Anda di halaman 1dari 10

1

MAKALAH KOLOKIUM
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2019

Performa Ayam Broiler yang Diberi Tepung Ampas


Judul :
Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L) dalam Pakan
Nama / NIM : Rudi Igustan / A.1510518
Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Hanafi Nur MSi
Dosen Pembimbing II : Dr.Ir. Ristika Handarini, M.P.
Dosen Kolokium :
Hari / Tanggal : Selasa, 3 Desember 2019
Waktu : 10.00 – selesai
Tempat : Ruang Kuliah Fakultas Pertanian
2

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan protein hewani sangat berperan penting dalam menyehatkan dan
mencerdaskan anak bangsa. Peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan protein hewani.
Ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk menghasilkan
daging dan meningkatkan konsumsi protein bagi masyarakat. Ayam broiler tumbuh
dengan cepat dan dapat dipanen dalam waktu yang singkat. Keunggulan genetik
yang dimiliki ayam broiler dan pemberian pakan yang baik mampu menampilkan
performa produksi yang maksimal. Selain faktor genetik dan pakan, lingkungan
kandang mempunyai peran yang besar dalam menentukan performa broiler dan
keuntungan yang diperoleh peternak.
Usaha peternakan saat ini tidak hanya berkembang di pedesaan saja namun
juga telah merambah ke daerah kota besar. Manajemen pemeliharaan di kota
seharusnya berbeda dengan di pedesaan, karena faktor polusi udaranya yang pada
akhirnya mampu mengganggu kesehatan ternak. Polusi yang dimaksud bisa berasal
dari asap rokok, asap kendaraan, obat, makanan, bahan aditif, sinar ultraviolet dari
matahari maupun radiasi yang merupakan sumber dari radikal bebas. Radikal bebas
merupakan suatu atom, molekul atau senyawa yang didalamnya mengandung satu
atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif, yang berasal
dari dalam tubuh ataupun lingkungan (Andayani 2008).
Dalam usaha peternakan unggas biaya untuk pakan mencapai 65 – 70% dari
total biaya produksi dan dari biaya tersebut 70% untuk biaya kebutuhan energi
(Zuprizal 2006), Pakan digunakan untuk memenuhi hidup pokok pada ternak,
pertumbuhan dan produksi. Pakan ternak yang cenderung memiliki harga yang
meningkat akan tetapi produksi bersifat Fluktuatif sehingga peternak berupaya
untuk mengurangi biaya pakan, selain itu pakan ayam pedaging pada umumnya
menggunakan antibiotik.
Penggunaan antibiotik sebagai bahan additive dalam pakan ternak ditakutkan
menghasilkan residu pada ayam pedaging. Apabila daging ayam dikonsumsi, akan
menimbulkan resistensi dalam tubuh manusia. Berdasarkan kondisi ini maka
diperlukan feed additive yang alami, salah satunya adalah pemberian buah
mengkudu atau pace. Tanaman mengkudu tumbuh dengan mudah di daerah tropis
seperti Indonesia dan Malaysia (Heyne 1987).
Mengkudu salah satu tanaman obat yang cukup potensial untuk
dikembangkan karena mengandung beberapa zat yang berguna antara lain: alkaloid,
antrakinon, flavonoid, tanin dan saponin sehingga dapat mengobati penyakit yang
disebabkan oleh cacing (Sjamsuhidayat dan Hutapea 1991; Wijayakusuma et al
1996; Murdiati et al 2000).
Ampas mengkudu yang merupakan limbah dari perasan sari mengkudu masih
mengandung senyawa bioaktif antara lain polifenol dan saponin (Purwadaria et al
2001), sehingga penggunaannya dalam ransum broiler diharapkan dapat
memperbaiki nilai konversi ransum. Pada penelitian ini dipelajari manfaat ampas
mengkudu sebagai imbuhan pakan pada ayam broiler.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini berutjuan untuk menguji pengaruh pemberian tepung ampas
buah mengkudu terhadap performa ayam broiler.
3

1.3 Hipotesis
Ampas mengkudu mengandung senyawa bioaktif folipenol dan saponin yang
berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat meningkatkan performa ayam broiler.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelituan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
performa ayam broiler yang diberikan ampas tepung buah mengkudu.

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggulan hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam
memproduksi daging (Santoso dan Sudaryani 2011). Ayam broiler memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan ayam broiler adalah daging empuk, ukuran
badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup
tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot
badan sangat cepat sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemeliharaan
secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit, sulit
beradaptasi, dan sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan. Pemeliharaan
ayam meliputi banyak faktor seperti persiapan kandang, kedatangan DOC, pakan
dan air minum, temperatur, sistem alas lantai.
Tujuan pemeliharaan ayam broiler adalah untuk memproduksi daging.
Beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler yakni
sifat dan kualitas daging baik (meatness), laju pertumbuhan dan bobot badan (rate
of gain) tinggi, warna kulit kuning, warna bulu putih, konversi pakan rendah, bebas
dari sifat kanibalisme, sehat dan kuat, kaki tidak mudah bengkok, tidak
tempramental dan cenderung malas dengan gerakan lamban, daya hidup tinggi
(95%) tetapi tingkat kematian rendah, dan kemampuan membentuk karkas tinggi.
Karakteristik ayam tipe broiler bersifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan
ayam cepat, bulu merapat ke tubuh ternak, kulit ayam putih, dan produksi telur
rendah (Suprijatna et al 2008).

2.2 Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler


Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dicerna atau dimakan dan diserap
untuk memenuhi kebutuhan nutrien sehingga proses metabolis dalam tubuh dapat
berjalan dengan optimal. Tubuh ternak terdiri atas zat-zat gizi sehingga ternak
memerlukan zat gizi dari luar yang dapat dipakai oleh ternak untuk produksi dan
petumbuhan. Zat dalam pakan dan terdiri atas komposisi zat kimia yang berguna
untuk menunjang kehidupan suatu organisme disebut zat gizi atau nutrien
(Prawirokusumo 1993).
Kandungan nutrien masing-masing bahan penyusun pakan perlu diketahui
sehingga kebutuhan nutrien untuk setiap periode pemeliharaan dapat tercapai.
Penyusunan ransum ayam broiler memerlukan informasi mengenai kandungan
nutrien dari bahan-bahan penyusun sehingga dapat mencukupi kebutuhan nutrien
dalam jumlah dan persentase yang diinginkan (Amrullah 2004).
4

Tabel 1. Kebutuhan gizi ayam broiler


Gizi Starter (0-3 minggu) Finisher (3-6 minggu)
Kadar Air (%) 10,00 – 14,00 10,00 – 14,00
Protein (%) 19,00 – 23,00 18,00 – 20,00
Energi (Kkal EM/kg) 2900 – 3200 2900 – 3200
Lisin (%) 1,10 0,90 – 1,00
Metionin (%) 0,40 – 0,50 0,30 – 0,38
Metionin + Sistin (%) 0,60 – 0,90 0,50 – 0,72
Ca (%) 0,90 – 1,20 0,90 – 1,20
P tersedia (%) 0,40 – 0,45 0,35 – 0,40
P total (perkiraan, %) 0,60 – 1,00 0,60 – 1,00
Sumber : aNRC (1994), bSNI (2008)

2.3 Klasifikasi Mengkudu (Morinda citrifolia L)


Tanaman mengkudu adalah salah satu tanaman yang sudah dimanfaatkan
sebagai tanaman obat di berbagai Negara. Mengkudu telah diketahui dapat
mengobati berbagai macam penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kejang, obat
menstruasi, artistis, kurang nafsu makan, artheroskleorosis, gangguan saluran
darah, dan untuk meredakan rasa sakit (Djauhariya 2003).
Klasifikasi tanaman mengkudu menurut Djauhariya (2003) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
Menurut Waha (2009), buah mengkudu mengandung berbagai macam zat
antara lain :
a. Senyawa-senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isomeric yang juga
terdapat dalam lemak/minyak esensial (essencial oils), yaitu sejenis lemak yang
sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpenoid membantu tubuh dalam proses sintesa
organic dan pemulihan sel-sel tubuh.
b. Antraquinon
Zat antraquninon terbukti sebagai zat antibakteri. Menurut Waha (2009) zat
antraquninon dapat mengontrol dua golongan bakteri yang mematikan
(pantogen) yaitu Salmonela dan Shigella.
c. Scopoletin
Zat ini mempunyai khasiat pengobatan, yaitu berfungsi memperlebar
pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah.
Selain itu scopoletin terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri dan dapat
membunuh jamur Phytinum sp.
d. Alkaloid
5

Salah satu alkaloid penting dalam tanaman mengkudu adalh xeronine.


Xeronine berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein
di dalam sel. Xeronine juga berperan dalam mengatur bentuk dan kekerasan
(rigiditas) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel, sehingga
menghindari petumbuhan yang tidak normal dari sel, seperti sel kanker. Selain itu
buah mengkudu juga mengandung bahan-bahan pembentuk xeronine yang disebut
proxeronine dalam jumlah besar. Konsumsi proxenine dari buah mengkudu akan
meningkatkan kadar xeronine dalam tubuh.
e. Tanin
Tanin merupakan senyawa antinutrisi yang berperan menurunkan kualitas
bahan dengan cara membentuk ikatan kompleks dengan protein. Keberadaan
sejumlah gugus fungsional pada tanin menyebabkan terjadinya pengendapan
protein ( Makkar 2003).

2.4 Performa Ayam Broiler


2.4.1 Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan (feed intake) merupakan jumlah pakan yang dihabiskan oleh
ayam atau unggas pada periode waktu tertentu, misalnya konsumsi pakan setiap
hari dihitung dengan satuan gram/ekor/hari (Yuwanta 2004). Konsumsi pakan akan
bertambah setiap minggu sesuai dengan pertambahan bobot badan. Konsumsi
pakan akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan bobot akhir karena pembentukan
bobot, bentuk dan komposisi tubuh. Kandungan energi metabolis dalam pakan akan
berpengaruh terhadap konsumsi pakan oleh ayam broiler. Faktor yang
mempengaruhi konsumsi pakan antara lain umur, nutrien ransum, kesehatan, bobot
badan, suhu dan kelembaban serta kecepatan pertumbuhan ternak (Wahju 2004).
Menurut penelitian Fenita (2012) konsumsi pakan normal dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 2 konsumsi pakan ayam broiler.
Waktu Konsumsi pakan(gram/ekor)
Minggu 1 171,75
Minggu 2 236,50
Minggu 3 405,50
Minggu 4 538,03
Sumber : Fenita 2012.
2.4.2 Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan merupakan gambaran dari pertumbuhan daging,
tulang dan lemak yang dapat dihitung dengan mengurangkan bobot akhir dengan
bobot awal dan dipengaruhi oleh konsumsi pakan, tipe unggas, jenis kelamin, suhu
lingkungan dan nutrien yang ada dalam pakan (Saleh et al 2005). Protein
merupakan nutrien yang penting bagi pertumbuhan karena merupakan komponen
terbesar dari penyusun urat daging, alat-alat tubuh, tulang rawan, dan jaringan ikat.
Kandungan nutrien lainnya juga perlu diperhatikan dalam menyusun pakan.
Imbangan yang baik antara protein, mineral, vitamin dan energi akan mendukung
pertumbuhan sehingga pertambahan bobot badan menjadi optimal (Herdiana et al
2014). Menurut Fenita (2012) pertambahan bobot badan ayam broiler dijelaskan
pada tabel 3.
6

Tabel 3 pertambahan bobot badan ayam broiler.


Waktu Pertambahan bobot badan (gram)
Minggu 1 129,15
Minggu 2 180,60
Minggu 3 280,50
Minggu 4 305,25
Sumber : Fenita 2012.
2.4.3 Konversi Pakan
Nilai konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik,
tipe pakan yang digunakan, feed additive yang digunakan dalam pakan, manajemen
pemeliharaan, dan suhu lingkungan (James 2004). Jumlah pakan yang digunakan
mempengaruhi perhitungan konversi ransum atau Feed Converstion Ratio (FCR).
FCR merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan
pertumbuhan berat badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti jumlah ransum
yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit (Edjeng
dan Kartasudjana 2006). Semakin tinggi konversi ransum berarti semakin boros
ransum yang digunakan (Fadilah et al 2007). Lacy dan Vest (2000) menyatakan
bahwa faktor utama yang mempengaruhi konversi pakan adalah genetik, ventilasi,
sanitasi, kulitas pakan, jenis pakan, penggunaan zat aditif, kualitas air, penyakit dan
pengobatan serta manajemen pemeliharaan, selain itu meliputi faktor penerangan,
pemberian pakan, dan faktor sosial. Menurut Fenita (2012) konversi ransum ayam
broiler dijelaskan pada tabel 4.
Tabel 4 konversi ransum ayam broiler.
Waktu Konversi ransum
Minggu 1 1,32
Minggu 2 1,31
Minggu 3 1,44
Minggu 4 1,76
Sumber : Fenita 2012.

III MATERI DAN METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, bertempat di kandang Unggas
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor, Jalan Tol
Ciawi No. 1 Bogor. Jawa Barat.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 100 ekor Ayam Broiler
yang dipelihara mulai dari DOC (Days Old Chick) dengan masa adaptasi selama
seminggu. Ayam Broiler yang digunakan berasal dari Sukabumi. Pakan komersil
yang digunakan mengandung protein sbesar 23 %
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini 20 unit kandang Litter dari bahan
kayu dan bambu dengan ukuran 100 x 100 x 70. Masing – masing unit kandang
dilengkapi tempat pakan, tempat minum dan lampu pijar 100 watt. Alat pembuatan
tepung ampas mengkudu (glender, saringan, nampan, dan terpal), timbangan digital
7

(1000 gram dan 10,000 gram), peralatan untuk pemeliharan (sapu lidi, ember, gelas
ukur, alat tulis dan wantex).
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang
terdiri atas 4 perlakuan 5 ulangan. Setiap unit kandang berisi 5 ekor ternak ayam
broiler, sehingga jumlah ayam broiler yang digunakan sebanyak 100 ekor.
Layout pengacakan unit kandang penelitian.
R1U1 R4U1 R3U1 R3U5 R0U3
R0U2 R1U5 R0U4 R1U2 R1U3
R4U3 R3U4 R3U3 R4U2 R4U3
R0U5 R4U5 R3U2 R0U1 R1U4

Menurut Sastrosupadi (2000) model matematika rancangan acak lengkap


sebagai berikut :

Yij = µ+Ti + ɛij


Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-ipada ulangan ke-j.
µ = Nilai tengah umum.
Ti = Pengaruh frekuensi pemberian minum ke-i.
ɛij = Pengaruh galat percobaan pada frekuensi pemberian minum ke-i
pada ulangan ke-j.

Perlakuan yang diberikan selama penelitian yaitu:


R0 = pakan komesrsil + tepung ampas buah mengkudu 0%
R1 = pakan komesrsil + tepung ampas buah mengkudu 2,5%
R2 = pakan komesrsil + tepung ampas buah mengkudu 5%
R3 = pakan komesrsil + tepung ampas buah mengkudu 7,5%

3.4 Peubah Penelitian


Peubah penelitian yaitu performan yang terdiri atas: konsumsi ransum,
pertambahan bobot badan, konversi ransum dan konsumsi air minum.
1. Konsumsi Ransum (g/ekor/hari). Ransum yang dikonsumsi ditimbang setiap
minggu dan dapat dihitung dengan rumus:
Konsumsi Ransum = Σ Ransum yang diberikan – sisa ransum yang tersisa.
2. Pertambahan Bobot Badan (g/minggu)
Pertambahan bobot badan ayam broiler dihasilkan dari penimbangan ayam
broiler setiap minggu selama penelitian.
Pertambahan Bobot Badan = Bobot akhir – Bobot awal (gram)
3. Konversi Ransum
Konversi ransum perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan
pertambahan bobot badan dalam jangka seminggu sekali selama waktu
penelitian.
Konversi Ransum = Ransum yang dikonsumsi
Pertambahan bobot badan
8

3.5 Prosedur penelitian


1. Persiapan kandang
Pembuatan sekat kandang litter dilakukan 2 minggu sebelum ternak datang.
Bahan kandang dari kayu dan bambu dengan ukuran masing-masing kandang 100
x 100 x 70 cm sebanyak 20 buah. Dinding kandang mempunyai celah antar bambu
sekitar 2 cm. Setiap kandang dilengkapi tempat pakan dan air minum serta lampu
100 watt.
2. Persiapan DOC
Day old Chick sebanyak 100 ekor, dipelihara selama 28 hari dengan diberi
pakan komersil (ransum basal) ad libitum dengan kandungan protein 23%. Ayam
dimasukkan dalam masing-masing kandang (5 ekor ayam/kandang) secara acak.
Masa adaptasi dilakukan selama seminggu.
3. Pembuatan Ampas Mengkudu
 Ampas buah mengkudu diambil dari perusahaan pembuat sari buah
mengkudu kemudian di timbang
 Dikeringkan menggunakan alas terpal dan mengandalkan panas matahari
selama 2 - 3 hari
 Ampas mengkudu yang telah dikeringkan kemudian di gelinder sampai
menjadi tepung
 Kemudian ditimbang ampas buah mengkudu yang sudah jadi dan siap
digunakan
4. Perlakuan dan pemeliharaan
Pemberian ampas mengkudu sesuai perlakuan saat ayam berumur 14 hari
sampai ayam umur 25 hari.
Pemeliharaan rutin dilakukan pembersihan kandang setiap pagi dengan cara
mebersihkan tempat pakan, tempat minum, dan mengganti sekam lantai kandang
menyesuaikan dengan tingkat kelembaban.
5. Pengambilan data performa
Pengambilan data konsumsi pakan dilakukan setiap minggu dengan
menghitung sisa pakan dan menimbang pakan yang akan diberikan, Pengambilan
data bobot badan dilakukan dengan cara menimbang ayam setiap 1 minggu sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Bogor : Lembaga Satu Gunung Budi.
Andayani, R. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar fenolat total dan
likopen pada buah tomat (Solanum Lycopersicum L). J. Sains dan Teknologi
Farmasi 13: 17.
Djauhariya, Enddjo. 2003. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) tanaman Obat
Potensial. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Pengembangan
Teknologi TRO 15(1).
Edjeng S. Kartasudjana, R. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Fadillah, R. Polana A, Alam S, Parwanto E. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
9

Fenita, Y. 2012. Pengaruh pemberian tepung buah megkudu (morinda citrifolia L)


dalam ransum terhdap performa ayam broiler. Jurusan Peternakan,
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Herdiana, R. M., Y. M. R. Dewanti dan Sudiyono. 2014. Pengaruh Penggunaan
Ampas Kecap dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan
Harian,Konversi Pakan, Rasio Efisiensi Protein, dan Produksi Karkas Itik
Lokal Jantan Umur 8 Minggu. Bul. Peternakan. 38: 157—162.
Heyne, K. 1987. tumbuhan berguna indonesia. terjemahan badan litbang
kehutanan. jakarta. jilid 2. yayasan sarana wana jaya. jakarta.
James, R.G. 2004. Modern livestock and Poultry Production. 7th Edition. Thomson
Delmar Learning Inc., FFA Activities, London.
Lacy, M. and Vest, L.R.. 2000. Improving Feed Convertion in Broiler: A Guide
for Growers. Springer Science and Business Media Inc, New York.
Murdiati, TB, Adiwinata G, Hildasari D. 2000. Penelusuran senyawa aktif dari
buah mengkudu (Morinda citrifolia) dengan aktivitas antelmintik terhadap
Haemonchus contortus. JITV 5: 255-259.
National Research Council (NRC). 1994. Nutrient Requirement Of Poultry,
9thRevised Edition. National Academy Press, Washington DC.
Prawirokusumo, S. 1993. Ilmu Gizi Komparatif. Yogyakarta: BPFE.
Purwadaria, T., M.H. Togatorop, A.P. Sinurat, J. Rosida, S. Sitompul, H. Hamid
dan T. Pasaribu. 2001. identifikasi zat aktif beberapa tanaman (lidah buaya,
nimba dan mengkudu) yang potensial. laporan balitnak, bogor. hlm. 88-89.
Saleh, E., Rifai, J. dan Sari, E. 2005. Pengaruh pemberian tepung enceng gondok
(Eichornia grassipes) dan paku air (Azolla pinnata) fermentasi terhadap
performans ayam broiler. Jurnal Agribisnis Peternakan, 2008;1 (3): 87-92.
Santoso, H., dan Sudaryani. 2011. Pembesaran Ayam Pedaging Hari per Hari di
Kandang Panggung Terbuka. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.Buku.
Kanisius. Malang. 267 P.
SNI (Standar Nasional Indonesia). 2008. Kumpulan SNI Bidang Pakan. Direktorat
Budidaya Ternak Non Ruminansia, Direktorat Jenderal Peternakan,
Departemen Pertanian, Jakarta.
Suprijatna, E., Atmomarsono U. Dan Kartasudjana R. 2008. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea, I.R.1991. inventarisasi tanaman obat indonesia.
jilid 1. Balitbang Kesehatan RI, Jakarta. hlm. 390-399.
Wahju. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
Wijayakusuma, H., Dalimartha S. Dan Wirian, A.S. 1996. tanaman berkhasiat obat
di indonesia. jilid iv. pustaka kartini. jakarta. hlm. 109-112.
Yuwanta, 2004. Teknik Modren Beternak Ayam. Yasaguna, Jakarta
10

Zuprizal. 2006. Nutrisi Unggas. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas
Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai