Desa Raci merupakan salah satu desa di Kecamatan Batangan yang berjumlah 18 desa.

Posisi Desa Raci terletak berbatasan langsung dengan pertambakan di utara. Sedangkan lainnya
berbatasan secara langsung dengan desa lain. Mayoritas warga di Desa Raci bekerja sebagai
nelayan, petani, dan peternak. Adapun pekerjaan tersebut merupakan penyebab dari kondisi
wilayah Desa Raci yang strategis dan mendukung dalam peternakan maupun pertambakan.
Presentase warga yang bekerja sebagai peternak mandiri adalah berkisar 10-15 %. Hal ini karena
pekerjaan sebagai peternak merupakan sekedar sampingan warga. Terkait peternakan di Desa
Raci bahwa peternak lebih memilih komoditas ayam pedaging atau broiler untuk di jadikan
sebagai pilihan. Hal ini dikarenakan manajemen pemeliharaan dan nutrisi lebih mudah daripada
komoditi ternak lainnya. Peternakan ayam pedaging (broiler) di Desa Raci saat ini berjumlah 5
peternakan dengan populasi per masing-masing 5.000-10.000 ekor. Kandang yang digunakan
juga berupa kandang tertutup karena kondisi geografis di Desa Raci sangat panas.
Usaha peternakan ayam pedaging (broiler) di Desa Raci dapat dikatakan tergolong
sukses. Hal ini dikarenakan dengan adanya tingkat pendapatan dan kesejahteraan warga sebagai
peternak cukup stabil. Peternak mendapatkan hasil keuntungan yang besar juga. Namun,
peternak juga menyadari bahwa dalam usaha peternakan ayam pedaging (broiler) dalam segi
manajemen pemeliharaannya harus diperhatikan dengan benar supaya kondisi ayam tetap sehat
dan tidak merugikan bagi peternak. Kebanyakan peternak di Desa Raci dalam mengelola
usahanya selalu membutuhkan karyawan atau orang yang sudah handal dalam mengelola usaha
peternakan ayam pedaging (broiler). Sehingga usaha ini juga dapat berjalan sesuai dengan
prosedur yang ada.
Pandemi covid 19 merupakan wabah virus yang sudah menyebar ke berbagai wilayah
Indonesia. Dampak virus ini menimbulkan berbagai stigma negatif di berbagai aspek. Salah
satunya adalah aspek ekonomi. Berbagai permasalahan yang ada seperti adanya pendapatan yang
berkurang, banyak karyawan di PHK, dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun. Hal
ini juga dirasakan oleh warga desa raci tak terkecuali peternak juga. Namun dengan adanya
usaha peternakan ayam pedaging (broiler) bahwa peternak dapat mengatasi permasalahan
tersebut. Meskipun adanya pandemi, peternak tetap memperoleh kesejahteraan yang sama karena
distribusi hasil peternakan tetap stabil dan aman. Dari kebutuhan rumah tangga peternak juga
tercukupi sehingga peternak tidak merasakan dampak yang berlebihan akibat pandemic covid 19.
Permintaan daging ayam tetap berjalan sesuai rencana yang ada namun tetap ada
perbandingan angka dari sebelum dan saat pandemi covid 19. Hal ini masih dapat di tolerir
dikarenakan peternak di desa raci terkait segi profit dari usaha ini masih stabil meskipun adanya
perbedaan pendapatan sebelum dan saat ini. Saat ini peternak disini masih mengandalkan usaha
peternakan ayam pedaging (broiler) untuk dapat membantu kebutuhan rumah tangga peternak
yang ada. Karena banyaknya warga yang masih belum mendapatkan pekerjaan, peternak disini
berusaha membantu penghasilan warga lain dengan penyediaan lapangan kerja dan pemenuhan
kebutuhan hidup melalui kegiatan CSR di Desa Raci.
Usaha peternakan ayam pedaging (broiler) ini memiliki peran yang sangat penting bagi setiap
peternak yang ada di Desa Raci. Tidak hanya peternak, tetapi juga membantu dalam peningkatan
kewirausahaan warga yang pengangguran dan juga mendukung program kepala desa setempat
dalam meningkatkan kesejahteraan warga di Desa Raci. Hal ini juga merupakan wujud
kontribusi peternak bagi kemajuan dan kesuksesan peternakan komiditi ayam broiler ke
depannya. Adapun penelitian yang sama dengan judul juga jarang ditemukan sehingga penelitian
ini menarik dilakukan dan sebagai sumber bahan baru dalam penelitian.Maka berdasarkan
masalah di atas, judul pada penelitian ini adalah “Kontribusi Usaha Peternakan Ayam
Pedaging (Broiler) Bagi RT Peternak Di Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus Di Desa
Raci, Kecamatan Batangan , Kabupaten Pati, Jawa Tengah).”