Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL DISKUSI

FOCUS GROUP DISCUSSION

SKENARIO 3: Katty dan Pakan Komersial Kering

Disusun Oleh :
Nama

: Karina Dyah Prawitasari

NIM

:15/382767/KH/08580

Kelompok

: 5.A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

I.
II.

Judul / Topik Diskusi


Katty dan Pakan Komersial Kering
Tujuan Pembelajaran:
1.
Mahasiswa mampu mengenali gejala klinis penyakit-penyakit parasit pada
karnivora (anjing dan kucing), mengetahui cara diagnosis, pengobatan dan
penanganan penyakit-penyakit parasit pada karnivora, serta mengetahui
2.

diferensial diagnosa berbagai penyakit parasit pada karnivora.


Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dasar sistem urinasi dan homeostasis

3.

pada anjing dan kucing.


Mahasiswa mampu memprediksi kelainan/ gangguan saluran urin pada anjing
dan kucing berdasarkan anatomi eksternal tubuh hewan, letak organ visceral
berdasarkan eksternal body landmark, dan ammpu menganalisis hubungan antar
struktur histologik organ saluran urinasi dan saluran pencernaan beserta

4.
III.

fungsinya.
Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagai konsep, keterampilan dan

perilaku dalam diskusi.


Skema Pembelajaran:

IV. Bahasan Diskusi


A. Breeding pada Sapi Potong
1.
Pengertian dan Macam-macam Breeding
Breeding Merupakan cara pemuliabiakan hewan untuk meningkatkan
atau mempertahankan kualitas dari hewan yang dibiakan,ada dua macam
breeding ada pemuliaan sapi yaitu, Crossbreeding dan Purebreeding.
Crossbreeding merupakan cara pemuliabiakan dengan cara mengawinkan
antar bangsa sapi. Purebreeding

adalah cara pemuliakan dengan

mengawinkan dalam satu bangsa. Ada dua cara pemuliabiakan, dengan cara
alami yaitu Natural Matting dan Hand mating (diatur oleh manusia), serta
dengan cara Buatan seperti dengan IB (Inseminasi Buatan ), In Vitro, dan
transfer embrio. Dalam IB memungkinkan untuk persilangan antar bangsa
yang paling efektif dengan tujuan untuk Grading Up. Grading Up merupakan
cara untuk meningkatkan mutu genetis dari kualitas dan produktivitas pada
ternak.
Natural Matting atau kawin alami dilakukan oleh seekor pejantan yang
langsung memancarkan sperma kedalam alat reproduksi betina dengan cara
kopulasi. Terlebih dahulu pejantan mendeteksi kondisi berahi betina dengan
menjilati atau membau di sekitar organ reproduksi betina bagian luar setelah
itu pejantan melakukan penetrasi. Tanda-tanda umum sapi perah yang sedang
birahi adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Sapi betina akan menaiki sapi betina lain.


Sapi gelisah dan berjalan mondar-mandir.
Keluar cairan kental, jernih dan berkaca-kaca dari vagina nya.
Kemaluan (vulva) berwarna merah, bengkak dan hangat.
Sapi dara yang berahi, tidak langsung dikawinkan, melainkan diperiksa

kondisi fisiologinya, yaitu dengan melihat bobot badan sebagai acuan bahwa
sapi dara tersebut sudah dewasa kelamin. Menurut Lindsay et al. (1982) pada
beberapa keadaaan, perkawinan betina sengaja ditunda dengan maksud agar
induk tidak terlalu kecil waktu melahirkan. Induk yang terlalu kecil pada
waktu melahirkan maka kemungkinan akan terjadi distokia. Umur ternak
betina pada saat pubertas mempunyai variasi yang lebih luas daripada bobot
badan pada saat pubertas (Nuryadi, 2006). Hal ini berarti bahwa bobot badan
lebih berperan terhadap pemunculan pubertas daripada umur ternak. Umur dan
bobot badan pubertas dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik. Walaupun umur
dari sapi dara sudah cukup untuk dikawinkan atau dengan kata lain sudah
mengalami dewasa tubuh tidak berarti mengalami dewasa kelamin.
Hasil perkawinan alam ini tidak diragukan keberhasilanya. Menurut
kejadian alamnya, perkawinan hanya mungkin terjadi antara sapi jantan dan
sapi betina birahi yang merupakan periode sapi betina mau menerima sapi
jantan. Cara pengaturan perkawinan pada sapi dapat dilakukan dengan

pengaturan sepenuhnya oleh manusia yang disebut Hand Mating, di mana


pemeliharaan yang jantan dan betina dipisah dan bila ada betina yang birahi
diambilkan pejantan untuk mengawininya. Cara yang lain yaitu Pastura
Mating, dimana sapi jantan dan betina dewasa pada musim kawin dilepas
secara bersama. Bila ada sapi yang birahi tanpa campur tangan manusia akan
terjadi perkawinan. Untuk melaksanakan perkawinan perlu diperhatikan waktu
yang tepat agar betina dapat terjadi bunting (konsepsi). Saat optimum
terjadinya konsepsi pada ternak sapi adalah pertengahan estrus sampai akhir
estrus.
Hand matting atau perkawinan buatan salah satu nya adalah dengan
Inseminasi Buatan (IB) atau Artificial Insemination (AI) yaitu dengan cara
memasukkan sperma kedalam saluran reproduksi betina dengan menggunakan
peralatan khusus. Melalui inseminasi buatan (IB), sapi tersebut menunjukkan
gejala-gejala berahi dan mencocokkan data yang ada dalam satu siklus.
Tujuan Inseminasi Buatan
a. Memperbaiki mutu genetika ternak
b. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang
dibutuhkan sehingga mengurangi biaya
c. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih
luas dalam jangka waktu yang lebih lama
d. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
e. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Breeding yang sering diterapkan d Indonesia saat ini adalah
crossbreeding dengan menyilangkan ibndukan Bos Taurus dengan Bos
Indicus.Bos Taurus merupakan bangsa sapi potong dan perah yang berasal dari
eropa, Contohnya seperti Angus, Hereford, dan Simmental. Sedangkan Bos
Indicus merupakan bangsa sapi zebu atau sapi berpunuk seperti sapi Ongole,
2.

PO, dan Brahman.


Prinsip Crossbreeding dan Purebreeding
Prinsip pada cara Crossbreeding adalah dengan menyilangkan sapi
bangsa Bos Taurus dengan Bos Indicus sampai dengan ketrurunan ketiga saja
(F3) selanjutnya harus dikembalikan lagi menjadi F1 dengan melakukan
backcrossing. Hal tersebut bertujua untuk tetap mengendalikan keturunan
persilangan yang normal dan tetap memiliki kualitas tinggi tanpa harus

mengeluarkan banyak biaya mengenai pakan dan perawatan. Jika terus


dilkukan persilangan hingga keturunan F4, F5 dan seterusnya, akan
mengakibatkan menaiknya jumlah pengeluaran untuk perawatan dan pemberin
pakan yang akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas dan
kebutuhan pakan dari keturunan sapi. Dan juga dengan fleksibilitas bangsa
sapi dengan iklim di Indonesia. Karena bangsa sapi bos taurus yang berasal
dari eropa belum tentu akan mudah beradaptasi dengan iklim di Indonesia.
Contoh persilangan antar bangsa antara Bos Taurus dengan Bos Indicus :
-

Betina PO >< Jantan Simmental = 50% F1


50% F1 >< Jantan Simmental = 75% F2
75% F2 >< Jantan Simmental = 82.5% F3
82.5 % F3 >< Jantan Simmental = 93.75% F4

Untuk menghindari hal tersebut, dilakukan backcrossing dengan tujuan


mengembalikan keturunan setelah F3 menjadi keturunan F1 dengan
perbandingan 50% antara keturunan sapi PO dan sapi Simmental.
Prinsip pada Purebreeding yang paling utama adalah terus melakukan
recording atau pencatatan mengenai keturunan yang dihasilkan tanpa ada
campuran dari keturunan lain dalam persilangan satu bangsa. Sebelum
dilakukan persilangan, sebelumnya harus kita ketahui mengenai silsilah
keturunan sapi tersebut, ada tidak keturunan dari bangsa sapi lain. Jika ada,
maka harus kita hindari jika tetap akan melakukan Purebreeding. Keuntungan
purebreeding adalah mempertahankan kelestarian dan kualitas bangsa tersebut.
Kekurangannya hanya pada tidak akan ada produk yang lebih unggul lagi dari
keturunan sapi tersebut.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Manfaat dan kerugian dari Crossbreeding


- Manfaat dari crossbreeding:
Dapat meningkatkan produksi daging
Meningkatkan perkembangan turunan
Kesuburan yang baik
Kemampuan pemerahan susu baik
membentuk bangsa teranak baru (composite breed)
meningkatkan produksi ternak lokal
mendapatkan efek heterosis (sifat yang muncul dari persilangan yang berbeda dari

induknya)
h. mendapatkan komplementari bangsa

Kerugian dari Crossbreeding:


a. Fertilisasi menurun
b. Butuh perawatan yang banyak
c. Pakan yang lebih banyak

B. Konformasi dan Anatomi Teracak Sapi atau Pedet


1.
Konformasi Teracak Sapi (Tulang Digiti)
Teracak sapi merupakan konformasi yang terbentuk dari Os Manus yang
terdiri dari os carpal, os metacarpal, dan os digiti. Os Carpal, Umumnya terdiri
dari 8 ruas. Pada sapi os digiti ada dua, yaitu yg ke 3 dan 4.

Blocking n. Digitalis: di tengah-tengah antara art. Metacarpophalangea dan


margo coronarius teracak dan pada masing-masing sisi tendo flexor. Anastesi
nervus ini akan mendesensitisasi regio digiti. Berikut adalah gambar Digital
Flexor Tendon :

2.

Artiulatio dan Ligamen atau tendo pada Teracak


a. Articulatio Carpi (Carpal Joint)

Art.Antebrachio-Carpea
Bag.

Distal

os

Radius

(Radio-Carpea)

&

Ulno-Carpea

(Ruminant,Carnivora,Porcine)
Art. Inter Carpea
Art. Carpo-Metacarpea
Bag. Distal dari Os Carpi & bag Proksimal os Metacarpi (Sifat:

Ginglymus, gerakan : Flexi, Extensi. )


Ligamentum :
-Lig. Carpal Palmar.
-Lig.Carpal Collateral Lateral
-Lig Carpal Collateral Medial
b. Articulatio Metacarpo-Phalangea (Fet Lock Joint)

Bag. Distal Os Metacarpea

Bag.Proksimal. Os Phalanx Proksimal

Bag.Proksimal. Os Sesamoidea Proksimal.

Ligamentum :
- Lig. Collateral Superficialls
- Lig. Collateral Profundus
- Lig. Metacarpo Intersesainoidea
C. Articulatio Interphalangea Proksimal ( The Pastern Joint)

Bag. Distal 0s Phalanx Proksimal

Bag. Proksimal Os Phalanx Medial

Ligamentum :
- Lig. Collateral
- Lig.Palma
d. Articulatio Interphalangea Distal ( The Coffin Joint)

Bag. Distal Os Phalanx Medial

Bag. Proksimal Os Sesamoidea Distal

Bag. Proksimal Os Phalanx Distal


Ligamentum :
- Lig. Collateral
- Lig Collateral Sesamoidea

Menurut Sisson (1974), pada setiap kaki sapi memiliki 4 digitalis, dimana digit 3 dan
4 berkembang penuh, memiliki 3 tulang phalanx dan 3 tulang sesamoid. Digit 2 dan 5 tidak
berkembang dengan baik, berukuran sangat kecil, dan berada di belakang sendi fetlock.
Masing-masing digiti memiliki satu atau dua tulang kecil yang tidak berartikulasi dengan
tulang lainnya. Permukaan abaksial dari kuku tersebut berbentuk cembung dari sisi yang satu
ke sisi yang lain dan ditandai dengan suatu peninggian yang sejajar dengan tepi koronaris.
Sedangkan bagian anteriornya cembung (konveks) dari tepi ke tepi, dan sudut yang dibentuk
saat sejajar dengan tanah yakni 45o . Permukaan interdigitalis berbentuk cekung (konkaf)
menyerupai parit, dan hanya pada ujungnya yang bersinggungan dengan kuku diseberangnya.
Permukaan basal atau yang mengarah ke tanah terdiri dari dua bagian yang masing-masing
memiliki sole yang agak cekung, meruncing kearah depan dan melebar ke belakang, dan
terdapat bagian tanduk yang membulat tersambung ke atas dengan kulit (Rakhmawati, et al.
2012).
Dalam bentuk yang paling sederhana terdapat tiga dasar komponen struktur pada kaki
yaitu: tulang (bone), corium, dan epidermis. Kaki terdiri atas dua digit, dimana pada akhir
setiap digit dikelilingi oleh kapsul bertanduk yang sering disebut sebagai claw. Dua tulang
spesifik dalam bidang distal area digital adalah distal phalanx (pedal bone) dan navicular
bone. Corium adalah jaringan yang mengelilingi tulang di setiap digit yang terdiri atas:
jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Ada empat daerah spesifik pada corium (dermis)
yang meliputi: 1) perioplic (heel) corium, 2) coronary corium, 3) sensitive laminae corium,
dan 4) solar corium. Jaringan tanduk yang melampaui corium disebut epidermis (Raven,
1985).

Kuku menipis pada bagian bulb dan seperti yang telah diungkapkan diatas, terdiri atas
lapisan tipis yang merupakan perluasan periople. Sole menempati salah satu sisi dari sudut
yang dibentuk dengan dinding kuku dan berlanjut tanpa adanya batasan yang jelas dengan
periople dan pada bulb (Sisson, 1953).
Beberapa bagian yang penting, yakni: coffin bone (tulang coffin) yang merupakan
tulang berbentuk segitiga di akhir digit. Digit (toe) atau ujung kaki terdiri dari dua digit yang
membentuk kaki. Sole adalah bagian bawah kuku yang berbentuk konkaf (cekung), tebal
menuju tumit dan miring dari arah luar. Cushion digital merupakan area di dalam bulb,
berfungsi sebagai shock absorber atau penyerap syok yang elastis, dan berfungsi sebagai
pompa untuk mengalirkan darah kembali serta membantu hewan untuk berjalan.
Kuku merupakan struktur yang sangat penting bagi tubuh hewan. Kecepatan dari
memanjangnya dinding kuku sapi yaitu sekitar 0,52 sampai 0,65 cm per bulan (Hepworth,
2012). Jarak dari pita coronaria (coronary band) ke ujung kuku (toe) normal adalah 7,5 cm.
Untuk itu kuku yang baru tumbuh memerlukan waktu selama 15 bulan untuk dapat
digunakan (Jackson dan Cockcroft, 2002).
C. Penyebab Interdigital Phlegmon dan Omphalitis Pada Pedet
1.
Interdigital Phlegmon
Tanda-tanda utama dari interdigital phlegmon adalah celah dan penyebab
nekrosis terlihat dari kulit interdigital dan menyebar, pembengkakan digital simetris.
Nyeri, sedang sampai ketimpangan yang parah dan demam juga tanda-tanda umum
penyakit ini.
a. Karakteristik
Bau busuk biasanya hadir karena adanya Fusobacterium necrophorum. Sebuah
sequela yang mungkin adalah sepsis digital bagian dalam.
Organisme ini masuk ke dalam bakteri anaerob dan ada di lingkungan. Biasanya
bakteri ini tidak dapat menyerang kulit yang utuh; apa yang menyebabkan luka pada
kulit interdigital dapat memungkinkan masuknya infeksi bakteri ini.
Fusobacterium necrophorum
Domain
:
Bacteria
Phylum
:
Fusobacteria
Order
:
Fusobacteriales
Family
:
Fusobacteriaceae
Genus
:
Fusobacterium

Species

F. necrophorum
F. novum
F. nucleatum
F. polymorphum
Fusobacterium adalah bakteri gram negative, anaerob , dengan morfologi sel
berbentuk basil, yang tidak berspora, sel ramping dengan ujung meruncing. Mereka
menunjukkan pewarnaan yang tidak teratur.
Fusobacteria dikenal dapat bertahan dalam tanah hingga 18 minggu. Mereka bertahan
dengan baik di tanah basah dengan konsentrasi kotoran yang tinggi, namun, studi
aerasi lumpur tinja menunjukkan bahwa tingkat Fusobacterium berada di bawah
tingkat deteksi setelah 24 jam. Dalam non-aerasi lumpur tinja, tidak ada perubahan
dalam tingkat Fusobacterium diamati pada 24 jam pertama, dan Fusobacteria tidak
lagi hadir setelah 6 hari.
Bakteri ini dapat menimbulkan zoonosis dengan cara gigitan hewan atau penanganan
hewan dengan luka terbuka.
Fusobacterium juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia dengan luka gigitan.
Ada juga beberapa bukti bahwa Fusobacterium dapat ditransfer dalam cairan tubuh
Epidemologi : Distribusi di seluruh dunia. Infeksi jarang terjadi. F. nucleatum adalah
sumber yang paling umum dari infeksi, sedangkan F. necrophorum adalah spesies
yang paling ganas. Prevalensi tertinggi dilaporkan dari infeksi oleh Fusobacterium
berada di Denmark di mana 6.24 kasus / 1.000.000 penduduk / tahun selama 19982001, meskipun laporan di seluruh dunia berkisar 0,6-6,24 kasus / 1.000.000
penduduk / tahun (4). Insiden yang lebih tinggi dari 14,4 kasus / 1.000.000 penduduk
yang diamati pada Demark untuk subyek yang berusia 15-24 tahun
Faktor predisposisi infeksi meliputi:
Banyak berlumpur, berdiri di kotoran, permukaan yang kasar dan berbatu, kering atau
beku lumpur.
b. Tanda Klinis dan Diagnosis
Tanda-tanda klinis akut peracute, ketimpangan berat dengan pembengkakan
ditandai sekitar band koroner dan dalam ruang interdigital. Hal ini umumnya
ditemukan pada satu kaki dan lebih umum pada kaki belakang. Tanda-tanda pertama
dari penyakit ini adalah eritema dan pembengkakan di ruang interdigital dan sekitar
bertajuk tersebut. Hewan menunjukkan sedikit ketimpangan selama 18 sampai 24
jam, yang sering terlewat . tanda-tanda lain adalah demam, penurunan konsumsi
pakan, dan penurunan produksi susu. A terlihat necrotizing lesi di ruang interdigital
dan bau busuk biasanya hadir dengan waktu ketimpangan terlihat dan diagnosis

berdasarkan gejala klinis. budaya Fusobacterium necrophorum jarang digunakan


untuk mengkonfirmasi diagnosis. Sebuah bentuk penyakit yang lebih cepat dalam
onset dan kurang responsif terhadap antimikroba (super footrot atau super busuk)
telah dilaporkan di Inggris (Cook and Cutler, 1995) dan AS (Guard, 1997). Septic
arthritis mungkin keliru untuk interdigital phlegmon tetapi kebanyakan septik
arthritides melibatkan pembengkakan hanya satu digit dan tidak akan necrotizing a
interdigital lesi (Bergsten, 1999). Sepsis digital dalam, bagaimanapun, dapat menjadi
sebuah sequela untuk kronis atau non-responsif phlegmon interdigital.
c. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan terdiri dari antibiotik parenteral diberikan selama 3-5 hari. Obatobatan berikut ini umum digunakan dan memiliki klaim label untuk pengobatan
interdigital phlegmon di AS: amoksisilin (IM atau SC), ceftiofur (IM atau SC),
eritromisin (IM), dan sulfadimethoxine (PO, IV,) Lima sampai sepuluh persen ZnSO4
atau CuSO4 footbaths dilaporkan bekerja dengan baik untuk pencegahan. Pengobatan
yang tepat sangat penting untuk keberhasilan. lainnya praktek manajemen untuk
melemahkan kejadian baik kandang dan freestall kebersihan, desain freestall yang tepat
dan tempat tidur. Vaksin Fusobacterium necrophorum mungkin berkhasiat untuk
pencegahan. satu Kanada studi menemukan bahwa vaksin F. necrophorum adalah
manjur dalam mencegah BPB ketika sapi penggemukan diberi makan diet pakan
berbasis tumbuh tapi tidak berkhasiat ketika mereka diberi makan diet yang
berkembang berbasis gandum.
2.

Omphalitis
Omphalitis adalah peradangan struktur pusat yang mungkin termasuk arteri

umbilikalis, vena umbilikalis, urachus, atau jaringan yang mengelilingi umbilikus.


Umbilicus terdiri dari jenis mereka struktur dan mengalami perubahan fungsional dan
anatomi saat lahir. Dua arteri umbilikalis menghubungkan arteri iliaka internal untuk
plasenta. Bandara kemudian kemunduran dan menjadi ligamen putaran kandung
kemih. Satu vena umbilikalis menghubungkan plasenta ke hati dan porta cava regresi
menjadi

ligamentum

putaran

hati

dalam

ligamen

calceiform.

menghubungkan kandung kemih janin ke dalam rongga allantoic.


a. Metode diagnostik

Eurachus

Selain

deteksi

peradangan

pusar

terbuka

seperti

yang

dijelaskan,

ultrasonografi dapat membantu dalam mengevaluasi normal - muncul pusar. Vena


umbilikalis, arteri. dan urachus dapat dicitrakan pada bayi baru lahir. Arteri
umbilikalis meninggalkan tangkai pusar dan penyebab di tepi lain uravhus dalam
mode paralel. Di anak kuda urachus menghubungkan puncak kandung kemih dengan
umbilikus dan terletak di sepanjang garis tengah yang berbatasan langsung dengan
dinding tubuh.
b. Pengobatan
Pengobatan dini dengan antibiotik dan perawatan suportif seperti yang
dijelaskan

untuk

anak

kuda

septicemia

memungkinkan

resolusi

sebelum

pengembangan abscessiation dan distensi urachus atau arteri umbilikalis dan vena.
Infeksi kronis, yang dapat terjadi dalam waktu 24 jam, biasanya membutuhkan
operasi

pengangkatan

struktur

yang

terlibat

selain

terapi

medis.

Ketika

omphalophlebitis meluas ke hati, vena umbilikalis mungkin memfasilitasi drainase


dan pembilasan.
V.

Kesimpulan
A. Persilangan pada ternak sapi potong atau perah dapat dilakukan dengan cara
Crosssbreeding dan Purebreeding untuk menghasilkan keturunan yang baik.
B. Pada kedua persilangan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing.
C. Konformasi dan anatomi teracak sapi adalah terdiri dari Os Manus, yaitu os
Carpal, Os Metacarpal, dan Os Digiti.
D. Omphalitis adalah peradangan struktur pusat yang mungkin termasuk arteri
umbilikalis, vena umbilikalis, urachus, atau jaringan yang mengelilingi umbilikus.
E. Tanda-tanda utama dari interdigital phlegmon adalah celah dan penyebab nekrosis
terlihat dari kulit interdigital dan menyebar, pembengkakan digital simetris

VI.

Luaran Pembelajaran
A. Mengetahui Ilmu dasar mengenai Breeding, prinsip, serta manfaat dan kerugian
dalam Crossbreeding
B. Mengetahui Konformasi dan anatomi Teracak pada pedet untuk dapat diterapkan
dalam menangani kasus yang berkaitan dengan hal tersebut
C. Memahami penyebab penyakit pada pedet, khususnya Interdigital Phlegmon dan
Omphalitis pada pedet Neonatus

VII.

Referensi
Konig, HE. 2004. Veterinary Anatomy of Domestic Mamals. Schattauer :GmbH
Stuttgart
Berry, S.L.2009. Update On Infectious Claw In Cattle. California : University of
California
Anderson, H. 2012. Live Stock In Breeding Principles. Elsevier : Amsterdam.
Madigan MT, Martinko J.M, Parker J. 2000. Brock Biology Of Microorganisms 9th.
Prentice-Hall
Kaufmann, J. 1996. Parasitic Infections of Domestic Animals: A Diagnostic Manual.
TCF : Berlin.
http://cal.vet.upenn.edu/projects/fieldservice/Dairy/LAMENESS/footrot.htm (diakses
pada 6 September 2016)
http://www.phac-aspc.gc.ca/lab-bio/res/psds-ftss/fusobacterium-eng.php#note25
(diakses pada 6 September 2016)
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/0909005101-3-BAB%20II.pdf (diakses pada 6
September 2016)

Anda mungkin juga menyukai