“HEWAN COBA”
Disusun oleh :
Aini Nur Fauziyah 22030120120008
• Letakkan tikus pada permukaan kasar atau anyaman kawat di bagian atas
kandang. Biarkan keempat kaki mencengkram kawat
• Letakkan mencit pada permukaan kasar atau anyaman kawat di bagian atas
kendang. Biarkan keempat kaki mencengkram kawat
• Dengan tangan kiri, jepit kulit tengkuk di antara jari telunjuk dan ibu jari
• Pindahkan ekor dari tangan kanan dan dijepitkan pada jari kelingking tangan kiri
5. Membedakan jenis kelamin
a. Pada mencit ataupun tikus jantan terdapat testis, jarak antara anus dan tempat urin
agak lebar
b. Pada mencit ataupun tikus betina, jarak antara tempat urin dan anus cukup dekat.
Terdapat kelenjar susu pada mencit ataupun tikus betina
6. Kandang hewan coba
a. Kandang Bersama
b. Kandang individu
7. Pakan tikus/mencit
Pakan yang diberikan dari pelet ayam. Bentuk pelet lonjong untuk memudahkan tikus
mencengkram pakan. Pakan yang diberikan dalam jumlah yang cukup.
8. Alas kandang
Alas kandang untuk tikus/mencit berupa serbuk kayu yang digergaji.
12. Pembiusan
Pembiusan hewan coba menggunakan Etter atau Ketamine-Xylazine.
• Etter memiliki efek yang lemah dalam pembiusan karena hanya bertahan
sebentar apabila tikus dikeluarkan dari wadah
b. Pembiusan dengan Ketamine-Xylazine
• Ambil 0,2 ml/100 gr KgBB larutan Ketamine-Xylazine untuk pembiusan
tikus (pembiusan mencit 0,1 ml)
• Tempelkan darah pada strip. Pengambilan darah melalui vena ekor biasanya
dilakukan pada parameter yang menggunakan strip (glukosa darah)
• Tempelkan darah pada strip. Pengambilan darah melalui vena ekor biasanya
dilakukan pada parameter yang menggunakan strip (glukosa darah)
c. Mencit (melalui plexus retro orbitalis menggunakan mencit yang telah dibius)
• Masukkan spluit 2 mm (mencit) ke dalam mata dan putar secara perlahan
sampai darah keluar
• Masukkan darah ke dalam tabung serum (pengambilan darah mencit: 0,5 ml)
14. Pembedahan
• Tikus/mencit yang telah dibius dilakukan terminasi dengan mematahkan bagian
leher (dislokasi leher)
C. Diskusi
1. Tikus merupakan hewan yang reprodusible sehingga tersedia dalam jumlah yang
cukup untuk penelitian yang memerlukan banyak hewan coba. Terdapat berbagai
macam jenis tikus yang sering digunakan diantaranya :2
a. Tikus Biobreeding. Tikus ini merupakan tikus rentan terkena DM tipe 1, sehingga
tikus ini banya digunakan dan banyak berperan dalam penemuan obat DM tipe 1.
b. Tikus Putih Galur Sprague Dawley. Keuntungan utama pada hewan ini adalah
ketenangan dan kemudahan penanganan (jinak), Berat dewasa antara 250-300 g
untuk betina, dan 450 – 520 g untuk jantan. Usia hidup antara 2, 5 – 3, 5 tahun.
Ekornya lebih panjang daripada tikus galur wistar,berkembang biak dengan cepat.
Tikus ini paling banyak digunakan dalam penelitian – penelitian biomedis seperti
toksikologi, uji efikasi dan keamanan, uji reproduksi, uji behavior/perilaku, aging,
teratogenik, onkologi, nutrisi, dan uji farmakologi lainnya. Contoh contoh
penelitian yang dilakukan antara lain Studi infeksi maternal dan fetal, Studi efek
diet pre-natal tinggi garam pada keturunan , studi efek status seks dan hormonal
pada stress yang diinduksi kerusakan memori, Studi gen ostocalcin spesifik stulang
pada tikus, dan Studi eksitabilitas hippocampus selama siklus estrus pada tikus.
Tikus ini pertama dihasilkan oleh peternakan Sprague Dawley- (kemudian menjadi
Sprague Dawley-Animal Perusahaan) di Madison, Wisconsin pada tahun 1925.
c. Tikus Putih Galur Wistar. Tikus galur wistar memiliki bobot yang lebih ringan
dan lebih galak daripada galur Sprague dawley. Tikus ini banyak digunakan pada
penelitian toksikologi, penyakit infeksi, uji efikasi, dan aging.
d. Tikus Mungil Alias Mencit. Mencit berbeda dengan tikus, dimana ukurannya
mini, berkembang biak sangat cepat, dan 99% gennya mirip dengan manusia. Oleh
karena itu mencit sangat representative jika digunakan sebagai model penyakit
genetic manusia (bawaan). Selain itu, mencit juga sangat mudah untuk di rekayasa
genetiknya sehingga menghasilkan model yang sesuai untuk berbagai macam
penyakit manusia. Selain itu, mencit juga lebih menguntungkan dalam hal
kemudahan penanganan, tempat penyimpanan, serta harganya yang relatif lebih
murah.
2. Tabel Perbandingan Luas Permukaan Hewan Percobaan untuk Konversi Dosis
menurut Laurence dan Becharach,1964
Bila diinginkan dosis absolut pada manusia 70 kg dari data dosis 10 mg/kg, maka
dihitung terlebih dahulu dosis absolut pada mencit dengan bobot 20 gr yaitu 0,02 kg x
10 mg = 0,2 mg. Dengan mengambil faktor konversi dari tabel diperoleh dosis untuk
manusia 0,2 mg x 387,9 = 77.58 mg. Dengan demikian, dapat diprediksi efek
farmakologi suatu obat yang timbul pada manusia, dengan dosis 77.58 mg/70 kg BB
adalah sama dengan yang timbul pada anjing dengan dosis 0,2 mg/20 kg dari obat yang
sama.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Yurista SR,dkk. Prinsip 3Rs dan Pedoman ARRIVE pada Studi Hewan Coba. Jurnal Kardiologi
Indonesia. 2016; 37(3) :156-163.
2. Stevani H. Praktikum Farmakologi. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2016. 5-6.
3. Wiyandani AM. Pengaruh Ekstrak Daun Asam Jawa terhadap kadar Gula Mencit Jantan
Diabetes Millitus dan Pemanfaatannya sebagai Buku Ilmiah Populer. Universitas Jember.
2016.