Anda di halaman 1dari 12

Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada

Daging 2014 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Suatu keputusan untuk mengembangkan suatu bangsa ternak perlu
mempertimbangkan kemampuan produksi dan dukungan sumber daya alam dan
sumber daya manusia. Dalam hal ini produksi dan konversi pakan untuk membentuk
jaringan tubuh menjadi pilihan utama dalam menguji potensi itu.
Upaya peningkatan populasi kambing yang dilahirkan, disapih dan yang
dipasarkan (dijual) bagi tiap induk yang dikawinkan merupakan cara potensial
dalam meningkatkan keseluruhan efisiensi usaha ternak kambing di Indonesia. Hal
ini karena biaya untuk memelihara induk dapat mencapai 50-60% dari kebutuhan
total pakan pada usaha kambing. Usaha kambing dipandang relatif ekonomis karena
kemampuan kambing dalam memanfaatkan pakan berserat dibanding domba atau
sapi. Walaupun populasinya di Indonesia sekitar dua kali lipat dari populasi domba,
skala kepemilikan belum mendukung perkembangan industri ternak kambing. Di
samping itu, informasi tentang efisiensi pertumbuhan kambing dari berbagai jenis
yang ada di Indonesia sangat sedikit dibanding informasi pada ternak domba.
Sistem pemeliharaan ternak kambing umumnya masih dilakukan oleh petani
secara sederhana, dan merupakan usaha sampingan; faktor optimasi keuntungan
belum merupakan hal yang dipentingkan. Hal yang juga dianggap penting adalah
kotoran ternak; limbah ini sangat dibutuhkan petani untuk menjaga kesuburan
tanahnya, karena umumnya petani peternak kambing berada di wilayah lahan kering.
Kondisi semacam ini telah menunjukkan adanya integrasi usaha di antara usaha
pemeliharaan ternak dan usaha tani tanaman.
Desa Paya Palas merupakan salah satu desa yang berada di dalam wilayah
Kecamatan Ranto Peureulak Kabupaten Aceh Timur, dengan topografi dataran yang
datar dengan kondisi tanah tergolong subur dan tersedianya lahan untuk hijauan
makanan ternak (HMT). Sumber pakan dedaunan yang sangat melimpah di desa ini
adalah pohon gamal (Gliricidia maculata), kebiasaan masyarakat di desa ini
memagar tanah dan perkebunan coklat selalu menggunakan batang segar pohon
gamal tersebut yang diperoleh dari hutan sekitar desa, sehingga secara tidak
langsung menambah populasi tanaman dedaunan yang berasal dari pohon gamal
tersebut.
Sumber pendapatan dari masyarakat berasal dari pertanian dan perkebunan,
pertanian yang terus diupayakan dan dikembangkan adalah penanaman padi sebagai
sumber pendapatan pokok. Sedangkan hasil yang didapat dari perkebunan coklat
yaitu buah coklat. Ada beberapa petani peternak yang berusaha beternak kambing
dengan populasi kecil, dengan harapan mendapatkan hasil tambahan (sebagai
tabungan) apabila ternak sudah besar atau gemuk dan sesuai dengan permintaan
pasar lokal. Kegiatan masyarakat ini merupakan potensi masyarakat lokal yang
dapat dikembangkan.

2. Tujuan Program
a. Ikut serta dalam pencapaian swasembada daging pada tahun 2014 sesuai
program pemerintah yang terus diupayakan.
b. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak kambing Boer di desa
c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani peternak
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 2

d. Menjaga ketersediaan bibit kambing produktif, kambing potong dipasaran


dengan harga yang stabil dan terjangkau.
e. Memaksimalkan peran sarjana peternakan dalam pelaksanaan kegiatan
beternak kelompok dengan pola pendampingan serta ikut membantu
dalam segi pemasaran hasil ternak.
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 3

3. Manfaat
a. Menumbuhkembangkan sifat kewirausahaan kelompok ternak di
pedesaan
b. Membantu mengurangi tingkat pengangguran di pedesaan
c. Memperluas dan meningkatkan keterampilan bagi masyarakat petani
peternak dalam usaha pembibitan kambing
d. Memberikan kontribusi pada daerah dengan penambahan populasi ternak
bibit dan pedaging.
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 4

POTENSI DAN DAYA DUKUNG

1. Potensi
a. Sumber Daya Alam
Sebagaimana yang sudah diutarakan di atas bahwa Desa Paya Palas,
Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur merupakan daerah yang
memiliki potensi alam yang sangat baik. Dengan adanya limbah pertanian seperti
jerami padi, kulit coklat, limbah buah coklat dan hutan pohon gamal yang begitu
luas serta adanya pabrik pembuatan tahu dan tempe yang limbahnya merupakan
ampas tahu dan ampas tempe. Limbah ampas tahu dan ampas tempe merupakan
pakan tambahan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi untuk proses
penggemukan dan ternak penghasil susu, terutama susu kambing.
Melimpahnya sumber limbah pertanian, perkebunan dan limbah pabrik tahu
dan tempe merupakan modal pokok dalam pelaksanaan kegiatan manajemen
pemeliharaan dari segi pengadaan pakan ternak ternak kambing di Desa Paya
Palas.
b. Sumber Daya Manusia
Masyarakat Desa Paya Palas umumnya bekerja sebagai petani dan
peternak. Minat dan kemauan yang besar menjadi modal dasar bagi kelompok
ternak yang dibina untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan usaha
pembibitan dan penggemukan ternak kambing. Disamping itu, peran Dinas
Peternakan kabupaten yang sangat besar terhadap kelompok ternak melalui
pengontrolan terhadap kesehatan ternak dan perkembangan dari usaha ternak
kelompok sangat mendukung keberhasilan program.

Adanya program Sarjana Membangun Desa yang memfasilitasi sarjana


peternakan dan kedokteran hewan untuk ikut andil dalam proses pendampingan
dan bimbingan kepada kelompok ternak dapat merevitalisasi kegiatan ini.

2. Daya Dukung
Di sekitar kabupaten Aceh Timur terdapat pusat pasar hewan yang
kegiatannya dilakukan seminggu sekali, pasar hewan ini menjual semua jenis
bibit ternak dan ternak potong yang berasal dari berbagai pelosok kabupaten dan
provinsi lain.

Kesempatan untuk memasarkan bibit dan hasil produksi ternak yang


berasal dari kegiatan usaha kelompok ternak sangat besar. Dengan demikian
perputaran modal usaha dapat dipercepat dengan sistem penjualan yang bersifat
rutin. Dengan harapan semua bibit dan hasil produksi kegiatan kelompok ternak
selama proses pemeliharaan dapat mencapai hasil yang optimal.

Di Provinsi Aceh terkenal dengan masakan daerahnya yaitu Kari Kambing,


begitu juga di Kabupaten Aceh Timur. Begitu banyaknya warung-warung dan
restoran yang menyediakan masakan khas aceh yaitu kari kambing merupakan
peluang yang sangat potensial bagi kelompok ternak kambing Melayu Pranata
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 5

untuk dapat ikut bersaing dalam memasok daging kambing segar ke pasar atau
langsung ke warung-warung dan restoran.
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 6

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Program Pembibitan/Rencana Pengembangan


Kelompok ternak kambing Melayu Pranata saat ini sudah melakukan
kegiatan usaha pembibitan kambing jenis Peranakan Ettawa (PE) dengan
populasi ternak betina 10 ekor. Asal ternak induk PE dimasukkan dari daerah
Sumatera Utara dan saat ini sudah memiliki anak kambing dari hasil perkawinan
periode pertama.
Dari pengalaman kegiatan pembibitan ternak kambing PE ini, kelompok
ternak kambing Melayu Pranata berkeinginan untuk mengembangkan program
pembibitan ternak kambing Boer untuk skala yang lebih besar, hal ini didasari
dari minat dan keinginan masyarakat lokal untuk membeli anakan ternak
kambing PE dan Boer.
Rencana pengembangan kegiatan program pembibitan kambing Boer ini
akan dilakukan dengan memasukkan bibit-bibit ternak Boer betina induk
berkualitas yang berasal dari luar Provinsi Aceh, dengan masuknya bibit ternak
ini diharapkan dapat meningkatkan populasi ternak bibit induk Boer di
Kabupaten Aceh Timur khususnya.
Hasil dari pembibitan ternak kambing Boer ini yaitu anak kambing yang
berkualitas akan dipasarkan ke pasaran lokal. Anak kambing Boer yang akan
dipasarkan berjenis kelamin jantan berumur 4-5 bulan, sedangkan anak kambing
berjenis kelamin betina akan dikembangbiakkan untuk penambahan populasi
induk.

2. Program Penggemukan/Rencana Pengembangan


- Kegiatan penggemukan yang sudah dilakukan
Program penggemukan kambing jantan yang saat ini dilakukan kelompok
ternak Melayu Pranata yaitu penggemukan ternak kambing lokal jantan dan
kambing Boer jantan dengan sistem pemeliharan secara intensif. Dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam dan limbah pertanian serta limbah
pabrik tahu dan tempe, proses penggemukan kambing jantan dapat mencapai
produksi yang optimal.

- Sistem pemeliharaan dan jenis pakan penggemukan


Dengan sistem pemeliharaan intensif selama 50 hari sampai dengan 100 hari,
dengan memberikan pakan hijauan yang berkualitas seperti daun gamal dan
pemberian pakan tambahan seperti ampas tahu, ampas tempe serta kulit coklat
segar dan limbah buah coklat dapat membantu proses penggemukan dalam waktu
relatif singkat. Pakan ternak dan pakan tambahan berkualitas yang diberikan
pada ternak kambing penggemukan sangat terlihat dari semakin baiknya
performance ternak tersebut. Baiknya performance ternak kambing penggemukan
tersebut, sangat menentukan dalam hal pemasaran ternak.

- Teknik pertukaran stok kambing/Replacement stock


Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 7

Hasil penggemukan ternak kambing selama periode pertama dikeluarkan per


minggu ke pasar hewan terdekat, sedangkan pemotongan kambing dilakukan
harian yang disesuaikan dengan permintaan pasar.
Pemasukan bibit ternak jantan penggemukan dilakukan per 30 hari sebanyak
jumlah ternak yang dikeluarkan secara periodik untuk menjaga stok ternak di
kandang.
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 8

RANCANGAN ANGGARAN
DAN
ANALISIS USAHA

1. Rancangan Anggaran Pengembangan Usaha Kelompok


Anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha pembibitan dan
penggemukan ternak kambing Boer, yaitu :

Jumlah Harga satuan


No. Deskripsi Kegiatan Jumlah (Rp)
(unit) (Rp)
1. Penambahan kandang pembibitan dan 2 6,000,000 12,000,000
penggemukan
2. Pembelian ternak bibit kambing Boer betina umur 30 2,400,000 72,000,000
1,5-2 tahun
3. Pembelian kambing pejantan Boer 3 2,800,000 8,400,000
4. Pembelian bakalan ternak kambing lokal dan Boer 30 1,000,000 30,000,000
penggemukan umur 1-1,5 tahun
5. Pengembangan HMT 1 4,000,000 4,000,000
6. Penyediaan pakan penguat (ampas tahu dan ampas 1 3,500,000 3,500,000
tempe) selama 100 hari per periode
7. Obat-obatan 1 2,500,000 2,500,000
8. Alat operasional tambahan 1 1,000,000 1,000,000
9. Mesin chopper 1 7,000,000 7,000,000
10. Administrasi kelompok/recording 1 2,000,000 2,000,000
11. Pengembangan kelembagaan paket 15,000,000 15,000,000
Total 157,400,000

Total rencana anggaran untuk pengembangan pembibitan dan penggemukan


pada kelompok ternak Melayu Pranata yang berlokasi di Desa Paya Palas,
Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh sebesar Rp.
157,400,000. (seratus lima puluh tujuh juta empat ratus ribu rupiah).
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 9

2. Analisa Usaha Ternak Pembibitan Ternak Kambing Boer


Usaha pembibitan dan penggemukan kambing unggul dapat memberikan
keuntungan yang layak apabila diusahakan secara intensif. Untuk perhitungan
hasil usaha pembibitan ini dilakukan per periode 8 bulan dengan penjualan anak
kambing jantan berumur 4-5 bulan.
Tabel analisa usaha pembibitan ternak kambing Boer, yaitu :
Pemasukan Jumlah (Rp)
Induk 30 ekor + 10 ekor (stock) = 40 ekor
- Persentase bunting dan kelahiran ternak 90%.
- Jumlah anak lahir 36 X 2 = 72 ekor anak
- Jumlah anak sapih 90% X 72 ekor = 65 ek
- Asumsi sex ratio anak 50% X 65 ek = 33 ek
- Harga penjualan anak jantan umur 4 bulan = Rp. 800,000/ek
- Total penjualan anak per periode = 33 ek X Rp. 800,000 =
Rp. 26,400,000
Rp. 26,400,000
Total Pemasukan Rp. 26,400,000
Pengeluaran
- Pakan ternak selama periode pembibitan 8 bulan Rp. 6,930,000
Kebutuhan pakan hijauan/ek induk = 35 Kg BH X 10% = 3,5 Kg
3,5 kg hijauan X Rp. 250 hij = Rp. 875/ek/hr
30 ek induk + 3 ek pejantan = 33 ek X Rp. 875 = Rp. 28,875/hr
Pakan hij per bulan = 30 hr X Rp. 28,875/hr = Rp. 866,250/bln
Pakan hij per periode 8 bln = 8 bln X Rp. 866,250/bln =
Rp.6,930,000

- Pakan penguat/ampas tahu dan ampas tempe per 8 bulan


Rp.1,663,200
Kebutuhan ampas per ekor induk = 35 Kg BH X 3% = 1,05 Kg
1,05 kg ampas X Rp. 200 = Rp. 210/ek/hr
30 ek induk + 3 ek pejantan = 33 ek X Rp. 210 = Rp. 6,930/hr
Pakan hij per bulan = 30 hr X Rp. 6,930/hr = Rp. 207,900/bln
Ampas per periode 8 bln = 8 bln X Rp. 207,900/bln = Rp.1,663,200

- Obat-obatan dan vitamin per periode 8 bulan


Kebutuhan vitamin per ekor per bulan = Rp. 2,500/ek/bln
Kebutuhan per 33 ek X Rp. 2,500/bln = Rp. 82,500/bln Rp. 660,000
Kebutuhan per per periode 8 bulan = Rp. 82,500/bln X 8 bln = Rp.
660,000
Total Pengeluaran 9,253,200

PENDAPATAN = Pemasukan – Pengeluaran


PENDAPATAN = Rp. 26,400,000 - Rp. 9,253,200
= Rp. 17,146,800

Total Pendapatan Kelompok Ternak Rp. 17,146,800

Total pendapatan dari hasil kegiatan pembibitan akan dikurangi oleh biaya-
biaya penyusutan selama 5 tahun yang terdiri dari :
1. Pembuatan kandang
2. Pembelian induk kambing Boer
3. Pembelian alat-alat operasional.
Serta dikurangi oleh biaya-biaya tak terduga selama kegiatan pemeliharaan
pembibitan.

3. Analisa Usaha Ternak Penggemukan Kambing Lokal dan Boer


Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 10

Usaha penggemukan ternak kambing lokal dan Boer yang akan dikembangkan
diusahakan secara intensif. Untuk perhitungan hasil usaha penggemukan ini
dilakukan per periode 3 bulan. Untuk standar pemilihan bibit bakalan
penggemukan didasarkan pada timbangan berat hidup ternak kambing minimal
15 kg berat hidup. Diharapkan adanya pertambahan berat badan harian yang baik,
sehingga menghasilkan ternak potong yang memiliki kualitas dan performance
yang baik.
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 11

Tabel analisa usaha penggemukan ternak kambing lokal dan Boer, yaitu :
Pemasukan Jumlah (Rp)
Bakalan Jantan lokal dan Boer = 30 ekor
Minimal berat hidup ternak kambing 15 Kg
Harga beli per kg berat hidup = Rp. 33,000/kgBH
- Estimasi Pertambahan Berat Badan Harian/PBBH = 0,1 kg/hr/ek
- Estimasi Pertambahan Berat Badan ternak kambing per ekor per periode
100 hari = 0,1 kg X 100 hr = 10 kg
- Estimasi Berat Badan Akhir = Berat Badan Awal + Pertambahan Berat
Badan. BBAk = 15 kg + 10 kg = 25 kgBH
- Estimasi harga jual ternak kambing per kg hidup = Rp. 35,000/kg BH.
Harga Jual per ekor ternak kambing = 25 kgBH X Rp. 35,000/kgBH =
Rp. 875,000/ekor
- Total penjualan ternak kambing 30 ekor = 30 ek X Rp. 875,000/ekor =
Rp. 26,250,000
Rp. 26,250,000
Total Pemasukan Rp. 26,250,000
Pengeluaran
- Pembelian bakalan ternak kambing penggemukan Rp. 14,850,000
Harga beli kambing per ekor = 15 kgBH X Rp. 33,000/kgBH = Rp.
495,000 ekor
Total pembelian kambing 30 ekor = 30 ek X Rp. 495,000 ekor = Rp.
14,850,000
- Pakan ternak selama periode penggemukan selama 100 hari
Kebutuhan pakan hijauan/ek = 15 Kg BH X 10% = 1,5 Kg
Rp. 1,125,000
1,5 kg hijauan X Rp. 250 hij = Rp. 375/ek/hr
Pakan hij per hari per 30 ek kambing = 30 ek X Rp. 375/ek/hr = Rp.
11,250/hr
Pakan hijauan per periode 100 hari = 100 hr X Rp. 11,250/hr = Rp.
1,125,000/bln
- Pakan penguat/ampas tahu dan ampas tempe per 8 bulan
Kebutuhan ampas per ekor induk = 15 Kg BH X 3% = 0,45 Kg
0,45 kg ampas X Rp. 200 = Rp. 90/ek/hr Rp. 81,000
30 ek kambing = 30 ek X Rp. 90 = Rp. 2,700/hr
Kebutuhan ampas per 100 hari per 30 ek kambing jantan
= 100 hr X Rp. 2,700/hr = Rp. 81,000/bln
Obat-obatan dan vitamin per periode 100 hari
Kebutuhan vitamin per ekor per 100 hr = Rp. 950/ek
Kebutuhan per 30 ek X Rp. 950/ek = Rp. 28,500/100 hr Rp. 28,500
Total Pengeluaran 16,084,500
PENDAPATAN = Pemasukan – Pengeluaran
PENDAPATAN = Rp. 26,250,000 - 16,084,500
= Rp. 10,165,500
Total Pendapatan Kelompok Ternak Rp. 10,165,500

Total pendapatan dari hasil kegiatan penggemukan akan dikurangi oleh biaya-
biaya penyusutan selama 5 tahun yang terdiri dari :
1. Pembuatan kandang
2. Pembelian alat-alat operasional.
Serta dikurangi oleh biaya-biaya tak terduga selama kegiatan penggemukan
kambing Lokal dan Boer.
Peningkatan Populasi Dan Produktifitas Ternak Demi Tercapainya Kesejahteraan Peternak Dan Swasembada
Daging 2014 12

PENUTUP
Usaha pembibitan kambing dan penggemukan kambing Boer dan lokal bila
dikelola dengan manajemen yang baik dan pemeliharan secara intenseif akan
memberikan hasil yang sangat layak dan akan memberikan kontribusi yang optimal
khususnya bagi peternak itu sendiri untuk peningkatan pendapatan keluarganya.

Usaha pembibitan dan penggemukan kambing dapat dijadikan salah satu usaha
agribisnis yang sangat layak bagi kelompok ternak yang terdiri dari masyarakat peternak.
Berkembangnya usaha peternakan yang berbasis kelompok ternak dengan dana bantuan
pemerintah dan fasilitasi teknisi peternakan yang profesional dapat menciptakan
kesuksesan dalam program swasembada daging tahun 2014, Amin.

Anda mungkin juga menyukai