OLEH
1409010032
KUPANG
2018
A. GAMBARAN UMUM
1. Nama pemilik : Diana Ratuanak
2. Alamat pemilik : Matani
3. Jenis hewan : Anjing
4. Nama hewan : Bobe
5. Signalemen : Lokal, ♂, 2 bulan, coklat hitam
6. Anamnesa : Anjing belum pernah divaksin dan belum pernah diberi obat
cacing, mengalami kerontokan rambut, populasi 2 ekor, pakan homemade
dengan mencempurkan nasi dan minyak kelapa sawit, sudah pernah diberi
ivermectin
7. Pemeriksaan klinis :
Suhu : 38,8 ºC (37,5-38,8 ºC; Sumber : Birchard and Sherding, 2006)
Pulsus : 88x/menit (80-120x/menit; Birchard dan Sherding, 2006)
Respirasi : 44x/menit (10-30x/menit; Sumber : Birchard and Sherding,
2006)
Mata, telinga, mulut : mata tidak berair, tidak ada lesi pada mulut, telinga
tidak ada infestasi parasit
Kulit dan rambut : kulit berketombe, ada infestasi parasit, ada lesi di
bagian abdominal, rambut kusam dan alopesia, turgor <2detik
Selaput lendir : mukosa mulut dan mata merah muda, cermin hidung
lembab, CRT <2 detik
Anggota gerak : koordinasi baik
Interpretasi Hasil
a. Eritrosit
Berdasarkan pemeriksaan dan perhitungan jumlah eritrosit secara
manual didapatkan hasil 7.91 x 106/ mm3. Jika dibandingkan dengan
nilai normal eritrosit menurut Williams dan Wilkins (2000) yaitu 5.5-
8.5 x 106/ mm3, maka jumlah eritrosit pasien masih dalam rentangan
normal.
b. Hemoglobin (Hb)
Nilai hemoglobin berdasarkan perhitungan yaitu 12 g/dL. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar hemoglobin dalam darah masih dalam batas
normal yaitu 12-18 g/dL (Williams dan Wilkins, 2000).
c. PCV
Berdasarkan perhitungan PCV secara manual diperoleh nilai PCV
yaitu 27%. Nilai PCV tersebut lebih rendah dari kisaran normal yaitu
37-55% (Williams dan Wilkins, 2000). PCV merupakan presentase
volume eritrosit dalam darah.
d. Indeks Eritrosit
Berdasarkan hasil perhitungan nilai MCV yang diperoleh adalah
34.13 fl. Nilai MCV mengalami penurunan dari kisaran normal
menurut Williams dan Wilkins (2000) yaitu 60-77 fl. Penurunan nilai
MCV mengakibatkan hewan mengalami anemia mikrositik, dimana
anemia ini dapat ditemukan pada kondisi defisiensi zat besi (Fe). Jika
dilihat dari anamnesa, hewan diberi makan nasi yang dicampur dengan
minyak kelapa sawit dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
defisiensi zat besi (Fe). Zat besi (Fe) memiliki peranan penting dalam
proses pembentukan sel darah merah, dimana zat besi merupakan salah
satu unsur pembentuk hemoglobin. Hal ini dapat dikaitkan dengan nilai
hemoglobin yang normal tetapi berada pada batas bawah kisaran
normal.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai MCH mengalami penurunan dari
kisaran normal menurut Williams dan Wilkins (2000) yaitu 15.17 pg
(19.5-26 pg). Menurut Harvey (2012), nilai MCH berkorelasi dengan
nilai MCV, sehingga keduanya mengalami penurunan dalam keadaan
mikrositik. Mikrositik merupakan eritrosit yang memiliki ukuran yang
lebih kecil dari ukuran normalnya yang diproduksi dalam jumlah
banyak, biasanya dalam keadaan defisiensi zat besi (Fe).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai MCHC yaitu 44.4 g/dL,
dimana nilai MCHC mengalami peningkatan dari kisaran normal yaitu
32-36 g/dL (Williams dan Wilkins, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa
hewan mengalami anemia hiperkromik, dimana warna eritrosit lebih
merah dari biasanya. Berdasarkan indeks erotrosit, hewan diduga
mengalami anemia mikrositik hiperkormik yang dapat disebabkan oleh
defisiensi zat besi (Fe) dan defisiensi zat tembaga (Cu).
2. Morfologi Abnormal Eritrosit
Pada saat pengamatan preparat apus darah ditemukan beberapa morfologi
abnormal eritrosit.
Sel target merupakan eritrosit dengan daerah sentral hemoglobin membentuk target.
Sel target biasanya adalah artefak pengeringan. Sel target dapat dilihat dalam kondisi
anemia regeneratif, penyakit hati, hipotiroidisme dan defisiensi zat besi. Stomatocyte
merupakan eritrosit yang memiliki bentuk seperti mulut pada bagian tengahnya.
Ovalocyte merupakan abnormalitas eritrosit yang berbentuk oval. Biasanya ovalocyte
ditemuka pada kondisi defisiensi zat besi.Tear drop cell merupakan abnormalitas
eritrosit yang berbentuk seperti buah pir atau tetesan air mata. Microcyte merupakan
abnormalitas ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normalnya. Microcyte
mengindikasikan terjadinya anemia yang disertai dengan penurunan nilai
MCV.Rouleaux merupakan abnormalitas eritrosit yang berjejer atau bertumpuk
berbentuk seperti rantai. Kondisi yang menyebabkan terbentuknya rouleaux antara
lain infeksi dan inflamasi. Hipokromia merupakan sel darah merah dengan bagian
sentral yang lebih pucat, dikarenakan penurunan kadar Hb akibat defisiensi zat besi.
3. Differensial Leukosit
Tabel 2. Hasil perhitungan differensial leukosit
Interpretasi Leukosit
C. URINALISIS
1. Data pasien
Jenis hewan : Anjing
Nama hewan : Barian
Signalemen : beagle, ♂, 2 tahun, coklat hitam dengan corak puutih
Anamnesa : hewan aktif, dikandangkan, hewan makan dan minum 3x
sehari
2. Makroskopis Urin
Tabel 3. Pemeriksaan makroskopis urin
Berdasarkan hasil pemeriksaan makroskopis urin, ditemukan bahwa warna urin dan
kekeruhan urin mengalami perubahan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hewan
mengalami dehidrasi.
3. Sedimentasi Urin
Pada saat dilakukan pengamatan preparat sedimen urin ditemukan beberapa
sedimen pada urin. Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan struvit pada
sedimen urin. Struvit biasanya normal ditemukan dalam urin anjing dan
kucing domestic. Namun jika jumlah struvit meningkat biasanya
berhubungan dengan jumlah konsumsi air dari hewan yang bersangkutan.
Pada saat pengamatan juga ditemukan calcium oxalate monohidrat dimana
calcium oxalate monohidrat biasanya muncul dlaam keadaan kristaluria akibat
hewan kekurangan konsumsi air atau mengalami dehidrasi.
D. Referensi
Cowell, R. I. 2004, Veterinary Clinical Pathology Secrets. St. Louis Misoury,
USA, Elsevier, Mosby
Esfandianri, A., Widhyari, S. D., Sahjuti, D., Maylina, L. Mihardi, A.P., dkk.,
2016, Panduan Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik. Bogor
Jain, N. C., 1993, Essential of Veterinary Haematology. Philadelphia : Lea &
Febriger, USA
Rizzi, T. E., Valenciano, A., Bowles, M., Cowell, R., Tyller, R., Denicola, D. B.,
2017, Atlas of Canine and Feline Urinalysis. Wiley Black, USA
Rosenfeld, A. J. and Dial, S. M., 2010, Clinical Pathology for Veterinary Team.
Wiley Black, USA
Salasia, S. I. dan Hariono, B., 2010, Patologi Klinik Veteriner. Yogyakarta :
Samudra Biru