Anda di halaman 1dari 9

INCLUSION BODY HEPATITIS (IBH)

CHIARA GIRI PUSPA


NPM. 2002501010012

KELOMPOK 5
GELOMBANG 19

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
NOVEMBER 2020
INCLUSION BODY HEPATITIS (IBH)

PENDAHULUAN

Hasil analisa data yang dihimpun dari tim Medion Research and Development,
menunjukkan dari tahun 2017 hingga saat ini, penyakit Inclusion Body Hepatitis (IBH) sudah
tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur teridentifikasi positif FadV-E. Sedangkan
FadV-D teridentifikasi di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Bali. Penyakit
IBH (Inclusion Body Hepatitis) adalah infeksi fowl adenovirus (FadVs) pada ayam muda
yang bersifat cepat dan angka kematiannya tinggi dalam suatu kandang atau kelompok ayam
(Pratamasari, 2018).
IBH menyerang ayam muda antara 1 sampai 5 minggu. Penyakit ini ditandai dengan
peningkatan angka kematian ayam yang mencapai puncaknya pada hari ke 4 atau 5 setelah
infeksi. Ciri utama penyakit ini tampak pada hati yang membesar, perdarahan, nekrosis, dan
dihati terdapat perubahan seperti ditemukannya inclusion body intranuclear basifilik. Angka
kematian yang disebabkan oleh IBH bervariasi biasanya di bawah 10%, tetapi bisa lebih dari
30% (0tto,2020).

Etiologi

IBH berasal dari kelompok Adenovirus (AdV) yang merupakan virus double strand
DNA tidak beramplop. Adenovirus yang menyerang ayam dari Fowl Adenovirus (FAdV).
FAdV yang menyebabkan penyakit IBH adalah spesies FAdV Grup 1. IBH hanyalah salah
satu penyakit yang dimuncul akibat FAdV. Virus IBH berkembang biak pada inti sel dari
hewan yang terserang dan pada umumnya menimbulkan intranuklear inklusion bodi yang
meluas.  Virus terbagi dalam 3 grup antigen, yang masing-masing dapat dideteksi melalui uji
Agar Gel Presipitation Test (AGPT) dan Neutralisation Test (NT).  Virus AAV tersusun oleh
asam dioksinukleat (DNA), protein dan lemak.  Kapsidnya tersusun atas 252 capsomer,
berbentuk kuboid dan mempunyai tipe simetri ikosahedral yang bergaris tengah 69 - 76 nm.
Kapsid ini tidak mempunyai selubung. Virus stabil pada suhu 56°C selama 3 jam, tahan
dalam keadaan asam dan tahan terhadap ether dan chloroform. Tetapi Virus ini tidak tahan
terhadap disinfektan yang mengandung formaldehid dan Iodin. Berikut klasifikasi
Adenoviridae pada unggas :
Epidemiologi

Inclusion Body Hepatitis (IBH) pertama kali ditemukan oleh Helmboldt dan Frazier
pada tahun 1963 di Amerika Serikat. Penyakit ini telah dilaporkan di banyak negara lain di
dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, kemunculan kembali IBH telah meningkatkan
pentingnya infeksi adenovirus di industri unggas. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan
pada ayam pedaging muda di Angara Goth, Pakistan, pada tahun 1987. Setelah itu, menyebar
ke seluruh Pakistan serta negara tetangga seperti India. IBH dicatat kemudian di Irak,
Meksiko, Ekuador, Peru, Chili, Amerika Selatan dan Tengah, Slovakia, Rusia dan Jepang
(Shiyamala, 2020). Di Indonesia penyakit ini sudah tersebar di daerah Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Bali.

Cara penularan

Penularan penyakit terjadi secara horisontal dan vertikal. Secara horisontal bisa
melalui kotoran (feses), makanan, air atau minuman dan lingkungan yang tercemar virus atau
langsung dari hewan sakit kepada hewan sehat. Penularan secara vertikal telah terjadi pada
anak ayam yang berasal dari peternakan pembibit yang terinfeksi dengan serotipe AAV 4 dan
8 (Pedro Villegas et al., 2017).  Transmisi horizontal juga bisa terjadi karena anak ayam yang
masih kecil kontak dengan ayam yang terinfeksi lainnya. Karena sifat virusnya tahan
terhadap lingkungan maka kemungkinan virus dapat menyebar secara perlahan lahan dari
satu kandang ke kandang lainnya.  Infeksi yang tidak menunjukkan gejala klinis diduga dapat
menjadi agen penyebar penyakit terutama pada ayam yang terganggu sistem kekebalannya.

Gejala Klinis

Gejala spesifik yang terlihat pada ayam terserang penyakit IBH yaitu pucat pada
jengger, cuping, kulit, dan kulit wajah. Gangguan pernafasan umumnya terjadi pada anak
ayam. Pada ayam dewasa kadang terjadi penurunan produksi telur. Hepatitis dapat terjadi
pada 4 hari pasca infeksi, organ hati, sumsum tulang terlihat pucat. Mordibitas lebih rendah
dari pada mortalitas. Angka kematian yang disebabkan oleh IBH bervariasi biasanya di
bawah 10%, tetapi bisa lebih dari 30% (Otto, 2020).

Perubahan Histopatologi

Pada nekropsi, hati membengkak berwarna kuning kecoklatan, terdapat bercak,


perdarahan, ptechiae dan echymotic di bawah membran dan dalam parenchyma, serta
konsistensinya lembek. Parenkim hati tersumbat dan perdarahan petekie, terlihat pada
permukaan hati dengan keterlibatan difus kedua lobus (Gambar 1.)

(Gambar 1.)
Ginjal tampak bengkak dan pucat (Gambar 2.). Hepatitis fokal dengan infiltrasi sel
inflamasi mononuklear dicatat. Besar badan inklusi intra-nuklir eosinofilik terlihat di
hepatosit (Gambar 3.). Ginjal menunjukkan hiperemia parah, degenerasi sel epitel tubular,
seluler intra-tubular pembentukan gips, dan nefritis interstitial ringan. Fokus ringan
miokarditis, dengan degenerasi serat otot yang terlihat di bagian hati. Bursa fabrikasi
menunjukkan eksudat keju pembesaran ringan dan perdarahan di folikel bursal (Gambar 4.)
.(Gambar 4)
Pada pemeriksaan mikroskopis pada bagian hati terlihat adanya kongesti parenkim
hepatik. Degenerasi hepatosit yang ditandai dengan pembengkakan seluler, kariomegali,
perubahan vakuola dalam sitoplasma. Terjadi hemoragi pada hati dan organ hati ditemukan
adanya perivaskuler kaffing (Gambar 3). Perubahan distrofi difus dengan hilangnya nukleus
dan batas seluler hepatosit diamati.. Adanya badan inklusi globular besar intranuklear
basofilik (Gambar 4) dan bersifat eosinofilik dengan ukuran hepatosit yang membesar.
Inclusion bodies berukuran variabel dengan bola kecil hingga ukuran besar menempati sel
lengkap (hepatosit) yang menunjukkan sedikit sitoplasma. Bursa diamati dengan perubahan
degeneratif sesekali dan heamorrhage di folikel. Bagian ginjal menunjukkan gambaran
nekrotik dan degeneratif dari parenkim ginjal. Pembengkakan glomerulus diamati dengan
akumulasi kandungan eosinofilik di ruang glomerulus. Tubulus ginjal menunjukkan
pembengkakan seluler pada epitel tubulus, nefrosis difus dan nekrosis. Beberapa bagian
menunjukkan fokus hemoragik yang luas dengan glomerulonefritis. Edema interstisial dan
infiltrasi fokal sel mononuklear antara tubulus ginjal. Limpa mengungkapkan deplesi
multifokal limfosit pada pulpa putih. Ada gangguan pada pulpa putih dan merah dengan
adanya fokus berwarna gelap pada kongesti dan perubahan hemoragik. Area perdarahan
subkapsular yang menyebar. Jantung menunjukkan adanya dilatasi jantung yang menyebar
dan panjang serabut jantung yang tidak normal di seluruh bagian.
Deferensial Diagnosa
Penyakit ini mirip dengan Infectious Bursal Disease (IBD) atau Chicken Anemia
Virus (CAV).
Penanggulangan Penyakit

a. Pengobatan
Seperti pada penyakit yang disebabkan virus lainnya, belum ada pengobatan untuk
penyakit ini, antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri. Sulfonamide
akan menjadi kontra indikasi jika unggas menunjukkan adanya penyakit hematologi atau
menunjukkan adanya immunosupres
b. Pencegahan
Pencegahan infeksi paling baik dilakukan dengan praktek manajemen yang optimal,
meliputi sanitasi/desinfeksi yang ketat dan program pencegahan penyakit imunosupressif
yang optimal. Vaksinasi dilakukan pada ayam pembibit dalam waktu 3-4 minggu sebelum
bertelur untuk mencegah penularan virus tersebut secara vertikal dan mencegah kejadian
penyakit tersebut pada anak ayam. Anak ayam yang memiliki antibodi maternal tinggi
biasanya tahan terhadap infeksi awal.
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, V., Kumar, R., Chandra, R., Bhatt, P. and Dhama, K. (2013). Outbreaks of inclusion
body hepatitis (ibh) in chickens: pathological studies and isolation of fowl adenovirus.
Advances in Animal and Veterinary Sciences, 1(3): 21-24.
Pedro Villegas.  (2017).  Overview of inclusion body hepatitis/hydropericardium syndrome in
poultry in merck veterinary manual. Merck & Co Inc. NJ USA.
Pudjiatmoko. (2014). Manual Penyakit Unggas. Direktorat Kesehatan Hewan, Jakarta.
Rahimi, M. and Haghighi, Z. M. S. (2015). Adenovirus-like inclusion body hepatitis in a
flock of broiler chickens in Kermanshah province, Iran. Veterinary Research Forum.
6(1): 95 – 98.
Shiyamala, S., Chandrashekhar, M., Jadhav, S.N., Kadam, A.S. and Kamdi, B.P. (2020).
Pathological investigation into outbreak of inclusion body hepatitis from poultry
flocks. Journal of Entomology and Zoology Studies. 8(3): 170-174.
Silaen, O. S. M., Murtini, S., Pamungkas, J. and Nugroho, C. M. H. (2020). Isolation and
molecular characterization of fowl aviadenovirus associated with inclusion body
hepatitis from poultry in Banten and West Java, Indonesia. Veterinary World, EISSN:
2231-0916.

Anda mungkin juga menyukai