FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan broiler di Indonesia menjadi salah satu usaha yang cukup besar dan menempati posisi teratas pada ungags yang ketersediaanya cukup banyak. Pada tahun 2013 populasi broiler mencapai 1.255.288.000 ekor (BPS, 2013). Ayam pedaging merupakan salah satu komoditas peternakan yang dapat dijadikan pangan untuk pemenuhan protein hewani, mengingat ayam broiler dapat menghasilkan daging dalam waktu yang relative singkat, daging digemari masyarakat dan harga relative terjangkau (Fadilah, 2005). Peternakan merupakan sektor penyumbang terbesar dalam penyediaan kebutuhan pangan khususnya kebutuhan protein hewani. Kebutuhan protein hewani semakin lama semakin meningkat, seiring dengan pertambahan dan meningkatnya kesadaran masyarakat atas pentingnya zat gizi. Ayam broiler dapat dipilih sebagai salah satu alternatif dalam upaya pemenuhan protein asal hewani dan merupakan komoditas yang digemari dan banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan daging ayam lebih murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani yang lain. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ayam broiler adalah pakan (feed), pembibitan (breeding), dan tata laksana (manajemen). Pakan memegang peran penting kerena tinggi atau rendahnya produktifitas ternak ditentukan oleh pakan. Dalam mengembangkan usaha ternak ayam broiler, pada umumnya peternak memberikan pakan komersial karena pakan komersial telah memenuhi standar kebutuhan zat–zat makanan yang telah ditetapkan. Pakan komersial yang digunakan umumnya campuran dari beberapa jenis bahan baku seperti bahan sumber energi, lemak, vitamin, mineral, protein seperti protein hewani dan protein nabati, dan antibiotika serta bahan lainnya yang diperlukan. Dari berbagai macam tanaman berkhasiat yang banyak digunakan, bawang putih dan temulawak sangat potensil digunakan sebagai imbuhan pakan pada unggas. Bawang putih (Allium sativum) mempunyai efek metabolik dapat menurunkan glukosa darah, kolesterol darah dan triasilgliserol (Horie et al., 1991). Wibowo (1989) menyatakan bahwa bawang putih (Allium sativum) dapat mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan berat badan. Sedangkan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Rox) sering digunakan meningkatkan nafsu makan. Hal ini karena temulawak dapat mempercepat kerja usus halus sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung, dengan demikian akan timbul rasa lapar dan menambah nafsu makan (Wijayakusuma, 2003). 1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh penambahan temulawak terhadap peforma produktivitas pada broiler? 1.3. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada produktivitas broiler setelah diberikan penambahan temulawak pada pakan 1.4. Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi kalangan akademis, peneliti, peternakan ayam brioler dan masyarakat tentang pengaruh temulawak terhadap ayam broiler. 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian Pemberian temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai ransum ayam broiler dapat meningkatkan produktivitas pada ayam broiler. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) juga mengandung zat aktif “xanthorizol” yang dapat menghambat pertumbuhan jamur dalam tubuh. Selanjutnya menurut Widodo (2002) menyatakan bahwa penggunaan rimpang temulawak optimalnya 2% dalam ransum masih dapat meningkatkan bobot badan ayam. Penggunaanya tidak boleh melebihi karena adanya kandungan minyak atsiri. Hal disebabkan karena minyak atsiri mempunyai rasa yang tajam dan bau yang khas sehingga bila digunakan dalam ransum unggas harus dibatasi (Alfifah, 2003). Temulawak dapat mempercepat kerja usus halus sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung, dengan demikian akan timbul rasa lapar dan menambah nafsu makan (Wijayakusuma, 2003). Salah satu ternak yang potensial sebagai penghasil daging adalah ayam broiler. Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging dengan kualitas berserat lunak, timbunan daging baik, dada yang lebih besar dan kulit licin (North dan Bell, 1990). Taksonomi broiler adalah sebagai berikut : kingdom: animalia, filum : chordata, kelas : aves, subkelas : neornithes, ordo : galliformis, genus : gallus, spesies: Gallus domesticus (Hanifah, 2010). Pakan berkualitas baik berpengaruh pada proses metabolisme tubuh ternak sehingga ternak dapat menghasilkan daging yang sesuai dengan yang diharapkan. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam formulasi pakan ayam broiler adalah kebutuhan protein, energi, Ca, P dan serat kasar (Faradis, 2009). BAB III METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratotium Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya bulan September 2021 sampai dengan Oktober 2021. Alat dan Bahan Alat Adapun alat yang digunakan adalah kandang percobaan dengan ukuran 0,5m x 1m x 1m sebanyak 20 buah, tempat pakan dan minum ayam sebanyak 20 buah, timbangan analitik (digital), termometer untuk mengetahui suhu kandang, terpal plastik, sekam sebagai alas kotoran ternak supaya tidak langsung mengenai lantai kandang, 2 buah gasolet sebagai pemanas, alat pembersih kandang seperti sekop, sapu lidi, handsprayer dan ember, buku data, alat hitung, kertas label, spidol dan tissu. Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah ayam broiler umur 1 hari (DOC) strain Lohman MB 202 sebanyak 100 ekor yang berasal dari PT. Japfa Comfeed, ransum yang terdiri dari bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung jagung, tepung ikan, dedak padi dan minyak kelapa, temulawak, vaksin, gula merah serta rodalon, air kran bersih, formalin dan kalium permanganat (KMNO4) sebagai fumigasi kendang. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan dan 5 ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ekor ayam sebagai berikut: P0 : Ransum basal sebagai kontrol P1 : Ransum basal + 2% temulawak Adapun persamaan linier yang digunakan adalah sebagai berikut. Yij = µ + αi + ɛij i = 1, 2, ..., a; j = 1, 2, ...,b Keterangan: Yij = Hasil pengamatan untuk perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah umum αi = Pengaruh perlakuan ke-i ɛij = Efek galat percobaan pada pelakuan ke-i, ulangan ke-j Analisis Data Data yang didapat akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. DAFTAR PUSTAKA
Alfifah, E. dan Tim Lentera, 2003.Khasiat dan Manfaat Temulawak. PT Gramedia
Pustaka,.Jakarta. Faradis. 2009. Evaluasi Kecukupan Nutrien Pada Ransum Ayam Broiler di Peternakan CV Perdana Putra Chicken Bogor. Universitas Diponegoro. Semarang. Hanifah, A. 2010. Taksonomi Ayam. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan UNS North, M. O., and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. The Avi Publishing Company Inc. Wesport, Connecticut. Wijayakusuma, H. 2003. Penyembuhan dengan Temulawak. Milenia Populer. Jakarta.