Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

‘’PERENCANAAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN AYAM RAS


PETELUR DI DAERAH KECAMATAN KABAENA/PULAU KABAENA’’

OLEH :

NAMA : SUNARLIN RAHMAN


NIM : I011 18 1387
KELAS : A1

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kabaena merupakan salah satu pulau di wilayah Kabupaten Bombana,
Provinsi Suawesi Tenggara, Indonesia. Untuk mencapai pulau ini harus ditempuh
dengan jalur laut. Lama perjalanan yang ditempuh yaitu sekitar 2 jam dengan
kapal jet atau sekitar 6 jam dengan kapal motor atau ferry.
Masyarakat di pulau Kabaena banyak merintis sebuah usaha baik dari
bidang pertanian maupun bidang peternakan. Dalam usaha bidang peternakan
terdapat berbagai kendala misalnya listrik yang hanya menyala selama 12 jam saja
yaitu pada malam hari dan jaringan telekomunikasi yang terbatas menyebabkan
masyarakat merintis usaha masih secara tradisional dalam bidang peternakan.
Misalnya para peternak sapi memelihara sapi dengan cara melepaskan saja ke
alam liar tanpa menggunakan teknologi pemeliharaan begitu juga dengan peternak
ayam petelur sehingga masyarakat kabaena harus merencanakan secara rinci
untuk tetap menjaga usaha yang ada di berbagai bidang.
Perkembangan ayam ras petelur di Indonesia sangat pesat. Pesatnya
perkembangan tersebut tidak hanya didorong oleh peluang pasar yang masih
sangat terbuka luas tetapi juga tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan
protein hewani dan tidak terlepas dari kebutuhan gizi yang dibutuhkan manusia.

Tujuan
Tujuan perencanaan telur ayam ras ini yaitu untuk mengetahui factor-
faktor yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengembangan usaha di bidang
peternakan sesuai dengan kondisi wilayah masyarakat Kabaena.
PEMBAHASAN

A. Analisis Pasar
1. Deskripsi Produk
Hasil ayam ras yang dihasilkan yaitu menghasilkan telur ayam ras mentah
yang akan diproduksi ke berbagai tempat yang membutuhkan telur ayam ras
seperti pasar tradisional, rumah makan, restoran, dan lain-lain.

2. Kebutuhan dan kecendrungan pasar

Target pasar usaha ini adalah pasar tradisional, toko-toko grosiran, rumah
makan, restaurant, dan nasi ampera sehingga kebutuhan akan telur ayam masih
tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada
umumnya.
Sementara itu kecenderungan pasar akan telur ayam masih tergolongkan pada
secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen
hotel dan restoran yang kebutuhan akan telur ayam cukup tinggi distributor telur
ayam masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi
adalah pelayanan akan faktor penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu,
jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga
jual.
4. Target Pasar

Pada awal pengembangan usaha ini, pemasaran produk difokuskan pada


rumah makan-makan, lestouran, dan pasar tradisional seperti pasar Sikeli.
Produk telur ayam ras yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
 Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim
ke berbagai wilayah yang berada disekitar masyarakat Pulau Kabaena.
 Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti pasar Baledono,
Krendetan, Suranegaran, Kutoarjo, atas produk telur ayam ras ini sangat
tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal
ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.

1. Sumber dana
Dana yang akan akan dibutuhkan untuk membangun usaha ini adalah dari
penulis sendiri serta donatur-donatur yang siap untuk bekerjasama.
2. Data Usaha Dan Manajemen

Data Usaha:

Pemilik usaha : Admin

Lokasi Usaha : Kel. Rahampuu, Kec. Kabaena, Kab. Bombana, Prov. Sultra

Nama Usaha : Ternak ayam ras petelur

Jenis Produk / Jas : Produk barang

Telepon /HP : 082293423454

Alamat Email : susanrahman00@gmail.com

Menejemen:

Manajemen usaha yang akan dilakukan adalah modal pribadi atau dengan bantuan

donator dengan membayar 1 orang untuk merawat dan mengurus usaha ternak

ayam petelur ini, karena penulis sendiri tidak mampu untuk mengelola sendiri.

3. Aspek Keuangan

Untuk awalnya penulis akan mencoba berbisnis dengan para peternak yang
sudah berpengalaman dalam bidang telur ayam ras. Penulis selaku distributor dan
pemilik usaha ternak ayam ras petelur yang memproduksi telur ayam ras. Apabila
bisnis ini berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan yang berkelanjutan
kedepannya penulis akan berusaha untuk memproduksi telur ayam ras dalam
usaha yang lebih besar lagi.
Adapun estimasi anggaran yang penulis gunakan sebagai langkah awal usaha
ini adalah sebagai berikut :
• 100 ekor ayam x 30.000 = Rp. 3.000.000,-
• Kandang postal = Rp. 1.500.000,-
• Tempat pakan dan minum = Rp. 200.000,-
• Vaksin dan obat-obatan = Rp. 200.000,-
• Biaya tak terduga = Rp. 500.000,-
TOTAL BIAYA =Rp. 5.400,000,-
B. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Kandang

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%,
penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata
letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata
angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan
permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan
membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang
dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan
kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan
yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan
kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat
minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat
penerangan.
2. Peralatan

1) Litter (alas lantai)


Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap
yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.
Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit
padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan
kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2) Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit
telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang
cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan di dinding kandang dengan
lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah
pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak
serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur
langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar
dari besar telur pada dasar sarang.
3) Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding
dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.
Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari
tempat bertelur.
4) Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari
bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak
berkarat.
3. Persiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut,
antara lain:
1) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
2) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
3) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)
/ayam umur sehari:
1) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
2) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
3) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
4) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
5) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
6) Tidak ada letakan tinja diduburnya.

4. Pemilihan Bibit dan Calon Induk


Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung
sebagai berikut:
- Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang
dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering
disebut dengan ransum per kilogram telur.Ayam yang baik akan makan
sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar
daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu
banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi
ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu
dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai
bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering
dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit
ayamnya.
- Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab
ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak
menguntungkan.
5. Panen
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diohasilkan
oleh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar
kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi.
Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan
kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh
kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah
daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk
dijadikan pupuk kandang.
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan
telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus
langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur
normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram
dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau
terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau
tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas
besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya
pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
PENUTUP
      

Kesimpulan

Ayam ras petelur merupakan salah satu usaha yang menjanjikan karena

sangat diminati oleh masyarakat yaitu produknya (telur). Kabaena merupakan

suatu wilayah yang cukup potensial untuk merancang perencanaan pembangunan

usaha karena masih terdapat wilayah yang dapat dijadikan lahan peternakan.

Namun sebelum melakukan perencanaan terlebih dahulu kita harus

memerhatikan factor-faktor dari perencanaan pembangunan usaha itu tersendiri

yang terdiri dari factor eksternal dan factor internal tergantung dimana wilayah

yang akan kita rencanakan.

Saran

Penyusunan makalah ini murni dari pemikiran penulis dibantu dengan

sumber-sumber pustaka dari internet. Sehingga, penulis mengharapkan para

pembaca dapat menambah referensi yang lebih lagi terkait dengan materi yang

sesuai dengan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging


(Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.

Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya


(anggota IKAPI) Jakarta.

Pelafu, F., M. Najoan., F. H. Elly. Potensi Pengembangan Peternakan Ayam Ras


Petelur Di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Zotek vol. 38. No.1 : 209-219.

Rasyaf. M, 1994. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya: Jakarta

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Anda mungkin juga menyukai