Disusun Oleh :
Nama
NIM
:15/382767/KH/08580
Kelompok
: 5.A
I.
II.
3.
4.
III.
fungsinya.
Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagai konsep, keterampilan dan
mengawinkan dalam satu bangsa. Ada dua cara pemuliabiakan, dengan cara
alami yaitu Natural Matting dan Hand mating (diatur oleh manusia), serta
dengan cara Buatan seperti dengan IB (Inseminasi Buatan ), In Vitro, dan
transfer embrio. Dalam IB memungkinkan untuk persilangan antar bangsa
yang paling efektif dengan tujuan untuk Grading Up. Grading Up merupakan
cara untuk meningkatkan mutu genetis dari kualitas dan produktivitas pada
ternak.
Natural Matting atau kawin alami dilakukan oleh seekor pejantan yang
langsung memancarkan sperma kedalam alat reproduksi betina dengan cara
kopulasi. Terlebih dahulu pejantan mendeteksi kondisi berahi betina dengan
menjilati atau membau di sekitar organ reproduksi betina bagian luar setelah
itu pejantan melakukan penetrasi. Tanda-tanda umum sapi perah yang sedang
birahi adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
kondisi fisiologinya, yaitu dengan melihat bobot badan sebagai acuan bahwa
sapi dara tersebut sudah dewasa kelamin. Menurut Lindsay et al. (1982) pada
beberapa keadaaan, perkawinan betina sengaja ditunda dengan maksud agar
induk tidak terlalu kecil waktu melahirkan. Induk yang terlalu kecil pada
waktu melahirkan maka kemungkinan akan terjadi distokia. Umur ternak
betina pada saat pubertas mempunyai variasi yang lebih luas daripada bobot
badan pada saat pubertas (Nuryadi, 2006). Hal ini berarti bahwa bobot badan
lebih berperan terhadap pemunculan pubertas daripada umur ternak. Umur dan
bobot badan pubertas dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik. Walaupun umur
dari sapi dara sudah cukup untuk dikawinkan atau dengan kata lain sudah
mengalami dewasa tubuh tidak berarti mengalami dewasa kelamin.
Hasil perkawinan alam ini tidak diragukan keberhasilanya. Menurut
kejadian alamnya, perkawinan hanya mungkin terjadi antara sapi jantan dan
sapi betina birahi yang merupakan periode sapi betina mau menerima sapi
jantan. Cara pengaturan perkawinan pada sapi dapat dilakukan dengan
induknya)
h. mendapatkan komplementari bangsa
2.
Art.Antebrachio-Carpea
Bag.
Distal
os
Radius
(Radio-Carpea)
&
Ulno-Carpea
(Ruminant,Carnivora,Porcine)
Art. Inter Carpea
Art. Carpo-Metacarpea
Bag. Distal dari Os Carpi & bag Proksimal os Metacarpi (Sifat:
Ligamentum :
- Lig. Collateral Superficialls
- Lig. Collateral Profundus
- Lig. Metacarpo Intersesainoidea
C. Articulatio Interphalangea Proksimal ( The Pastern Joint)
Ligamentum :
- Lig. Collateral
- Lig.Palma
d. Articulatio Interphalangea Distal ( The Coffin Joint)
Menurut Sisson (1974), pada setiap kaki sapi memiliki 4 digitalis, dimana digit 3 dan
4 berkembang penuh, memiliki 3 tulang phalanx dan 3 tulang sesamoid. Digit 2 dan 5 tidak
berkembang dengan baik, berukuran sangat kecil, dan berada di belakang sendi fetlock.
Masing-masing digiti memiliki satu atau dua tulang kecil yang tidak berartikulasi dengan
tulang lainnya. Permukaan abaksial dari kuku tersebut berbentuk cembung dari sisi yang satu
ke sisi yang lain dan ditandai dengan suatu peninggian yang sejajar dengan tepi koronaris.
Sedangkan bagian anteriornya cembung (konveks) dari tepi ke tepi, dan sudut yang dibentuk
saat sejajar dengan tanah yakni 45o . Permukaan interdigitalis berbentuk cekung (konkaf)
menyerupai parit, dan hanya pada ujungnya yang bersinggungan dengan kuku diseberangnya.
Permukaan basal atau yang mengarah ke tanah terdiri dari dua bagian yang masing-masing
memiliki sole yang agak cekung, meruncing kearah depan dan melebar ke belakang, dan
terdapat bagian tanduk yang membulat tersambung ke atas dengan kulit (Rakhmawati, et al.
2012).
Dalam bentuk yang paling sederhana terdapat tiga dasar komponen struktur pada kaki
yaitu: tulang (bone), corium, dan epidermis. Kaki terdiri atas dua digit, dimana pada akhir
setiap digit dikelilingi oleh kapsul bertanduk yang sering disebut sebagai claw. Dua tulang
spesifik dalam bidang distal area digital adalah distal phalanx (pedal bone) dan navicular
bone. Corium adalah jaringan yang mengelilingi tulang di setiap digit yang terdiri atas:
jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Ada empat daerah spesifik pada corium (dermis)
yang meliputi: 1) perioplic (heel) corium, 2) coronary corium, 3) sensitive laminae corium,
dan 4) solar corium. Jaringan tanduk yang melampaui corium disebut epidermis (Raven,
1985).
Kuku menipis pada bagian bulb dan seperti yang telah diungkapkan diatas, terdiri atas
lapisan tipis yang merupakan perluasan periople. Sole menempati salah satu sisi dari sudut
yang dibentuk dengan dinding kuku dan berlanjut tanpa adanya batasan yang jelas dengan
periople dan pada bulb (Sisson, 1953).
Beberapa bagian yang penting, yakni: coffin bone (tulang coffin) yang merupakan
tulang berbentuk segitiga di akhir digit. Digit (toe) atau ujung kaki terdiri dari dua digit yang
membentuk kaki. Sole adalah bagian bawah kuku yang berbentuk konkaf (cekung), tebal
menuju tumit dan miring dari arah luar. Cushion digital merupakan area di dalam bulb,
berfungsi sebagai shock absorber atau penyerap syok yang elastis, dan berfungsi sebagai
pompa untuk mengalirkan darah kembali serta membantu hewan untuk berjalan.
Kuku merupakan struktur yang sangat penting bagi tubuh hewan. Kecepatan dari
memanjangnya dinding kuku sapi yaitu sekitar 0,52 sampai 0,65 cm per bulan (Hepworth,
2012). Jarak dari pita coronaria (coronary band) ke ujung kuku (toe) normal adalah 7,5 cm.
Untuk itu kuku yang baru tumbuh memerlukan waktu selama 15 bulan untuk dapat
digunakan (Jackson dan Cockcroft, 2002).
C. Penyebab Interdigital Phlegmon dan Omphalitis Pada Pedet
1.
Interdigital Phlegmon
Tanda-tanda utama dari interdigital phlegmon adalah celah dan penyebab
nekrosis terlihat dari kulit interdigital dan menyebar, pembengkakan digital simetris.
Nyeri, sedang sampai ketimpangan yang parah dan demam juga tanda-tanda umum
penyakit ini.
a. Karakteristik
Bau busuk biasanya hadir karena adanya Fusobacterium necrophorum. Sebuah
sequela yang mungkin adalah sepsis digital bagian dalam.
Organisme ini masuk ke dalam bakteri anaerob dan ada di lingkungan. Biasanya
bakteri ini tidak dapat menyerang kulit yang utuh; apa yang menyebabkan luka pada
kulit interdigital dapat memungkinkan masuknya infeksi bakteri ini.
Fusobacterium necrophorum
Domain
:
Bacteria
Phylum
:
Fusobacteria
Order
:
Fusobacteriales
Family
:
Fusobacteriaceae
Genus
:
Fusobacterium
Species
F. necrophorum
F. novum
F. nucleatum
F. polymorphum
Fusobacterium adalah bakteri gram negative, anaerob , dengan morfologi sel
berbentuk basil, yang tidak berspora, sel ramping dengan ujung meruncing. Mereka
menunjukkan pewarnaan yang tidak teratur.
Fusobacteria dikenal dapat bertahan dalam tanah hingga 18 minggu. Mereka bertahan
dengan baik di tanah basah dengan konsentrasi kotoran yang tinggi, namun, studi
aerasi lumpur tinja menunjukkan bahwa tingkat Fusobacterium berada di bawah
tingkat deteksi setelah 24 jam. Dalam non-aerasi lumpur tinja, tidak ada perubahan
dalam tingkat Fusobacterium diamati pada 24 jam pertama, dan Fusobacteria tidak
lagi hadir setelah 6 hari.
Bakteri ini dapat menimbulkan zoonosis dengan cara gigitan hewan atau penanganan
hewan dengan luka terbuka.
Fusobacterium juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia dengan luka gigitan.
Ada juga beberapa bukti bahwa Fusobacterium dapat ditransfer dalam cairan tubuh
Epidemologi : Distribusi di seluruh dunia. Infeksi jarang terjadi. F. nucleatum adalah
sumber yang paling umum dari infeksi, sedangkan F. necrophorum adalah spesies
yang paling ganas. Prevalensi tertinggi dilaporkan dari infeksi oleh Fusobacterium
berada di Denmark di mana 6.24 kasus / 1.000.000 penduduk / tahun selama 19982001, meskipun laporan di seluruh dunia berkisar 0,6-6,24 kasus / 1.000.000
penduduk / tahun (4). Insiden yang lebih tinggi dari 14,4 kasus / 1.000.000 penduduk
yang diamati pada Demark untuk subyek yang berusia 15-24 tahun
Faktor predisposisi infeksi meliputi:
Banyak berlumpur, berdiri di kotoran, permukaan yang kasar dan berbatu, kering atau
beku lumpur.
b. Tanda Klinis dan Diagnosis
Tanda-tanda klinis akut peracute, ketimpangan berat dengan pembengkakan
ditandai sekitar band koroner dan dalam ruang interdigital. Hal ini umumnya
ditemukan pada satu kaki dan lebih umum pada kaki belakang. Tanda-tanda pertama
dari penyakit ini adalah eritema dan pembengkakan di ruang interdigital dan sekitar
bertajuk tersebut. Hewan menunjukkan sedikit ketimpangan selama 18 sampai 24
jam, yang sering terlewat . tanda-tanda lain adalah demam, penurunan konsumsi
pakan, dan penurunan produksi susu. A terlihat necrotizing lesi di ruang interdigital
dan bau busuk biasanya hadir dengan waktu ketimpangan terlihat dan diagnosis
Omphalitis
Omphalitis adalah peradangan struktur pusat yang mungkin termasuk arteri
ligamentum
putaran
hati
dalam
ligamen
calceiform.
Eurachus
Selain
deteksi
peradangan
pusar
terbuka
seperti
yang
dijelaskan,
untuk
anak
kuda
septicemia
memungkinkan
resolusi
sebelum
pengembangan abscessiation dan distensi urachus atau arteri umbilikalis dan vena.
Infeksi kronis, yang dapat terjadi dalam waktu 24 jam, biasanya membutuhkan
operasi
pengangkatan
struktur
yang
terlibat
selain
terapi
medis.
Ketika
Kesimpulan
A. Persilangan pada ternak sapi potong atau perah dapat dilakukan dengan cara
Crosssbreeding dan Purebreeding untuk menghasilkan keturunan yang baik.
B. Pada kedua persilangan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing.
C. Konformasi dan anatomi teracak sapi adalah terdiri dari Os Manus, yaitu os
Carpal, Os Metacarpal, dan Os Digiti.
D. Omphalitis adalah peradangan struktur pusat yang mungkin termasuk arteri
umbilikalis, vena umbilikalis, urachus, atau jaringan yang mengelilingi umbilikus.
E. Tanda-tanda utama dari interdigital phlegmon adalah celah dan penyebab nekrosis
terlihat dari kulit interdigital dan menyebar, pembengkakan digital simetris
VI.
Luaran Pembelajaran
A. Mengetahui Ilmu dasar mengenai Breeding, prinsip, serta manfaat dan kerugian
dalam Crossbreeding
B. Mengetahui Konformasi dan anatomi Teracak pada pedet untuk dapat diterapkan
dalam menangani kasus yang berkaitan dengan hal tersebut
C. Memahami penyebab penyakit pada pedet, khususnya Interdigital Phlegmon dan
Omphalitis pada pedet Neonatus
VII.
Referensi
Konig, HE. 2004. Veterinary Anatomy of Domestic Mamals. Schattauer :GmbH
Stuttgart
Berry, S.L.2009. Update On Infectious Claw In Cattle. California : University of
California
Anderson, H. 2012. Live Stock In Breeding Principles. Elsevier : Amsterdam.
Madigan MT, Martinko J.M, Parker J. 2000. Brock Biology Of Microorganisms 9th.
Prentice-Hall
Kaufmann, J. 1996. Parasitic Infections of Domestic Animals: A Diagnostic Manual.
TCF : Berlin.
http://cal.vet.upenn.edu/projects/fieldservice/Dairy/LAMENESS/footrot.htm (diakses
pada 6 September 2016)
http://www.phac-aspc.gc.ca/lab-bio/res/psds-ftss/fusobacterium-eng.php#note25
(diakses pada 6 September 2016)
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/0909005101-3-BAB%20II.pdf (diakses pada 6
September 2016)