Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN NEKROPSI IKAN

Rabu, 23 Oktober 2019

Dosen Praktikum:
Drh. Vetnizah Juniantito, PhD, APVet

Disusun Oleh:
Rendi Pratama Mukti B04170144
Shafiyyah Az Zahra B04170145
Afija Ayu Andesra B04170152
M Yuzil Farzum R B04170153

DIVISI PATOLOGI
DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN

TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tata cara nekropsi hewan
domestik terutama ikan air tawar (Cyprinus carpio) dan mendapatkan informasi
tentang keadaan anatomi patologi hewan.

ALAT DAN BAHAN


Bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu seekor ikan air tawar
domestik (Cyprinus carpio). Alat yang digunakan yaitu pinset, gunting, spoit,
jarum, talenan, dan pisau.

WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Oktober 2019 di Ruang
Nekropsi Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH IPB.

METODE PRAKTIKUM
Prosedur Pengambilan Darah Intravena
Ikan dipegang diletakkan diatas meja dengan posisi miring kekanan
maupun kekiri sehingga sisi kanan atau kiri berada di atas. Gurat sisi ( garis
tengah badan ikan ) dicari dan diraba. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan
dibagian paling caudal atau dekat ekor, karena vena pada ikan semakin caudal
semakin besar. Jarum ditusukkan pada bagian gurat sisi dengan sudut kemiringan
30 derajat. Jarum diarahkan ke cranial dengan lubang jarum terbuka keatas. Jarum
di aspirasi sedikit dan jika terdapat darah pada syringe, lanjutkan aspirasi sampai
jumlah darah yang diinginkan. Jika belum ada, jarum digeser ke depan atau
kebelakang ( jika jarum terlalu masuk kedalam ).
Prosedur Nekropsi pada Ikan
Metode yang dilakukan untuk nekropsi diawali dengan disiapkan alat dan
bahannya, sebelum dinekropsi dilakukan pemeriksaan keadaan umum luar pada
ikan, kemudian dilakukan eusthasia pada ikan dengan cara memukul bagian
kepala ikan disekitar otak dengan menggunakan gunting. Setelah ter-euthanasia,
ikan diinsisi ke arah cranial mulai dari lubang anus sampai seperempat bagian dari
spekulum ikan. Dilanjutkan insisi ke atas dari 1/4 bagian spekulum ikan sampai
batas os costa cranial. Dilanjutkan insisi keatas dari bagian anus ke batas os costae
caudal. Insisi dilanjutkan kembali kearah cranial dari batas os costae caudal
sampai kebatas akhir insisi os costae cranial. Dilanjutkan pengamatan organ
abdomen dan thoraks sebelum dikeluarkan dari ruang abdomen dan thorax dan
juga setelahnya.
Dilanjutkan pemeriksaan bagian kepala, pertama insisi dilakukan pada
setengah bagian spekulum melakukan pemeriksaan insang, diamati bentuk dan
warna insang ikat tersebut. Dilanjutkan pemeriksaan otak, untuk pemeriksaan otak
maka terlebih dahulu dilakukan pembukaan kepala. Bagian caudal kepala
dipotong secara melintang kurang lebih 2 cm. Kemudian begitu pula dibuat
irisan/potongan melintang didaerah bagian cranial kepala dekat apertural atau
fossa nasi kurang lebih 0,5 cm, kemudian kedua ujung irisan tersebut
dihubungkan dengan irisan, sehingga seluruh bagian atas cavitas cranialis dpaat
diangkat dan ktak dapat diperiksa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemeriksaan Keadaan Umum


Sebelum dilakukan nekropsi ikan dilakukan, pemeriksaan keadaan umum
luar tubuh ikan diamati. Pemeriksaan keadaan umum ikan meliputi pemeriksaan
sisik, pemeriksaan mulut, pemeriksaan sirip sirip ikan dan pemeriksaan insang
pada ikan. Karena beberapa penyakit dapat terlihat diluar tubuh ikan seperti
virus,parasit,jamur dan bakteri. Beberapa jenis bakteri yang umum menyerang
ikan air tawar seperti Aeromonassp, dan streptococcussp. Penyakit yang
disebabkan oleh bakteri memperlihatkan gejala-gejala seperti kehilangan nafsu
makan, luka- luka pada permukaan tubuh, perdarahan pada insang, perut
membesar berisi cairan,sisik lepas, sirip ekor lepas.Pada saat pemeriksaan
keadaan umum luar pada ikan, lesio ditemukan pada daerah mulut,daerah insang
bagian bawah dan bagian abdomen.

Gambar 1 keadaan ikan dan insang ikan

3.2 Pengambilan Sampel Darah


Setelah pemeriksaan keadaan umum luar dilakukan, pengambilan darah
pada ikan dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pengambilan darah pada ikan
dapat dilakukan pada gurat sisi atau intrakardial yang kemudian darah tersebut
dibuat ulas darah untuk pemeriksaan.
Gambar 2 pengambilan sampel darah ikan

3.3 Nekropsi Regio Abdomen Ikan


Nekropsi ikan dilakukan dengan membuka cavum abdomen menggunakan
gunting bedah yang dimulai memotong lewat kloaka kearah depan sampai
belakang operculum, dilanjutkan pemotongan ke arah depan sampai belakang
operculum, dilanjutkan pemotongan kearah dorsal sampai kloaka lagi sehingga
terlihat organnya. Untuk melepaskan dinding perut maka dilakukan irisan yang
menghubungkan ujung-ujung irisan pertama dan rongga badan dapat diperiksa.

Gambar 3 pembukaan ruang abdomen

3.4 Pemeriksaan Organ Abdomen


Organ yang pertama kali di periksa adalah gelumbung renang. Gelembung
renang pada terdiri dari dua kantung gas yang terletak pada bagian
dorsal.gelembung renang merupakan organ internal yang dipenuhi oleh gas yang
berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung sehingga
mampu menghemat energi untuk berenang. Fungsi lain gelembung renang adalah
digunakan sebagai ruang beresonansi untuk memproduksi atau menerima
suara.pada saat nekropsi ikan, kantung gelembung terlihat tidak ada perubahan.
Gambar 4 pemeriksaan gelembung renang

Hati dan pancreas ikan menyatu menjadi hepatopankreas. Pengertian


hepatopancreas adalah kelenjar pencernaan yang dibangun dari sel-sel kelenjar
hati dan sel-sel kelenjar pancreas. Pada hati terdapat kantung empedu yang
berfungsi untuk menyalurkan cairan empedu. Pemeriksaan hati dan kantung
empedu dilakukan saat nekropsi ikan, pada keadaan normal hati ikan berwarna
kemerahan, kantung empedu ikan berwarna hijau tua terletak sebelah ventral dari
lobusdekster hepar. Ginjal ikan memiliki sistem retikuloendotelial yaitu suatu
sistem imun yang berkemampuan dalam menginduksi respons kekebalan tubuh
ikan (Effendi 2003)

Gambar 5 hati dan kantong empedu

Usus adalah tempat penyerapan utama dari makanan yang telah diolah
dilambung pada ikan. Saat nekropsi usus dan lambung di gunting untuk melihat
keadaan dari mukosa usus dan lambung. Hasil yang terdapat adalah mukosa usus
dan lambung usus tidak memiliki kelainan. Pada keadaan tertentu usus mengalami
perdarahan yang disebut enteritis.
Gambar 6 usus pada ikan

Gonad ikan dapat terlihat ketikan nekropsi dilakukan, cara membedakan


gonad ikan mas jantan dengan gonad ikan mas betina dapat terlihat bahwa gonad
ikan mas jantan lebih memanjang jika dibanding dengan gonad betina. Dan
apabila gonad ikan mas betina sudah matang, telur telur ikan mas dapat terlihat
dengan jelas.

\
Gambar 7 gonad jantan pada ikan

Pemeriksaan otak dilakukan dengan cara tulang bagian dorsal caput


dibuka dengan menyayat memakai scalpel. Otak akan tanmpak pada
cavumcranium. data mengenai penyakit dan parasit pada ikan air tawar masih
jarang. Ikan ini dianggap tahan terhadap serangan penyakit (Cholik et al. 2005).

Gambar 8 otak ikan

Pemeriksaan terakhir adalah pemeriksaan insang, insang ikan berbentuk


lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap terdapat 4
lembar insang pada ikan mas. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filament
dan tiap filament mengandung banyak banyak lapisan lamella. Agen patologi
seperti protozoa,jamur,cacing dapat ditemukan di insang.

Gambar 9 Insang ikan

Menurut Cholik (1986) bahwa untuk kehidupan ikan kandungan oksigen


tidak boleh kurang dari 3 ppm. Karena kandungan oksigen menurut Lingga (1985)
sangat penting untuk kehidupan ikan dan hewan lainnya untuk bernafas dan
melakukan proses metabolisme tubuh. Harianto (2014) juga memberikan
pendapat tentang suhu pada air, bahwa peningkatan suhu hingga batas maksimal
toleransi akan diringi dengan terjadinya peningkatan laju metabolisme. Jika
metabolisme ikan berjalan dengan baik, maka ikan akan mampu mencapai titik
homeostasis yang berdampak terhadap terjadinya peningkatan derajat
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan.

SIMPULAN

Pengamatan pada ikan sebelum dinekropsi terlihat ikan dalam keadaan


normal, tidak terdapat luka dan cacat lainnya. Setelah dinekropsi organ organ ikan
normal, tidak terdapat endoparasit, luka, dan kondisi patologis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Cholik F, Artati, Arifudin R. 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. Jakarta (ID)
: INFIS.
Cholik F, Ateng GJ, Poernomo P, Ahmad J. 2005. Akuaklutur Tumpuan Harapan
Masa Depan Bangsa. Jakarta (ID): PT. Victoria Kreasi Mandiri.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
Harianto E. 2014. Kinerja produksi ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 7 gram
dengan kepadatan tinggi pada sistem resirkulasi melalui kajian fisiologis
[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Lingga P. 1985. Ikan Mas Dalam Kolam Air Deras. Jakarta (ID) : Penebar
Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai