Anda di halaman 1dari 9

Makalah Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum

Mengandung Ekstrak Kulit Jengkol

Disusun Oleh : Dimas Bimantoro


200311006

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2022
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Meningkatnya kebutuhan pangan sumber protein hewani mendorong minat untuk membangun
usaha ternak ayam broiler. Keuntungan akan diperoleh dengan maksimal ketika kita bisa
menemukan formulasi pakan yang tepat, baik secara harga dan juga secara kandungan didalamnya.
Ayam pedaging adalah salah satu peluang bisnis paling menjanjikan yang dapat dipilih oleh
peternak dan pengusaha. Permintaan ayam broiler terus meningkat seiring dengan kegemaran
masyarakat terhadap berbagai olahan pakan ayam sehingga permintaan secara umum stabil.
Kehadiran olahan ayam pendamping di atas meja makan dengan intensitas yang cukup sering
membuat hampir semua orang familiar dengan keberadaan olahan ayam pendamping.
Sepertinya hampir semua orang sudah tidak asing lagi dengan kehadiran olahan ayam di atas
meja makan sebagai menu yang paling umum.Bagian ayam yang sering kita makan adalah stik
drum, dada, sayap, hati, dan jeroan ayam itik. Bagian body terdiri dari berbagai bagian yang
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Namun perlu diketahui berpengaruh terhadap performan, salah satunya adalah ketersediaan
pakan. harus sangat diperhatikan terutama dalam hal efisiensi penggunaan pakan. Berbagai cara
telah diteliti dan dilaksanakan untuk menjadikan pakan dapat imbuhan pakan, misalnya berupa
antibiotik, yang mampu mengontrol dan mempengaruhi timbulnya resisten pada ternak terhadap
mikroorganisme tertentu dan adanya residu pada produk hasil ternak yang bersifat toksik bahkan
mampu menimbulkan penyakit kanker bagi solusi untuk dapat dikembangkan sehingga tercipta
produk hasil ternak yang aman dikonsumsi.
Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa simplisia dan ekstrak kulit jengkol (EKJ)
memiliki bahan aktif berupa alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, glikosida, dan
steroid/triterpenoid yang dapat digunakan sebagi antibiotik herbal. Dilihat dari potensi
produksinya, kulit jengkol cukup banyak tersedia di Indonesia, yaitu mencapai 62.475 ton pada
tahun 2009 (SNI, 2010), dan kulit jengkol memiliki proporsi 60%. Ayam broiler merupakan
ternak yang cukup responsif dalam menanggapi berbagai perlakuan, serta memiliki pertumbuhan
yang cepat. Oleh sebab itu, ayam broiler dipilih sebagai objek penelitian. Berdasarkan uraian di
atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan ekstrak kulit
jengkol dalam ransum terhadap performan ayam broiler. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh dan mendapatkan tingkat penggunaan ekstrak kulit jengkol dalam ransum
terhadap performan (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum) ayam
broiler. Mekanisme perbaikan penyerapan beberapa zat makanan merupakan pengaruh positif
diberikannya antibiotik pada ternak. Hal ini dapat terjadi melalui pengaruh penipisan dinding
saluran pencernaan dari ternak yang diberi antibiotik. Mikroorganisme yang menyebabkan
menebalnya dinding saluran pencernaan, ditekan pertumbuhannya dengan penggunaan antibiotik
(Parakkasi, 1990)
BAB 2

RUMUSAN MASALAH

2.2 Rumusan masalah

A. Apa saja kandungan didalam jengkol ?


B. Apakah kandungan jengkol berpengaruh pada bobot badan ayam ?
C. bagaimana mengelola jengkol menjadi pakan?

2.3 Tujuan pembuatan makalah


a. Untuk memberikan informasi tentang jengkol sebagai pakan ayam
b. Untuk mengetahui resiko jengkol sebagai pakan ayam
c. Untuk mendapatkan antibiotic yang mudah dan murah
d. Memberikan pemahaman lebih kepada mahasiswa
2.4 Manfaat pembuatan makalah
Apabila tujuan dari pembuatan makalah tentang penulisan karya ilmiah ini tercapai, maka
manfaat dari makalah ini adalah dapat memperluas wawasan dalam bidang ilmu peternakan
dan menjadikan jengkol sebagai pakan penambah bobot badan yang alami dan efektif untuk
ayam boiler.
BAB 3

PEMBAHASAN
3.1 pengertian

a. Ayam ras pedaging unggul disebut ayam broiler. Ayam broiler merupakan salah satu jenis
ayam yang dipelihara dengan tujuan Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging yang
dipelihara sampai Ayam broiler dimanfaatkan dagingnya sebagai sumber protein hewani.
adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki panen
yang relatif singkat maka jenis ayam ini mempersyaratkan pertumbuhan bulu yang
disenangi, biasanya warna putih (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Tujuan pemeliharaan
ayam broiler adalah untuk memproduksi daging.
Beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler yakni of gain)
tinggi, warna kulit kuning, warna bulu putih, konversi pakan rendah, ayam cepat, bulu
merapat ke tubuh ternak, kulit ayam putih, dan produksi telur
b. Tanaman jengkol (Pithecollobium jiringa) dikenal masyarakat luas sebagai salah
satu tanaman dengan buah yang berbau unik. wisata kuliner nusantara, dipastikan tidak ada
yang tidak menggenal buah jengkol. Karena jengkol ini sering dijadikan sebagai masakan
khas yang unik sehingga banyak Tumbuhan ini memiliki nama latin Pithecellobium jiringa
dengan nama sinonimnya yaitu Archindendron jiringa, Pithecellobium lobatum Benth. ,
dan Tumbuhan ini memiliki akar tunggang, buahnya berwarna coklat kotor, batang tegak,
Bunga majemuk, berbentuk tandan, terletak di ujung batang, dan ketiak daun, berwarna
ungu.Buah berbentuk bulat pipih, berwarna coklat Biji berbentuk bulat pipih, berkeping
dua, dan berwarna putih
Bahan-bahan alami yang berpotensi sebagai antibiotik herbal adalah ekstrak kulit
jengkol. Kulit jengkol mengandung asam fenolat yang merupakan golongan senyawa
polifenol yang bersifat anti bakteri (Rahayu dan Pukan, 1998). Berdasarkan hasil
pemeriksaan skrining fitokimia, simplisia dan ekstrak kulit buah jengkol kaya akan
senyawa kimia golongan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida dan
steroid/triterpenoid (Nurussakinah, 2010).
c. Istilah ransum digunakan untuk menyebutkan campuran dari beberapa jenis bahan pakan,
baik nabati maupun hewani yang disusun sedemikian rupa, sehingga kandungan zat
makanan yang ada dalam ransum tersebut dapat memenuhi kebutuhan zat makanan untuk
hidup pokok maupun untuk produksi. Ransum komplit adalah ransum yang sudah lengkap
kandungan zat makanannya yang dibutuhkan oleh ternak unggas, sedangkan konsentrat
perlu tambahan bahan pakan (jagung, dedak, dan lainlainnya) dengan perbandingan
tertentu, sehingga kebutuhan zat makanan terpenuhi oleh unggas.
3.2 metode penelitian

Materi dan Metode Percobaan dilakukan selama 35 hari dengan menggunakan 100 ekor ayam
umur satu hari (DOC) strain Cobb tanpa pemisahan jenis kelamin dengan rataan berat badan 36,42
g dan koefisien variasi 6,85%. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu ransum tanpa EKJ
(R0), ransum dengan penambahan 0,01% EKJ (R1), ransum dengan penambahan 0,02% EKJ (R2),
dan ransum dengan penambahan 0,03% EKJ (R3). Setiap perlakuan diulang 5 kali. Peubah yang
diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Susunan dan
komposisi nutrien ransum penelitian

.
3.3 hasil dan pembahasan

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan penggunaan EKJ (EKJ) dalam ransum tidak memberikan
pengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum broiler. Hal ini menegaskan bahwa tanin yang
terkandung dalam ektrak kulit jengkol adalah condensed tannin,yang sulit untuk larut dalam
saluran pencernaan ayam maka rasa sepat dari larutan tanin tidak keluar dan akhirnya tidak
menurunkan palatabilitas ransum sehingga konsumsi ransum seluruh perlakuan masih dalam batas
normal dan memberikan pengaruh yang sama terhadap jumlah konsumsi ransum. Kelarutan
hydrolizable tannin lebih tinggi daripada condensed tannin sehingga hydrolizable tannin lebih
mudah terhidrolisis dari pada condensed tannin yang menyebabkan penurunan konsumsi pakan
karena rasa sepat bagi ternak (Widodo, 2005). Rendahnya kadar ekstrak yang diberikan dalam
percobaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Unggas khususnya ayam, mampu
mentoleransi ransum yang mengandung tannin sebesar 0,33% (Widodo, 2005). Hasil analisis sidik
ragam terhadap pertambahan berat badan ayam broiler menunjukkan penggunaan EKJ dalam
ransum memberikan pengaruh nyata (P0,05) terhadap pertambahan bobot badan broiler. Tingkat
penambahan ekstrak 0,02% merupakan persentase terbaik untuk menghasilkan pertambahan bobot
badan yang paling tinggi. Tingkat penambahan EKJ 0,02%, kadar taninnya dalam ransum tidak
memberikan pengaruh yang membahayakan terhadap pertumbuhan (Widodo, 2005).
Terkandungnya steroid/triterpenoid dalam EKJ juga merupakan stimulan pertumbuhan pada ayam
broiler yang diberi ransum perlakuan dengan dosis yang tepat guna. Minyak atsiri dapat membantu
pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi sehingga keluar getah lambung yang
mengandung enzim seperti pepsin, trypsin, lypase, dan amylase yang disekresikan ke dalam
lambung dan usus sehingga dapat meningkatkan metabolisme zatzat makanan (Guenther, 1997).
Print to PDF without this message by purchasin
BAB 4

KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan EKJ
(Phitecellobium jiringa (Jack) Prain) dalam ransum broiler memberikan pengaruh terhadap
pertambahan bobot badan ayam broiler. Tingkat penggunaan EKJ sebesar 0,02% dalam ransum
menghasilkan pertambahan bobot badan ayam broiler yang optimal, namun tidak memberikan
pengaruh terhadap konsumsi dan konversi ransum

4.2 daftar pustaka

Bintang, I.A.K, A.P. Sinurat dan T. Purwadarja. 2007. Penambahan Ampas Mengkudu sebagai
Senyawa Bioaktif terhadap Performans Ayam Broiler. Balai Penelitian Ternak. Bogor
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmokope Indonesia. Edisi V. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Guenther. E. 1997. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh S.Ketaren. Universitas Indonesia. Jakarta.
Hileman, B and E. N. Washington. 1999. Debate Over Health Hazard of Putting Antibiotics in
Animal Feed Heats Up in the USA. Chemical and Engineering News, Washington.
Ritonga, H. l992b. Bakteri sebagai pemacu pertumbuhan. Poultry Indonesia no. 14/April l992, Hal
: 11-13
Sand, D. C. and L. Hankin. l976. Fortification of foods by fermentation with lysineexreting
mutants of Lactobacilli. J. Agric. Food Chem. 24 : 1104-1106
Santoso, U. 2005. Pengaruh pemberian ekstrak daun katuk dalam ransum terhadap produksi, kadar
nitrogen dan fosfor, dan jumlah koloni mikrobia pada feses ayam petelur. Jurnal Pengembangan
Peternakan Tropis Vol. 30 (4) : 237- 241
Schute, J. B., and J. De Jong . 1996. Effect of a dietary protease enzyme preparation (vegpro)
supplementation on broiler chick performance. In Lyons, T. P. and K. A. Jacques. Biotechnology
in the feed Industry. Proc. Alltech’s Twelfth Annual Symposium. 233-240.
Scott, M. L., M. C. Neisheim and R. J. Young. l982. Nutrition of The Chickens. 2nd Ed. Publishing
by : M. L. Scott and Assoc. Ithaca, New York.
Subandi, M. Syam dan A. Sudjono. 1988. Jagung. Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor

https://chickin.id/blog/analisa-usaha-ternak-ayam-broiler-1000-ekor-menguntungkan/
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/120/5/118700001_file5.pdf

Anda mungkin juga menyukai