Oleh :
2021
I. PENDAUHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam semesta ini kita dapat mengetahui ada makhluk hidup dan makhluk
tak hidup. Salah satu contoh makhluk hidup yang lazim kita kenal adalah manusia,
tumbuhan dan hewan. Dimana setiap makhluk hidup saling membutuhkan satu
sama lain baik untuk bertahan hidup maupun untuk menciptakan keseimbangan
dalam lingkungan hidup.
Dengan semakin majunya teknologi pada saat sekarang ini, manusia dapat
mengetahui apa yang menyusun tubuh makhluk hidup, khusunya pada tubuh
hewan. Kita dapat mengetahui berbagai jenis jaringan yang menyusun tubuh hewan
tersebut baik secara makroskopis maupun secara mikrokopis.
Dalam kegiatan jaringan hewan akan disediakan preparat ikan nila yang
akan diamati jaringan penyusunnya. Pada pengamatan ikan nila akan diamati
struktur organ penyusunnya. Berdasarkan hal tersebut untuk dapat mengetahui dan
memahami tentang jaringan dan sistem organ hewan, maka dilakukanlah
pengamatan.
B. Tujuan
Morfolgi Ikan
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka hidup.
Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetrisbilateral, yang berarti
jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal)
akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain
itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yang
mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross section) maka
terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau
(Psettodes erumei) (Effendie, 1979) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus)
(Djuhanda, 1981).
Fisiologi Ikan
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran
ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan
perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan
rongga rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan
O2sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang
mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan,
O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di
dekat punggung (Fujaya,1999).
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14
meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira ¼ inci).
Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai “ikan”, seperti ikan paus,
ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan (Djoko
Suseno, 2000).
A. Materi
Alat yang digunakan adalah pinset, gunting, bak preparate, pisau, kaca
pembesar, dan jangka sorong. Bahan yang digunakan adalah ikan nila.
B.Cara Kerja
3. Dibersihkan sisik ikan, agar dapat dilihat susunan otot (myomer) Gunakan
gunting, bedah (sectio) ikan mulai dari belakang anus (jangan memotong 26 anus
atau papilla urogenitales) ke arah dorsal (atas) kemudian ke arah depan sampai di
belakang tutup insang (apparatus opercularis), ke bawah dan selanjutnya ke
belakang sampai di depan anus. Lakukanlah pembedahan secara hati-hati agar
organ-organ yang terdapat di sebelah dalam tidak rusak.
6. Digambar secara keseluruhan organ dalam yang dimiliki oleh ikan tertentu
7. Digambar sistem pencernaan dan reproduksi pada buku kerja dan beri
keterangan.
Keterangan :
1. Mulut 6. Lambung
2. Krongkongan 7. Anus
3. Kelenjar empedu 8. Gelembung udara
4. Hati
5. Usus
B. Pembahasan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui pharing yang terdapat didaerah sekitar
insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di
dorong masuk ke lambung, lambung pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya
dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas
bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa
pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan
kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian
depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas
lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi
hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk
membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna
kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung.
Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila
diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga
sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim
pencernaan dan hormone insulin. Sistem pencernaan disebut juga alimentry canal,
tractus digestifus atau digestive tract (Pandit, 2011)
Secara umum alat pencernaan pada ikan terdiri dari : mulut, rongga mulut,
pharynx, oesophagus, lambung, pylorus, duodenum, intestine dan anus. Pencernaan
pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Fungsi alat pencernaan adalah
untuk menghancurkan zat terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan
kemudian dapat digunakan dalam proses metabolisme pada ikan (Pandit, 2011).
Mulut merupakan bagian yang paling depan dari tubuh ikan, dimana bentuk-bentuk
mulut bermacam-macam dan biasanya berhubungan erat dengan jenis makanan
yang dimakannya. Beberapa contoh bentuk mulut padaikan antara lain (Pandit,
2011). :
a. Bentuk mulut seperti tabung (tube like), contohnya ikan tangkur kuda/sea horse
(Hyphocampus kuda).
b. Bentuk mulut seperti paruh (beak like), contohnya ikan julung-julung (Tylosurus
sp).
c. Bentuk mulut seperti gergaji (saw like), contohnya ikan cucut gergaji (Pristis
microdon).
Posisi mulut pada ikan bermacam-macam antara lain (Lubis dkk, 2021) :
a. Terminal, yaitu posisi mulut terletak di ujung hidung, contoh ikan mas (Cyprinus
carpio).
b. Sub terminal yaitu posisi mulut terletak dekat ujung hidung, contohnya ikan kuro
(Eletheranema tetradactylum).
c. Superior yaitu posisi mulut terletak di atas hidung, contohnya ikan julung-julung
(Tylosurus, sp).
d. Inferior yaitu posisi mulut ikan terletak di bawah hidung, contohnya ikan pari
(Dasyatis sp).
Makanan campuran adalah makanan hewani dan nabati, jenis makanan ini
dapat dimakan selagi masih hidup seperti, gangang, lumut, serangga cacing dan
juga dalam bentuk mati seperti limbah industri pertania, bangkai dll. Ikan yang suka
menyantap makanan campuran ini disebut ikan omnivora, beberapa contoh ikan
omnivora yaitu ikan mas, mujair, lele dll.
e. Pemakan detritus
Detritus adalah kumpulan bahan organik yang telah hancur dan terdapat Jika
di darat, hancuran bahan organik berasal dari tumbuh – tumbuhan maupun dari
hewan, seperti alga, bakteri, cendawan, protozoa, kotoran hewan, kotoran manusia,
limbah industri, dan limbah pertanian. Ikan yang suka makan detritus disebut
pemakan detritus (detritus feeder). Contoh ikan pemakan detritus antara lain
belanak {Mugil cephalus).
Hasil yang didapatkan merupakan gambar dari organ dalam ikan nila serta
keterangan bagian-bagiannya. Bagian-bagian organ dalam ikan nila yaitu mulut,
lambung krongkongan, anus, kelenjar empedu, gelembung udara, hati, usus.
Sedangkan pada refrensi secara umum organ dalam ikan yaitu: mulut, rongga
mulut, pharynx, oesophagus, lambung, pylorus, duodenum, intestine dan anus
(Pandit, 2011). Dalam praktikum ini terdapat sedikit perbedaan dengan refrensi
dikarenakan kurangnya ketelitian dari praktikum.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Ardianto, Lucky Sigit et al. 2019. Analisi Usus dan Lambung Untuk Menentukan
Food and Feeding Habit Ikan Kepek Sirip Kuning (Puntius marginatus).
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2019 Universitas Tidar. 139-143.
Djoko Suseno, 2000. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum Fisiologi
Ikan. Jakarta.
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.
Lubis, Eflin Krismasia et al. 2021. Inventarisasi Ikan Demersal dan Ikan Pelagis
yang Didaratkan di PPI Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.
Jurnal Akuatik Lestari. 4 (2). 47-57
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta,
Jakarta.
Fujaya, 1999. Fisiologi Ikan. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum
Fisiologiu Ikan. Jakarta.
Sentosa, Agus Arifin dan Hendra Satria. 2015. Kebiasaan Makan Beberapa Jenis
Ikan yang Tertangkap di Rawa Kaiza Sungai Kumbe Kabupaten Merauke
Papua. Limontek. 22 (1). 32-41.
Stickney, 1979. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum Fisiologiu Ikan.
Jakarta
Yuniar, Is. 2017. Biologi Reproduksi Ikan. Hang Tuah University Press : Surabaya.