Anda di halaman 1dari 9

Diabetes Mellitus pada Anjing

Oleh

Nurjannah
Amalia Fatma Zahra
Ahmad Zuhyardi Lubis
Pengertian
 Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan
gangguan pada tubuh yang timbul akibat gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
dengan banyak sebab lainnya (Erwin dkk., 2013).
 Diabetes melitus merupakan penyakit endokrin
yang banyak menyerang anjing ataupun kucing
dan dapat terjadi pada berbagai umur (Winarso
dan Pratiwi, 2013).
Etiologi
 Pada anjing dan kucing, DM disebabkan oleh
rusaknya atau disfungsi sel beta pankreas. Pada
anjing, rusaknya sel beta cenderung cepat dan
progresif (Winarso dan Pratiwi, 2013).
 Berdasarkan etiologinya DM dibagi menjadi DM
tipe 1 dan DM tipe 2
Etiologi
 Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh reaksi
autoimun terhadap sel beta Langerhans pankreas,
sehingga produksi insulin sangat sedikit.
 Diabetes melitus tipe 2 paling sering ditemukan,
terutama yang disebabkan oleh berkurangnya
jumlah reseptor insulin pada permukaan sel
(Nugroho, 2006).
Patogenesis
 Patogenesis pada DM tipe 1 yaitu kerusakan spesifik pada sel
β Langerhans yang mengakibatkan terjadinya penurunan
drastis pada sekresi insulin, biasanya kerusakan tersebut
diperantarai imunologi (Wilson dan LeDoux, 1989; Rowland
dan Bellush; 1989).
 Degenerasi sel β Langerhans pankreas disebabkan oleh
infeksi virus, pemberian senyawa toksin, diabetogenik
(streptozotosin, aloksan), atau secara genetik (wolfram
sindrome) yang mengakibatkan produksi insulin sangat
rendah atau berhenti sama sekali (Lawrence, 1994; Karam
dkk., 1996).
Patogenesis
 Pada kondisi DM II, insulin masih cukup untuk mencegah
terjadinya benda-benda keton sehingga jarang dijumpai ketosis.
 sel β pankreas merespon dengan mensekresi insulin lebih
banyak sehingga kadar insulin meningkat (hiperinsulinemia).
Konsentrasi insulin yang tinggi mengakibatkan reseptor insulin
berupaya melakukan pengaturan sendiri (self regulation)
dengan menurunkan jumlah reseptor atau down regulation. Hal
ini membawa dampak pada penurunan respon reseptornya dan
lebih lanjut mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. (Unger
dan Foster, 1992; Lawrence, 1994; Kahn, 1995).
Gejala Klinis
 Penurunan berat badan dan rasa lemah
 Poliuria (Banyak Kencing)
 Polidipsia (Banyak Minum)
 Polifagia (Banyak Makan)

(Aziz, H.A., 2016)


Diagnosa
 Jenis Pemeriksaan Glukosa Urine
a. Uji Fehling
b. Uji benedict
c. Cara carik-celup

 Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah


a. Strip Test
b. Alat Photometer
Terapi
 Terapi ditujukan pada pemberian injeksi insulin untuk
membantu mobilisasi gula darah ke jaringan tubuh.
 Hewan diabetus melitus dengan komplikasi akan
ditangani lebih intensif dengan cairan infus dan
pemberian pakan khusus untuk hewan diabetes.
 Terapi yang tidak kalah penting untuk anjing diabetus
melitus adalah exercise atau latihan fisik untuk
menurunkan berat badan pada hewan penderita obesitas.
(Putra, Andhika., 2015)

Anda mungkin juga menyukai