EUTANASIA
Kelompok 6 / P.2
Abdullah Aziz J3P115003
Nanda Finisa J3P115022
Ramadhani Febriansyah J3P115026
Rara Nopita Sari J3P115040
Ridho Rizki Kurniawan J3P115041
Zahara Kadri J3P115045
Riza Dwileski Fatria J3P115047
Miftahul Rizki J3P115054
Gelvinda Jamil J3P215074
METODELOGI
Prosedur kerja
Dilakukan pengamatan langsung terhadap beberapa peralatan penunjang
euthanasia. Praktikan mengamati dan mengetahui fungsi dan aplikasi peralatan
penunjang euthanasia.
Head-only electrocution
Aplikasi arus utama hanya arus listrik stuns babi dengan melewatkan
arus melalui otak dan tidak menyebabkan fibrilasi jantung. Metode ini harus
diikuti oleh tindakan sekunder seperti electrocution dari kepala ke jantung atau
pelepasan exsanguinasi dalam waktu 15 detik dari awal yang menakjubkan pada
hewan tersebut.
Electroda harus ditempatkan pada kepala babi di salah satu dari tiga posisi berikut
ini;
1. Antara mata dan dasar telinga kiri dan kanan
2. Di bawah dasar telinga kiri dan kanan
3. Secara diagonal, di bawah satu telinga berada di atas mata yang
berlawanan
Arus dianggap melewati posisi tersebut dalam otak dan secara efektif akan
menyetrum babi. Kontak elektroda dengan babi harus dijaga secara konstan untuk
mencegah gangguan aliran arus listrik yang dapat menyebabkan penyetruman
yang tidak efektif. Arus listrik harus diaplikasikan ke kepala minimal selama 3
detik.
Head-to-heart electrocution.
Penyetruman Head-to-heart
listrik dan membunuh babi dengan
melewati arus secara bersamaan
melalui otak dan jantung. Elektroda
depan harus ditempatkan di kepala,
sejajar dengan atau di depan otak dan
elektroda belakang harus ditempatkan
pada tubuh di belakang jantung di sisi
yang berlawanan sehingga arus
bergerak secara diagonal melalui tubuh
seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 saat menerapkan elektroda ke depan
telinga, dasar telinga adalah lokasi yang disarankan. Arus harus diterapkan
minimal selama 15 detik.
Dosis Ketamine
Rodent
Euthanasia dengan menggunakan obat bius atau bahan kimiawi pada
rodensia dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut dengan dosis tiga kali lipat
(Ardana, 2015). Metode euthanasia pada hewan dengan injeksi agen kimiawi
tidak boleh dilakukan melalui intramuscular (IM) berdasarkan American
Veterinary Medical association (AVMA) Guidelines on Euthanasia (2007).
Penggunaan ketamine sebagai obat bius pada tikus dengan dosis 40-50
mg/kg bb, dan penggunaan ketamine untuk euthanasia pada tikus sebanyak 3 kali
lipat yakni dengan dosis 120-150 mg/kg bb dengan cara injeksi Intra Peritonium
(IP) menggunakan syringe 1 ml dan needle 5-8 inci (Etten V., 2015). Cara
pengaplikasian Inta Peritonium yaitu : Pada saat penyuntikkan, posisi kepala lebih
rendah dari abdomen yaitu dengan menunggingkan mencit atau tikus, kemudian
Jarum disuntikkan sehingga membentuk sudut 45 derajat dengan abdomen, posisi
jarum agak menepi dari garis tengah (linea alba)untuk menghindari agar tidak
mengenai organ di dalam peritoneum.
Unggas
Pada unggas yaitu ayam, dapat dilakukan euthanasia menggunakan
ketamine dengan dosis 67,9 mg/kg bb secara intravena (McGrath et al., 1984).
Ketamin merupakan jenis obat anestesi yang dapat digunakan pada hampir semua
jenis hewan (Hall dan Clarke, 1983). Penyuntikan ketamine dilakukan di bagian
vena pectoralis tepatnya di bawah sayap ayam.
Ketamin dapat menimbulkan efek yang membahayakan, yaitu takikardia,
hipersalivasi, meningkatkan ketegangan otot, nyeri pada tempat penyuntikan, dan
bila berlebihan dosis akan menyebabkan pemulihan berjalan lamban dan bahkan
membahanyakan (Jones et al., 1997). Oleh karena itu, penggunaan ketamin
sebagai bahan euthanasia akan menimbulkan rasa sakit yang dirasakan oleh
hewan sebelum kematiannya.
Anjing
Dalam praktek kedokteran hewan, golongan barbiturate (misalnya sodium
pentobarbital) dan kombinasi dari obat lainnya biasanya diberikan dengan dosis
tinggi untuk proses euthanasia hewan. Dosis dan cara pemberian yang digunakan
dapat menyebabkan hilangnya kesadaran yang kemudian diikuti oleh kematian.
Sebelumnya obat penenang /sedativa perlu diberikan pada hewan yang agresif.
Menurut Richard E.F. (2008), 4-5 kali dosis obat anastesi (ketamine) bisa
digunakan untuk melakukan euthanasia. Dosis ketamine pada kucing adalah
sekitar 0,05-0,15 mg/kg bb. Artinya untuk dosis euthanasia untuk anjing dengan
menggunakan ketamine sekitar 0,2-0,75 mg/kg bb. Pemberian obat bisa dilakukan
secara intra muskular atau intra peritonial.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA