu, terukur, berkesinambungan, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Untuk menjadi acuan dan pedoman bagi Stakeholders (pemangku kepentingan) dalam rangka ikut
serta memberikan partisipasi maupun pengendalian/control untuk terwujudnya satuan pendidikan
yang sehat, bermutu, dan memenuhi harapan masyarakat.
Pengembangan Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur berpedoman pada prinsip-prinsip berikut :
a. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, serta budaya dan karakter bangsa. Memiliki
posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur Tahun Pelajaran 2016/2017 juga disusun berdasarkan acuan
operasional penyusunan KTSP yaitu:
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum disusun agar sejauh mungkin semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik
yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan,
minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan
demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan
saling mengisi.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang
berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu
memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat
penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak
mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting dalam dinamika perkembangan global dimana pasar bebas sangat berpengaruh pada
semua aspek kehidupan semua bangsa. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang
menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka NKRI. Kurikulum harus dapat mendorong berkembangnya wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
Muatan kekhasan daerah harus dilakukan secara proporsional.
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan mendukung
upaya kesetaraan jender.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah menengah kejuruan sebagai bagian dari Pendidikan Menengah dalam Sistem Pendidikan
Nasional bertujuan :
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional.
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan
diri.
c. Menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri dan atau untuk mengisi
kebutuhan dunia kerja.
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif
e. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan labih lanjut sesuai
dengan kejuruanya.
2. Visi
SMK Darul Fattah mempunyai visi yang dapat diukur dan dicapai pada waktu yang akan datang
sebagai dasar dan acuan dalam pengembangan dan pengelolaan sekolah untuk mencapai cita-cita dan
tujuan sekolah, yaitu :
“SMK Darul Fattah sebagai sentral pendidikan berbasis pesantren yang berkualitas dalam
keilmuan, berahlak mulia, kompetitif berlandaskan Islam Ahlussunah Waljamaah Annahdhiyah”.
B. MISI
Sedangkan untuk mendukung dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan sekolah, SMK
Darul Fattah Way Bungur memiliki misi sebagai rencana tindakan yang akan diimplemantasikan
dalam pengembangan dan pengelolaan sekolah, yaitu :
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki keilmuan yang integral memberikan dasar-dasar Akhlaq
mulia terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta melakukan pembinaan
moral keagamaan
4. Memberikan konstribusi dan keteladanan dalam kehidupan masyarakat atas dasar nilai Islam
Ahlussunah Waljamaah Annahdhiyah
4. Tujuan Sekolah
A. Tujuan Sekolah
1. Mempersiapkan peserta didik yang produktif, mampu bekerja mandiri dan dapat di serap
oleh DU/DI sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
2. Memberikan pembekalan kepada siswa agar mampu berkreatifitas, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, mampu beradaptasi dilingkungan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional sesuai kompetensi yang dimilikinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan wawasan
entreupreneur agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan melalui penataran dan diklat
yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau lembaga lainnya.
5. Meningkatkan sarana dan sarana dalam memfasilitasi kelancaran pembelajaran yang baik
dan bermutu untuk menjadi sekolah yang unggul dan berkualitas yang bewawasan
lingkungan dan berkarakter.
7. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik tingkat lokal, regional maupun
nasional.
B. Sasaran sekolah
1. Siswa menjadi pelaku tani selama minimal 2 tahun
2. Rata - rata nilai ujian kompetensi untuk mata pelajaran Kelompok C lebih dari 7,8
3. Rata – rata nilai Ujian Nasional dari 4 Mata Pelajaran adalah :
C. Strategi
1. Melaksanakan KBM secara tertib dan nyaman melalui peningkatan tenaga pendidik yang
kompeten sesuai dengan bidangnya.
2. Mendayagunakan satuan prasarana secara optimal dan mengembangakan media pembelajaran
melaui teknologi.
3. Melaksanakan bimbingan belajar, remedial dan pengayaan untuk kelas X, XI, XII
4. Melaksanakan kegiatan 7 K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,
Kekeluargaan, Keramahtamahan).
5. Melaksanakan kegiatan yang didasari oleh 5 T ( Tertib Waktu, Tertib Administrasi, Tertib
Belajar, Tertib Mengajar, Tertib Lingkungan)
6. Meningkatkan kedisiplinan guru dan siswa.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
1. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan menengah yang tertuang dalam Standar Isi
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing seperti diungkapkan
di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) Pasal 7.
Kurikulum SMK Negeri 1 Way Bungur disusun dengan memperhatikan kelompok mata pelajaran
tersebut dengan cakupan sebagai berikut :
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama tiga tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Mata pelajaran beserta alokasi
waktu pada struktur kurikulum SMK tercantum pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum SMK (Generik)
Durasi Waktu
Komponen
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440 a)
5. Matematika
5.1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi
330 a)
Kerumahtanggaan
5.2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran,
403 a)
dan Akuntansi
5.3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan
516 a)
Pertanian
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6.1 IPA 192 a)
6.2 Fisika
6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian 192 a)
6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi 276 a)
6.3 Kimia
6.3.1 Kimia Kelompok Pertanian 192 a)
6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan 192 a)
6.4 Biologi
6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian 192 a)
Durasi Waktu
Komponen
(Jam)
6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan 192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
10. Kejuruan
10.1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202
10.2 Kewirausahaan 192
10.3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140
10.4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri d) (192)
Keterangan notasi:
a)
Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian.
Program keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b)
Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap
program keahlian.
c)
Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
d)
Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka. Dua jam
pembelajaran praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu jam
tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).
Berdasarkan acuan struktur kurikulum generik di atas disusun struktur kurikulum untuk masing-masing
satuan pendidikan sesuai dengan karakteristiknya.
Sedangkan Struktur Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur seperti yang tertera dibawah ini :
Muatan Kurikulum SMK meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal.
Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib pada Kurikulum SMK Negeri 1 Way Bungur terdiri atas
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan
Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Keterampilan/Kejuruan (terdiri atas
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dan Kewirausahaan). Mata pelajaran ini
bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran (dikelompokkan dalam Dasar
Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan) yang dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar lain yang berlaku di dunia kerja,
bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan
menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
3. Mengoprasikan alat dan Menjelaskan manual prosedur dari alat dan mesin
mesin produksi tanaman Menyiapkan alat dan mesin
Merawat alat dan mesin
B. KOMPETENSI KEJURUAN
c. Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta
ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal
adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan
lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir
kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang
dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja
sama. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses
pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan
harus mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan
lokal yang diselenggarakan.
Muatan Lokal yang diselenggarakan pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura di SMK Darul Fattah Way Bungur Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:
X XI XII
1 2 3 4 5 6
1 Perikanan 0 0 2 2 0 0
2 Budidaya Tanaman Obat 0 0 0 0 2 2
d. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dan
kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri di SMK Darul Fattah Way Bungur terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu
terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan Pelaksanaan
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMK Darul Fattah Way Bungur adalah sebagai
berikut:
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
A. Bimbingan Konseling (BK) � Kemandirian � Pembentukan
� Percaya diri karakter atau
Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur
19 Tahun Pelajaran 2019-2020
Program Keahlian : Agribisnis Tanaman Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai
pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.
Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya
dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum, silabus dan RPP yang sudah ada. Indikator nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2) indikator
untuk mata pelajaran.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru dan
personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai
lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan
kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata
pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran
tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa
bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas
dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke
perilaku yang lebih kompleks.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar aktif
dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di
kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di
sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran,
dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya
sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui
kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa
cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada indikator
pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik
melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika
melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan
tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan
yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu
karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
1. Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1.mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2.mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-
nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3.menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa;
4.mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan kebangsaan; dan
5.mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur,
penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan (dignity).
7. Mandiri Sikap dan prilaku yang Menciptakan situasi sekolah Menciptakan suasana
tidak mudah tergantung yang membangun kelas yang
pada orang lain dalam kemandirian peserta didik. memberikan
menyelesaikan tugas- kesempatan kepada
tugas. peserta didik untuk
bekerja mandiri.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, Melibatkan warga sekolah Mengambil
dan bertindak yang dalam setiap pengambilan keputusan kelas
menilai sama hak dan keputusan. secara bersama
kewajiban dirinya dan Menciptakan suasana melalui
orang lain. sekolah yang menerima musyawarah dan
perbedaan. mufakat.
Pemilihan kepengurusan Pemilihan
OSIS secara terbuka. kepengurusan
kelas secara
terbuka.
Seluruh produk
kebijakan melalui
musyawarah dan
mufakat.
Mengimplementasi
kan model-model
pembelajaran yang
dialogis dan
interaktif.
9. Rasa Ingin Sikap dan tindakan Menyediakan media Menciptakan
Tahu yang selalu berupaya komunikasi atau informasi suasana kelas yang
SMK Darul Fattah Way Bungur menggunakan sistem paket yang dialokasikan dalam kurikulum
sebagai berikut :
a. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
b. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan
kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 43 jam/minggu.
c. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun
pelajaran.
d. Alokasi waktu untuk penugasan terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan dikelas adalah
maksimal 60 % dari waktu kegiatan tatap muka.
e. Alokasi waktu untuk praktik adalah 2 jam praktik disekolah setara dengan 1 jam tatap muka, 4
jam praktik diluar sekolah setara dengan 1 jam tatap muka
f. Alokasi waktu untuk pengembangan diri disesuaikan dengan jenis kegiatannya
g. Penugasan terstruktur di antaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan
kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari
tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta
didik maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
h. Panduan kegiatan pembelajaran ;
g. Ketuntasan Belajar
1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui
metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui
professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik
dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode
kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yang ditentukan;
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan
intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari
indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah
mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD
tersebut;
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang
terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;
6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik
Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester
(UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan/ menampilkan
pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan
pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal.
Aspek yang
Kriteria dan Skala Penilaian
dianalisis
Ketuntasan belajar tiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari
suatu kompetensi dasar berkisar anatara 0 – 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%.
SMK Negeri 1 Way Bungur secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan
hasil analisis yang berbeda. Oleh karena itu, maka ditetapkan KKM sebagai berikut :
SMK Darul Fattah Way Bungur ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada
perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta
didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang
sudah mencapai KKM diperbolehkan mengikuti remedial atau langsung mengikuti kegiatan
pengayaan.
2. Program Pengayaan
Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur
29 Tahun Pelajaran 2019-2020
Program Keahlian : Agribisnis Tanaman Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
1) Pedoman Penilaian
Kejuruan :
NUHP ---- Nilai Uji Praktik (80%) + Nilai Tugas Praktik (20%) diberi bobot = 80
NUHT ---- Nilai Ulangan Teori diberi bobot = 20
NUHA------ UHP + UHT
Dengan demikian, untuk memperoleh nilai hasit belajar (Nilai LHB) setiap mata pelajaran dapat
dirumuskan:
Keterangan :
Nitai LHB : Nilai Laporan Hasil Belajar (Rapor) per Mata Pelajaran
NH : Nilai Harian (60%)
NTS : Nilai Ulangan Tengah Semester (20%)
NAS : Nilai Ulangan Akhir Semester, Nilai Ulangan Kenaikan Kelas
(20%)
x, y, z : Pembobotan masing-masing nilai
NILAI HARIAN
Nama Peserta
Rata2 NAS/ Nilai
No Didik KD1 KD2 KD3 KD4 KD5 NTS
(NH) NKK LHB
Keterangan :
KD : Kompetensi Dasar
NH : Nilai Ulangan Harian
NTS : Nilai Ulangan Tengah Semester
NAS/NKK : Nilai Ulangan Akhie Semester/ Nilai Kenaikan Kelas
LHB : Laporan Hasil belajar
2) Mekanisme Penilaian
a. Mekanisme
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa
tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan menengah dilaksanakan
oleh pendidik/guru mata pelajaran yang bersangkutan.
3) Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
4) Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan
aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan.
5) Penilaian akhir hasil belajar oleh sekolah untuk mata pelajaran kelompok
mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan ditentukan melalui rapat pleno guru berdasarkan hasil penilaian oleh
guru yang bersangkutan.
6) Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat pleno guru berdasarkan hasil
penilaian oleh guru yang bersangkutan dengan mempertimbangkan hasil ujian
sekolah.
7) Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah-langkah :
a) menyusun kisi-kisi ujian,
b) mengembangkan instrumen,
c) melaksanakan ujian, mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
sekolah, dan
d) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
8) Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan
informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
9) Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab
sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan
nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah
bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari
pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
10) Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran
yang relevan.
11) Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan
yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah.
12) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remedi.
13) Hasil penilaian oleh pendidik disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian
kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
14) Kegiatan penilaian melalui UN dengan mengikuti langkah-langkah yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS) UN.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan
kriteria penilaian pada awal semester.
2) Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai
pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3) Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik
penilaian yang dipilih.
4) Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
5) Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan
belajar peserta didik.
6) Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar
yang mendidik.
7) Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik
disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9) Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil
penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi
untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan
kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.
c. Kriteria Penilaian
Siswa dinyatakan naik dari tingkat X ke tingkat XI, dan dari tingkat XI ke tingkat XII, apabila
memenuhi kreteria sebagai berikut :
1. Semua Kompetensi Dasar (KD) dan Sub Kompetensi (SK) setiap mata pelajaran (yang
diprogram selama 1 tahun) telah memenuhi ketuntasan belajar (100 % tuntas)
2. Nilai KD dan SK mata pelajaran normatif, adaptif dan mulok > 70
(Nilai Akhir Semester atau nilai raport untuk mapel Normatif, adaptif dan mulok adalah
nilai rata-rata komulatif dari nilai Kompetensi Dasar, Sub Kompetensi dan Nilai Indikator)
3. Nilai KD dan SK mata pelajaran produktif > 75
(Nilai Akhir Semester atau nilai raport untuk mapel produktif, setiap kompetensi
dituangkan berdiri sendiri, mengacu pada SKL/Silabus program studi keahlian dan tidak
dirata-rata)
4. Memperoleh predikat Baik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
5. Jika KD dan SK yang belum mencapai ketuntasan > 3 mata pelajaran (syarat nomor 2 dan
3), maka siswa dinyatakan tidak layak naik kelas dan harus mengulang di kelas yang sama.
6. Kepribadian minimal Cukup
7. Kehadiran siswa minimal 90 % pada satu tahun berjalan
8. Kegiatan pengembangan diri minimal Cukup
4) Kriteria Kelulusan
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Kalender Pendidikan SMK Darul Fattah Way
Bungur disusun berdasarkan kalender nasional yang disesuaikan dengan Program sekolah.
BAB V
PENUTUP
Dokumen Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura ini merupakan revisi dari dokumen Kurikulum sebelumnya. Prinsip pengembangan kurikulum
mengacu pada BSNP . Revisi dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kondisi terkini SMK Darul
Fattah Way Bungur yang meliputi : sarana dan prasarana, sumber daya tenaga terdidik, siswa dan
lingkungan. Dokumen Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur Program Keahlian Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikutura akan terus dikembangkan seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan
percepatan pembangunan yang diarahkan pada terciptanya mutu pendidikan
Saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak adalah faktor pendukung demi perbaikan mutu
pendidikan di SMK Darul Fattah Way Bungur
Akhirnya dengan ucapan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan terima kasih serta penghargaan yang
sedalam-dalamnya kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikanya dokumen
Kurikulum SMK Darul Fattah Way Bungur Program Keahlian Agribisnis produksi tanaman Kompetensi
Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura ini.