Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN

PEMELIHARAAN
SAPI POTONG
(SAPI BALI)
Materi BIMTEK PAKAN DAN BIBIT TERNAK TH. 2023

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENDAHULUAN
Peluang pasar masih luas, mengingat kebutuhan akan
1 daging sapi masih mengandalkan pemasukan dari luar
daerah.

2 Pemeliharaan mudah sehingga dapat dilakukan pada


skala rumah tangga.

3 Limbah ternak seperti kotoran dan urine/air kencing bisa


dimanfaatkan untuk pupuk.
Kesejahteraan Hewan (Kesrawan)
 Adalah usaha manusia untuk memelihara hewan
meliputi kelestarian hidupnya disertai perlindungan
yang wajar.
 Pada prinsipnya Kesejahteraan hewan (Animal
Welfare) adalah tanggung jawab manusia selaku
pengurus hewan untuk memastikan hewan ter-
penuhi 5 (lima) azas kesejahteraan hewan
5 (lima ) Azas Kesejahteraan Hewan meliputi:

1. Bebas dari lapar dan haus


2. Bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit
3. Bebas dari rasa tidak nyaman
4. Bebas dari rasa takut dan tertekan
5. Bebas untuk mengekspresikan prilaku
alaminya
Performans = Genetik + Lingkungan

• Faktor Bibit (Genetik)


• Faktor Pakan
• Faktor Manajemen dan Kesehatan
Hewan
PENGENALAN SAPI BALI
 Sapi Bali,
• Sapi bali merupakan sapi asli dan murni Indonesia, merupakan
keturunan asli banteng (Bibos banteng) yang telah
• didomestikasi sejak jaman prasejarah 3500 SM (Payne dan
• Rollinson, 1973). 
• Dinamakan sapi Bali karena gen asli sapi ini berasal dari pulau
Bali, kemudian menyebar luas ke daerah Asia Tenggara.
• tipe sapi pekerja dan pedaging
      
Keunggulan Bangsa Sapi Bali:
Sapi bali memiliki daya adaptasi yang sangat baik
terhadap berbagai Lingkungan alam (iklim dan
cuaca), memiliki tenaga yang cukup kuat untuk
bekerja walaupun disiang hari, memiliki kesuburan
tinggi
sehingga mampu beranak setiap tahun, memiliki
prosentase karkas yang tinggi (>50%) dengan kadar
Deskripsi Sapi Bali
Warna Bulu :
• Warna bulu tubuh dominan ketika lahir adalah merah bata baik betina maupun jantan.
Namun untuk sapi jantan akan berubah menjadi kehitam hitaman hingga hitam legam
sejalan dengan pertambahan umur.
• Perubahan warna tersebut mulai nampak pada umur sekitar 12 – 18 bulan yang dimulai
dari kepala, leher, dan badan. Perubahan tersebut disebabkan oleh pengaruh hormon
testosteron, karena warna merah bata tersebut tidak akan berubah menjadi hitam pada
Ciri Kualitatif Bibit Sapi Bali Jantan Ciri Kualitatif Bibit Sapi Bali Betina

ternak jantan yang dikastrasi •
Warna badan kehitaman, lutut ke bawah Warna badan coklat kemerahan, lutut ke
putih, bawah putih, pantat putih berbentuk
• pantat putih berbentuk setengah bulan, setengah bulan, ujung ekor hitam, dan
ujung ekor hitam ada garis belut warna hitam pada
• Tanduk tumbuh baik, mengarah ke punggung
tengah dan berwarna hitam • Tanduk pendek
• Bentuk kepala lebar dengan leher • Bentuk kepala panjang dengan leher
kompak dan kuat ramping
CIRI-CIRI FISIK SAPI BALI
USAHA PETERNAKAN
A. PEMILIHAN BIBIT

1. Secara Visual Keadaan


mata dan kulitnya nor-
mal, pergerakannya
tidak kaku, tingkah 2. Melalui Palpasi/
laku dan nafsu Makan Perabaan Kon-
normal, pengeluaran disi Perlemakan,
kotoran dan urine tidak
sulit, tidak ada gang- 3. Pengukuran Tubuh
guan dalam berjalan Lingkar dada, tinggi
dan berdiri. gumba, lingkar scro-
tum, panjang badan.

Option B Option C
Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Bali Jantan
Kelas
Umur Parameter Satuan
I II III
Tinggi Pundak cm 90 86 83
205 hari Panjang badan cm 86 82 78
Lingkar dada cm 108 103 98
Tinggi Pundak cm 102 98 94
Panjang badan cm 96 92 87
12 bulan
Lingkar dada cm 127 122 117
Lingkar skrotum cm 16 14 11
Tinggi Pundak cm 121 118 115
Panjang badan cm 121 117 112
24 bulan
Lingkar dada cm 167 160 154
Lingkar skrotum cm 26 25 24
(SNI 7651.4:2020)
Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Bali Betina
Kelas
Umur Parameter Satuan
I II III
Tinggi Pundak cm 92 87 82
205 hari Panjang badan cm 89 84 79
Lingkar dada cm 113 107 100
Tinggi Pundak cm 99 95 91
12 bulan Panjang badan cm 97 93 88
Lingkar dada cm 126 121 116
Tinggi Pundak cm 108 105 102
18 bulan Panjang badan cm 109 106 102
Lingkar dada cm 144 138 133
Tinggi Pundak cm 111 109 106
24 bulan Panjang badan cm 110 107 104
Lingkar dada cm 151 145 139

(SNI 7651.4:2020)
 Pakan hijauan diberikan 10% dari berat
badan perhari.
Hijauan  Hijauan yang diberikan merupakan campu-
ran antara rumput dan kacang-kacangan
dengan perbandingan 2/3 bagian rumput
dengan 1/3 kacang-kacangan, diberikan 2-3
kali sehari.

B. Pakan
 Pakan Penguat (konsentrat) yang
Pakan diberikan 1-2 % dari BB
Penguat.  Pakan penguat adalah campuran bahan
yang disusun sedemikian rupa.
C. Kandang dan Perlengkapan
Kandang harus memenuhi syarat :
Kandang hendaknya
dilengkapi dengan
tempat pakan dan air
minum ; 5
.

Terbuat dari bahan yang


cukup kuat dan tahan
4
lama;.
Bila mungkin lantai kan-
dang disemen/dik-
3 eraskan, tidak licin,dan
tahan injak, dan diham-
Cukup mendapat sinar
Matahari, dan Pertukaran 2 pari jerami biar hangat;
udara baik;

Mempunyai saluran
1 pembuangan dan tempat
penampungan kotoran
yang memadai ;
Kandang dan Perlengkapan
lanjutan
Ukuran kandang juga harus diperhatikan
memenuhi syarat daya tampung. Ini sangat
berpengaruh untuk kenyaman sapi. Apabila sapi
merasa nyaman maka sapi tidak mudah stress. Jarak dari pemukiman
Ukuran kandang sapi :
• Kandang dewasa : 1,8 x 2 m/ekor,
8 atau sumber air sekitar
10-20 m.
• Betina dewasa (muda) : 1,5 x 2 m/ekor,
• Kandang Pedet : 1 x 2 m/ekor.
• Kandang Beranak : 3 m x 2 m

6
Letak lebih tinggi dari tanah sekitarnya dengan
kemiringan 2-5% derajat (turun 2-5 cm setiap
panjang 100 cm) kearah parit kandang (pantat sapi)
dan diusahakan agar selalu kering dan hangat (tidak
tergenang sat hujan);.
 Lantai kandang harus selalu terjaga drainasenya, sehingga untuk lantai
kandang dibuat miring ke belakang untuk memudahkan pembuangan ko-
toran dan menjaga kondisi lantai tetap kering
 Kemiringan lantai berkisar antara 2% sampai 5 %, artinya setiap panjang
lantai 1 meter maka ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2
sampai 5 cm.
 Gambaran Kemiringan lantai kandang :
D. Reproduksi
Proses perkawinan ternak antara Jantan dan Betina yang sudah Dewasa
:
Perkawinan secara
kawin alam dengan ra-
sio perbandingan jan- • Kawin
tan dan betina 1:15-20 Alam Sapi betina untuk pertama kalinya kawin
ekor; umur 18 – 20 bulan,sedangkan yang
jantan pada umur 15-24 bulan.
Tanda-tanda birahi :
1.Vulva merah, hangat, bengkak.
2.Selalu gelisah.
3.Mencoba menaiki sapi lain, diam ketika
Perkawinan dengan IB dinaiki.
menggunakan semen • Inseminasi
beku sesuai SNI atau Buatan(IB) 4.nafsu makan menurun.
semen cair dari pejan-
tan unggul.
D. Reproduksi
Lanjutan....
2. Panjang siklus birahi sapi 20-21
1. Ketepatan deteksi birahi oleh hari, rataan lama birahi pada
peternak sangat menentukan sapi dewasa 15-18 jam,. Pada
keberhasilan perkawinan sapi, umumnya sapi memperlihatkan
karena berhubungan dengan gejala birahi pada malam dan
ketepatan waktu menginseminasi. Waktu pagi hari.

mengawinkan
sapi 4. Pada sapi yang menunjukkan estrus
3. waktu mengawinkan yang ideal saat pagi hari dilakukan IB pada sore hari
puncak birahi, sekitar 12 jam berikutnya dan sebaliknya, sapi yang
setelah tanda birahi awal teramati, menunjukkan estrus sore hari, di-
artinya jika dipagi hari teramati tanda
lakukan IB pagi hari berikutnya. .
birahi maka sapi dikawinkan pada sore
hari, dan bila teramati birahi pada sore
hari maka dikawin kan besok paginya
sebelum jam 12. Perkawinan sedarah harus dihindari, karena
dapat mengakibatkan :
Menurunya berat lahir, daya hidup, berat
dan ukuran serta dapat menurunkan
produksi susu dan lemak susu.
Keturunannya kerdil...
E. Pemeliharaan :

Pedet Sapi Lepas Sapih Sapi Dara Sapi Induk Bunting


Pedet (pedet baru lahir)
• Melakukan penanganan khusus pedet yang baru lahir sampai umur 7 hari :
• Biarkan induk membersihkan atau menjilati anaknya untuk menghilangkan lendir yang
dapat mengganggu pernafasan dan sekaligus berupa masase induk untuk memperlancar
peredaran darah dan memacu refleks pernafasan pedet
• Amati, apabila induk tidak menjilati anaknya, maka harus dibantu pembersihan lendir
dengan kain yang bersih atau rumput kering di bagian hidung untuk merangsang pedet bisa
bersin dan pernafasan, muka dan seluruh tubuh.
• Sewaktu membersihkan lendir, hendaknya dada ditekan-tekan untuk membantu pernafasan
• 30 menit sesudah lahir, biasanya pedet bisa berjalan dan menyusui induknya yang se-
belumnya sudah dibersihkan lebih dulu. Anak yang baru lahir harus menyusu induknya 2
jam setelah lahir untuk memperoleh zat-zat makanan serta antibodi dari kolostrum induk.
(Pedet harus mendapatkan kolostrum selama 1 minggu),
• Potong tali pusat, sisakan 5 cm, rendam tali pusat dengan larutan yodium tincture
• Penimbangan bobot lahir; Pemasangan nomor identitas pedet;
• Pemeliharaan dalam kandang individu sampai umur 1 bulan dan bebas bergerak serta
mendapat sinar matahari pagi;
• Sudah mulai diberikan pakan hijauan pada umur 3 bulan (rumen sdh sempurna);
• Dilakukan penyapihan pada umur 6-8
Sapi Lepas Sapih

• Pedet disapih kira-kira umur 180 - 205 hari (6-7 bulan)


• Penimbangan bobot sapih;
• Pedet dipelihara dalam satu kelompok umur dan jenis kelamin yang
sama;
• Bebas bergerak dan mendapat sinar matahari cukup
• Pemberian pakan dalam jumlah dan mutu sesuai standar
• Pemberian air minum secara tidak terbatas (adlibitum).
Sapi Dara
• Mulai dikawinkan pada umur 18 bulan atau telah mencapai dewasa tubuh. (jika
dikawinkan pada umur muda dapat menimbulkan kesulitan melahirkan (Distokia)
karena belum dewasa tubuh;
• Perkawinan dilakukan dengan inseminasi buatan atau kawin alam;
• Perkawinan pertama sapi dara disarankan dengan kawin alam, agar anatomi re-
produksi berkembang sempurna.
• Jika dikawinkan dengan Inseminasi Buatan (IB), dianjurkan untuk menggunakan
bibit dari ras yang sama untuk mencegah distokia
• Pemberian pakan dalam jumlah dan mutu sesuai standar
• Pemberian air minum secara tidak terbatas (adlibitum)
• Mencatat tanggal perkawinan, identitas pejantan yang digunakan, dan hasil pe-
meriksaan kebuntingan;
• Melakukan pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin
Sapi Induk Bunting

• Pemberian pakan ditingkatkan mutunya terutama setelah 6 bulan kebuntingan;


• Kebutuhan Pakan dan Minum harus cukup (air minum ad libitum/tersedia sepanjang
waktu)
• Bebas bergerak
• Satu bulan sebelum melahirkan sapi ditempatkan pada kandang beranak
• mencatat pelayanan kesehatan hewan
• Jika sapi dipelihara secara intensif (dikandangkan), sebaiknya sapi harus
dikeluarkan/exercise 1-2 kali setiap minggu
• Lantai kandang tidak licin untuk menghindari sapi terpeleset
• Lantai kandang beranak sebaiknya dialas (sebaiknya dengan jerami)
• Satu minggu sebelum waktu melahirkan, sebaiknya sapi sudah dilepas dalam kandang
terbuka, sehingga saat beranak sapi leluasa bergerak
 Tanda induk akan melahirkan :
 Urat daging seputar vulva mengendor
 Ambing Membesar dan nampak tegang
 Kanan kiri pangkal ekor kelihatan legok
 Mengeluarkan lendir yang keruh
 pangkal ekor naik (4 – 14 hari mau melahirkan)
 Induk Gelisah
 Terhadap Induk yang menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan :
 Lakukan pengamatan minimal 3 kali sehari dalam waktu 1 jam setiap
pengamatan
 Tunggu dan persiapkan alat untuk menolong kelahiran, jika sapi kelihatan
gelisah (sebentar tidur/berbaring dan bangun). Kondisi tersebut
menunjukkan 2 – 3 jam sebelum melahirkan, lalu akan diikuti keluarnya
cairan seperti balon berwarna merah (kantong cairan amnion) kemudian
pecah (15 menit menjelang kelahiran), lalu akan mengeluarkan kaki
depan, kepala dan seluruh badan.
 Proses kelahiran foetus (anak) sejak terlihat kontong amnion di berkisar
0,5 – 1 jam
 Apabila amnion sudah di pelvis setelah 1-2 jam belum terjadi kelahiran
maka harus dilakukan pertolongan. > 2 jam terkategori distokia harus di-
lakukan pertolongan darurat
 Jika menunjukkan kesulitan melahirkan, segera melapor petugas
reproduksi/mantri hewan/dokter hewan atau berupaya untuk
menolongnya (jika punya ketrampilannya)
Pencatatan/Recording
Dalam usaha budi daya sapi potong dilakukan pencatatan meliputi:

• Nama rumpun (jika persilangan, sebutkan nama rumpun pejantan dan


betinanya);
• Asal dan tanggal pemasukan;
• Identitas ternak;
• Jenis kelamin;
• Tanggal lahir/umur;
• Perkawinan (tanggal kawin, nomor dan rumpun pejantan, kawin alam/IB);
• Kelahiran (tanggal, jenis kelamin, identitas tetua jantan dan betina);
• Bobot badan (lahir, umur 7 bulan, 12 bulan, 18 bulan);
• Jenis dan jumlah pemberian pakan;
• Pelayanan kesehatan hewan (gejala sakit, penanganan, jenis
• Penyakit, jenis obat dan vaksin, hasil penanganan);
• Mutasi (penambahan dan pengurangan)
F. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
Biosekurity
 Membuat pagar untuk mencegah ternak lain masuk,
 Melakukan desinfektan kandang dan peralatan,
 Penyemprotan terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama
lainnya dengan menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan atau
teregistrasi;
 Sapi yang menderita penyakit menular dipisahkan;
 Melakukan pembersihan kandang sesudah kandang dikosongkan dan dibiarkan
selama 2 minggu sebelum dimasukkan sapi baru ke dalam kandang;
 Setiap sapi baru yang masuk ke areal peternakan harus ditempatkan di kan-
dang karantina/isolasi selama 1 (satu) minggu, selama sapi di kandang
karantina/
isolasi harus dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya penyakit;
 Segera mengeluarkan sapi yang mati dari kandang untuk dikubur atau
dimusnahkan
 Pemberian obat cacing rutin diberkan setiap 4-6 bulan sekali.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai