Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL INTEGRASI PETERNAKAN AYAM

KUB DAN MAGGOT BSF


KECAMATAN SETU KABUPATEN BEKASI

Disusun oleh:
Muhammad Haekal Zulfan

JAYAHANA MOHAEZ AGRIBISNIS INDO


2023
A. Latar Belakang

Pemeliharaan ayam kampung pada umumnya masih dilakukan secara ekstensif


tradisional atau secara diumbar dihalaman dan dikebun sekitar rumah, sehingga
produktifitasnya rendah.
Dengan merebaknya penyakit flu burung yang menyerang unggas akhir akhir ini, maka
pemeliharaan secara dilepas tidak dianjurkan lagi. ayam kampung lebih dianjurkan lebih
dipelihara secara intensif.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ayam kampung secara intensif,


adalah sulitnya memperoleh bibit yang unggul, kerana belum banyaknya yang mengusahakan
bibit ayam kampung dalam jumlah banyak.
Dalam upaya merespon kebutuhan teknologi pembibitan ayam kampung unggul , Balai
penelitian ternak telah melakukan berbagai kegiatan penelitian pada ayam kampung. Hasil
penelitian menunjukan , melalui teknologi seleksi disertai system pemeliharaan yang intensif
produktifitasnya dapat ditingkatkan. Dari hasil seleksi ini dihasilkan ayam kampung unggul
yang disebut dengan ayam KUB.

Produksi telur ayam KUB yang diusahakan secara intensif mencapai 160-180
butir/induk/tahunbila dibanding ayam kampung biasayang hanya 146 butir/induk/tahun maka
ayam kub lebih menguntungkan.
Ayam KUB bobot telur saat ayam pertama bertelur mencapai 35-36 gram. Beratnya akan
bertambah terus sampai 45 gram/butir pada bulan kedua, sedangkan untuk umur pertama
bertelur ayam KUB lebih awal yakni 20-22 minggu kelebihan lainnya bobot badan dapat
mencapai 1.200-1.600 gram.
keunggulan lain yang paling menonjol dari ayam KUB adalah rasa daging ayam yang enak
dan produktivitas telurnya lebih tinggi. Komposisi kimiawi daging ayam KUB yang dipotong
pada umur 10 minggu yakni, kadar air 73,41%, protein 24,55%, lemak 1,83% dan kolesterol
0,14%.
Meski sudah bisa panen pada umur 10-12 minggu, sifat dan tekstur daging ayamnya tidak
hilang.

Maggot BSF (Black Soldier Fly) atau larva lalat tentara hitam adalah tahap larva dari
lalat tentara hitam (Hermetia illucens). Lalat ini memiliki siklus hidup yang unik dan berperan
penting dalam menguraikan limbah organik. Larva BSF sangat efektif dalam mengonsumsi
berbagai jenis limbah organik, termasuk sisa makanan, limbah pertanian, dan limbah lainnya.

Proses ini membantu mengurangi volume limbah organik dan menghasilkan produk
sampingan berupa pupa dan pupa yang kaya nutrisi.Larva BSF telah menjadi fokus dalam
industri pakan ternak karena kandungan protein dan lemak yang tinggi.

Produk-produk turunan seperti minyak larva BSF juga dapat digunakan sebagai bahan
baku pakan ternak.Penggunaan larva BSF dalam mengelola limbah organik membantu
mengurangi dampak lingkungan dari limbah tersebut. Proses ini dapat diintegrasikan dalam
sistem daur ulang pada peternakan ayam KUB.
Provinsi Kalimantan Selatan khususnya kabupaten Tanah Laut adalah wilayah yang
sangat cocok untuk usaha perkebunan singkong dengan peternakan kambing. Selain memilik
letak geografis yang baik. Serta dari aspek ternak kabupaten Tanah Laut juga memiliki
fasilitas - fasilitas pendukung yang sangat memadai seperti pasar hewan, rumah pemotongan
hewan serta adanya Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) sehingga sangat memudahkan
dalam perkembangan usaha dibidang peternakan kambing. Dan juga dalam pemaasaraan
singkong di kabupaten Tanah laut cukup mudah dikarenakan banayak pengepul singkong
serta juga bisa dipasaarkan sendiri kepada pengolahaan keripik singkong dan lain sebagainya.

Dengan tren peningkatan konsumsi protein alternatif di seluruh dunia, larva BSF
memiliki potensi untuk memasuki pasar global dan menjadi pemain utama dalam industri ini.
Selain pupa dan minyak, larva BSF juga dapat dijadikan sumber bahan baku untuk produk-
produk lain seperti pupuk organik, enzim, dan produk-produk nutrisi. Potensi pengembangan
produk dapat memberikan diversifikasi dan peluang pertumbuhan bisnis. Kemitraan dengan
perusahaan-perusahaan pertanian, pakan ternak, dan industri makanan dapat membuka pintu
untuk penetrasi pasar yang lebih luas. Kolaborasi dengan pemerintah, lembaga riset, dan
organisasi lingkungan juga dapat meningkatkan legitimasi dan dukungan bisnis.

Usaha ini bermula pada bulan april tahun 2020 dimulai dengan memelihara 3 (Tiga)
ekor kambing 1(Satu) jantan dan 2(Dua) betina jawa randu. Cuaca adalah salah satu faktor
yang menjadi kendala dalam berternak kambing, disaat musim kemarau sebagian besar
rumput mengering sehingga menyulitkan dalam mencari pakan. Namun hal ini dapat di atasi
dengan mengolah pakan dari daun singkong dengan teknologi silse sehingga ketersedian
pakan daapat terpenuhi sepanjang tahun serta dapat disimpan lebih lama, serta penambaha
pakan berupa konsentra unytuk menunjang produktifitas ternaknya.

B. Gambaran Produk

Poduk yang dapat dihasilkan diantaranya yaitu :


1. Singkong
Singkong yang ditanam yaitu jenis Harum Manis, pada umumnya kulit warnanya
coklat warna daging umbinya putih, serta jenis ini memiliki ukuran yang cukup besar,
ketersedian bibit yang melimpah, pemasaran yang cukup mudah karena jenis ini bisa
dijadikan berbagai macam olahan singkong dari kripik singkong dan lain sebagaainya, serta
juga daun yang dihasilan begitu banyak dan cukup untuk dijadikan bank pakan kambing
dengan metode pengawetan berupa tehklonogi silase karena nutrisi dari daun singkong yang
telah di silase mengandunng protein sebanyak ±25’75%, ssehingga ini adalah sumber pakan
yang meenunjang untuk peternakan kambing agar memenuhi target produktifitasnya.
2. Kambing
Produk yang dihasilkan dari kandang kami adalah kambing pedaging berjenis Jawa
Randu. Jenis ini dipilih karena memiliki karkas yang mencapai 50% dari berat keseluruhan,
mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, serta memiliki daya tahan yang baik terhadap
perubahan cuaca yang ekstrim. Pemeliharaan dilakukan secara opimal dengan menitik
beratkan kepada aspek kesehatan, kebersihan kandang dan hewan serta pemberian pakan
yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan kambing pedaging yang sehat dan gemuk.
Kambing jawa randu dewasa memiliki tinggi sekitar 65 - 75 cm dan berat 30 - 35
kg. kambing jenis ini siap dijual untuk dipotong sekitar umur 1 - 1,5 tahun. Keunggulan
kambing jawa randu adalah memiliki postur yang tinggi besar, daging yang empuk, daging
yang tebal, memiliki harga yang kompetitif
Proses Produksi

Proses produksi perkebunan singkong dengan tahap sebagai berikut yaitu :


1. Pengolahan lahan dengan traktor
2. bibit singkong
3. pupuk kandang
4. Penaman singkong

Proses produksi di awali dengan pemilihan bibit kambing yang berkualitas dengan ciri
- ciri sebagai berikut :
1. Memiliki postur yang ideal
2. Berbadan sehat
3. Memiliki postur yang ideal.
4. Berbadan sehat
5. Tidak cacat fisik
6. Usia minimal 8 bulan
Alur Produksi
1. Perkebunan Singkong

PENGOLAHAN LAHAN (TRAKTOR)

Penanaman bibit pemupukan/pemeliharaan


Singkong kebun

Pemangkasan daun 2-3 bulan


Untuk bank pakan

Panen (8-9bulan)
Ke pengepul

2. Peternakan Kambing

BIBIT KAMBING JANTAN PEMBERIAN VITAMIN


1X/BULAN
(USIA 8 - 12 BULAN)

PAKAN KONSENTRAT KAMBING SIAP JUAL


DAN FERMENTASI
HIJAUAN (UMUR 16 - 18 BULAN)

RUMAH MAKAN RUMAH POTONG MASYARAKAT UMUM


HEWAN
C. Pemasaran

 Strategi Pemasaran

Dalam pemasaran produk singkong kami sebagaimana ummumnya kepala pengepul

singkong yang siap mengambil harga yang ditergetkan, tetapi beda dengan pemasaaran

kambing menggunakan strategi khusus, seperti memberikan potongan harga terhadap

pelanggan yang membeli dalam jumlah banyak, memberikat paket khusus aqiqah dan

tasmiyah, serta masih banyak lagi streategi yang akan digunakan dalam memasarkan produk.

Penjualan dilakukan baik secara offline kepada para alcon pembeli dipasar hewan atau

yang datang langsung ke kandang maupun secara online melalui media sosial seperti

Facebook, Instagram dan WhatsApp.

 Sasaran Wilayah Pemasaran

Sasaran wilayah penjualan singkong kepada pengpul wilayah Tanah Laut saja tetapi

penjualan kambing pedaging tidak hanya mencakup wilayah Kabupaten Tanah Laut saja,

akan tetapi juga beberapa wilayah kabupaten atau kota yang ada di provinsi Kalimantan

Selatan seperti Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan sekitarnya.

 Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen yang menjadi sasaran dari usaha ini adalah para pengusaha

rumah makan atau katering, pedagang kambing, dan masyarakat umum.

 Strategi Menciptakan Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah salah satu faktor utama dalam keberlangsungan sebuah

usaha. Loyalitas konsumen tercipta melalui kepercayaan terhadap kualitas produk yang

dihasilkan produsen. Oleh karena itu, menjaga kualitas produk adalah hal mutlak yang harus

dilalukan dalam menjaga kepercayaan konsumen. Selain kualitas produk, pelayanan juga

menjadi faktor utama dalam menciptakan loyalitas konsumen, karena konsumen sangat

senang apabila dilayani dengan baik. Salah satu pelayanan yang kami berikan adalah

pengantaran secara gratis bagi pelanggan yang membeli dalam jumlah banyak (minimal 3

ekor) untuk wilayah Kabupaten Tanah Laut.


D. Manajemen Usaha

 Tim Kerja

Tim kerja pada usaha ini terdiri dari dua orang yang berasal dari keluarga sendiri

dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

No. Nama Tugas dan Tanggung Jawab

 Mengontrol kesehatan hewan


1 Muhammad Yahya  Pemasaran singkong & hewan
 Pengelolaan kebun singkong

 Mengolah pakan silase


2 Akhmad Syarkawi  Memberi pakan
 Menjaga kebersihan area kandang

 Resiko Usaha

Usaha perkebunan singkong dan penggemukan kambing bukanlah usaha yang tidak

memiliki resiko, manajemen usaha yang baik adalah cara terbaik dalam menanggulangi

resiko dalam berusaha. Kendala yang sering muncul dalam usaha ini di antaranya adalah :

a. Cuaca

Saat musim kemarau produktifitas singkong akan menurun dari jumlah daunnya untuk

pakan ternak, oleh karena itu perlu penyiraman agar produktifitas bisa bertahan sehingga

ketersediaan pakan akan berlanjut. Dan cara lain mengatasi kekuragan pakan pemberian

pakan konsentrat salah satu cara yang efektif .

b. Harga

Adanya sejumlah pedagang yang membeli dibawah harga pasar. Cara mengatasi

resiko tersebut dengan melakukan kerjasama dengan pembeli yang memiliki track record

yang baik dan mengatur akta penjualan.

c. Persaingan usaha

Banyaknya pedagang kambing diwilayah Kalimantan Selatan, namun hal ini tidak

terlalu berpengaruh dikarenakan masih tingginya permintaan daging kambing. Cara mengatasi

resiko tersebut dengan meningkatkan kualitas kambing yang dimiliki.


E. Daftar Aset
 Aset Lancar
No. Item Jumlah Harga (Rp) Nilai Total (Rp)
1 Kambing Jantan 1 3.500.000 3.500.000
2 Kambing Betina Induk 3 3.500.000 10.500.000
3 Pakan Hijauan 7.200 100 720.000
4 Desinfektan/obat-obatan 2 100.000 200.000
Jumlah Aset Lancar 14.920.000

 Aset Tetap
No. Item Jumlah Harga (Rp) Nilai Total (Rp)
1 Kandang Kapasitas 25 Ekor 1 5.000.000 5.000.000
2 Gerobak 1 1.400.000 1.400.000
3 Drum Plastik 4 250.000 1.000.000
4 Cangkul 1 100.000 100.000
5 Sekop 1 100.000 100.000
6 Ember 2 25.000 50.000
7 Arit 2 100.000 200.000
Jumlah Aset Tetap 8.000.000

Aset Total = Jumlah Aset Lancar + Jumlah Aset Tetap


= Rp. 14.920.000 + Rp. 8.000.000
= Rp. 22.920.000
F. Rencana Target Penjualan
Rencana penjualan hasil dalam 1 tahun ke depan adalah sebagai berikut :
Usaha perkebunan singkong direncanakan dijalankan 1 periode dalam satu tahun dan
penggemukan kambing ini direncanakan dijalankan selama 3 periode dalam satu tahun.
Setiap periodenya masing - masing selama 4 bulan.

Harga Satuan Total


Periode Nama Item Jumlah
(Rp) (Rp)
Agustus 2024 Kebun Singkong 20 2.000 40.000.000
Januari 2024 Kambing Jantan 9 3.500.000 31.500.000
Mei 2024 Kambing Jantan 11 3.500.000 38.500.000
September 2024 Kambing Jantan 13 3.500.000 45.500.000
155.500.000
Keterangan :
 Pada periode 1 - 3 di asumsikan kondisi pasar dalam keadaan normal.
 Setelah mendapatkan keuntungan dari setiap periode maka modal akan
dipakai untuk pembelian bakalan/bibit dan operasional periode berikutnya.

G. Biaya
 Biaya Tetap
Total Usia Penyusutan
Harga Volume
No Jenis Anggaran Harga Ekonomis Per Tahun
(Rp) (Unit)
(Rp) (Tahun) (Rp)
1 Kandang 5.000.000 1 5.000.000 5 1.000.000
2 Mesin Chooper 6.000.000 1 7.000.000 10 600.000
3 Drum Plastik 250.000 4 1.000.000 10 125.000
4 Gerobak Pakan 1.400.000 1 1.400.000 4 350.000
5 Ember 25.000 2 50.000 2 25.000
6 Cangkul 100.000 1 100.000 2 50.000
7 Arit 100.000 2 200.000 2 100.000
8 Sekop 100.000 1 100.000 2 50.000
Jumlah 2.300.000
 Biaya Variabel

No Jenis Anggaran Harga Volume Nilai Total


(Rp) (Unit) (Rp)
1 Bibit Singkong 100 5000 500.000
2 Pupuk Kandang 10.000 150 1.500.000
3 Traktor lahan 2.000.000 1 2.000.000
4 Sewa Lahan 1.000.000 2 2.000.000
5 Bibit Kambing Jantan 2.500.000 9 22.500.000
6 Pakan Konsentrat 4.000 125 500.000
7 Pakan Hijauan 100 7.200 720.000
8 Transportasi 50.000 15 750.000
9 Desinfektan 100.000 2 200.000
Jumlah 30.670.000

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel


= Rp. 2.300.000 + Rp. 30.670.000
= Rp. 32.970.000

H. Pendapatan

 Pendapatan dari penjualan produk kambing

No Jenis Pendapatan Harga Satuan Volume Total


Satuan
(Rp) (Unit) (Rp)
1 Kambing Jantan 3.500.000 Ekor 9 31.500.000
Jumlah 31.500.000

 Pendapatan dari penjualan produk singkong

No Jenis Pendapatan Harga Satuan Volume Total


Satuan
(Rp) (Unit) (Rp)
1 Singkong 2.000 Ton 20 40.000.000
Jumlah 40.000.000

Total Pendapatan = Rp. 31.500.000 + Rp. 40.000.000


= Rp. 71.500.000
I. Kelayakan Usaha
Diasumsikan:
 Biaya Tetap = Rp. 2.300.000
 Biaya Variabel = Rp. 30.670.000
 Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 2.300.000 + Rp. 30.670.000
= Rp. 32.970.000
 Total Kambing Terjual = 9 Ekor Harga
Jual = Rp. 3.500.000
 Total singkong Terjual = 2000 Kg
Harga Jual = Rp. 2.000
 Total Pendapatan = Rp. Rp. 31.500.000 + Rp. 40.000.000
= Rp. 71.500.000
 Keuntungan = Total Pendapatan - Total Biaya
= Rp. 71.500.000 - Rp. 32.970.000
= Rp. 38.530.000
 HPP = Biaya Produksi/Hasil Produksi
= Rp. 32.970.000/9 Ekor
= Rp. 3.663.333
 Return Cost Ratio (R/C) = Total Pendapatan : Total Biaya
= Rp. 71.500.000 - Rp. 32.970.000
= 2.16
 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan di atas didapatkan angka R/C Ratio sebesar 2,16. Artinya,
dalam hal ini usaha integrasi perkebunan singkong dengan penggemukan kambing ini layak
untuk dijalankan.

J. Penutup
Dengan mengucap syukur alhamdulillah, proposal hibah kompetitif program Youth
Enterpreneurship and Support Services ini kami buat. Semoga dengan adanya program ini
dapat bermunculan para pengusaha pengusaha muda dibidang pertanian yang dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan dunia pertanian di era digital ini.
Besar harapan kami pengajuan proposal ini dapat dikabulkan sehingga kami dapat
mewujudkan impian kami untuk menjadi pengusaha muda dibidang peternakan dengan usaha
yang lebih maju dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
A. Rencana Kebutuhan Modal

Jumlah (Rp)
No Jenis Anggaran KEMENTAN KEMENTAN Sumber
Tahap 1 (70 %) Tahap 2 (30 %) Sub Total
Lain
Modal Investasi
A. Sarana Prasarana
1. Kandang - - 5.000.000 5.000.000
2. Sewa Lahan 2.000.000 -
B. Peralatan
1 Mesin Chooper 7.000.000 - - 7.000.000
2 Gerobak Pakan - - 1.400.000 1.400.000
3 Drum Plastik - - 1.250.000 1.250.000
4 Ember - - 50.000 50.000
5 Sekop - - 100.000 100.000
6 Cangkul - - 100.000 100.000
7 Arit - - 100.000 100.000
8 Gerobak Dorong 550.000 - 550.000
9 Timbangan Gantung - 650.000 - 650.000

Modal Kerja
A. Bahan Baku
1 Bibit Kambing Jantan 22.500.000 12.000.000 - 34.500.000
2 Pakan Hijauan - - 720.000 720.000
3 Bibit singkong 500.000 500.000
4 Pupuk kendang 1.500.000 1.500.000
5 Desinfektan - - 200.000 200.000
6 Pakan Konsentrat 1.000.000 1.000.000 - 2.000.000
7 Obat dan Vitamin 500.000 800.000 - 1.300.000
B. Operasional
1 Transportasi - - 750.000 750.000
Jumlah 35.000.000 15.000.000 12.070.000 57.670.000
B. Perkiraan Profit atau Proyeksi Keuntungan

Harga Harga Profit


No Jenis Produk Total Profit
Jumlah Pokok Jual Satuan
(Rp)
(Rp) ( Rp) ( Rp)
1. Kambing Potong 9(Ekor) 3.129.090 3.500.000 370.910 4.080.010
2. Singkong 20(ton) 7.000.000 2.000 2.000.000 33.000.000
Jumlah 37.080.010
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai