Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

Sejarah Singkat
Ilmu tilik ternak (eksterior) merupakan ilmu yang sangat tua atau
kuno. Di Mesopotamia terdapat silinder yang melukiskan kerbau BAGUS
SEKALI yang dipersembahkan kepada raja SHARGONI dari kerajaan
AGANDI di Babylonia Utara (3800 - 3750 S.M). Pengertian bagus sekali di
atas memberikan pengertian bahwa orang-orang pada waktu itu sudah
mengenal bentuk ternak atau hewan yang baik atau jelek. Bangsa SCYTH
yang tinggal di sepanjang Laut Hitam ± 1500 tahun Sebelum Masehi
terkenal sebagai bangsa yang pandai naik kuda dan memilih kuda Arab
karena larinya lebih cepat dari kuda-kuda lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa bangsa tersebut telah mempergunakan pengetahuan untuk memilih
ternak kuda yang lebih baik.
Ilmu ini mulai berkembang di negara Perancis dan negara Arab.
Pada waktu itu tentara Islam memerlukan kuda untuk ber perang, oleh
karena itu mereka memilih kuda-kuda yang baik dan cepat larinya.
Pemilihan ini hanya didasarkan pada bentuk dan sifat yang tampak saja.
Usaha mereka mendapat kemajuan sehingga sampai sekarang masih
terdapat kuda-kuda yang bentuk dan genetisnya baik.
Sekarang Ilmu Tilik Ternak ini telah berkembang lebih maju dengan
mempergunakan skor tertentu untuk menilai ternak kuda, domba, kerbau,
sapi ataupun babi.

Arti dan Pelaksanaan


Ilmu ini hanya mempelajari bentuk morfologi dari seekor ternak untuk
memperkirakan sifat fisiologinya, sehingga dapat mengambil kesimpulan
bahwa ternak yang dipilih adalah baik atau jelek. Penilaian ini hanya
didasarkan atas sifat-sifat ternak yang kelihatan dari luar atau yang tampak
saja (bukan genetisnya). Agar penilaian morfologi ternak tersebut mendekati
nilai keadaan yang sebenarnya maka harus juga mempelajari bagian -bagian
tubuh dan anatomi serta karakteristik dari masing-masing bangsa. Untuk itu
di dalam menilai morfologi harus juga mempelajari anatomi hewan,
sehingga akan diketahui penyimpangan -penyimpangan dari bentuk normal
pada ras-ras tertentu.

Maksud dan Tujuan


Tujuannya adalah untuk menggabungkan sifat-sifat yang tampak
dengan sifat physiologi dari ternak, sehingga dapat mengira-ngirakan untuk
apa hewan tersebut (misal untuk produksi daging, produksi susu, kuda
beban, kuda pacuan, sapi kerja, sapi perah, dll). Khusus untuk ternak-ternak
yang dipergunakan untuk bibit, gabungan antara nilai bentuk yang tinggi

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


dengan performans yang lainnya sangat membantu keberhasilan usaha
pembibitan tersebut.
Mempelajari Ilmu Tilik Ternak dengan menggabungkan seni dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penilik dan melakukan praktek yang lama
serta sering bergaul dengan macam-macam ternak akan didapatkan
manfaat antara lain :
a. Dapat mengenal bentuk dan tanda-tanda umum masing-masing
bangsa hewan ternak, sekaligus tahu penyimpangan -
penyimpangannya.
b. Mengetahui anatomi dan posisi bagian -bagian tubuh ternak.
c. Mengetahui nama-nama dan bagian tubuh ternak.
d. Mengetahui batasan dan ukuran statistik vital ternak dan dapat
melakukan pengukuran secara benar dan tepat.
e. Dapat melakukan penilaian dan penentuan juara ternak kontes
secara baik dan benar.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


BAGIAN TUBUH TERNAK
Batasan Bagian Tubuh
Pada dasarnya bagian tubuh ternak dapat dibagi dalam 3 (tiga)
bagian yang utama yaitu :
a. Tubuh Bagian depan (Fore Quarter) adalah semua bagian tubuh yang
terletak dimuka garis tegak lurus yang menyinggung tepi belakang
cartilago scapula, misalnya : kepala (head) yang terdiri dari telinga (ear),
tanduk (horn), mata (eye), kepala bagian muka (frontalis), muka (face),
pipi (cheek), hidung (nose=nostril), mulut (mouth), rahang (jaw) ; leher
(neck) ; bahu (shoulder) ; dada bagian muka (brisket) ; lengan (shank)
dan kaki muka (fore legs) bersama kuku.
b. Tubuh Bagian Tengah (Body) adalah semua bagian tubuh yang terletak
diantara garis tegak lurus yang menyinggung tepi belakang cartilago
scapula dan garis tegak lurus yang melalu i tuber coxae, misalnya dada
bagian belakang (breast & sternum), rusuk (rib), punggung (back),
pinggang (loin), lempengan depan dan belakang (flank).
c. Tubuh Bagian Belakang adalah semua bagian tubuh yang terletak
dibelakang garis tegak lurus yang melalui tuber coxae, misalnya pinggul
(hip), pantat (rump), paha atas (thigh), paha bawah (twist), vulva,
pangkal ekor (head tail = dock), ekor (tail), ujung ekor (switch), kaki
belakang (hind legs) dan ambing (udder) atau scrotum.

Masing-masing jenis, bangsa, tipe, varietas atau strain bentuk


tubuhnya berbeda-beda dan bermacam ragam menurut karakteristik jenis
dan bangsa ternak itu sendiri. Demikian juga tentan g imbangan masing-
masing bagian tubuh. Khusus untuk kuda imbangan antara tubuh bagian
depan : tengah : belakang adalah 9 : 11 : 10.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk tubuh antara lain umur,
jenis kelamin, bangsa, tipe, varietas atau strain, makanan, pemeliharaan
dan lingkungan. Menurut Ilmu Tilik Ternak adanya bentuk karena adanya
tinggi, lebar, panjang dan dalam.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)
UKURAN STATISTIK VITAL
Pengukuran ukuran tubuh pada ternak sangat penting sekali dalam
menentukan atau menilai ternak tersebut. Pengukuran pada ternak dapat
dilakukan pada panjang, lebar, lingkar dan dalam. Pengukuran panjang
badan, tinggi gumba, lebar, dalam dapat dilakukan dengan menggunakan
tongkat ukur. Sedangkan untuk lingkar dada, lingkar tulang, lingkar scrotum
dan lingkar paha dengan menggunakan pita ukur. Untuk pengukuran umur
dapat dengan melihat catatan kelahiran, keadaan gigi, lingkaran tanduk atau
banyaknya cabang tanduk. Untuk bobot badan dengan menggunakan
timbangan atau rumus-rumus tertentu yang ada.
Hal yang terpenting dalam melakukan pengukuran ini adalah
pengukuran hendaknya dibantu oleh satu orang atau lebih dan harus
dilakukan dengan hati-hati, jangan bertindak kasar dan selalu waspada.
Khusus pada waktu melakukan pengukuran panjang dan tinggi (tinggi
badan, kemudi, gumba dll) ternak diusahakan berdiri merdeka di atas tanah
yang datar dan kedua kakinya sedapat mungkin sejajar.
Ukuran-ukuran tubuh yang penting adalah :
a. Ukuran Kepala
- Panjang kepala adalah jarak antara puncak kepala sampai ke daging
tempat gigi seri rahang atas.
- Lebar dahi :
• Lebar dahi atas adalah jarak antara kedua pangkal tanduk
bagian dalam.
• Lebar dahi bawah adalah jarak antara kedua lekuk mata
Perbandingan antara lebar dahi dengan panjang kepala disebut Indeks
Kepala. Indeks kepala sapi Zebu atau Ongole = 38,50 ; sapi Bali =
43,5 dan sapi Madura = 40,50)

b. Ukuran Tinggi.
- Tinggi gumba atau tinggi pundak atau tinggi hewan adalah jarak
antara titik tertinggi puncak gumba sampai ke tanah. Tinggi sapi yang
berpunuk diukur pada pinggir belakang punuk dan rapat dengan
garis belakang punggungnya.
- Tinggi punggung adalah jarak terpendek antara titik atas ruang
punggung terakhir sampai ke tanah.
- Tinggi kelangkang adalah jarak lurus antara titik tertinggi kelangkang
sampai ke tanah.
- Tinggi kemudi adalah jarak terpendek antara kemudi sampai ke
tanah (biasanya untuk ukuran pada kuda pacuan).
- Tinggi pangkal ekor adalah jarak luru s dari pangkal ekor sampai ke
tanah.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


c. Ukuran Lingkar
- Lingkar dada adalah jarak keliling dada yang diukur dengan pita ukur
melingkar dekat scapula/kaki depan bagian belakang (belakang
siku). Panjang melingkar/ keliling yang diukur pada bag dada tepat di
bag belakang tulang gumba pada tulang rusuk ke 3-4
- Lingkar dada Unggas diukur dari puncak OVT-3 menuju wilayah
dada secara melingkar melewati sisi belakang pangkal sayap menuju
daerah puncak thorak kembali pada sisi yang lain (dari sisi kanan ke
sisi kiri, atau sebaliknya).
- Lingkar perut Unggas diukur dari puncak tulang panggul menuju
wilayah perut secara melingkar melewati daerah sisi depan paha,
kembali kearah dorsal panggul, selanjutnya kesisi sebelahnya.
- Lingkar pipa atau Lingkar paha adalah lingkaran keliling paha kiri
yang diukur pada bagian tengah.
- Lingkar paha Unggas diukur secara melingkar pada daerah paha
yang mempunyai diameter paling besar.
- Lingkar scrotum diukur dengan pita ukur pada bagian tengah dari
testisnya.
- Lingkar tulang atau besar tulang diukur dengan pita ukur pada
pertengahan tulang antara lutut dengan fetlock joint.

d. Ukuran Panjang
- Panjang tubuh adalah jarak lurus dari benjolan depan pangkal kaki
muka sampai benjolan tulang duduk (tapis) atau garis lurus diantara
tuber ischiadicum dengan sendi peluru, atau jarak yang terpendek
dari tuberculum lateral humerus (point of shoulder) ke tuber
ischiadicum (pin bone) pada seekor ternak.
Kuda panjang : 102 % atau lebih dari tinggi, kuda pendek : 98 % atau
kurang dari tinggi, kuda persegi : 98 - 102 % dari tinggi Sapi panjang
: 120 % atau lebih dari tinggi : sapi pendek 110 % atau kurang dari
tinggi, sapi persegi :110 - 120 % dari tinggi.
- Panjang badan Babi adalah jarak lurus dari pangkal ekor sampai ke
pertengahan ke dua telinganya.
- Panjang badan Unggas adalah diukur dari pangkal leher atau O. V.
Thoracalis pertama (OVT-1) hingga batas tulang ekor pertama
(OVCy-1) secara longitudinal dari bagian depan menuju ke belakang
tepat diatas garis median tubuh.

Beberapa literatur mendefinisikan panjang badan sbb :


a. Panjang badan absolut : jarak antara samping tulang baku (tuberculum
humeralis lateralis) sampai dengan ujung tulang duduk (tuberculum
ischiadum)

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


b. Panjang badan relatif : proyeksi (garis datar) dari pada panjang badan
absolut

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


e. Ukuran Lebar.
a. Lebar dada muka adalah jarak antara dua titik yang terlateral dari
sendi bahu atau jarak lurus antara kedua benjolan luar pada siku kiri
dan kanan. Yaitu jarak antara kedua bagian samping (lateral) kanan
kiri tulang bahu Untuk kuda 25 - 35 % dari tinggi dan Sapi 25 - 40 %
dari tinggi.
b. Lebar dada rusuk adalah jarak lurus antara bagian luar lengkungan
rusuk sebelah kiri dan kanan diukur dibelakang tulang belikat.
c. Lebar rusuk diukur diantara len gkungan tulang rusuk ter besar dari
kiri ke kanan atau jarak terpendek antara titik terluar pada
lengkungan rusuk yang terbesar.
d. Lebar kemudi adalah jarak antara kedua bungkul kiri dan kanan pada
tuber coxae.
e. Lebar pangkal paha adalah jarak lurus antara sisi luar sudut pangkal
paha.
f. Lebar tulang tapis adalah jarak antara sisi luar benjolan tulang tapis
(tulang duduk).
g. Lebar kelangkang adalah jarak sisi luar pangkal paha.

f. Ukuran Dalam.
Dalam dada adalah jarak antara titik tertinggi pundak dengan tulang
dada yang diukur di belakang siku atau jarak antara puncak gumba
dengan garis bawah dada bagian bawah (dada muka terletak antara
anggota depan kiri-kanan di muka manubrium sterni, dibelakang itu
sampai pada processus xyphoideus disebut dada bawah).

PENDUGAAN BOBOT BADAN DENGAN BERBAGAI MACAM RUMUS

Pendugaan berat badan sangat penting dilakukan oleh para pemilik


ternak untuk mengetahui bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan cara lain
untuk mengetahui berat badan ternak selain penimbangan berat badan.
Apabila setiap kali harus selalu dilakukan penimbangan, hal ini dirasa
kurang praktis di samping timbangan itu jumlahnya terbatas. Pada ternak
potong, bobot badan menjadi salah satu hal yang penting diperhatikan
karena produk utama dari sapi potong adalah daging dimana untuk
mengetahui pertambahan bobot daging peternak perlu melakukan
penimbangan terlebih dahulu. Selain dengan cara penimbangan ada banyak
cara yang bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan dugaan

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


bobot dengan pita ukur atau dengan menggunakan berbagai rumus yang
lazim digunakan seperti rumus shoorl, winter dan lain sebagainya.
Bobot badan merupakan bobot yang didapatkan selama sapi
dipelihara dan dalam keadaan hidup, sedangkan bobot potong merupakan
bobot yang ditimbang sesaat sebelum sapi dipotong. Bobot badan sapi
merupakan salah satu indikator produktivitas ternak yang dapat diduga
berdasarkan ukuran linear tubuh sapi. Perbedaan bobot badan dewasa sapi
pedaging yang berbeda-bedaakan menghasilkan tingkat kegemukannya
yang berbeda pula pada umur dan makanan yang sama. Perbedaan bobot
badan tersebut dikarenakan adanya perbedaan pertambahan bobot badan
harian, rataan pakan yang dikonsumsi masing-masing individu, jumlah
pertambahan otot tiap hari serta perbedaan jumlah lemak yang telah
disimpan oleh tubuh. Perbedaan tersebut akan menjadikan komposisi tubuh
atau rame size ternak berbeda.
Ukuran-ukuran linear tubuh merupakan suatu ukuran dari bagian
tubuh ternak yang pertambahannya satu sama lain saling berhubungan
secara linear. Uukuran linear tubuh yang dapat dipakai dalam memprediksi
produktivitas sapi antara lain panjang badan, tinggi badan, lingkar dada.
Ukuran linear tubuh dapat mengidentifikasi pola atau tingkat kedewasaan
fisiologis ternak sehingga dapat dijadikan parameter penduga bobot badan
ternak.

TUJUAN PENDUGAAN BOBOT BADAN TERNAK:


Pendugaan ini bertujuan untuk
• Memperkirakan BB ternak
• Menentukan harga penjualan dan pembelian
• Menaksir jumlah karkas

Sejumlah peneliti mencoba membuktikan keakuratan rumus-rumus


itu diuji-cobakan terhadap beberapa kelompok sapi antara bobot taksir dan
bobot timbangan. Hasilnya rumus Scheiffer dan Lambourne lebih mendekati
berat real sapi sebenarnya dengan tingkat kesalahan di bawah 10 persen.
Sedangkan rumus Schoorl tingkat kesalahannya mencapai 22,3 persen.
Perbedaan perhitungan berat pada mahluk hidup adalah wajar, karena

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


bobot hewan sangat dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan, yakni
gelisah (stress), habis makan, banyak minum atau baru buang feses.
Hewan yang ditimbang sekalipun, akibat buruk perlakuan dan
pengangkutan dapat menyebabkan susut tubuh 5-10%.
Dengan memperoleh angka taksiran bobot hidup, maka persentase
karkas dan daging dapat segera diketahui. Karkas sapi berkisar 47-57
persen dari bobot hidupnya dan daging 75 persen dari karkas. Untuk domba
persentase karkasnya sekitar 45 persen dan dagingnya 75 persen dari
karkas.

Ukuran statistik vital dapat dipergunakan untuk memperkirakan berat badan


dari seekor ternak dengan mempergunakan rumus-rumus tertentu antara
lain.
a. WINTERS
- Untuk sapi dan domba :

LD2 x PB Pound LD = lingkar dada (inchi)


300 PB = Panjang badan (inchi)

Apabila ukuran-ukuran tersebut diukur dengan centimeter (cm) dan kilogram


(kg) maka pembaginya menjadi 10832.

- Untuk babi :
LD 2 x PB Pound LD = lingkar dada (inchi)
400 PB = Panjang badan (inchi)

Apabila ukuran-ukuran tersebut diukur dengan centimeter (cm) dan


kilogram (kg) maka pembaginya menjadi 14407 sampai 14443

- Untuk kerbau :
b. SUTARDI
BB (kg) = - 920,72 + 11,904 LD (cm) – 28,869 LD2

c. Camoens (1976)
Y = 40 TP – 11 LD – 450 Y = Bobobt badan (pounds)
TP = Tinggi Pundak (inchi),
LD = Limkar Dada (inchi)

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


b. ARIO DARMOKO
LD2 x PB Kg LD = Lingkar dada (cm)
10400 PB = Panjang Badan (cm)
Rumus ini merupakan penyempurnaan dari rumus Winter, yang
diaplikasikan pada kambing / domba

c. DENMARK
(LD + 18)2 Pound LD = Lingkar dada (inchi)
100

d. SCOORL
(LD + 22)2 pound LD = Lingkar dada (inchi)
100

g. SOEDJANA
Y1 = 4,19.X1 - 385,05 X1 = Lingkar dada (cm)
Y2 = 5,03.X2 - 298,27 X2 = Panjang badan (cm)

h. Drh. EZIE CATRIE


BB = (3,59 x LD) - 287,39
Syarat :
• sapi-sapi yang diukur adalah sapi madura
• umur sekitar 2 sampai 3 tahun
• 2 jam sebelum diukur dipuasakan dahulu

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


ISTILAH dan BATASAN
- Age (umur). Umur dapat diketahui atau diduga berdasarkan catatan
kelahiran atau dengan melihat gigi ternak. Untuk menentukan umur ada
beberapa cara, misalnya:
• melihat catatan kelahiran
• melihat lingkaran tanduk (pada sapi)
• melihat banyaknya cabang tanduk (rusa, kijang)
• melihat pergantian gigi seri
- Balance Appearance (Bentuk harmonis). Apabila setiap bagian dari
tubuh ternak setara secara keseluruhan. Bentuk harmonis adalah bentuk
tubuh yang mempunyai imbangan antara tinggi, lebar, panjan g dan dalam
yang serasi.
- Breed Character. Karakteristik khusus dari masing-masing bangsa ternak
seperti bentuk umum, kepala dan warna.
- Size. Ukuran, besar dan berat disesuaikan dengan umur.
- Conformation. Kecocokan dari bentuk seekor hewan dalam hal sedikit
tegap, kompak, simetris, bagian-bagian atas-bawah tubuh lurus, keempat
kaki standnya baik.
- Quality. Derajat kehalusan atau kemurnian dari seekor ternak dan yang
diperhatikan adalah kepala sesuai dengan rasnya, kulit halus, tipis dan
lunak, bulu dan tulang yang baik.
- Sex Character. Tampak dengan jelas perbedaan jantan dan betina (tanpa
memperhatikan jenis atau alat kelaminnya) hanya dengan memperhatikan
kepala, bentuk tubuh, kaki dan gerak gerik atau cara berjalannya.
- Condition. Keadaan ternak mengenai hal tubuh (misal tampak rata,
dalam, perdagingan dan kulit tidak ada yang cacat). Condition merupakan
tingkat kesanggupan untuk sesuatu prestasi dari seekor ternak, misalnya
kuda pacuan betlum tentu mempunyai kesanggupan (kondisi) pacu/lari
karena kurang latihan atau hanya dikandangkan terus menerus di dalam
kandang.
- Style. Gaya dan kuasa bergerak dari seekor hewan yang menyebabkan
tampak menarik, menunjukkan kewaspadaan dan tubuh tampak kompak
dan serasi.

Kuasa bergerak/berjalan.
- Berdiri Merdeka. Ternak berdiri di atas keempat kakinya dan semuanya
mengenai tanah.
Langkah atau berdiri kalau tidak memikul berat
 beban, jarak kakinya jauh ke depan atau ke
   belakang.

   
Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)
Kalau sedang memikul berat beban kaki yang
memikul berat itulah yang diangkat lebih dulu.
Ada 3 aksi yang terjadi pada waktu melangkah maju,
yaitu : angkat kaki, mengayunkan kaki ke depan dan
meletakkan kuku di tanah.

Ada 4 cara berjalan :


1. S t a p , adalah berjalan biasa dan bisa dimulai dari kaki no. 1, 2, 3 atau
4. Kalau dimulai dengan kaki no. 1 akan disusul oleh kaki no. 3,
kemudian no.2 dan 4. Cara ini disebut cara diagonal. Namun sebaliknya
kalau dimulai dengan kaki no.2 diikuti no. 4 kemudian no. 3 dan terakhir
no. 1. Cara menulisnya adalah 1-3-2-4 atau 4-2-3-1.
Stap yang baik adalah : stap segi empat, stap rapih dan stap luas.
Stap Segi Empat apabila panjang tiap-tiap langkah dari tiap anggota
kaki adalah sama. Ayunannya kedepan harus sejajar dengan poros
tubuh.
Stap Rapih apabila semua persendian yang bekerja secara maksimal
artinya kalau membengkok-bengkoknya secara maksimal, kalau
melurus-lurusnya secara maksimal, sehingga luas jadinya.
Stap Luas. Pada stap biasa anggota belakang diletakkan pada kuku
depan yaitu kiri dengan yang kiri dan kanan dengan yang kanan, kalau
tidak begitu akan terjadi stap yang pendek yaitu kuku kaki belakang
diletakkan dibelakang kuku kaki depan.

2. D r a p , adalah jalan cepat. Caranya persisi diagonal seperti pada stap,


hanya disini pengayunannya dan peletakan kakinya terjadi secara cepat,
sehingga gerak kakinya adalah : (1+3)-(2+4). Pada saat drap terjadi
beberapa kejadian :
- saat melayang, kalau kaki tidak menyentuh tanah, yaitu pada waktu
mengangkat pertama dan meletakkan kedua.
- aksi bahu, bergeraknya scapula pada saat pemutarannya.
- aksi carpus, peristiwa mengangkatnya sendiri sendi carpus ke atas
(yang baik adalah tinggi, tetapi kalau terlalu tinggi tidak akan
melangkah maju, jadi batasnya aksi scapula seimbang dengan aksi
bahu).

Ada 2 drap yang perlu di ketahui :


- Drap Terputus, apabila anggota diagonal tidak diletakkan secara
bersama-sama tetapi diletakkan secara berturut-turut. Ini terjadi
apabila hewan dipaksa berjalan secara tiba-tiba, misalnya diterik ke
depan. Kecepatannya dua tempo (2t).
- Drap Cepat, apabila penempatan kuku kaki mukanya jauh sekali ke
depan.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


3. Gallop , adalah lari.
Kecepatannya 3 tempo (3t), peletakan kakinya bisa terjadi 4-(3+1)-2
atau 3-(4+2)-1. Gallop ini berdasarkan atas anggota kaki depan yang
terakhir diletakkan pertama ada 2 macam yaitu gallop kiri atau gallop
kanan.
4. Ren Gallop , adalah lari cepat (ren = cepat)
Kecepatannya 4 tempo (4t) dengan cara berjalannya bermacam-macam,
misal mulai kaki belakang : 4-3-1-2 atau 3-4-2-1.

Berkaitan dengan kuasa bergerak dan cara berjalan ini ada beberapa istilah
lagi yaitu:
a. T e l g a n g , disebut juga jalan lateral, berlaku 2 tempo (2t) dan oleh
karena kaki lateral maka keseimbangan harus dilakukan dengan jalan
kakinya diletakkan cepat. Lari ini lebih cepat karena mempunyai gerak
jalan yang lateral. Kecepatannya (1+4)-(2+3).
b. Drap Spanyol. Disini tidak ada saat melayang seperti pada drap biasa,
karena kakinya selalu berganti-ganti. Kecepatan kakinya (1+3)-(2+4).
c. Piaffe, jalannya seperti drap spanyol dengan kecepatan kaki 2 tempo
(2t) yaitu (1+3)-(2+4) tetapi disini kakinya selalu ditempatkan pada
tempat semula, misalnya lari ditempat / tidak maju ke depan.
d. Steigeren, tidak terjadi pemindahan tubuh, misalnya pada waktu
pejantan mengawini betina.
e. Menyepak ke belakang, mengangkat kedua kaki belakangnya dan
menyepak ke belakang. Pusat penyebaran tubuh berada pada tuber
spinae.
f. B a k k e n, kombinasi steigeren dengan menyepak ke belakang

Warna Bulu
Warna Bulu adalah warna dari seekor ternak, dimana warna ini dipengaruhi
oleh iklim dan makanan.
• Bulu mulus apabila pada ternak itu hanya terdapat satu warna saja. Ada
5 macam wana : kuning, hitam, putih, merah dan bulu monyet. Warna ini
hanya terdapat pada ternak yang telah mengalami domestikasi,
sedangkan waktu liar warnanya uniform misalnya abu -abu, merah
sampai bulu monyet.
• Bulu tikus warnanya abu-abu dan merah.
• Bulu merah rusa warnanya merah mentega.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


Beberapa warna yang penting antara lain :
a. Warna Isabela adalah warna kulit kekuning-kuningan, penutup kuning,
kuku putih, kuncung sampai anggota bawah putih kekuningan dan
tidak beralstreep.
b. Warna Valk warnanya sama dengan Isabela, penutup kuning, kuncung
sampai anggota bawah putih, mempunyai alstreep, mempunyai salip
bahu dan mempunyai garis zebra.
c. Warna Campuran :
- Bulu Rintik apabila diantara bulu yang berwarna terselip warna
putih sehingga ada yang disebut : merah rintik, hitam rintik dan
isabel rintik.
- Dawuh, kalau putihnya banyak sedangkan yang berwarna sedikit.
Dawuh Besi apabila hitam dan putih perbandingann ya 1:1. Dawuh
Lalat, apabila warna putih bertutul-tutul kecil hitam atau coklat.
- Belang, warna putih yang luas dan berdasar pada kulit yang tidak
berpigment berbatasan dengan warna lain. Sebutan selanjutnya
menurut warna terbanyak misal belang merah, belang isabel,
belang macan : dasarnya putih merata secara teratur.

Sebelum memilih ternak harus terlebih dahulu membuat signalement pada


hewan yang akan dipilih. Signalement ini berisi tanda-tanda yang
memungkinkan kita kenal kembali hewan tersebut, misal : jenis kelamin,
tinggi gumba, bangsa/ras, umur, warna bulu, dan tanda-tanda lain dari
tubuh yang tidak mudah hilang misalnya cap bakar. Ternak kecil seperti
kambing, domba dan babi sukar sekali membuat signalement karena
warnanya hampir sama dan jumlahnya banyak (berkelompok). Oleh sebab
itu untuk ternak-ternak kecil ini harus diberi nomor pada telinganya, selain
itu harus diperhatikan tanda-tanda lain misalnya :
- Kol. Bulu putih tidak berpigmen pada tubuh yang tumbuhnya sedikit,
misal pada kepala
- B l e s. Kalau tanda pada kepala menjulur ke bawah dan sedikit
panjang.
Selanjutnya menurut keadaan bles tersebut terdapat bles panjang, bles
sempit, bles putus dan bles silang. Pada sapi bles ini sering lebar
sekali dan hampir menutupi seluruh kepala atau pipi dan berwarna
putih yang disebut Blaar Kop.
- S n e p. Noda putih pada bibir dan tidak berpigmen. Kalau bibir atas
seluruhnya putih disebut Bibir Susu, tapi kalau bibir atas bagian bawah
ada putihnya disebut Mulut Susu.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


MENENTUKAN UMUR TERNAK
Umur ternak dalam pemeliharaan mempunyai peranan yang penting,
karena melalui umur peternak dapat mengetahui kapan ternaknya dapat
dikawinkan atau digemukkan. Cara mengetahui umur ternak yang paling
akurat adalah dengan melihat catatan produksi atau dari kartu pencatatan
ternak yang bersangkutan. Namun di Indonesia pencatatan merupakan hal
yang belum lazim dilakukan oleh para peternak. Jika tidak ada kartu
pencatatan, umur ternak dapat diperkirakan dengan mengamati pergantian
gigi, karena waktu pergantian gigi relatif teratur. Usia merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi berat badan. Umur mempengaruhi pertumbuhan
tubuh sapi yang juga mempengaruhi bobot sapi. Pertumbuhan dari tubuh
hewan mempunyai arti penting dalam suatu proses produksi, karena
produksi yang tinggi dapat dicapai dengan pesatnya pertumbuhan hewan.
Pertumbuhan merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap makhluk
hidup dan dapat juga diwujudkan sebagai pertumbuhan dari beratnya organ
atau jaringan tubuh lainnya, termasuk tulang, daging, pembuluh darah dan
lemak dalam tubuh. Pendugaan umur sapi potong dapat dilakukan dengan
melihat perubahan jumlah gigi seri, mengamati kondisi bulu pada hewan
ternak .

TUJUAN MENGETAHUI UMUR TERNAK


Tujun mengetahui umur ternak adalah
1. Penetapan ternak sebagai pembibitan/benih. Hal ini berkaitan dengan
umur pubertas ternak, dan umur dimana fungsi reproduksi ternak mulai
menurun
2. Menentukan Prestasi Kerja dan Prouksi / Tujuan pemeliharaan. Hal ini
erat kaitannya dengan tingkat produktivitas ternak pada umur tertentu
atau sampai kapan ternak dapat produktif, aspek keputusan
pemeliharaan dan pengelolaan (penggantian atau restock). Keputusan
mana-jemen dalam peternakan salah satunya dapat diambil dengan
melihat indikator umur ternak yang dipelihara. Ternak yang sudah tua
dan tidak produktif lagi sebaiknya diganti dengan ternak yang masih
muda.
3. Menentuaan harga dalam transaksi jual – beli. Untuk menghindari
pemalsuan

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


4. Tindakan preventif. Estimasi pakan dan dosis obat ternak juga harus
mempertim-bangkan umur ternak.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


Penentuan umur ternak dapat dilakukan dengan :
1. Recording/Pencatatan Ternk

Pencatatan ternak merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan


dan kejadian yang dilakukan dalam suatu usaha peternakan. Kegiatan
ini perlu dilakukan karena sangat mendukung upaya perbaikan dalam
rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi peternakan. Kegiatan
pencatatan ini dapat mencakup aspek peternak, aspek organisasi dan
seluruh peristiwa yang dialami dalam usaha peternakan serta kinerja
ternak yang bersangkutan.
Recording menjadi cara terakurat untuk mengetahui umur sapi.
Recording ini merupakan proses pencatatan semua kegiatan dan
kejadian dalam suatu usaha peternakan yang berupa catatan data diri
ternak mulai dari lahir dan informasi kesehatan lainnya. Banyak aspek
yang biasa dicatat dalam recording ternak sendiri yaitu identitas sapi
(umur, keturunan, dll), performa produksi (khusus pada sapi perah
ditambah dengan data produksi susu), performa reproduksi dan
kesehatan ternak.
Recording yang baik dan berkesinambungan, dapat memberikan
informasi tentang keadaan dan kondisi ternak secara individu maupun
secara keseluruhan dalam kelompok ternak. Akan tetapi, melihat fakta
di lapangan saat ini masih banyak peternak kecil yang tidak begitu
memperhatikan kegiatan recording ini dan hanya peternakan skala
besar saja yang melakukannya. Padahal dengan adanya data
recording, akan sangat membantu dalam membuat usaha peternakan
skala kecil maupun besar menjadi lebih efektif.
Hal utama yang paling membantu dalam menentukan umur adalah
tersedianya catatan atau pencatatan dari hewan ternak itu sendiri.
Misalnya tanggal lahir, perkakawin, anak pertama dan lain sebagainya.
Waktu kelahiran, pencatatan ini penting, untuk mengetahui umur ternak
yang dilahirkan secara tepat dan akurat, selain itu berguna untuk
menentukan umur sapih dan waktu mengawinkan kembali induk domba
setelah melahirkan. Dengan adanya pencatatan tersebut, para peternak
dapat memperoleh manfaat antara lain: para peternak dapat membuat

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


beberapa perencanaan antara lain menentukan waktu kawin setelah
beranak sehingga jarak beranak dapat diperpendek, mengamati apakah
ada induk subur yang kembali setelah kawin.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


2. Mengamati Gigi

Secara umum cara ini sudah terkenal dikalangan para peternak di


Indonesia. Istilah umum yang dikenal adalah "poel". “Poel” menunjukkan
adanya penggantian gigi ternak, sehingga banyaknya tingkatan
penggantian gigi dapat dijadikan dasar untuk menebak umur ternak.
Semakin banyak gigi yang “poel”, maka umur ternak tersebut semakin
tua.
Gigi ternak mengalami erupsi dan nyeri tekan secara terus
menerus. Pola erupsi gigi pada ternak mempunyai ciri-ciri tertentu
sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan umur ternak.
Pergerakan mengunyah makanan yang dilakukan hewan ternak
mengakibatkan kerusakan.

Fase pertumbuhan gigi


Pertumbuhan gigi ternak dibagi menjadi 3 fase, yaitu: fase
pertumbuhan gigi (gigi susu), fase penggantian gigi, dan fase keausan
gigi.
1. Fase gigi susu: Terjadi pada hewan ternak sejak lahir hingga gigi
serinya diganti dengan yang baru.
2. Penggantian gigi : waktu awal sejak penggantian gigi sampai
selesai
3. Keausan gigi : gigi tidak lagi tergantikan, melainkan aus sedikit
demi sedikit.

Berikut perkiraan umur sapi berdasarkan terjadinya poel:


• Umur 15 hari: gigi seri susu sudah tumbuh sedangkan gigi seri
luarnya belum
• 1 bulan: gigi seri sudah tumbuh seluruhnya, baik bagian dalam
maupun luar
• 6 bulan: gigi seri bagian dalam sudah terasah
• 10-12 bulan: gigi seri bagian dalam telah terasah seluruhnya
• 16-18 bulan: gigi seri luar terasah seluruhnya

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


• 1,5-2 tahun: gigi seri dalam sudah berganti dengan gigi tetap/
permanen
• 2,5 tahun: gigi seri tengah bagian dalam sudah berganti dengan
gigi tetap
• 3 tahun: gigi seri tengah bagian luar sudah berganti dengan gigi
tetap
• 3,5 tahun: gigi seri luar sudah berganti dengan gigi tetap
• 4 tahun: semua gigi seri yang lebar sudah kelihatan
• 4,5 tahun: gigi sudah tidak berganti lagi sedangkan gigi ujung
belum terasah
• 5 tahun: gigi ujung memperlihat tanda pergeseran bidang
berasah pada gigi dalam dan berurutan ke gigi tengah luar
bertambah lebar

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


3. Mengamati Cincin Tanduki

Kondisi cincin tanduk dapat digunakan untuk menginterpretasikan


umur sapi. Rumus yang digunakan adalah:
Y=X+2
Dimana Y adalah umur sapi, X adalah jumlah cincin tanduk dan 2
adalah koefisien rata-rata sapi bunting pada umur 2 tahun. Sebagai
contoh, apabila terdapat 1 lingkar cincin tanduk maka berarti sapi
tersebut bermutu 3 tahun. Penambahan angka 2 ini diambil dari rata-
rata sapi bunting pada umur 2 tahun. Yang mana tiap cincin tanduk erat
hubungannya dengan sistem reproduksi sapi. Cara pendugaan umur
sapi ini cenderung kurang akurat karena sangat dipengaruhi oleh
kualitas pakan dan faktor beberapa sapi yang tidak bertanduk sehingga
jarang dipergunakan
Setiap cincin tanduk erat kaitannya dengan kelahiran, masa laktasi
dan cara pemeliharaan. Setelah masa kebuntingan pertama, muncul
alur melingkar di pangkal tanduk, dan setiap kali bunting hal ini akan
terulang kembali. Pengaruh polusi, penyakit dan musim panas
menyebabkan cincin tanduk tampak dangkal dan kusam.
Pertumbuhan tanduk akan optimal jika ternak mengkonsumsi
pakan yang kualitasnya baik dan sebaliknya apabila pakan kualitasnya
rendah pertumbuhan tanduk akan terhambat yang ditandai dengan
mengecilnya diameter tanduk. Pengecilan diameter ini akan akan
membentuk cincin pada tanduk.
Pada umumnya mulai umur 6 bulan, tanduk sapi normal akan
tumbuh dan lambat laun pada pangkal tanduk akan terlihat lingkaran
sekelilingnya.Pada sapi yang rutin melahirkan, terlihat jelas
pertumbuhan tanduknya. Jadi pedoman untuk memperkirakan umur
sapi dara dewasa adalah jumlah cincin pada tanduknya ditambah 4
tahun. Namun untuk sapi jantan, jumlah lingkaran pada tanduknya bisa
dihitung ditambah 5 tahun. Yang perlu diingat, penilaian dengan metode
lingkar tanduk ini hanya dapat dilakukan pada sapi dewasa sehingga
perlu dilengkapi dengan penilaian dengan metode gigi sapi.
Penentuan umur ternak dengan melihat keliling cincin tanduk yaitu
dengan menjumlahkan dua angka pada setiap keliling cincin tanduk.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


Msalnya ada lingkaran cincin tanduk berarti sapi tersebut berumur tiga
tahun. Asumsi dari penambahan angka dua adalah sapi tersebut sudah
matang secara seksual dan siap melahirkan pada umur dua tahun
Berikut ini adalah acuan menentukan umur berdasarkan kondisi
tanduk:
• Jika bakal tanduk terasa agak menyembul dan keras saat diraba,
umur pedet diperkirakan sekitar 1 bulan.
• Jika tanduk sudah mulai tumbuh sekitar 3 cm, diperkirakan umur
pedet sekitar 5 bulan.
• Jika tanduk sudah mulai tumbuh sekitar 10 cm, diperkirakan umur
pedet sekitar 1 tahun.
• Jika tanduk sudah mulai tumbuh sekitar 15 cm, diperkirakan umur
pedet sekitar 1,5 tahun.
• Jika muncul 1 cincin pada tanduk, diperkirakan sapi telah berumur
sekitar 3 tahun.
• Jika muncul 2 cincin atau lebih pada tanduk, diperkirakan sapi telah
berumur sekitar 4 tahun atau lebih.

Perkiraan umur sapi berdasarkan pertumbuhan tanduk dan cincin


tanduk adalah yang paling tidak akurat. Oleh karena itu, menebak
dengan cara ini jarang digunakan. Prinsip estimasi umur berdasarkan
cincin tanduk didasarkan pada pengaruh pemberian makan. Pasalnya,
Indonesia mempunyai musim kemarau dan musim hujan.

4. Mengamati Rambut Ternak

Pendugaan umur dapat dilakukan dengan mengamati


keadaan/kondisi bulu ternak. sapi muda mempunyai bulu yang panjang
dan kasar, sedangkan sapi tua mempunyai bulu yang lebih pendek dan
halus. Bulu kasar juga bisa disebabkan oleh hewan yang sakit atau
faktor pakan. Sapi subtropis umumnya mempunyai bulu yang panjang
dan kasar sebagai pengatur suhu, sedangkan sapi tropis umumnya
pendek dan halus.

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)


5. Mengamati Perilaku Ternak

Dengan melihat habitus (perilaku) kebiasaannya terhadap hewan


ternaknya secara alami. Ternak yang sehat atau muda mempunyai
perangai yang lebih lincah dibandingkan dengan ternak yang tidak sehat
atau tua.
-

Manajemen Penilaian Ternak (untuk kalangan sendiri)

Anda mungkin juga menyukai