Anda di halaman 1dari 7

JURNAL

PENGAMBILAN DARAH PADA HEWAN PERCOBAAN


Ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Farmakologi Dasar
Dosen pengampu : Aulia Nurfazri Istiqomah, M.Si

Disusun oleh
Kelas : FA 2
Kelompok/Gelombang : K4/G3
1. Mohamad Akbar Gumelar (221FF03057)
2. Syifa Najwa Saharani (221FF03060)
3. Rivaldo Septian Mahardika (221FF03061)
4. Nita Fatmawangi (221FF03064)
5. Marita Feliana (221FF03065)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2023
MODUL 4

PENGAMBILAN DARAH HEWAN PERCOBAAN

I. Tujuan
Kompetensi yang Dicapai :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teknik pengumpulan darah dari hewan
percobaan.

Tujuan Praktikum :
Setelah praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:
Mengetahui dan melakukan teknik pengumpulan darah dari hewan percobaan.

II. Prinsip
Prinsip praktikum ini adalah mahasiswa harus memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam melakukan pengambilan darah untuk suatu pengujian
tertentu terhadap hewan percobaan. Jumlah darah yang dibutuhkan dan lokasi
pengambilan darah perlu diperhatikan dengan baik untuk mendapatkan hasil
sebagaimana yang diharapkan.

III. Pendahuluan/ Dasar Teori


Metode pengambilan darah pada mencit dan tikus hampir memiliki kesamaan
harus mempertimbangkan jumlah serta teknik pengambilan darah. Jumlah darah
yang diambil untuk sampel data disarankan tidak terlalu banyak volumenya
karena akan menimbulkan hipovolemik shock, stress dan dapat menyebabkan
kematian. Pengambilan darah hanya dilakukan sekitar 10% dari total volume
darah dalam tubuh dalam selang waktu 2-4 minggu atau sekitar 1% dari berat
tubuh dengan interval 24 jam. Total darah yang hanya boleh diambil sekitar
7,5% dari bobot badan.
Hipovolemik shock merupakan kondisi kehilangan darah dan cairan jaringan
dari tubuh dan menyebabkan jantung tidak dapat memompa cukup darah ke
tubuh, kondisi ini menyebabkan berbagai organ berhenti bekerja (Heller 2014).
Untuk menggantikan darah dan cairan yang hilang akibat pengambilan darah
tersebut hewan uji perlu diberikan cairan pengganti atau disebut exsanguinis
yaitu berupa larutan garam fisiologi NaCl 0.9% atau larutan glukosa 5%.
Sementara itu, darah mencit dapat diambil dari lokasi lokasi sebagai berikut :
Vena lateralis (ekor), darah diambil dari ekor tikus dengan melukai ekor tikus
menggunakan pisau silet. Usahakan sekali gores dan jangan terlalu dalam. Urut
perlahan. Darah yang keluar langsung ditampung dalam tabung berisi heparin.

Vena saphena (kaki), digunakan untuk pengambilan sampel sambil mengambil


tindakan pencegahan aseptik. Hewan tersebut dikekang secara manual atau
menggunakan alat penahan hewan yang sesuai. Kaki belakang tidak dapat bergerak
dan sedikit tekanan dapat diterapkan dengan lembut di atas lutut. Vena ditusuk
menggunakan jarum 20G dan volume darah yang cukup dikumpulkan dengan tabung
kapiler atau semprit dengan jarum. Situs yang tertusuk dikompresi untuk
menghentikan pendarahan.

Intrakardinal/intrakardiak (jantung), untuk memperoleh darah dalam jumlah


besar dan dalam waktu singkat digunakan cara intracardial (pengambilan darah
dari organ jantung), dan dilaksanakan pada hewan yang teranastesi. Jarum
ditusukkan melalui dinding abdomen bagian ventral sedikit di sebelah lateral
processus xiphoideus. Untuk hewan dewasa, jarum ditusukkan melalui dinding
thorax sedikit lateral daerah palpitasi jantung.

Sinus orbitalis/pleksus retroorbitalis (mata), sebelum melakukan pengmbilan


darah, tikus dibius terlebih dahulu. Lokasi pengamilan darah pada sinus retro-
orbitalis pada tikus atau pleksus menggunakan pipet pasteur. Aplikasi dapat
dilakukan dengan menusukkan pipet pada sudut kemiringan 45 derajat. Dapat
menghasilkan volume darah dalam jumlah besar, namun dapat mengakibatkan
trauma pada mata. Sampel dapat diperoleh pada kedua mata secara bergantian.
Penyembuhan luka di daerah sinus orbitalis berlangsung kurang lebih 2-3 hari.

IV. Alat dan bahan


Dalam praktikum ini hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:
1. LCD proyektor; video demo;
2. Hewan percobaan (mencit dan tikus);
3. Jas laboratorium, masker, dan sarung tangan;
4. Restrainer, eppendorf, dan jarum suntik;
5. EDTA/heparin.
V. Prosedur Kerja
Pengambilan darah dari retroorbital (mata) pada tikus

Tikus dipegang dan dijepit pada bagian tengkuk dengan jari tangan
kita. Mencit sebisa mungkin dalam kondisi yang senyaman

Mikrohematokrit digoreskan pada area medial canthus (dibawah


bola mata ke arah foramen optikus).

Mikrohematokrit diputar secara hati-hati sampai melukai pleksus,


jika diputar 5x maka harus dikembalikan 5x.

Darah ditampung dengan menggunakan eppendorf yang telah diberi


EDTA untuk tujuan pengambilan plasma darah dan tanpa EDTA
untuk tujuan pengambilan serumnya, ataupunpenambahan heparin
sebagai antikoagulan.

Gambar pengambilan darah dari retroorbital (mata) pada tikus


Pengambilan darah dari Vena Lateralis (ekor)

Tikus dimasukkan dalam restrainer tikus.

Ekor tikus dijulurkan keluar dan vena lateralis pada ekor di lukai
sepanjang 0,2 – 2 cm daripangkal ekor dengan silet atau gunting
yang steril.

Darah ditampung dalam eppendorf, selanjutnya diletakkan miring


45º dan dibiarkanmengendap pada suhu kamar. Sentrifugasi
dilakukan untuk mendapatkan serum yang dimaksud.

Gambar pengambilan darah di vena lateral (ekor)


Sumber: https://theodora.com/rodent_laboratory/blood_collection.html

Pengambilan darah melalui vena sapena (kaki)

Mencit dipegang pada posisi setengah tegak

Jarum diinjeksikan pada paha belakang sebelah dalam agar posisi jarum
tidak berubah

Dibantu untuk memegang kaki hewan tersebut lalu tampung


darah pada Eppendorf.
Gambar pengambilan darah melalui vena sapena (kaki)
Sumber: http://web.jhu.edu/animalcare/procedures/rat.html

VI. Daftar Pustaka


Nugroho, Rudy Agung. 2018. Mengenal Mencit Sebagai Hewan
Laboratorium. Mulawarman University Press. Samarinda.
Bagian pengerjaan :
1. Cover : Marita Feliana
2. Prinsip dan Tujuan : Marita Feliana
3. Dasar Teori : Marita Feliana dan Nita Fatmawangi
4. Alat dan Bahan : Marita Feliana
5. Prosedur Kerja : Marita Feliana

Anda mungkin juga menyukai