Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN SAMPEL LABORATORIUM DAN

PEMERIKSAAN HEWAN LABABORATORIUM

Kelompok 11

Fitri Nurul Fahira 1 (C031 181 305), Nur Azisya1 (C031 181 318), Rifdah
Inayah Askin1 (C031 181 011), Rizky Widyanty Kadir1 (C031 181 317),
Wawan Hermawanto1 (C031 181503)

Asisten : Aniza Putri, S.KH


1
Bagian Bedah & Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi Program Studi
Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 5 November 2020 secara daring melalui
via zoom dengan judul “Pemeriksaan sampel laboratorium dan pemeriksaan hewan
lababoratorium”. Tujuan praktikum ini membantu dalam menentukan diagnosa klinik pada
hewan dengan gangguan fungsi tubuh dan cara-cara penggunaan hewan coba. Adapun
pemeriksaan sampel laboratorium yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel
darah, sampel kerokan kulit, sampel urin dan sampel feses. Hewan laboratorium yang di
pelajari di unit ini berupa kelinci, mencit, dan tikus. Pemeriksaan sampel laboratorium
memiliki secara umum di mulai dengan pengumpulan sampel, sampel darah di ambil melalui
phlebotomy, sampel kerokan kulit diambil dengan mengeruk lapisan kulit hewan, sampel urin
diambil dengan penampungan langsung, dan sampel feses diambil di lantai sekitaran kandang
hewan.
Kata Kunci : Laboratorium, hewan uji, dan sampel.

1. Pendahuluan (penyelidikan), predictive (perkiraan) dan


Hewan laboratorium dipelihara dan explanatory (penjelasan) (Stevani, 2016).
diternakkan untuk dipakai sebagai hewan Pemeriksaan laboratorium rutin
model, dan juga untuk mempelajari dan dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengembangkan berbagai macam bidang yang berguna bagi dokter dan apoteker
ilmu dalam skala penelitian atau dalam pengambilan keputusan klinik.
pengamatan laboratorik. Animal model Untuk mengambil keputusan klinik pada
atau hewan model sebgai objek hewan proses terapi mulai dari pemilihan obat,
sebagai imitasi (peniruan) manusia (atau penggunaan obat hingga pemantauan
spesies lain), yang digunakan untuk efektivitas dan keamanan, apoteker
menyelidiki fenomena biologis atau memerlukan hasil pemeriksaan
patobiologis. Kemampuan memberikan laboratorium hasil pemeriksaan tersebut
obat kepada hewan laboratorium dengan dibutuhkan sebagai pertimbangan
berbagai jalur pemberian dan kemampuan penggunaan obat, penentuan dosis, hingga
untuk mengambil spesimen sampel hewan pemantauan keamanan obat (Kementerian
diperlukan agar hewan laboratorium Kesehatan, 2011).
terlindungi dari rasa sakit. Kemampuan 2. Tinjauan Pustaka
tersebut perlu diperhatikan untuk 2.1 Pemeriksaan Sampel
melakukan percobaan-percobaan pada Laboratorium
hewan laboratorium. Berdasarkan tujuan 2.1.1 Sampel Darah
penggunaan hewan uji, maka hewan uji Pengambilan darah (venesectio)
dapat diklasifikasikan menjadi exploratory merupakan salah satu hal yang terpenting
dari kegiatan peternakan. Tujuan injeksi intravena lambat dan pengambilan
pengambilan darah ternak yaitu untuk sampel darah (Girling, 2013).
mengetahui tingkat kadar suatu zat yang e. Pengambilan darah pada ikan
terkandung dalam darah ternak tersebut, Adapun pengambilan darah pada
untuk kepentingan pemeriksaan ikan yaitu dengan teknik severing caudal
immunologi / kekebalan ataupun status peduncle dan teknik uncturing the caudal
mengidentifikasi terhadap suatu penyakit vesssel yang mana merupakan teknik
(Martoenus dan Djatmikowati, 2015). pengambilan darah pada daerha caudal
2.1.1.1 Cara pengambilan darah pada atau ekor ikan (Putri et al., 2014).
hewan 2.1.1.2 Prosedur pemeriksaan darah
a. Pengambilan darah pada anjing Menurut Nugroho (2018), Prosedur
Adapun pengambilan darah pada pemeriksaan darah yaitu merupakan
anjing dapat dilakukan di Vena Cephalica pengukuran hematologi hewan meliputi
Antibrachii Anterior yang terletak pada total eritrosit, leukosit, hemoglobin dan
bagian distal anterior kaki depan hematokrit. Jumlah eritrosit pada hewan
(Martoenus dan Djatmikowati, 2015). bervariasi tergantung kepada umur,
b. Pengambilan darah pada hewan jenis kelamin, kondisi fisiologi tubuh,
besar variasi harian dan stres. Jumlah eritrosit
Adapun pengambilan darah pada sangat menentukan kondisi tubuh dari
hewan besar dapat dilakukan di Vena hewan uji. Jumlah leukosit sama halnya
Jugularis darah dengan lubang jarum dengan jumlah eritrosit, jumlahnya pada
menghadap ke atas. Setelah jarum masuk, tiap hewan berbeda tergantung dari
dilakukan aspirasi untuk mengambil darah spesies, kondisi pakan, umur, kondisi
yang dibutuhkan. Jika darah tidak terhisap, musim dan ada tidaknya patologi. Prosedur
artinya jarum belum masuk ke dalam pengambilan darah juga terdapat 2 metode
pembuluh darah. Vena Saphena Magna yaitu ulas darah tipis
merupakan pembuluh darah yang terletak dan ulas darah tebal. Ulas darah tipis
pada daerah lateral kaki belakang dan dilakukan dengan mengguankan 2 objek
menyilang dengan arah cranioventral pada glass yang sakah satunya diteteskan darah,
sekitar tendo achilles. Vena Femoralis objek glas yang laiinya ditempelkan pada
Pembuluh darah ini terletak pada daerah ujung tetesan darah sampai darah tersebut
proksimomedial kaki belakang (Martoenus menyebar sepanjang objek glass.
dan Djatmikowati, 2015). Geser objek glass sampai membentuk
c. Pengambilan darah pada aves sudut 45o dengan cepat kearah yang
Adapun pengambilan darah pada berlawanan dengan tetesan darah tadi,
unggas Vena pectoralis merupakan sehingga didapatkan sediaan apus tipis
pembuluh darah yang terletak pada bagian adapun ulas darah tebal sama dengan ulas
bawah sayap unggas. Vena pectoralis darah tipis namun yang membedakan
banyak mengandung pembuluh darah dan adalah massa ulasanyannya. Setelah di ulas
dari luar pembuluh tersebut terlihat dilakukan pewarnaan giemsa (Anggyani,
berwarna biru (Martoenus dan 2011).
Djatmikowati, 2015). 2.1.1.3 Indikasi pengambilan darah
d. Pengambilan darah pada kelinci Adapun Indikasi pengambilan
Adapun pengambilan darah pada darah yaitu untuk mengetahui tingkat
kelinci adalah dengan mengambil darah kadar suatu zat yang terkandung dalam
pada Vena lateral di telinga atau vena darah. Biasanya pengambilan darah
auricularis, membentang di sepanjang dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan
margin lateral kedua telinga. Ini dapat immunologi/kekebalan ataupun status
diakses menggunakan jarum atau kateter mengidentifikasi terhadap suatu penyakit
ukuran 25 atau 27 dan digunakan untuk (Martoenus dan Djatmikowati, 2015).
2.1.2 Sampel Kerokan Kulit bunsen jangan sampai mendidih selanjutny
2.1.2.1 Cara pengambilan sampel diperiksa dibawah mikroskop untuk
kerokan kulit melihat morfologi dan jenis dari
a. Metode superficial scrapping ektoparasit (Argentina et al., 2016).
Superficial skin scraping dengan 2.1.2.4 Indikasi pemeriksaan sampel
cara dilakukan pengerokan kulit pada kerokan kulit
bagian pinggir lesi dengan menggunakan Adapun indikasi pemeriksaan
pisau bedah (blade) namun kerokan yang sampel kerokan kulit dapat mendeteksi
dibuat tidak terlalu dalam (hanya sebatas ektoparasit seperti tungau Demodex sp.
lapisan epidermis). Sampel rambut diambil (Budiartawan dan wayan, 2018). Selain itu
menggunakan teknik trichogram (hair dapat juga dilakukan untuk melihat adanya
pluck) dengan cara beberapa helai rambut elemen fungi seperti arthrospora atau hifa
di daerah pinggir lesi dicabut (Putriningsih dan I Putu, 2018).
menggunakan pinset atau needle holder. Pemeriksaan sampel kerokan kulit
Daerah lesi tempat sampel diambil ditetesi dilakukan untuk membantu dalam
betadine untuk mencegah masuknya mendiagnosa penyakit yang disebabkan
infeksi oleh agen penyakit lain. Sampel oleh parasit berupa tungau,kutu maupun
kerokan kulit dan rambut sapi disimpan jamur yang tengah menginvasi permukaan
dalam plastik sampel (Putriningsih dan tubuh hewan (Hendrix dan Ed, 2012).
Arjentinia, 2018). 2.1.3 Sampel Swab Telinga
b. Metode deep scrapping 2.1.3.1 Tata cara pengambilan swab
Adapun metode Deep skin scraping telinga
dilakukan dengan menggunakan pisau Tata cara pengambian swab telinga
bedah. Persiapan yang dilakukan adalah yaitu dengan menggunakan cotton swab,
kulit yang mengalami lesi dipijat dengan cotton swab digunakan untuk
jari sebanyak sepuluh kali dan dilanjutkan mengumpulkan sampel dari saluran
melakukan kerokan pada kulit sampai telinga, saluran drainase, lipatan kuku, dan
berdarah. Sampel ditempatkan pada glass lesi kulit lembab. Usap dengan lembut di
object dan diteteskan minyak mineral. atas lesi atau ditempatkan di liang telinga.
Sampel kulit diratakan kemudian ditutupi Kemudian ditekan ke kaca object glass,
dengan cover glass dan diamati di bawah dibiarkan mengering dan diwarnai untuk
mikroskop dengan perbesaran 100X dan diperiksa pada mikroskop. Cotton swab
400X (Budiartawan dan Batan, 2018). juga dapat digunakan untuk
2.1.2.2 Prosedur pemeriksaan sampel mengumpulkan sampel untuk
kerokan kulit mengidentifikasi kutu telinga (O.cynotis).
Sampel ditempatkan pada glass Setelah memasukkan kapas ke dalam liang
object dan diteteskan minyak mineral. telinga dan mengambil sampelnya, bahan
Sampel kulit diratakan kemudian ditutupi yang terkumpul dicampur dengan minyak
dengan cover glass dan diamati di bawah mineral pada kaca mikroskop dan ditutup
mikroskop dengan perbesaran 100X dan dengan kaca penutup. Slide diperiksa
400X (Budiartawan dan Batan, 2018). dengan objektif 4x atau 10x dengan
2.1.2.3 Jenis-jenis pemeriksaan kerokan kondensor diturunkan untuk meningkatkan
kulit kontras (Sharkey et al., 2020).
Jenis- jenis pemeriksaan kerokan 2.1.3.2 Prosedur pemeriksaan swab
kulit yaitu pemeriksaan parasit dan telinga
pemeriksaan sitologi. Sampel kerokan Prosedur pemeriksaan swab telinga
kulit yang ditetesi larutan KOH 10% yaitu pertama melakukan penyekaan
diteteskan di atas kerokan kulit pada objek telinga, dilakukan penyekaan serumen
gelas kemudian ditutup dengan gelas terlebih dahulu (Wulandari, 2015). Setelah
penutup, selanjutnya dipanaskan di atas api itu di letakkan pada object glass kemudian
diteteskan larutan kalium hidroksida pada punggungnya dan gunakan gliserol
(KOH) 10%. Selanjutnya mengamati di untuk melumasi kateter. Untuk kelinci
bawah mikroskop pada pembesaran 40x jantan, pegang penis dengan satu tangan
(Bengi et al., 2017). dan gunakan tangan lainnya untuk
2.1.3.3 Indikasi pengambilan sampel membelai penis dan membuka celah
swab telinga kelenjar untuk membuka lubang uretra.
Indikasi pengambilan sampel swab Selanjutnya, masukkan kateter secara
telinga berupa otitis eksternal. Otitis perlahan dari lubang uretra. Akan ada
eksterna adalah suatu peradangan pada resistensi di sfingter uretra. Jangan
telinga luar, baik akut maupun kronis yang memaksakan pemasangan kateter,
biasanya dihubungkan dengan infeksi masukkan ke dalam kandung kemih
sekunder oleh bakteri atau jamur yang dengan lembut dan urin akan mengalir
menyertai maserasi kulit dan jaringan keluar secara alami. Untuk kelinci betina,
subkutan. Otitis eksterna terbagi atas otitis lubang uretra eksternal berada di dalam
eksterna superficial dan profunda ruang depan vagina dan tidak dapat dilihat
(Wulandari, 2015). dari luar (Liu dan Jianglin, 2018).
2.1.4 Sampel Urin 2.1.4.2 Prosedur pemeriksaan sampel
2.1.4.1 Cara pengambilan sampel urin urin
1. Cystocentesis Prosedur pemeriksaan sampel urin
Prosedur Cystosentesis yaitu jarum adalah sebagai berikut (Bellwood dan
dimasukkan ke dinding perut ke dalam Melissa, 2014) :
kandung kemih untuk mengeluarkan urin. 1) Tuang 10 mL sampel urin ke dalam
Prosedur ini biasanya dilakukan dalam tabung sentrifus berbentuk kerucut
praktik kedokteran hewan dan memiliki berlabel. Jika 10 mL tidak tersedia,
kegunaan diagnostik dan terapeutik. catat volume yang digunakan pada
Keuntungan utama sistosentesis adalah daftar permintaan Anda.
bahwa kontaminasi urin yang berkemih 2) Sentrifugasi sampel selama 5 menit
dengan darah, eksudat, mikroorganisme, pada 1500rpm.
dan kotoran lain dari uretra, saluran 3) Tuang supernatan dengan menyisakan
genital, dan integumen yang dapat sekitar 0,5-1mL di dalam tabung.
mempersulit interpretasi temuan urinalisis 4) Tangguhkan kembali sedimen dengan
rutin dapat dihindari. Selain mengurangi menjentikkan tabung dengan jari
tekanan pada dinding kandung kemih dan Anda atau dengan lembut mencampur
mencegah pecah, ini memfasilitasi sedimen dan supernatan dengan pipet.
retropulsi sumbat uretra atau uretrolit dan 5) Pindahkan setetes sedimen yang
meningkatkan kemudahan kasus tersuspensi kembali di dekat ujung
pengambilan urin (Manfredi et al., 2019). kaca objek mikroskop dengan pipet
2. Kateter transfer dan letakkan kaca penutup di
Adapun caranya kateter ke dalam atasnya.
uretra dan dorong ke depan ke dalam 6) Opsional: Tambahkan satu tetes noda
kandung kemih. Ini relatif sederhana sedimen ke satu tetes sedimen urin di
untuk jantan karena uretra berakhir di ujung kaca objek mikroskop dan
penis. Bukaan uretra mamalia betina pada tempelkan kaca penutup di atasnya.
umumnya berada di dalam vagina dan sulit 7) Tingkatkan kontras cahaya mikroskop
untuk dilihat. Untuk tikus, hamsterdan dengan menutup sebagian diafragma
marmot, uretra dan vagina benar-benar iris.
terpisah. Jika kateterisasi harus digunakan 8) Pindai seluruh slide dengan daya
untuk betina, pemahaman yang lebih rinci rendah (10x) untuk mengetahui
tentang anatomi hewan diperlukan keberadaan elemen besar yang
sebelumnya. Untuk kelinci, tahan kelinci terbentuk, seperti cetakan, kristal, dan
kelompok sel. sedimentasi biasa yang hanya
9) Dengan menggunakan pola memanfaatkan gaya gravitasi, dan
kisi, periksa seluruh spesimen di metode sedimentasi Formol-Ether
bawah penutup kaca (baik sampel (Ritchie) yang menngunakan gaya
yang diwarnai maupun yang sentrifugal dan larutan formalin-
tidak diwarnai) menggunakan daya eter pada cara kerjanya (Regina et
tinggi (40x) untuk mengidentifikasi al., 2018).
dan semi-kuantifikasi elemen yang c. Uji apung, salah satu pengujian
terbentuk. Untuk memverifikasi unntuk mendetei adana telur cacing
keberadaan komponen seluler, buat pada sampel feses. prinipny adalah
apusan darah dengan sedimen. meningkatkan massa jenis larutan
Keringkan dan warnai dengan lebih besar daripada telur cacaing,
pewarna jenis Wright dan periksa sehingga cacing menjadi terapung
secara mikroskopis. didalam NaCl (Regina et al., 2018).
2.1.4.3 Indikasi pengambilan sampel 2.1.5.2 Indikasi pengambilan sampel
urin feses
Indikasi pengambilan sampel urin a. Cacing, pada cacing dapat
untuk mengetahui baik kondisi fisik diidentifikasi adanya mulut di
maupun kimiawi dari sampel urine. ujung anterior, esophagus yang
Sampel urine dapat membantu dalam sempit berbentuk tongkat, dan
mendiagnosa abnormal bisa diindikasikan papillaservikalis yang berbentuk
karena adanya gangguan atau infeksi duri. Bentuk seperti ini merupakan
traktus urinarius (Pratama et al., 2016). bentuk bagian anterior. Bagian
Ginjal bertanggung jawab untuk posterior cacing jantan dewasa
menyaring darah untuk menghilangkan zat yang terlihat adanya bursa
beracun dari tubuh dan untuk kopulatriks yang berupa pelebaran
osmoregulasi. 20% dari curah jantung yang melengkung seperti tudung
mengalir melalui ginjal yang sehat pada kepala. Bursa tersebut tersusun atas
satu waktu sehingga analisis urin yang dua lobus lateral yang simetris dan
dihasilkan akan memberikan informasi satu lobus dorsal yang asimetris.
tentang status kesehatan pasien (Aspinall Terlihat adanya gubernakulum dan
dan Richard, 2013). sepasang spikula. Spikula berfungsi
2.1.5 Sampel Feses untuk menyalurkan sperma ke
2.1.5.1 Jenis-jenis pemeriksaan feses tubuh cacing betina. Struktur
a. Uji natif, uji natif ini mendeketsi dengan kerangka yang mengeras
ada tidaknya telur pada fess dengan dan panjang ini timbul dari sel
prinsip ppengjian secara primodia yang terdapat pada epitel
langsung,metode natif (direct slide) rektum. Spikula tersebut tersusun
merupakan gold standard sebagian besar oleh protein dan
pemeriksaan kualitatif tinja karena dapat ditonjolkan keluar lewat
sensitif, murah, mudah dan kloaka dan dapat mempunyai
pengerjaan cepat, namun kurang fungsi tambahan sebagai organ
sensitif pada infeksi ringan (Regina sensoris taktil, atau reseptor bagi
et al., 2018). feromon yang dikeluarkan oleh
b. Uji sedimen, Metode sedimentasi cacing betina (Yuswandi dan Rika,
menggunakan larutan dengan berat 2015).
jenis yang lebih rendah dari b. Larva, telur sudah menetas keluar
organisme parasit, sehingga parasit bersama feses dalam bentuk larva
dapat mengendap di bawah. rhabditiform/filariform. Jika dalam
Metode ini terdiri dari metode bentuk larva rhabditiform maka
larva akan berubah menjadi larva wadah dan stabilitasnya (Mardiana dan Ira,
filariform jika sudah berada di 2017).
tanah (Nezar, 2014). Bentuk larva 2.2 Pemeriksaan Hewan Lab
Haemonchus contortus 2.2.1 Kelinci
diidentifikasi, mulutnya berada di 2.2.1.1 Data fisiologi
ujung anterior dan esofagusnya Adapun data fisiologis pada kelinci
berbentuk silindris dan sempit. ialah suhu tubuh sekitar 101-1040F atau
Ujung ekor larva berbentuk 38,3-400C, frekuensi napas normal sekitar
membulat. Bagian selubung 30-60 kali per menit (Ballard dan Cheek,
ekornya meruncing ke ujung 2010). Frekuensi pulsus normal sekitar
posterior dengan kaku. Adapun 130-325 kali per menit, Berat badan
ukuran panjang larva infektif H. sekitar 1,5-10 Kg (Girling, 2013).
contortus (sudah termasuk 2.2.1.2 Tempat dan cara pengambilan
selubungnya) adalah 23-35 μm dan darah
lebarnya 25-35 μm (Yuswandi dan Adapun tempat dan cara
Rika, 2015). pengambilan darah pada kelinci yaitu
c. Telur, cacing betina bertelur dan (Girling, 2013)
akan keluar bersama feses ke 1) Vena lateral di telinga,
lingkungan. Jadi keluarnya telur membentang di sepanjang margin
bersama fese merupakan hal yang lateral kedua telinga. Ini dapat
umum bagi hewan yang terinfeksi diakses menggunakan jarum atau
cacing gastrointestinal selain kateter ukuran 25 atau 27 dan
cacing hati (Nezar, 2014). digunakan untuk injeksi intravena
2.1.6 Perlakuan Dan Penyimpanan lambat dan pengambilan sampel
Sampel darah.
2.1.6.1 Penamaan dan sampel 2) Vena cephalica, berjalan dalam
Menurut Mardiana dan Ira (2017), posisi yang mirip dengan yang
Penamaan sampel yaitu dengan cara terlihat pada kucing dan anjing. Ini
pemberian label yang berisi, nama sampel, dapat dibagi menjadi dua pada
tanggal pembuatan, paraf pembuat sampel, beberapa individu, tetapi dapat
tanggal penerimaan, serta identitas lainnya digunakan untuk cairan intravena
pada sampel. dan pengambilan sampel
2.1.6.2 Penyimpanan dan pemindahan 3) Vena saphena, Ini berjalan
sampel melintasi aspek lateral hock, seperti
Menurut Verninda et al (2015) pada kucing dan anjing, dan juga
Penyimpanan dan pemindahan sampel dapat digunakan untuk
feses akan dimasukkan kedalam venipuncture
wadah yang tertutup untuk melindungi 4) Vena Jugularis, vena jugularis
sampel dari kontaminasi maupun menonjol pada kelinci tetapi
kerusakan. Pemindahan sampel kemudian mereka membentuk bagian utama
dilakukan dengan cara memasukkan dari drainase darah dari orbit mata.
sampel kedalam cooling box kemudian Jika hematoma atau trombus
sampel sudah boleh di bawa ke tempat terbentuk dan menyumbat lumen
penelitian untuk melihat apakah terdapat vena jugularis, edema orbita yang
infeksi parasit seperti cacing maupun parah dapat terjadi, dengan
bakteri atau protozoa. Penyimpanan kemungkinan efek merusak.
sampel dilakukan jika pemeriksaan ditunda 2.2.1.3 Penyakit (minimal 3
atau spesimen akan dikirim ke a. Podoermatitis
laboratorium lain. Lama penyimpanan Pododermatitis ulseratif muncul
harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, sebagai ulkus dekubital, biasanya pada
permukaan plantar kaki belakang. Ulkus peradangan di saluran telinga dapat meluas
superfisial dan koreng dapat berkembang, dan tungau juga dapat menjadi parasit di
tanpa intervensi, menjadi abses atau area periaurikuler, termasuk wajah dan
granuloma, dan perkembangan lebih lanjut leher. Penularan parasit ini langsung dari
dapat menyebabkan osteomielitis atau kelinci ke kelinci dan siklus hidupnya
sepsis. Lesi ini disebabkan oleh tekanan membutuhkan dua puluh satu hari untuk
dan biasanya dipengaruhi oleh penurunan penyelesaiannya. Puluhan ribu
kepadatan rambut di kaki yang terkait tungau dapat ditemukan pada satu hewan.
secara genetik. Sanitasi yang buruk, Tungau dapat bertahan hidup dari
kelembapan lingkungan yang berlebihan, inangnya selama berminggu-minggu.
hentakan kaki, ukuran dewasa yang besar, Infestasi menyebabkan pruritus, kepala
dan sangkar kawat semua mungkin gemetar, stres, dan persaingan untuk
menjadi faktor penyebab. Perawatan terdiri mendapatkan nutrisi. Telinga mungkin
dari debriding dan pembersihan situs, dan terasa sakit saat disentuh dan, dalam
aplikasi topikal krim antibiotik dengan kasus-kasus lanjut, dipenuhi dengan
perban dan rebandaging selama eksudat. Tungau cukup besar untuk
berminggu-minggu pada suatu waktu dilihat dengan mata telanjang, tetapi
(Ballard dan Cheek, 2010). diagnosis biasanya dibuat dengan
b. Neoplasia pemeriksaan otoskop pada dewasa besar di
Adenokarsinoma uterus adalah kanal aural atau pengamatan mikroskopis
neoplasma yang paling umum pada kelinci tungau dari eksudat yang diambil dari
betina dengan insidensi tinggi pada ras telinga (Ballard dan Cheek, 2010).
putih Belanda, California, dan Selandia Perawatan dengan ivermectin
Baru. Tanda klinis termasuk perdarahan melalui injeksi SC setiap dua
vulva, anemia, dan massa abdomen yang minggu untuk total tiga perawatan, dan
teraba. Pencegahan dan percobaan sanitasi lingkungan yang agresif.
pengobatan penyakit ini dengan Meskipun agen antiparasit selamectin
ovariohisterektomi (OHE). Kecuali harus dan moxidectin tidak diberi label untuk
dibesarkan, OHE direkomendasikan secara kelinci, keduanya telah digunakan untuk
universal. Pada kelinci muda, neoplasma membasmi Psoroptes cuniculi tanpa
yang paling umum adalah limfosarkoma. efek sakit. Metode alternatif untuk
Tidak seperti spesies lain, di mana organ pengobatan, termasuk ivermektin dan
limfoid adalah lokasi keterlibatan yang minyak yang dioleskan secara topikal,
paling umum, pada kelinci itu adalah telah dianjurkan dan mungkin efektif,
ginjal dan mukosa lambung. Tumor sel tetapi sanitasi lingkungan yang
interstitial dan seminoma telah dilaporkan menyeluruh masih diperlukan dan kasus-
pada kelinci jantan. Neoplasma lain yang kasus yang ditangani dengan demikian
telah dilaporkan dengan frekuensi tertentu harus dipantau secara ketat (Ballard dan
pada kelinci termasuk nefroma embrional, Cheek, 2010).
leiomioma / leiosarkoma, limfosarkoma, 2.2.2 Tikus
papiloma kulit, dan adenokarsinoma 2.2.2.1 Data fisiologi
mammae (Ballard dan Cheek, 2010). Berat badan tikus yaitu jantan 267-
c. Infestasi ear mites/otoacariasis 520 gram dan betina sekitar 250-325 gram
Penyakit integumen yang paling (Heatley dan Russel, 2020). Suhu normal
penting pada kelinci adalah infestasi kutu tikus adalah 37,6 - 38,6 0C, frekuensi
telinga oleh ektoparasit Psoroptes cuniculi. napas yaitu 60-140 kali permenit dan
Kondisi yang paling tepat disebut frekuensi pulsus normal yaitu 250-450 kali
otoacariasis, dapat disebut sebagai permenit (Girling, 2013). Masa hidup tikus
kudis telinga atau kanker telinga oleh sekitar 2-4 tahun (Ballard dan Cheek,
pemelihara kelinci. Eksudat dan 2010).
2.2.2.2 Tempat dan cara pengambilan selama aktivitas normal sehari-hari.
darah Tanda-tanda umum maloklusi termasuk
Pembuluh darah yang berguna penurunan berat badan, air liur, dan trauma
untuk mengambil sampel darah adalah mulut. Maloklusi bersifat genetik.
vena ekor lateral. Ini paling baik diakses Pembiakan hewan dengan maloklusi harus
setelah pemanasan pertama ekor, atau dihindari dengan segala cara. Penyebab
sedikit membius tikus atau tikus untuk lain termasuk malnutrisi, penyakit, dan
memungkinkan pelebaran pembuluh darah. cedera. Pemotongan gigi secara berkala
Diperlukan jarum pengukur 25–27 atau dengan duri, gunting, atau gunting tajam
kateter butterfly. Beberapa tekanan ringan harus dilakukan dengan hati-hati untuk
di pangkal ekor memungkinkan pelebaran menghindari gigi pecah; Tepi yang kasar
lebih lanjut. Pada tikus, vena femoralis harus diikat dengan halus. Gigi pecah bisa
juga dapat digunakan untuk pengambilan mengakibatkan terbentuknya abses.
sampel. Ini ditemukan di aspek medial Dermatitis lembab biasanya terjadi pada
paha, dekat persimpangannya dengan hewan pengerat yang secara kronis
daerah inguinal, tepat di ekor ke tulang terpapar kondisi basah, atau pada mereka
paha. Kapal ini paling baik digunakan yang mengalami trauma pada kulit akibat
hanya dengan anestesi karena kesulitan lepuh urin, diare, lecet, luka, atau
mengaksesnya pada tikus yang sadar. kerusakan integritas kulit lainnya. Kondisi
Untuk sampel kapiler kecil, tabung paling umum yang mempengaruhi gerbil,
mikrokapiler dapat didorong perlahan ke eksim wajah "sakit hidung", menyebabkan
dalam canthus medial rongga mata pada lesi dermatitis lembab pada wajah dan
tikus atau tikus yang dibius. Ini hidung yang disebabkan oleh akumulasi
mengumpulkan darah dari sinus orbital sekresi kelenjar Harderian. Penyebab lain
(Girling, 2013). harus disingkirkan, seperti maloklusi,
2.2.2.3 Penyakit (minimal 3) rusaknya peralatan makan atau sangkar,
a. Neoplasia dan alas yang abrasif. Perawatan
Neoplasia terjadi pada hewan melibatkan pemotongan rambut dari lesi,
pengerat, dengan tumor payudara membersihkan area, dan menghilangkan
ditemukan pada wanita. Tikus didominasi agen penyebab yang diketahui. Dokter
oleh mammae fibroadenomas jinak dan hewan mungkin meresepkan antibiotik
tikus didominasi oleh adenokarsinoma sistemik dan atau topikal (Ballard dan
mammae ganas. Jaringan payudara yang Cheek, 2010).
luas dapat menyebabkan tumor terletak di c. Kudis oleh demodex
perut atau bahu. Tumor sering Kudis pada tikus biasanya
mengganggu kemampuan hewan untuk disebabkan oleh Demodex nanus pada
berjalan normal, dan iritasi mekanis kronis tikus, tetapi merupakan kondisi yang
dapat menyebabkannya menjadi ulserasi. jarang terjadi. Kondisi ini juga jarang
Limfoma sistemik dan kulit sering terjadi terjadi pada gerbil. Dermatitis ulseratif
pada hamster baik tua maupun muda. Staphylococcus aureus terjadi pada tikus
Hamster muda mengembangkan limfoma akibat luka garukan yang ditimbulkan
akibat hamster polyoma virus (HaPV). sendiri atau serangan tungau bulu, atau
Gerbil jantan mendapatkan karci noma sel pada kelenjar ludah yang meradang.
skuamosa (SCC) dari kelenjar penanda Nekrosis avaskular pada ekor, atau ekor
ventral dan gerbil betina mendapatkan cincin, terjadi pada tikus dan tikus.
tumor sel granulosa ovarium. Ringtail dapat disebabkan oleh beberapa
b. Malocclusion faktor, tetapi paling sering dikaitkan
Maloklusi terjadi ketika gigi seri dengan kelembapan rendah (kurang dari
yang terus tumbuh tidak sejajar. 20%) dan lebih sering terlihat selama
Ketidaksejajaran ini mencegah gigi aus bulan-bulan musim dingin ketika
perangkat pemanas dapat digunakan. Ini dengan sejumlah poxvirus lain, termasuk
lebih sering terjadi pada hewan pengerat virus vaksinia, variola, dan cacar sapi.
laboratorium, tetapi dapat dilihat pada Penyakit ini menampilkan amputasi
tikus dan tikus peliharaan. Penanganan ekstremitas, yang oleh Marchal disebut
berupa amputasi ekor di bawah ectromelia. Tanda Klinis Ekspresi tanda
penyempitan annular nekrotik. Endoparasit klinis mencerminkan interaksi antara
yang umum termasuk cacing kremi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
cacing pita. Tanda-tanda klinis mungkin virus, termasuk strain virus, dosis dan
tidak ada, tetapi mungkin termasuk portal masuk, dan faktor yang
penurunan berat badan, diare, dan prolaps berhubungan dengan inang, termasuk usia,
rektal pada hewan muda. Deteksi parasit genotipe, kompetensi imunologi, dan jenis
dilakukan baik melalui pemeriksaan feses, kelamin (Fox et al., 2015).
melalui pengapungan tinja, atau, untuk b. Mouse cytomegalovirus (MCMV)
cacing kremi, dengan tes pita selofan. Uji Mouse cytomegalovirus (MCMV)
pita selofan hanya sekitar 30% akurat. adalah virus betaherpes khusus mencit.
Diagnosis yang lebih akurat adalah Namun, ia dapat bereplikasi dalam kultur
pemeriksaan sekal (Ballard dan Cheek, sel dari beberapa spesies, termasuk mencit,
2010). hamster, kelinci, domba, dan primata
2.2.3 Mencit bukan manusia. Cocultivation mungkin
2.2.3.1 Data fisiologi diperlukan untuk menyelamatkan virus
Berat badan mencit yaitu jantan 20- laten. Tanda Klinis MCMV menyebabkan
40 gram dan betina sekitar 18-35 gram infeksi subklinis pada mencit
(Heatley dan Russel, 2020). Suhu normal imunokompeten dewasa, tetapi inokulasi
tikus adalah 37 - 38 0C, frekuensi napas eksperimental pada neonatus dapat
yaitu 100-280 kali permenit dan frekuensi menyebabkan penyakit mematikan akibat
pulsus normal yaitu 500-600 kali permenit nekrosis multisistemik dan inflamasi.
(Girling, 2013). Masa hidup tikus sekitar Epizootiologi Prevalensi MCMV pada
1-3 tahun (Ballard dan Cheek, 2010). tikus laboratorium mungkin tidak umum
2.2.3.2 Tempat dan cara pengambilan tetapi tidak ditentukan, karena infeksi tidak
darah terdeteksi secara klinis dan pengawasan
Pembuluh darah yang berguna serologis tidak dilakukan secara luas.
untuk mengambil sampel darah adalah Tikus liar biasanya terinfeksi dan
vena ekor lateral. Ini paling baik diakses berfungsi sebagai reservoir alami untuk
setelah pemanasan pertama ekor, atau infeksi, yang menyiratkan bahwa
sedikit membius tikus atau tikus untuk masuknya virus ke dalam vivarium
memungkinkan pelebaran pembuluh darah. modern kemungkinan besar terjadi dari
Diperlukan jarum pengukur 25–27 atau produk hewan yang terkontaminasi (Fox et
kateter butterfly. Beberapa tekanan ringan al., 2015).
di pangkal ekor memungkinkan pelebaran c. Malocclusion
lebih lanjut. Untuk sampel kapiler kecil, Maloklusi terjadi ketika gigi seri
tabung mikrokapiler dapat didorong yang terus tumbuh tidak sejajar.
perlahan ke dalam canthus medial rongga Ketidaksejajaran ini mencegah gigi aus
mata pada tikus atau tikus yang dibius. Ini selama aktivitas normal sehari-hari.
mengumpulkan darah dari sinus orbital Tanda-tanda umum maloklusi termasuk
(Girling, 2013). penurunan berat badan, air liur, dan trauma
2.2.3.3 Penyakit mulut. Maloklusi bersifat genetik.
a. Mousepox Pembiakan hewan dengan maloklusi harus
Mousepox disebabkan oleh virus dihindari dengan segala cara. Penyebab
Ectromelia (ECTV), sebuah orthopoxvirus lain termasuk malnutrisi, penyakit, dan
yang secara antigen dan genetik terkait erat cedera. Pemotongan gigi secara berkala
dengan duri, gunting, atau gunting tajam kesejahteraan hewan dan meminimalkan
harus dilakukan dengan hati-hati untuk atau menghilangkan rasa sakit dan
menghindari gigi pecah; Tepi yang kasar kesusahan. Sementara institusi dan
harus diikat dengan halus. Gigi pecah bisa penyelidik harus mengambil semua
mengakibatkan terbentuknya abses. tindakan yang wajar untuk menghilangkan
Dermatitis lembab biasanya terjadi pada rasa sakit dan kesusahan melalui
hewan pengerat yang secara kronis perbaikan, IACUC harus memahami
terpapar kondisi basah, atau pada mereka bahwa dengan beberapa jenis studi
yang mengalami trauma pada kulit akibat mungkin ada hasil eksperimental yang
lepuh urin, diare, lecet, luka, atau tidak terduga atau diharapkan yang
kerusakan integritas kulit lainnya. Kondisi menghasilkan rasa sakit. Hasil ini mungkin
paling umum yang mempengaruhi gerbil, atau mungkin tidak dihilangkan
eksim wajah "sakit hidung", menyebabkan berdasarkan tujuan penelitian (Council,
lesi dermatitis lembab pada wajah dan 2010).
hidung yang disebabkan oleh akumulasi Reduction melibatkan strategi
sekresi kelenjar Harderian. Penyebab lain untuk memperoleh tingkat informasi yang
harus disingkirkan, seperti maloklusi, sebanding dari penggunaan lebih sedikit
rusaknya peralatan makan atau sangkar, hewan atau untuk memaksimalkan
dan alas yang abrasif. Perawatan informasi yang diperoleh dari sejumlah
melibatkan pemotongan rambut dari lesi, hewan (tanpa meningkatkan rasa sakit atau
membersihkan area, dan menghilangkan kesusahan) sehingga dalam jangka panjang
agen penyebab yang diketahui. Dokter lebih sedikit hewan yang dibutuhkan untuk
hewan mungkin meresepkan antibiotik memperoleh informasi ilmiah yang sama .
sistemik dan atau topikal (Ballard dan Pendekatan ini bergantung pada analisis
Cheek, 2010). desain eksperimental, aplikasi teknologi
2.3 Prinsip Etika yang lebih baru, penggunaan metode
2.3.1 Prinsip 3R statistik yang sesuai, dan pengendalian
Prinsip 3R berupa replacement, variabilitas terkait lingkungan di kandang
refinement, dan reduction yang mana hewan dan area studi (Council, 2010).
diterapkan oleh para peneliti saat Prinsip 3R ini dikeluarkan
mempertimbangkan desain eksperimental agar penggunaan hewan lab sasaran
dalam penelitian hewan laboratorium. 3R penyempurnaan dan pengurangan harus
telah menjadi pendekatan yang diterima diseimbangkan berdasarkan kasus per
secara internasional untuk diterapkan para kasus. Peneliti sangat tidak disarankan
peneliti saat memutuskan untuk untuk menganjurkan penggunaan kembali
menggunakan hewan dalam penelitian dan hewan sebagai strategi pengurangan,
dalam merancang studi penelitian hewan dan pengurangan tidak boleh menjadi
yang manusiawi (Council, 2010). alasan untuk menggunakan kembali
Replacement mengacu pada metode hewan atau hewan yang telah menjalani
yang menghindari penggunaan hewan. prosedur eksperimental terutama jika
Istilah ini mencakup penggantian mutlak kesejahteraan hewan akan terganggu.
(yaitu, mengganti hewan dengan sistem Konsultasi dokter hewan harus dilakukan
mati seperti program komputer) serta ketika rasa sakit atau kesusahan
penggantian relatif (yaitu, mengganti melebihi tingkat yang diantisipasi dalam
hewan seperti vertebrata dengan hewan deskripsi protokol atau ketika kontrol
yang lebih rendah pada skala filogenetik) intervensi tidak memungkinkan (Council,
(Council, 2010). 2010).
Refinement mengacu pada 2.3.2 Prinsip Five Freedom
modifikasi prosedur peternakan atau Adapun prinsip five freedom yaitu
eksperimental untuk meningkatkan (Mellor, 2016)
1) Bebas dari rasa haus, lapar dan Adapula penjelasan mengenai hewan-
malnutris, dengan menyediakan hewan uji yang biasanya digunakan pada
akses langsung ke air tawar dan tes laboratorium, yaitu kelinci, tikus putih
diet untuk menjaga kesehatan dan dan mencit.
kekuatan penuh
2) Bebas dari ketidaknyamanan dan 4. Hasil dan Pembahasan
paparan, dengan menyediakan 4.1 Hasil
lingkungan yang sesuai termasuk Pemeriksaan hewan laborarotium
tempat berteduh dan tempat dilakukan dengan cara memeriksa bagian
istirahat yang nyaman tubuh. Saat melakukan pemeriksaan
3) Bebas dari rasa sakit, cedera, dan dilakukan dengan teliti, apakah bagian dari
penyakit, dengan pencegahan atau tubuh pemeriksaan hewan laboratorium
diagnosis dan pengobatan cepat seperti mencit, tikus dan kelinci memiliki
4) Bebas dari rasa takut dan tertekan, kelainan atau tidak. Selain pemeriksaan
dengan memastikan kondisi dan fisik, dilakukan juga pencarian informasi
pengobatan yang menghindari tentang hewan-hewan laboratorium seperti
penderitaan mental mencit, tikus dan kelinci. Serta dilakukan
5) Kebebasan untuk mengekspresikan beberapa teknik pemeriksaan sampel.
perilaku normal Dengan 4.2 Pembahasan
menyediakan ruang yang cukup, 4.2.1 Pemeriksaan Sampel
fasilitas yang layak, dan teman dari Laboratorium
jenis hewan itu sendiri Pemeriksaan sampel laboratorium
terdiri dari pengambilan darah, feses, urin,
3. Materi dan Metode swab telinga, dan kerokan kulit.
3.1 Materi 1. Pengambilan darah (venesectio),
Praktikum kali ini dilakukan tujuan pengambilan darah ternak
melalui aplikasi zoom pada tanggal 4 yaitu untuk mengetahui tingkat
Desember 2020 dengan judul hewan kadar suatu zat yang terkandung
laboratorium dan pemeriksaan sampel. dalam darah hewan tersebut, untuk
Adapun alat-alat yang biasa digunakan kepentingan pemeriksaan
adalah mikroskop, spoit, gun catheter, IV immunologi/kekebalan ataupun
catheter, scalpel, object glass, timbangan, status mengidentifikasi terhadap
dan penlight. Kemudian bahan yang di suatu penyakit. Pengambilan darah
butuhkan adalah larutan giemsa, sampel pada anjing dapat dilakukan di
feses, sampel urin, sampel kerokan kulit Vena Cephalica Antibrachii
dan sampel swab telinga. Anterior, pada hewan besar dapat
3.2 Metode dilakukan di Vena Jugularis,
Metode yang digunakan saat unggas di Vena pectoralis, pada
praktikum yaitu asisten menjelaskan kelinci di vena auricularis dan ikan
mengenai pengambilan sampel di vena caudalis. Prosedur
laboratorium dan mempraktikkan proses pemeriksaan darah dapat dilakukan
pengambilan sampelnya seperti dengan ulas darah tipis dan tebal
pengambilan darah pada probandus, yang selanjutnya dilakukan
pengambilan swab telinga probandus, dan pemawarnaan giemsa.
pemasangan catheter pada probandus. 2. Kerokan kulit dapat dilakukan
Selain itu, asisten juga menjelaskan dengan dua metoe yaitu Superficial
mengenai indikasi pengambilan sampel, skin scraping dan Deep skin
tata cara pengambilan sampel serta scraping dengan cara dilakukan
beberapa teknik pemeriksaannya walaupun pengerokan kulit pada bagian
tidak dilakukan pada praktikum kali ini. pinggir lesi dengan menggunakan
pisau bedah (blade) namun kerokan massa jenis larutan lebih besar
yang dibuat tidak terlalu dalam daripada telur cacaing, sehingga
(hanya sebatas lapisan epidermis). cacing menjadi terapung didalam
Indikasi pemeriksaan sampel larutan garam. Indikasi
kerokan kulit iala dapat mendeteksi pengambilan feses untuk
ektoparasit seperti tungau, elemen mengetahui jenis cacing, lava dan
fungi seperti arthrospora atau hifa telur parasit.
tungau,kutu maupun jamur. Penamaan sampel yaitu dengan
3. Tata cara pengambian swab telinga cara pemberian label yang berisi, nama
yaitu dengan menggunakan cotton sampel, tanggal pembuatan, paraf pembuat
swab, cotton swab digunakan untuk sampel, tanggal penerimaan, serta identitas
mengumpulkan sampel dari saluran lainnya pada sampel. Penyimpanan dan
telinga, saluran drainase, lipatan pemindahan sampel feses akan
kuku, dan lesi kulit lembab. Usap dimasukkan kedalam wadah yang tertutup
dengan lembut di atas lesi atau untuk melindungi sampel dari kontaminasi
ditempatkan di liang telinga. maupun kerusakan. Pemindahan sampel
Kemudian ditekan ke kaca object kemudian dilakukan dengan cara
glass, dibiarkan mengering dan memasukkan sampel kedalam cooling box
diwarnai untuk diperiksa pada kemudian sampel sudah boleh di bawa ke
mikroskop. Indikasi pengambilan tempat penelitian untuk melihat apakah
sampel swab telinga berupa otitis terdapat infeksi parasit seperti cacing
eksternal maupun bakteri atau protozoa
4. Cara pengambilan sampel urin 4.2.2 Pemeriksaan Hewan
dapat dilakukan dengan kateterisasi Laboratorium
dan cystosentesis. Prosedur Hewan coba yang sering digunakan
cystosentesis yaitu jarum yakni mencit (Mus musculus), tikus putih
dimasukkan ke dinding perut ke (Rattus Norvegicus), dan kelinci
dalam kandung kemih untuk (Oryctolagus cuniculus). Penggunanaan
mengeluarkan urin dan prosedur hewan percobaan pada penelitian
kateter ke dalam uretra dan dorong kesehatan banyak dilakukan untuk uji
ke depan ke dalam kandung kemih kelayakan atau keamanan suatu bahan obat
Indikasi pengambilan sampel urin dan juga untuk penelitian yang berkaitan
untuk mengetahui baik kondisi dengan suatu penyakit.
fisik maupun kimiawi dari sampel Kelinci temapat pengambilan
urine. Sampel urine dapat darahnya dapat dilakukan di Vena
membantu dalam mendiagnosa auricularis di telinga , membentang di
abnormal bisa diindikasikan karena sepanjang margin lateral kedua telinga,
adanya gangguan atau infeksi dapat diakses menggunakan jarum atau
traktus urinarius kateter ukuran 25 atau 27 dan digunakan
5. Teknik pengambilan feses yaitu uji untuk injeksi intravena lambat dan
natif, uji sedimen dan uji apung. pengambilan sampel darah. Terdapat
Uji natif ini mendeketsi ada beberapa penyakit yang menyerang kelinci
tidaknya telur pada fess dengan salah satunya Pododermatitis ulseratif
prinsip pengajian secara langsung, yang muncul sebagai ulkus dekubital,
uji sedimentasi menggunakan biasanya pada permukaan plantar kaki
larutan dengan berat jenis yang belakang. Ulkus superfisial dan koreng
lebih rendah dari organisme dapat berkembang, tanpa intervensi,
parasit, sehingga parasit dapat menjadi abses atau granuloma, dan
mengendap di bawah dan uji apung perkembangan lebih lanjut dapat
dengan prinsip meningkatkan menyebabkan osteomielitis atau sepsis.
Lesi ini disebabkan oleh tekanan dan dalam merancang studi penelitian hewan
biasanya dipengaruhi oleh penurunan yang manusiawi. Prinsip etika dikeluarkan
kepadatan rambut di kaki yang terkait agar penggunaan hewan lab sasaran
secara genetik. Sanitasi yang buruk, penyempurnaan dan pengurangan harus
kelembapan lingkungan yang berlebihan, diseimbangkan berdasarkan kasus per
hentakan kaki, ukuran dewasa yang besar, kasus. Peneliti sangat tidak disarankan
dan sangkar kawat semua mungkin untuk menganjurkan penggunaan kembali
menjadi faktor penyebab. Perawatan terdiri hewan sebagai strategi pengurangan, dan
dari debriding dan pembersihan situs, dan pengurangan tidak boleh menjadi alasan
aplikasi topikal krim antibiotik dengan untuk menggunakan kembali hewan atau
perban dan rebandaging selama hewan yang telah menjalani prosedur
berminggu-minggu pada suatu waktu. eksperimental terutama jika kesejahteraan
Mencit dan tikus temat untuk hewan akan terganggu. Konsultasi dokter
mnegambil darahnya dapat dilakukan di hewan harus dilakukan ketika rasa sakit
vena caudal lateral. Diperlukan jarum atau kesusahan melebihi tingkat yang
pengukur 25–27 atau kateter butterfly. diantisipasi dalam deskripsi protokol atau
Beberapa tekanan ringan di pangkal ekor ketika kontrol intervensi tidak
memungkinkan pelebaran lebih lanjut. memungkinkan.
Pada tikus, vena femoralis juga dapat 5. Kesimpulan
digunakan untuk pengambilan sampel. Ini Adapun kesimpulan pada
ditemukan di aspek medial paha, dekat praktikum ini yang mana pelaksanaan
persimpangannya dengan daerah inguinal, praktikum dilakukan melalui via zoom
tepat di ekor ke tulang paha. Penyakit yang dapat disimpulkan bahwa teknik
menyerang salah satunya maloklusi terjadi pemeriksaan sampel bermacam-macam
ketika gigi seri yang terus tumbuh tidak dengan fungi dan teknik berbed, hewan
sejajar. Ketidaksejajaran ini mencegah gigi laboratorium terdiri dari mencit, tikus dan
aus selama aktivitas normal sehari-hari. kelinci, dengan hasil uji tiap sampel
Tanda-tanda umum maloklusi termasuk berbeda tiap hewan berdasarkan kondisi
penurunan berat badan, air liur, dan trauma hewan tersebut.
mulut. Maloklusi bersifat genetik.
Pembiakan hewan dengan maloklusi harus
dihindari dengan segala cara. Penyebab Daftar Pustaka
lain termasuk malnutrisi, penyakit, dan Anggryani, Chintya. 2019. Pengaruh
cedera. Pemotongan gigi secara berkala Perbedaan Pengenceran
dengan duri, gunting, atau gunting tajam Giemsa Terhadap
harus dilakukan dengan hati-hati untuk SediaanDarah Tipis pada
menghindari gigi pecah; Tepi yang kasar Penyakit Malaria di Rsud M.
harus diikat dengan halus. Zein Painan. [Skripsi].
4.2.3 Prisip Etika Padang:Sekolah Tinggi Ilmu
Prisip etika terdapat dua yakni Kesehatan Perintis: Padang
prinsip 3R dan Prisip Five Freedom, Argentina, F., Rusmawardiana, Thaha
Prinsip 3R berupa replacement, MA., Tjekyan RMS. 2016.
refinement, dan reduction yang mana Nilai Diagnostik Larutan
diterapkan oleh para peneliti saat Chicago Sky Blue Pada
mempertimbangkan desain eksperimental Pitiriasis Versikolor Di Rsup
dalam penelitian hewan laboratorium. 3R Dr. Mohammad Hoesin
telah menjadi pendekatan yang diterima Palembang. MDVI. 43(1): 17
secara internasional untuk diterapkan para – 24.
peneliti saat memutuskan untuk Aspinall, V. dan Richard A. 2013. Clinical
menggunakan hewan dalam penelitian dan Procedures in Small Animal
Veterinary Practice. Elsevier: Daga, dan Antonella Volta.
China. 2019. Diagnostic and
Ballard, B dan Cheek R, 2010. Exotic Therapeutic Cystocentesis in
animal medicine for the Dogs and Cats: Considerations.
veterinary technician. USA: Journal Of Dairy and Veterinary
Wiley BlackWeel. Sciences. 9(5) : 001-002.
Bellwood, B. dan Melissa A. C. 2014. Mardiana dan Ira Gustira Rahayu. 2017.
Veterinary Technician’s Pengantar Laboratorium
Handbook of Laboratory Medik. Kementerian
Procedures. Wiley Blackwell: Kesehatan Republik Indonesia.
UK. Martoenus, A dan Djatmikowati TF. 2015.
Bengi, W. T. M., Erina dan Darniati. Teknik Pengambilan Darah
2017. Isolasi dan Identifikasi pada Beberapa Hewan. Buletin
Pseudomonas Aeruginosa Informasi Kesehatan Hewan
pada Kasus EarMites Kucing dan Kesehatan Masyarakat
Domestik (Felis domesticus) Veteriner. 14 (1): 1-20.
di Kecamatan Syiah Kuala, Mellor, DJ. 2016. Updating Animal
Banda Aceh. JIMVET. 1(2): Welfare Thinking: Moving
161-168. beyond the “Five Freedoms”
Budiartawan, IKA dan Batan IW. 2018. towards “A Life Worth
Infeksi Demodex canis pada Living”. Animals MDPI. 6(3)
Anjing Persilangan 21-41.
Pomeranian dengan Anjing Nugroho, Setyo Widi., Kanti Rahmi
Lokal. Indonesia Medicus Fauziyah,, Dondin Sajuthi.,
Veterinus. 7(5): 562-575. dan Huda S Darusman. 2018.
Council, NR. 2010. Guide for the Care Profil Tekanan Darah Normal
and Use of Laboratory Tikus Putih (Rattus
Animals Eighth Edition. USA: norvegicus) Galur Wistar dan
National Academy of Sciences SpragueDawley. Acta
Press. Veterinaria Indonesiana. 6(2):
Fox, GJ, Anderson LC, Otto GM, Corning 32-37
KRP, dan Whary MT. Pratama, Emilaza, Rusli , M. Hasan,
Laboratory Animal Medicine Zuraidawati, Nuzul Asmilia,
Third Edition. China: Elsevier. Roslizawaty, dan Zuhrawati.
Girling, SJ. 2013. Veterinary Nursing of 2016. Pemeriksaan Urinalisis
Exotic Pets. UK: Wiley Untuk Menentukan Status
Blackwell. Present Kambing Kacang
Heatley, JJ dan Russel KE. 2020. Exotic (Capra Sp.) Di Upt Hewan
Animal Laboratory Diagnosis. Coba Fakultas Kedokteran
India: Wiley Blackwell. Hewan Universitas Syiah
Hendrix , C. M. dan Ed R. 2012. Kuala. Jurnal Medika
Diagnostic Parasitology for Veterinaria. 10(1) : 1-4
Veterinary Technicians Fourth Putri, AK., Anggoro S., dan Djuwito.
Edition. Missouri: Elsevier 2014. Tingkat Kerja Osmotik
Liu, E. dan Jianglin F. 2018. dan Perkembangan Biomassa
Fundamentals of Laboratory Benih Bawal Bintang
Animal Science. CRC Press: (Trachinotus blochii) yang
Boca Raton Dikultivasi pada Media dengan
Manfredi, Sabrina, Giacomo Gnudi, Salinitas Berbeda. Diponegoro
Francesca Miduri, Eleonora
Journal of Maquares. 4(1): Helminth. Jurnal Kedokteran
159-168. Diponegoro. 7(2): 527-537.
Putriningsih, PAS dan Arjentinia IPGY. Verninda, N., Yuli A. H. dan Deden Z. B.
2018. Identifikasi Spesies 2015. Identifikasi Protozoa
Fungi Microsporum gypseum pada Feses Sapi Potong
dan Microsporum nanum Sebelum dan Susah Proses
Penyebab Ringworm pada Sapi Pembentukan Biogas Pada
Bali. Jurnal Veteriner. 19(2): Digester Fixeddome. Students
177-182. e-Journal. 4(3): 1-11.
Regina, MP., Halleyantoro R., dan Bakri Wulandari, A. 2015. Prevalensi dan
S. 2018. Perbandingan Evaluasi Klinis Kasus
Pemeriksaan Tinja Antara OtitisEksternapada Kucing di
Metode Sedimentasi Biasa Dan Klinik Hewan di Makassar
Metode Sedimentasi [Skripsi]. Universitas
Formolether Dalam Hasanuddin: Makassar.
Mendeteksi Soil-Transmitted

Anda mungkin juga menyukai