OLEH Bianca Violanda Junus NIM : 1209005069 KELAS : A
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
HYPERTROPHIC CARDIOMYOPATHY PADA ANJING
Abstract Fungsi jantung yang sangat vital membuat jantung menjadi organ yang sangat penting. Sehingga perlu diketahui penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung, Salah satu penyakit jantung adalah Hipertrofi atau yang dikenal dengan Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM). Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM) adalah penyakit otot jantung dimana penampakan anatomi yang paling khas dari penyakit ini adalah penebalan yang tidak proposional dari dinding ventrikel kiri dan mengandung banyak sel otot jantung yang tidak teratur. Pada anjing, HCM umumnya terjadi pada Jerman Shepherds, Boxers, Doberman Rottweiler dan Pinchers (Sisson dan Thomas, 1995). Gejala-gejala heart failure dapat menandakan anjing menderita HCM seperti menderita batuk, dyspnea, kardiomegali, hepatomegali, dan efusi pleura atau perikardial. Akan tetapi anjing jarang menunjukan tanda- tanda klinis terkena HCM. Diagnosis HCM melalui tes medis relatif sulit dan melibatkan sejumlah prosedur. Adapun tes yang dapat dilakukan yaitu ekokardiogram, auskultasi jantung, elektrokardiogram (EKG). Treatment dapat dilakukan dengan diltiazam, ramipril dan furosemid.
Key word: Anjing, Hypertrophic Cardiomyopathy
PENDAHULUAN Jantung merupakan organ yang sangat penting. Ini dikarenakan fungsinya yang sangat vital yaitu sebagai pemompa darah yang berguna untuk menyuplai nutrisi, oksigen ,membawa hormone, obat, dan sebagainya. Sehingga, ketika fisiologis jantung terganggu akan timbul gangguan yang efeknya tidak hanya terbatas pada organ jantung saja melainkan seluruh tubuh penderita. Maka dari itu, penting untuk mengetahui penyakit-penyakit jantung sehingga dapat dilakukan penanganan yang efektif untuk menangani pasien tersebut. Salah satu penyakit jantung adalah Hipertrofi atau yang dikenal dengan Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM). Hypertrophic Cardiomyopathy adalah keadaan dimana jantung mengalami pembesaran sehingga menumbulkan gangguan saat jantung berelaksasi maupun berkontraksi dalam melaksanakan fungsinya untuk memompa aliran darah. Pada anjing, HCM umumnya terjadi pada Jerman Shepherds, Boxers, Doberman Rottweiler dan Pinchers (SISSON and THOMAS, 1995).
PEMBAHASAN Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM) adalah penyakit otot jantung dimana penampakan anatomi yang paling khas dari penyakit ini adalah penebalan yang tidak proposional dari dinding ventrikel kiri dan mengandung banyak sel otot jantung yang tidak teratur. Ketika hipertropi terjadi pada ventrikel kiri, dinding bebas anterolateral dan septum interventrikular terpengaruh. Namun, septum biasanya lebih dipengaruhi dari dinding bebas ventrikel kiri. Rasio ketebalan dinding septum: dinding bebas di sepuluh anjing dengan hypertrophic cardiomyopathy (1.3 0.04) secara signifikan lebih besar daripada di anjing dengan hati normal (1,0 0,01; P <0,001) dan pada anjing dengan penyakit jantung diperoleh atau bawaan (0,9 0,01; P <0,001). Penebalan dinding menyebabkan kakunya pergerakan ventrikel kiri sehingga fungsi fisiologis jantung yaitu memompa darah ke seluruh tubuh menjadi terganggu (Liu et al, 1979). Kebanyakan anjing dengan HCM tidak akan menunjukkan gejala penyakit. Dari sepuluh anjing yang menderita HCM, enam diantaranya tidak menunjukan gejala-gejala penyakit (Liu et al, 1979). Jika timbul gejala maka akan nampak gejala-gejala heart failure seperti menderita batuk, dyspnea, kardiomegali, hepatomegali, dan efusi pleura atau perikardial (Liu et al, 1979). Penyebab HCM pada anjing belum diketahui secara pasti. Kebanyakan pihak percaya bahwa ada komponen herediter untuk hypertrophic cardiomyopathy (HCM), meskipun sifat kelainan genetik yang tepat tidak diketahui. Beberapa proses penyakit yang berbeda dapat menyebabkan HCM. Apapun penyebab yang mendasari, hewan dengan kardiomiopati hipertrofik memiliki cacat yang melekat dalam sel-sel otot jantung tertentu yang terutama terletak dalam dinding-dinding ventrikel kiri. Dinding ventrikel menebal dan menjadi kaku dari biasanya. Hal ini memungkinkan darah mengalir mundur ke atrium kiri dan vena paru daripada mengalir ke depan ke dalam sirkulasi. Akibatnya, cairan menumpuk di dalam dan sekitar jantung dan paru-paru (efusi pleura dan edema paru). Dalam kasus yang parah, darah menjadi lamban dan bahkan bisa menjadi stagnan, meningkatkan risiko thromboembolisms arteri berkembang. Selain itu, aliran darah lambat tidak dapat mengangkut jumlah yang cukup oksigen dan nutrisi lainnya ke jaringan tubuh. Diagnosis HCM melalui tes medis relatif sulit dan melibatkan sejumlah prosedur. Cara terbaik untuk mengidentifikasi kelainan fisik dalam satu atau lebih bilik jantung adalah melalui teknik yang dikenal sebagai Echocardiography. Ekokardiogram pada dasarnya adalah pemeriksaan USG jantung dan jaringan sekitarnya. Prosedur ini tidak menyakitkan dan non-invasif. Namun, pembiusan tahap ringan sampai sedang biasanya diperlukan selama prosedur, karena hewan harus berbaring diam untuk memastikan hasil yang akurat. Selain penebalan ventrikel, ekokardiogram juga dapat mengungkapkan obstruksi, turbulensi darah abnormal, darah pooling (stagnasi) dan katup mitral regurgitasi - semua kelainan yang mungkin ada pada anjing dengan hypertrophic cardiomyopathy. Selain itu diagnosa juga dilakukan dengan auskultasi jantung yang dapat mengungkapkan murmur jantung atau jantung abnormal lainnya terdengar pada hewan yang terkena. Elektrokardiogram (EKG) juga dapat membantu dalam diagnosis HCM. Treatment dapat dilakukan dengan diltiazam, ramipril dan furosemid. Dimana pemberian treatment dengan dengan diltiazam, ramipril dan furosemid memperlihatkan perbaikan klinis pada hari 3 (di 8 anjing) dan 5 (di 4 anjing). Setelah pemeriksaan auskultasi suara pecah dan murmur telah berkurang intensitasnya, batuk kurang sering dan jumlah cairan asites menurun pada hari ke 5 (di 8 anjing) dan 7 (di 4 anjing). Pengentasan Lengkap tanda-tanda klinis menunjukan tidak adanya batuk, asites (2 anjing), peningkatan aktivitas fisik dan nafsu makan diamati oleh hari 30 di semua anjing HCM (Kumar et al, 2010).
KESIMPULAN Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM) adalah penyakit otot jantung dimana penampakan anatomi yang paling khas dari penyakit ini adalah penebalan yang tidak proposional dari dinding ventrikel kiri dan mengandung banyak sel otot jantung yang tidak teratur. Gejala-gejala heart failure dapat menandakan anjing menderita HCM seperti menderita batuk, dyspnea, kardiomegali, hepatomegali, dan efusi pleura atau perikardial. Akan tetapi anjing jarang menunjukan tanda-tanda klinis terkena HCM. Diagnosis HCM melalui tes medis relatif sulit dan melibatkan sejumlah prosedur. Adapun tes yang dapat dilakukan yaitu ekokardiogram, auskultasi jantung, elektrokardiogram (EKG). Treatment dapat dilakukan dengan diltiazam, ramipril dan furosemid.
DAFTAR PUSTAKA KUMAR, K. S., P. NAGARAJ, V. V. V. A. KUMAR, D. S. T. RAO: Hypertrophic cardiomyopathy in 12 dogs (2004-2008): first report in India. Vet. arhiv 80, 491-498, 2010. LIU, S. K., B. J. MARON, L. P. TILLEY (1979): Hypertrophic cardiomyopathy in the dog. Am. J.Pathol. 94, 497-506. SISSON, D. D., W. P. THOMAS (1995): Myocardial diseases. In: Textbook of Veterinary Internal Medicine. (Ettinger, S. J., E. C. Feldman, Eds.) 4th ed., W. B. Saunders, Philadelphia. pp. 995-119.