NIM : 2002501010060
LABORATORIUM PATOLOGI
Etiologi
Cara Penularan
Hewan sehat akan tertular oleh hewan sakit atau pembawa melalui kontak
atau melalui makanan, minuman dan peralatan yang tercemar. Ekskreta hewan
penderita (ludah, kencing dan feses) mengandung bakteri dan dapat menjadi
sumber penularan.
Sifat Penyakit
1. Bentuk Busung
Ditemukan busung pada bagian kepala, tenggorokan, leher bagian bawah,
gelambir dan kadang-kadang pada kaki depan. Derajat kematian bentuk ini
tinggi sampai mencapai 90% dan berlangsung cepat. Sebelum mati, terjadi
gangguan pernafasan ditandai dengan sesak nafas (dispnoe) dan suara ngorok
dan gigi gemeretak.
2. Bentuk Pektoral
Ditandai dengan bronchopneumonia dan dimulai dengan batuk kering dan
nyeri. Kemudia terdapat eksudat di hidung, pernafasan cepat dan basah.
Proses berlangsung lama antara 1-3 minggu. Penyakit kronis ditandai dengan
hewan menjadi kurus, batuk, nafas dan nafsu makan terganggu, terus
mengeluarkan air mata, suhu tidak berubah, terjadi diare yang bercampur
darah, kerusakan pada paru, brochi dan pleura.
3. Bentuk Intestinal
Bentuk intestinal merupakan gabungan dari bentuk busung dan bentuk
pectoral disertai dengan diare.
Gejala Klinis
Gejala klinis dari penyakit ini tidak banyak terlihat tetapi langsung
menimbulkan kematian yang mendadak. Hewan yang terserang biasanya
menderita demam tinggi, hilangnya nafsu makan, diare, dan feses berdarah.
Kebengkakan dan busung terlihat di kepala, bagian bawah dada dan kaki atau
pangkal ekor.
Ada 4 gejala klinis yang terlihat pada hewan sakit, hewan pertama-tama
menunjukkan peningkatan suhu sampai diatas 40°C, diikuti oleh edema pada
submandibular selanjutnya terjadi gannguan pernafasan dengan cairan hidung
yang banyak dan akhirnya berbaring dan mati. Kematian mendadak pada SE
adalah tanda yang biasa diamati oleh peternak (Chung et al., 2015).
Gambaran Makroskopis
Gambaran Mikroskopis
Gambar 8 . Paru-paru
a. Adanya kongesti dan hemoragi
b. Septa intraalveolar menebal karena kongesti dan infiltrasi neutrophil
c. Adanya eksudat yang terdiri dai deskuamasi epitel, fibrin dan sedikit
neutrophil
Gambar 9. Jantung
a. Kongesti dan hemoragi pada pembuluh darah
b. Nekrosis dan degenerasi pada otot jantung
Diagnosa Banding
Referensi :
Chung, E.L.T, Abdullah, F.F.J., Ibrahim, H,H., Marza, A.AD., Saad, M.Z., Haron,
A.W., Lila, M. dan Norsidin, M.J. (2015). Clinico-pathology, hematology
and biochemistru responses in buffaloes towards pasteurella multocida type
B:2 immunogen lipopolysaccharide via oral and intravenous routes of
infection. Microbial Pathogenesis, doi;10.1016/j.micpath.2015.12.003.
Khan, A., Saleemi, M.K., Khan, M.Z., Gul, S.T., Irfan,M. dan Qamar, M.S.
(2011). Hemorrhagic septicemia in buffalo (bubalus bubalis) calves under
sub-tropical conditions in pakistasn. Pakistan Journal Zoologi, 43(2) : 295-
302.
Khin, M.N., Saad, M.Z. dan Noordin, M.M. (2010). Pathological changes in the
lungs of calves following intratracheal exposure to pasteurella multocida
B:2. Pertanika Journal Tropical Agriculture Science, 33(1) : 113-117.
Odugbo, M.O., Turaki, U.A., Itodo, A.E. Okwori, A.E.J. dan Yakubu, R.A.
(2005). Experimental hemorrhagic septicemia of calves wth pasteurella
multocida serotype E:2: Clinical, Pathologic and Microbiologic Studies.
Revue Elev Med Vet Prays Trop. 58(3) : 133-137.
Pudjatmoko, Syibili, M., Nurtanto, S., Lubis, N., Syafrison, Yulianti, S., Kartika,
N.D., Yohana, C.K., Septianingsih, E., Nurhidayah, Efendu, D. dan Saudah,
S. (2014). Manual Penyakit Hewan Mamalia. Cetakan ke-2. Subdit
Pengamatan Penyakit Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat
Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian, Jakarta.