Anda di halaman 1dari 20

PEMULIABIAKAN

SAPI POTONG
 Penimbangan berat umur 1 tahun
dilakukan sekitar 12 bulan
 Yearling weight memiliki angka
pewarisan tinggi (h2) = 0,45 – 0,55
sehingga sangat baik digunakan sebagai
kriteria seleksi
Dalton (1981)
 Umur induk 2 tahun = 1,15
 Umur induk 3 tahun = 1,10
 Umur induk 4 tahun = 1,05
 Umur induk 5 – 10 tahun = 1,00
 Umur induk >11 tahun = 1,05
Untuk Sapi Bali  Pane (1989) :

 Umur induk 2,5 tahun = 1,07


 Umur induk 3 - 4 tahun = 1,07
 Umur induk 5 - 9 tahun = 1,00
 Umur induk >10 tahun = 1,03
 Saat ini penting selain tinggi gumba
 Banyak jenis sapi potong yang memiliki
punuk, sehingga sulit mengukur tinggi
gumba
 Faktor koreksi berdasarkan jenis
kelamin dan umur
USDA (1981)
 Jantan = 0,033 inci
 Betina = 0,025 inci
 Rumus: Kalikan jumlah hari sebelum
mencapai umur 205 hari dgn faktor koreksi +
tinggi pinggul yang sesungguhnya
 Jika umur melebihi 205 hari, kurangkan tinggi
pinggul sesungguhnya dgn hasil perkalian
antara jumlah hari selisih umurnya dgn 205
hari
USDA (1981), faktor perkalian menurut umur
 2 dan 13 thn ke atas 1,020
 3 dan 12 thn 1,015
 4 dan 11 thn 1,010
 5 – 10 thn 1,000
Diketahui pedet betina lahir tgl 1 Januari
1989, disapih 21 Juli 1989. Tinggi pinggul
38 inci. Induknya berumur 3 thn

Umur pada saat disapih 201 hari, 4 hari


sebelum mencapai 205 hari
Tinggi pinggul terkoreksi:
38 inci + (4 x 0,025) x 1,015
38,1 inci x 1,015 = 38,67 inci (96,68 cm)
Diketahui pedet jantan lahir tgl 1 Januari
1989, disapih 28 Juli 1989. Tinggi pinggul
40 inci. Induknya berumur 2 thn

Umur pada saat disapih 208 hari, 3 hari


setelah mencapai 205 hari
Tinggi pinggul terkoreksi:
40 inci - (3 x 0,033) x 1,015
39,901 inci x 1,020 = 40,699 inci (101,75 cm)
 Mengetahui daya tahan sapi untuk menekan
perkembangan caplak betina yang sebelumnya
sengaja ditularkan kepadanya dalam bentuk
larva
 Dalam seleksi diambil sapi dgn daya tahan ≥95%
 Daya tahan ini mempunyai angka pewarisan
cukup tinggi: 0,8 – 0,82 pada sapi brahman dan
brahman cross; 0,42 – 0,6 pada sapi hereford
dan shorthorn
 Sebagai gambaran kemampuan
produksi sperma seekor pejantan
 Korelasi positif dengan umur
kedewasaan
 Ukur dgn pita ukur bagian terlebar
(bagian maksimum) testis
Klasifikasi Lingkar scrotum (cm) Skor
Umur (bln)
12-14 15-20 21-30 >30
Sangat baik 35 37 39 40 40
Baik 30-35 31-37 32-39 33-40 24
Jelek 30 31 32 33 10

Penelitian di USA: tidak ada perlunya mencari calon


pejantan dgn lingkar scrotum >38 cm pada sapi
muda, karena produksi semen optimum pada
sapi jantan muda lingkar scrotumnya 36-38 cm
 Merupakan pelengkap terhadap penilaian
variabel-variabel produksi calon pejantan
 The last but not the least
 Diukur paling lambat pada umur 24 bulan
 Yang dievaluasi: volume, konsentrasi,
gerakan sperma (massa dan individu),
persentase hidup, abnormalitas
Abnormalitas sperma
Morfologi Sangat baik Baik Sedang Jelek
Abnormalitas (%) ≤25 26-39 40-59 ≥60
Skor 40 24 10 3

Gerakan sperma
Cepat Sedang Lambat Sangat lambat
Skor 20 12 10 3
Umur Kriteria Jantan Betina
0 Berat lahir - -
Sapih BS205 + +
Tinggi pinggul + +
12 bln BB365 + +
18 bln BB550 ± ±
12-20 bln Lingkar scrotum + -
20-24 bln Kualitas sperma + -
24 bln Daya tahan ± ±
terhadap caplak
Most Probable Producing Ability (MPPA)
digunakan untuk menilai induk sapi potong
Menggunakan data berat sapih anaknya
Prinsip: anak adalah cerminan dari orang tuanya
Susun peringkat berat sapih (PBS) anak2nya
BS205
PBS = ------------ x 100%
Rerata BS
nR
MPPA = -------------- (C – H) + H
1 + (n – 1)R
n = jumlah anak yang terhitung/terkalkulasi
R = 0,4 yaitu angka pengulangan PBS
H = 100, yaitu rerata PBS
C = rerata PBS anak dari induk yg bersangkutan
Induk Jumlah anak Rerata PBS MPPA
A 1 115 …….
B 4 112 …….
C 3 110 …….
D 4 98 …….
E 2 85 …….

(3)(0,4)
MPPA C = ----------------- (110 – 100) + 100 = 106,67
1 + (3 – 1)(0,4)
Induk Jumlah anak Rerata PBS MPPA
A 1 115 106,00
B 4 112 108,72
C 3 110 106,67
D 4 98 98,54
E 2 85 91,43

MPPA hanya dilakukan dlm pemilihan induk unggul


Digunakan memilih induk donor utk TE
 Metode lain (selain seleksi) untuk memperbaiki mutu
genetik ternak
 Umumnya dengan cara mengawinkan betina lokal dgn
pejantan unggul dari luar negeri  terbentuk bangsa
sapi yang baru
 Keuntungan: memperbaiki mutu genetik sapi lokal dan
meningkatkan produktivitas
 Kelemahan: kalau dilakukan secara serampangan dapat
menghilangkan bangsa sapi lokal asli

Anda mungkin juga menyukai