Anda di halaman 1dari 18

ACARA 1

JUDGING SAPI JANTAN DAN BETINA

I. Tujuan
1. Mengetahui cara judging pada sapi jantan
2. Mengetahui cara judging pada sapi betina

II. Tinjauan Pustaka


Pengertian
Judging pada sapi adalah evaluasi komparasi dari sapi yang didasarkan pada ranking
perbandingan dengan kedekatannya dengan standar “ideal” konformasi sapi (Stamsschror,
2000).

Tujuan
Tujuan dari BSE adalah untuk mengidentifikasi pejantan yang memiliki potensi sebagai
bibit ketika telah berada dilingkungan bebas. Proses untuk mengidentifikasi yang mana
pejantan yang memiliki potensi sebagai bibit melalui proses yang benar, tidak
membingungkan, dan berulang dan alasan propabilitas yang akurat (Chenoweth, 2004).

A. Judging Sapi Jantan


BSE adalah metode praktis dalam memilih sapi pejantan yang berpotensi menjadi bibit
unggul (Chenoweth, 2004). Biasanya waktu terbaik pelaksanaan BSE adalah 2 bulan
sebelum breeding season (Tibary dkk., 2018).

Pemeriksaan pada BSE meliputi


1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan skor tubuh atau body condition score
b. Pemeriksaan kaki dan kuku
c. Pemeriksaan kesehatan mata dan gigi
(Chenoweth, 2004; Menegassi dkk., 2014)

2. Pemeriksaan reproduksi
Meliputi:
1. Pemeriksaan organ kelamin internal
2. Pemeriksaan testis
3. Pemeriksaan penis, preputeum, dan shealh

Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM| 1


Serta dilakukan pengukuran lingkar skrotum dengan standar:

Tabel 1. Standar Ukuran Lingkar Skrotum (Toelihere, 1985)


Umur (bulan) Minimal ukuran skrotum (cm)
12-14 28
14-16 30
16-18 31
18-20 32
20-24 33
>24 34

Gambar 1.Pengukuran Lingkar Skrotum (Noakes dkk., 2016)

Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM| 2


3. Koleksi dan evaluasi semen
a) Libido
Penilaian kinerja individu sapi jantan yang sudah distimuli yang dikenalkan pada
sapi betina yang dikekang. Penilaian sibjektif terhadap ketertarikan seksual juga
dapat dilakukan (Noakes, dkk., 2016).

Tabel 2. Skor Penilaian Libido Sapi Jantan (Betram, 2003)


Skor Penilaian Libido
0 Tidak ada ketertarikan seksial
1 Tertarik seksual hanya sekali
2 Tertarik seksual lebih dari sekali
3 Aktif ikuti betina, tertarik seksual
4 1 kali (mencoba) mounting, tapi tidak kopulasi
5 2 kali (mencoba) mounting, tidak diikuti kopulasi
6 >2 kali mounting/mencoba mounting, tidak diikuti kopulasi
7 1 kali kopulasi, tidak tertarik lagi
8 1 kali kopulasi, lalu tertarik lagi (mounting/mencoba mounting)
9 2 kali kopulasi, tidak tertarik lagi
10 2 kali kopulasi, lalu tertarik lagi (mounting/kawin)

b) Morfologi sperma
Penilaian morfologik sperma perlu dilakukan pemeriksaan sperma dalam keadaan
mati dan terikat dengan zat warna. Perhatian khusus diberikan pada akrosoma.
Selain itu kelainan bentuk dapat dilihat dari kepala, badan, dan ekor spermatozoa
(Toelihere, 1993)
c) Motilitas sperma
Dinilai segera sesudah penampungan semen. Dibagi menjadi gerakan massa dan
gerakan individual (Toelihere, 1993).

Tabel 3. Skor Motilitas Sperma (Duane, 2005)


Sperma Motil+Progresif Penilaian
>70 Sangat baik
50-69 Baik
30-49 Cukup
<29 Kurang

Hasil pemeriksaan BSE terbagi menjadi tiga kategori yaitu:


1. Bibit potensial yang memuaskan (Satisfactory Potential Breeder)
Sapi jantan harus lulus pemeriksaan fisikdan mencapai nilai minimum dari:
- Lingkar skrotal : sesuaikan dengan umur,
- Motilitas sperma : > 30%,
- Morfologi spermatozoa : > 70% normal
Pejantan yang ditempatkan pada klasifikasi ini telah siap sebagai bibit.
2. Bibit potensial tidak memuaskan (Unsatisfactory Potential Breeder)
Pejantan tidak mencapai nilai minimal dari penilaian BSE. Pejantan yang ditempatkan
pada kaegori ini tidak akan dijadikan bibit.
3. 3. Penundaan klasifikasi (Classification Deferred)
Pejantan dapat menjalani pemeriksaan kembali dilain waktu untuk menetapkan apakah
dia dapat ditempatkan pada kategori bibit potensial yang memuaskan atau tidak.
(Chenoweth, 2004)

Keterbatasan BSE
1. Tidak selalu akurat, terdapat resiko ketidakakuratan karena prosedur yang tidak benar,
2. Tidak selalu dilakukan pemeriksaan libido
3. Tidak selalu disertai pemeriksaan penyakit
(Cockcroft, 2015)
B. Judging SapiBetina

Gambar 3. Bagian Tubuh Sapi Betina (Stamschror, 2000)

1. General Appearance
Meliputi:
- Kepala
Feminin, bersih, muzzle lebar, nostril terbuka lebar, rahang kuat. (Stamschror,
2000)
- Bilah bahu
Bahu menempel dengan dinding dada
- Punggung
Lurus dan kuat
- Rump
Lebar dan panjang dengan pin bones sedikit lebih rendah dari hip bones
(Stamschror, 2000)

2. Body Capacity
Meliputi:
- Barrel
Panjang, dalam, dan lebar
- Heart Girth
Dalam dan lebar
(Stamschror, 2000)
3. Dairy Character
Meliputi:
- Rusuk
Terpisah lebar, datar dan dalam
- Leher
Panjang, halus
- Kulit
Tipis dan tidak terlalu kencang
(Stamschror, 2000)

4. Feet and leg


Meliputi:
- Pastern
Pendek dan kuat
- Hock
- Kaki Belakang
Lurus dan lebar
(Stamschror, 2000)
Abnormalitas pada kaki dan teracak (penjelasan+gambar dan keterangan)

Gambar 4. Kelainan pada Kaki (Bruns, 2003)

5. Sistema mamari (+gambar penilaian pada Sistema mamari)


Meliputi:

Gambar 6. Udder Height


Gambar 5. Udder Cleft (Stamschror, 2000) (Stamschror, 2000)
Gambar 7. Udder Width (Stamschror, 2000)

Gambar 8. Udder Depth (Stamschror, 2000)

Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM| 8


III. Hasil
A. Judging fisik sapi jantan (+ tunjukkan bagian-bagiannya)

a. Kepala
b. Muzzle
c. Cuping Hidung
d. Rahang
e. Mata
f. Kening
g. Telinga

Foto sapi tampak depan


Foto sapi tampak samping
General Appearance i. Back Body Capacity Feet and Leg
a. Kepala j. Thurl q. Barrel x. Rear Leg
b. Kening k. Rump r. Heart Girth y. Feet
c. Telinga l. Pangkal Ekor Dairy Character z. Hock
d. Muzzle m. Ekor s. Leher aa. Pastern
e. Cuping n. Kaki t. Tulang Rusuk Sistema Reproduksi
f. Rahang o. Kaki Belakang u. Kulit bb. Lingkar skrotum
g. Mata p. Kaki Depan v. Flank
h. Bilah Bahu w. Paha

Foto sapi tampak belakang


B. Judging Sapi Betina (+ tunjukkan bagian-bagiannya)

a. Kepala
b. Muzzle
c. Cuping Hidung
d. Rahang
e. Mata
f. Kening
g. Telinga

Foto sapi tampak depan


Foto sapi tampak samping
General Appearance i. Back Body Capacity Feet and Leg
a. Kepala j. Thurl q. Barrel x. Rear Leg
b. Kening k. Rump r. Heart Girth y. Feet
c. Telinga l. Pangkal Ekor Dairy Character z. Hock
d. Muzzle m. Ekor s. Leher aa. Pastern
e. Cuping n. Kaki t. Tulang Rusuk Sistema Reproduksi
f. Rahang o. Kaki Belakang u. Kulit bb. Udder Cleft
g. Mata p. Kaki Depan v. Flank cc. Udder Width
h. Bilah Bahu w. Paha dd. Udder Height
ee. Udder Depth
ff. Fore Udder

Foto sapi tampak belakang


IV. Pembahasan (diisi berdasarkan video praktikum)
A. Judging Sapi Jantan
Jenis Sapi: Simmental
Pemeriksaan Keterangan Standar (sumber)
General Appearance
1. Kepala 1. Bagus dan proporsional
2. Muzzle 2. Lebar
3. Cuping 3. Besar
4. Rahang 4. Kuat serta tidak berlemak
5. Mata 5. Besar dan terang
6. Kening 6. Lebar dan tidak berlemak
7. Telinga 7. Selalu waspada
8. Bilah bahu 8. Terpaut erat dan halus
9. Back 9. Lurus dan Rata
10. Rump 10. Panjang dan cukup lebar
11. Thurl 11. Tinggi dan lebar
12. Pangkal Ekor 12. Datar dan tidak kasar
13. Ekor 13. Langsing dan halus
14. Kaki 14. Kuat dan kompak
15. Kaki Belakang 15. Lurus, terpisah, dan simetris
16. Kaki Depan 16. Proporsional dan lurus
Body Capacity
1. Barrel 1. Panjang dan kedalaman yang
cukup
2. Heart Grith 2. Dada dalam dan dasar yang
cukup luas
Dairy Character
1. Leher 1. Panjang, sedikit berlemak,
bergelambir dan brisket bagus
2. Tulang Rusuk 2. Terpisah dan proporsional
3. Flank 3. Proporsional dan dalam
4. Paha 4. Rata dan adanya jalak
5. Kulit 5. Halus dan fleksibel
Feet and Leg
1. Rear Leg 1. Lurus dan terpisah
2. Feet 2. Kuat dan lurus, kompak
3. Hock 3. Lurus dan terpisah
4. Pastern 4. Pendek dan kuat
Sistema Reproduksi
1. Lingkar skrotum 1. 30cm, simetris

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa (kesimpulan dan penjelasan) :
B. Judging Sapi Betina
Jenis Sapi: PFH
Pemeriksaan Keterangan Standar
General Appearance
gg. Kepala 1. Bagus, proporsial dengan tubuh
hh. Kening 2. Lebar dan tidak berlemak
ii. Telinga 3. Sedang dan selalu waspada
jj. Muzzle 4. Lebar
kk. Cuping 5. Besar
ll. Rahang 6. Kuat dan berlemak
mm. Mata 7. Besar dan terang
nn. Bilah Bahu 8. Perlekatan dengan tubuh kurang
halus
oo. Back 9. Lurus dan kuat
pp. Thurl 10. Tinggi dan lebar
qq. Rump 11. Panjang, tidak lebar, dan hampir
rata
rr. Pangkal Ekor 12. Datar dan tidak kasar
ss. Ekor 13. Langsing dan lembut
tt. Kaki 14. Kuat, kokoh, serta berisi
uu. Kaki Belakang 15. Simetris, lurus, dan terpisah
vv. Kaki Depan 16. Panjangnya sedang serta lurus
Body Capacity
1. Barrel 1. Panjang dengan kedalaman
yang cukup
2. Heart Girth 2. Dada dalam dengan dasar yang
cukup luas
Dairy
Character 1. Panjang, sedikit berlemak,
1. Leher gelambir dan brisket bagus
2. Terpisah dan terlihat
2. Tulang Rusuk proporsional
3. Lembut namun beberapa bagian
3. Kulit ada yang kotor
4. Dalam
4. Flank 5. Jaraknya lebar
5. Paha
Feet and Leg
1. Feet 1. Kuat dan lurus
2. Hock 2. Sudut yang sedang dan rapi
3. Pastern 3. Pendek serta kuat
4. Reiss leg??? 4. Rapi, lurus, serta terpisah
Sistema Mamari
1. Udder Cleft 1. Intermediete
2. Udder Width 2. Narrow
3. Udder Height 3. Intermeriete
4. Udder Depth 4. Lantai ambing di atas hock
5. Fore Udder 5. Intermediete

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa (kesimpulan dan penjelasan):
V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka
Bruns, K. 2003. Livestock Judging Manual. Brookings: South Dakota State University
Chenoweth, P.J. 2004. Beyond Bull Breeding Soundness Examinations (BBSE). Proc.
Applied Reproduction In Beef Cattle 1 & 2: 161-171.
Cockcroft, P. 2015. Bovine Medicine 3rd Ed. UK: Wiley Blackwell
Duane, L. G. 2005. Breeding Soundness Exams. Department Of Animal Biotechnology. USA:
University Of Nevada
Menegassi, S.R.O; Barcellos, J.O.J; Borges, J.B.S; dkk. 2014. Breeding Soundness
Examination: Understanding the Causes of Examination Failure in Young and
Mature Rams. Int J Plant Anim. Sci. Vol. 2(2)
Noakes, D. E; Parkinson, T.J; dan England, G.C.W. 2016. Arthur’s Veterinary Reproduction
and Obstetrics. London: Elsevier
Stamschror, J. 2000. Judging Dairy Cattle. Minnesota: University of Minnesota
Tibary, A., Boukhliq, R. dan El Allali K. 2018. Ram and Buck Breeding Soundness
Examination, Rev. Mar. Sci. Agron. Vét. 6(2): 241-255
Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Bandung: Penerbit Angkasa
Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Bandung: Penerbit Angkasa

Anda mungkin juga menyukai