OLEH :
NAMA : SATRYANI
NIM : I011171326
GELOMBANG : I (SATU)
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : SAHRUL
Tujuan Praktikum
Manfaat Praktikum
Sapi bali merupakan sapi asli indonesisa ciri-ciri khas dan berbeda dari
bangsa sapi lainnya. Pada sapi jantan maupun betina, warna kaki dari lutut ke
bawah adalah putih, memiliki “telau” yakni bulu putih pada bagian pantat, dan
terdapat “garis” (bulu) hitam di sepanjang punggung. sapi bali tidak memiliki
punuk, bentuk badan kompak dan dada dalm. Dibandingkan dengan bangsa sapi
lainnya, sapi bali jantan lebih agresif penampilnannya. Warna bulu pada sapi bali
merah bata, warna ini tidak berubah pada betina, tetapi pada jantan dewasa
berubah menjadi hitam. Ciri khusus yang dimiliki sapi murni yaitu warna putih
pada bagian paha, pinngiraan bibir atas, dan pada kaki bawah mulai tarsus dan
carpus sampai batas pinggir atas kuku. Rambut pada ujung ekor berwarna hitam,
dan rambut pada bagian dalam telinga berwarna putih. Pada bagian atas panggung
terdapat garis belut (garis hitam) yang jelas. Bentuk tanduk yang paling ideal
untuk jantan adalah bentuk tanduk yang jalan pertumbuhannya mula-mula dari
dasar sedikit keluar, lalu membengkok ke atas kemudian pada ujungnya
membengkok sedikit keluar. Pada yang betina bentuk tanduk yang ideal jalan
peetumbuhannya satu garis dengan adahi arah ke belakang sedkit melengkung ke
baah dan pada unjungnya sedikit mengarah ke bawah dan ke dalam. Tanduk ini
berwarna hitam (Susilawati, 2017).
Materi Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 2 ekor sapi Bali jantan.
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
Nama Gambar Fungsi
Tongkat ukur (cm) Tongkat ukur adalah alat ukur
yang berbentuk semacam
tongkat lurus untuk mengukur
tinggi pundak, tinggi punggung,
panjang badan, dan dalam dada.
Hasil Pengukuran
Tinggi
113 116 116 107 104.3 110 123 112 112.68 34.1 5.8 0.05
Pundak
Tinggi
Tongkat Ukur
110 121 102.2 105 103.2 107 122 110 110.05 58.0 7.6 0.07
Punggung
Panjang
107 104 93 106 104 97.2 109 114.2 104.33 44.8 6.7 0.06
Badan
Dalam Dada 51.7 68 59 40 56.9 56 60.2 56.4 56.03 63.7 8.0 0.14
Lebar
34 29 33 33 29 30.5 56.5 34 34.88 80.6 9.0 0.26
Punggung
Lebar
Jangka Ukur
Lebar
Tulang 11 11.5 16 17 11 10.5 12 11 12.50 6.4 2.5 0.20
Tapis
Panjang
23 23.5 30 28 22 23 22 27 24.81 9.4 3.1 0.12
Kelangkang
Lingkar
148 150 144 148 149 148 150 152.5 148.69 5.9 2.4 0.02
Dada
Lingkar
Pergelangan 22 19 23 22 18 21 17 15 19.63 8.0 2.8 0.14
Pita Ukur
Kaki
Panjang
38 29 32 42 41 35 40 34.6 36.45 21.0 4.6 0.13
Muka
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Sapi Bali antara linkar dada
dan lingkar dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu 0 yang artinya sama
sekali tidak ada hubungan kolerasi antara linkar dada dan lingkar dada. Hal ini
sesuai dengan pendapat Santoso (2005) bahwa berkenaan dengan besaran angka.
Sama dengan kolerasi Person, angka kolerasi untuk spearman ataupun kendall
berkisar pada 0 (tidak ada kolerasi sama sekali) dan 1 (kolerasi sempurna).
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Sapi Bali antara panjang badan
dan tinggi punggung. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil 0.44. Ada hubungan
kolerasi yang sama masuk kedalam kategori sedang. Nilai korelasi yang termasuk
kedalam kategori sedang yaitu nilai korelasinya sebesar 0,4 – 0,599 (Sugiono,
2007) dalam (Ahmad, 2016).
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Sapi Bali antara dalam dada
dan lingkar dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu 0.17 nilai korelasi
tersebut masuk kedalam kategori rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono
(2007) dalam Ahmad (2016) bahwa hubungan antara panjang kelangkang dengan
persentase karkas sebesar 0,284, nilai korelasi tersebut termasuk kedalam kategori
rendah.
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Sapi Bali antara panjang badan
dan lingkar dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu 0.86 nilai kolerasi
tersebut masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal sesuai dengan penelitian
Sugiono (2007) dalam Ahmad (2016) didapatkan nilai korelasi antara panjang
badan dengan panjang kelangkang sebesar 0,821, nilai korelasi tersebut termasuk
dalam kategori sangat kuat.
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Sapi Bali antara panjang
badan dan dalam dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu -0.15 artinya ada
hubungan yang berlawanan masuk kedalam kategori rendah. Angka kolerasi di
atas 0.5 menunjukkan kolerasi yang cukup kuat, sedang di bawah 0.5 kolerasi
lemah. Sama juga dengan kolerasi person, selain besar kolerasi, tanda kolerasi
juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda –(negative) pada output
meunjukkan adanya ara hubungan yang berlawanan, sedangkan tanda + (pisitif)
menunujukkan arah hubungan yang sama (Santoso, 2005).
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Ahmad, Dwi F., Endang Y.S., Nono S. 2016. Hubungan Panjang Badan dan
Panjang Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali Correlations
between Body Length and Rump Length with Dressing Percentage of Bali
Cattle. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Susilawati, Trinil. Sapi Lokal Indonesia (Jawa Timur dan Bali).UB Press.
Malang.