Kelompok 3
Andi Ahmad Fadhil Ruslan¹ (C031191037), Ardillah² (C031191029), Jannatin Adnin³
(C031191036) dan Lutfiah⁴ (C031191034)
Asisten: Nova Annas
¹Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi Program Studi
Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin (UNHAS)
ABSTRAK
Praktikum unit ini dilaksanakan secara luring di aula dengan tujuan memahami cara handling,
data fisiologis normal, dan tata cara pengambilan sampel pada hewan laboratorium. Hewan
laboratorium merupakan hewan coba yang digunakan untuk penelitian dengan dasar fisiologi dan
struktur genetik yang mirip dengan manusia. Hewan laboratorium yang dipelajari pada
praktikum ini antara lain mencit, tikus, kelinci dan ikan lele. Pengambilan dan pemeriksaan
sampel meliputi sampel darah dengan uji giemsa dan sampel feses dengan uji natif, uji apung dan
uji sedimentasi. Lokasi pengambilan darah yang dipraktikkan antara lain vena cephalica, vena
coccygeal, vena auricularis, infraorbital, dan intracardiac. Hal atau sifat yang dimiliki hampir
seluruh hewan laboratorium adalah kemampuan reproduksinya yang cepat dan menghasilkan
banyak keturunan. Aspek-aspek kesejahteraan hewan juga baiknya diterapkan pada penanganan
dan penggunaan hewan sebagai objek penelitian.
Kata kunci: hewan laboratorium, kelinci, lele, mencit, prinsip etika, sampel feses, sampel darah,
tikus putih, uji apung, uji natif, uji sedimentasi
1. PENDAHULUAN meningkatkan kesehatan manusia dan
Dalam setiap prosedur pemeriksaan hewan. Pemanfaatan hewan dalam penelitian
klinis, perlu menggunakan beberapa harus seimbang antara ilmu pengetahuan
prosedur yang sesuai agar dapat dengan nilai-nilai etika kesejahteraan hewan.
melaksanakan pemeriksaan dengan aman Hewan banyak dimanfaatkan dalam
dan tanpa membahayakan dokter atau berbagai aspek kehidupan manusia sejak
asistennya. Pemeriksaan klinis umum zaman dahulu sebagai tenaga kerja, alat
melibatkan pertimbangan rinci dari kondisi transportasi, konsumsi, hiburan maupun
tubuh fisik seperti konformasi/bentuk, sebagai hewan kesayangan dan untuk
postur, perilaku abnormal, suhu tubuh, penelitian serta pengujian. Hewan yang
pulsus dan pernapasan masing-masing digunakan dalam penelitian disebut hewan
hewan berbeda. Sedangkan pemeriksaan coba atau hewan model yaitu hewan yang
klinis regional atau sistematis melibatkan sengaja dipelihara untuk kepentingan
penerapan berbagai metode klinis untuk penelitian baik di laboratorium maupun
berbagai daerah atau sistem tubuh. dalam skala yang lebih luas. Penggunaan
Keterampilan tentang teknik pengumpulan hewan dalam penelitian dan pengujian dapat
dan penyerahan sampel laboratorium meningkatkan kualitas hidup hewan itu
merupakan pertimbangan penting untuk sendiri maupun manusia seperti untuk
diagnosis lebih lanjut, pengobatan dan pengembangan vaksin, obat, alat diagnosis,
mengambil tindakan pengendalian dan uji toksisitas, uji coba klinis obat, perbaikan
pencegahan yang praktis pada penyakit yang prosedur bedah dan lain-lainnya
teridentifikasi Banyak dokter memulai (Wahyuwardani et al., 2020).
pemeriksaan mereka dengan: melakukan 2.1. Pemeriksaan Sampel Laboratorium
pemeriksaan umum yang meliputi pencarian 2.1.1. Sampel Darah
luas untuk sebuah kelainan (Duguma, 2016). 2.1.1.1. Cara Pengambilan Darah Pada
Hewan coba memiliki peran penting Hewan
dalam penelitian dan pengujian untuk a. Pengambilan Darah Pada Anjing
Pada anjing pengambilan darah dapat di sekitar pembuluh darah dicukur bila perlu.
di lakukan pada vena cephalica antebrachia Pembuluh darah dibendung pada bagian
anterior. Vena cephalica antibrachii siku. Setelah darah terbendung, daerah
anterior merupakan pembuluh darah yang tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi
terletak pada bagian distal anterior kaki alkohol dengan tujuan desinfeksi. Jarum
depan. Tempat penganbilan darah lainnya suntik steril ditusukkan dengan sudut 30° ke
yaitu pada vena saphena magna merupakan arah atas pada pembuluh darah dengan
pembuluh darah yang terletak pada daerah lubang jarum menghadap ke atas. Setelah
lateral kaki belakang dan menyilang dengan jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk
arah cranioventral pada sekitar tendo mengambil darah yang dibutuhkan. Jika
achilles. Selain itu dapat dilakukan pada darah tidak terhisap, artinya jarum belum
vena femoralis pembuluh darah ini terletak masuk ke dalam pembuluh darah
pada daerah proksimomedial kaki belakang. (Martoenus dan Djatmikowati, 2015).
Prosedur pengambilan darah adalah rambut
Gambar 2. Pengambilan darah pada hewan besar (Martoenus dan Djatmikowati, 2015)
c. Pengambilan Darah Pada Aves menahan kepala aves ke satu sisidan
Vena pectoralis merupakan pembuluh membuka sayap. Bersihkan bagian yang
darah yang terletak pada bagian bawah akan ditusuk dengan kapas yang telah
sayap unggas. Vena pectoralis banyak dibasahi alkohol. Darah diambil dengan cara
mengandung pembuluh darah dan dari luar menusukkan jarum di vena pectoralis yang
pembuluh tersebut terlihat berwarna biru. berada di bawah sayap. Tampung darah
Prosedur pengambilan sampel darah pada menggunakan vacuum tube atau spuit sesuai
unggas yaitu siapkan unggas dalam posisi kebutuhan (Martoenus dan Djatmikowati,
berbaring sambil dipegang praktikan 2015).
Gambar 3. Pengambilan darah pada aves (Martoenus dan Djatmikowati, 2015)
d. Pengambilan Darah Pada Kelinci mengandung pembuluh darah yang tepatnya
Vena auricularis merupakan di vena lateralis dengan mudah dapat
pembuluh darah yang terletak di telinga. terlihat pada bagian telinga kelinci karena
Selain vena auricularis juga dapat dilakukan sifatnya yang tipis dan sedikit transparan
pada vena jugularis. Pengambilan sampel apabila di terawang pada tempat yang cukup
darah pada kelinci dilakukan di bagian cahaya sehingga mudah terjadi hematoma.
telinga atau leher, jarum ditusukkan pada Oleh karena itu, diusahakan kelinci dalam
pembuluh vena yang besar sebelumnya keadaan diam dan senyaman mungkin
diusap terlebih dahulu dengan kapas (Martoenus dan Djatmikowati, 2015).
alkohol. Pada bagian tersebut banyak
Gambar 14. Pengambilan darah di vena saphena pada tikus (Colby et al., 2020)
Pleksus retroorbital adalah tempat teraba, penarikan sedikit dari tabung akan
pengambilan darah dalam jumlah sedang menghasilkan aliran darah ke dalam tabung
pada tikus, meskipun alternatif yang kurang dengan tekanan kapiler. Tangan yang stabil
invasif tersedia dan mungkin lebih disukai. diperlukan karena gerakan tambahan dari
tikus dalam posisi berbaring menyamping. ujung tabung dapat menyebabkan kerusakan
Posisi jari telunjuk dan ibu jari satu tangan parah pada mata dan saraf optik, serta hasil
digunakan untuk memberi tekanan pada yang jelas menimbulkan rasa sakit. Setelah
kelopak mata atas dan bawah satu mata agar mengumpulkan sampel darah, tarik tabung,
mata tetap terbuka dan sedikit miring. tutup kelopak mata, dan berikan sedikit
Sebagai alternatif, tikus dapat dipegang di tekanan dengan kain kasa untuk
bagian tengkuk dan sekaligus memegang meningkatkan hemostasis sehingga
panjang tubuh. Tangan yang lain digunakan pendarahan tidak berlebihan. Mata tidak
untuk menempatkan ujung tabung akan terpengaruh ketika perlakuan yang
mikrokapiler kaca tepat di bagian dorsal diberikan menggunakan teknik yang tepat
canthus medial pada sudut kira-kira 30°–45° saat pipa kapiler melewati sisi dan belakang
ke arah belakang mata. Dengan bola mata (Colby et al., 2020).
menggunakan tekanan yang kuat dan stabil 2.2.2.3. Penyakit
ke depan, tabung diputar antara ibu jari dan Menurut Colby et al. (2020), salah
jari telunjuk yang memungkinkan tabung satu penyakit pada tikus adalah Tyzzer.
bertindak sebagai alat pemotong melalui Penyakit Tyzzer adalah sebagai berikut:
konjungtiva di bagian belakang mata dan a. Etiologi: Clostridium piliforme adalah
memasuki sinus retroorbital. Jika tulang agen penyebab penyakit Tyzzer. Tikus
dewasa yang terinfeksi biasanya dengan metode diagnostik alternatif.
terpengaruh secara subklinis PCR dari feses atau bagian jaringan
sementara penyakit yang jelas mungkin berguna dalam mendeteksi
kemungkinan besar terjadi pada infeksi aktif.
anakan yang disapih. e. Prognosis: Koloni yang terinfeksi
b. Gejala klinis: Penularan melalui harus dihilangkan populasinya dan
penyebaran spora yang sangat resisten diturunkan kembali setelah disinfeksi
di lingkungan dan terhadap beberapa lingkungan yang efektif untuk
disinfektan. Penyakit kadang-kadang memastikan bahwa spora tidak
bermanifestasi menjadi akut ketika bertahan.
stres seperti kondisi lingkungan yang f. Terapi: Pada hewan laboratorium,
buruk atau infeksi bersamaan pencegahan termasuk lingkungan stres
menyebabkan imunosupresi. Tanda- rendah, jumlah pakan nutrisi yang
tanda klinis mungkin termasuk diare, memadai, dan pengukuran sanitasi
dehidrasi, dan anoreksia. Hewan dapat yang tepat. Karena hewan
ditemukan mati tanpa adanya tanda- kemungkinan besar menelan spora
tanda penyakit yang jelas. bakteri dari tempat tidur dan pakan
c. Patologi: Lesi kasar termasuk milier, yang terkontaminasi, pembersihan
fokus pucat di seluruh hati, distensi rutin adalah metode pencegahan yang
abdomen, megaloileitis (ileum distensi berguna. Saat ini, obat antibiotik
dan hiperemik), dan area hemoragi dan seperti pennicilin atau tetracyclin
ulserasi pada saluran usus bagian adalah satu-satunya metode yang
bawah. Jantung juga dapat terpengaruh efektif untuk pengobatan penyakit.
dengan area atau garis berbatas pucat. 2.2.2.4. Cara Handling
d. Diagnosa: Diagnosis pasti mungkin Cara handling tikus dilakukan dengan
sulit ditegakkan dan memerlukan cara tangan kanan memegang ekor tikus dan
identifikasi basil berfilamen pada tangan kiri memegang badan tikus. Operator
jaringan yang terkena dengan membalikkan badan tikus sehingga bagian
pewarnaan perak, Giemsa, atau ventral abdomen berada di atas. Injeksi
methylene blue. Karena kompleksitas peritoneal pada tikus 45 derajat. Operator
organisme, skrining serologi dapat memasukkan obat anestesi 0,2 cc dari
menghasilkan hasil positif palsu dan campuran ketamine dan xylazine (Rejeki et
memerlukan penyelidikan lebih lanjut al., 2018).