Anda di halaman 1dari 14

ACARA IV

STRUKTUR ORGAN HEWAN

Oleh :

NAMA : Immanuel Sena Aji Pamungkas


NIM : B0A021020
KELOMPOK :2
ROMBONGAN :1
ASISTEN : Ahtri Yani Mujilestari

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III BUDIDAYA IKAN
PURWOKERTO

2021
I. PENDAUHULUAN

A. Latar Belakang

Di alam semesta ini kita dapat mengetahui ada makhluk hidup dan makhluk
tak hidup. Salah satu contoh makhluk hidup yang lazim kita kenal adalah manusia,
tumbuhan dan hewan. Dimana setiap makhluk hidup saling membutuhkan satu
sama lain baik untuk bertahan hidup maupun untuk menciptakan keseimbangan
dalam lingkungan hidup.

Makhluk multiselluler baik manusia, hewan, maupun tumbuhan tersusun


atas jutaan sel. Tiap sel memiliki fungsi tertentu untiuk kelangsungan hidup suatu
organisme. Kelangsungan hidup sel bergantung pada pengeluaran secara terus
menerus zat-zat sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel pada saat melakukan
berbagai reaksi.

Dengan semakin majunya teknologi pada saat sekarang ini, manusia dapat
mengetahui apa yang menyusun tubuh makhluk hidup, khusunya pada tubuh
hewan. Kita dapat mengetahui berbagai jenis jaringan yang menyusun tubuh hewan
tersebut baik secara makroskopis maupun secara mikrokopis.

Setiap individu tersusun atas sekumpulan system organ yang saling


berkaitan satu sama lain. Dari sekumpulan system organ itulah, masing-masing
system organ tersusun atas organ-organ yang menyatu atau mengelompok memiliki
fungsi yang saling berkaitan. Salah satu organ penting yang berperan dalam
ekskresi adalah ginjal.

Tubuh hewan vertebrata, termasuk manusia tersusun atas system organ


pencernaan, system organ kardiovaskuler, system organ respirasi, dan system organ
urogenitalia. System pencernaan berkaitan dengan fungsi mencerna makanan,
system organ kardiovaskuler berkaitan dengan transport darah atau sirkulasi darah,
system organ respirasi berkaitan dengan pernapasan, dan system organ urogenitalia
berkaitan dengan system ekskresi dan system reproduksi. Dalam kegiatan ini akan
dibahas mengenai topik yaitu jaringan dan sistem organ hewan serta pengamatan
ikan nila.

Dalam kegiatan jaringan hewan akan disediakan preparat ikan nila yang
akan diamati jaringan penyusunnya. Pada pengamatan ikan nila akan diamati
struktur organ penyusunnya. Berdasarkan hal tersebut untuk dapat mengetahui dan
memahami tentang jaringan dan sistem organ hewan, maka dilakukanlah
pengamatan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara ini adalah menyebutkan karakteristik ikan


yang menjadi obyek praktikum, mengidentifikasi saluran pencernaan ikan yang
menjadi obyek praktikum, membedakan saluran pencernaan ikan karnivora dan
herbivora, mengidentifikasi organ reproduksi ikan yang menjadi obyek praktikum
dan membedakan organ reproduksi jantan dan betina pada ikan yang menjadi
obyek praktikum.

II. DASAR TEORI

Morfolgi Ikan

Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka hidup.
Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetrisbilateral, yang berarti
jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal)
akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain
itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yang
mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross section) maka
terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau
(Psettodes erumei) (Effendie, 1979) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus)
(Djuhanda, 1981).

Fisiologi Ikan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup


di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebratayang
paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan
kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa
rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya
tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai Bahasa
daerah disebut iwak, jukut (Saanin, 1984).

Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, system


respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, system
saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999).

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk


lembaranlembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar
dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen,
dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati
ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan
bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum (Fujaya,1999).

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran
ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan
perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan
rongga rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan
O2sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang
mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan,
O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di
dekat punggung (Fujaya,1999).

Stickney (1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap


lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya,
karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang
berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk
memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu. Insang tidak saja
berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi
garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan,perluasan ke atas dari
insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak
teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan pada
kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan
gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O2, selain dengan labirin, ikan
mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung (Fujaya,1999).

Gambar 1. Bagian-bagian organ dalam ikan

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan


ekspirasi. Pada fase inspirasi, O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2
diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan
bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh (Djoko Suseno,
2000).

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14
meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira ¼ inci).
Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai “ikan”, seperti ikan paus,
ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan (Djoko
Suseno, 2000).

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan adalah pinset, gunting, bak preparate, pisau, kaca
pembesar, dan jangka sorong. Bahan yang digunakan adalah ikan nila.

B.Cara Kerja

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini :

1. Dipersiapkan alat dan bahan

2. Diposisikan kepala ikan dihadapkan ke arah kiri.

3. Dibersihkan sisik ikan, agar dapat dilihat susunan otot (myomer) Gunakan
gunting, bedah (sectio) ikan mulai dari belakang anus (jangan memotong 26 anus
atau papilla urogenitales) ke arah dorsal (atas) kemudian ke arah depan sampai di
belakang tutup insang (apparatus opercularis), ke bawah dan selanjutnya ke
belakang sampai di depan anus. Lakukanlah pembedahan secara hati-hati agar
organ-organ yang terdapat di sebelah dalam tidak rusak.

4. Dipotong tulang rusuk menggunakan gunting, agar dapat melihat organ-organ


bagian dalam.
5. Dilakukan pemisahan masing-masing sistem secara hati-hati agar jaringan organ
dan sistem tidak rusak

6. Digambar secara keseluruhan organ dalam yang dimiliki oleh ikan tertentu

7. Digambar sistem pencernaan dan reproduksi pada buku kerja dan beri
keterangan.

8. Digambar dan ukurlah masing-masing jaringan organ pada sistem pencernaan


dan sistem reproduksi.

9. Hasil dicatat dalam data pengamatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

Keterangan :

1. Mulut 6. Lambung

2. Krongkongan 7. Anus
3. Kelenjar empedu 8. Gelembung udara

4. Hati

5. Usus

B. Pembahasan

1. Sistem Pencernaan Ikan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam


hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien,
serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan
dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan
invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara
fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewanhewan vertebrata sudah
memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel (Pandit,
2011).

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui pharing yang terdapat didaerah sekitar
insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di
dorong masuk ke lambung, lambung pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya
dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas
bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa
pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan
kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian
depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas
lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi
hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk
membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna
kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung.
Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila
diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga
sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim
pencernaan dan hormone insulin. Sistem pencernaan disebut juga alimentry canal,
tractus digestifus atau digestive tract (Pandit, 2011)

Secara umum alat pencernaan pada ikan terdiri dari : mulut, rongga mulut,
pharynx, oesophagus, lambung, pylorus, duodenum, intestine dan anus. Pencernaan
pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Fungsi alat pencernaan adalah
untuk menghancurkan zat terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan
kemudian dapat digunakan dalam proses metabolisme pada ikan (Pandit, 2011).

2. Sistem Reproduksi Ikan

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan


sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. tidak setiap individu
mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung
pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini. Kegiatan
reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi
lingkungan tertentu setiap tahun. Ikan memiliki variasi yang luas dalam strategi
reproduksi agar keturunannya mampu bertahan hidup. Ada tiga strategi reproduksi
yang paling menonjol : 1) memijah hanya bilamana energi (lipid) cukup tersedia :
2) memijah dalam proporsi ketersediaan energi : dan 3) memijah dengan
mengorbankan semua fungsi yang lain, jika sesudah itu individu tersebut akan mati.
Berdasarkan ketiga strategi itu, maka ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang
berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah
telur yang banyak, namun ukurannya kecil, sebagai konsekuensi dari sintasan yang
rendah. Sebaliknya, ikan yang memiliki jumlah telur yang sedikit, ukuran atau
diameter setiap telurnya dipastikan akan berukuran besar, dan kadang memerlukan
perawatan yang lebih dari induknya. Berdasarkan strategi reproduksi yang dimiliki
oleh ikan maka dikenal tipe reproduksi sexual dengan fertilisasi internal dan
reproduksi sexual dengan fertilisasi eksternal. Reproduksi seksual dengan fertilisasi
internal, dilakukan dengan menempatkan sperma ke dalam tubuh betina sehingga
mengurangi kemungkinan kekeringan atau mengatasi kekurang dekatan sperma dan
telur sehingga fertilisasi dapat berlangsung, sedangkanfertilisasi eksternal,
merupakan penggabungan dua gamet ( sperma dan telur ) di luar tubuh masing-
masing induk secara terkoordinasi (Yuniar, 2017).

Sebagian besar spesies ikan adalah gonokoristik (dioecious), di mana


sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Gonokoristik terdiri atas
dua kelompok: 1) kelompok yang tidak berdifferensiasi, artinya pada waktu juvenil,
jaringan gonad dalam keadaan belum dapat di identifikasi (jantan atau betina) ; 2)
kelompok yang berdiffrensiasi artinya sejak stadia juvenil sudah tampak jenis
kelamin ( jantan atau betina). Secara umum seksualitas ikan dibedakan: Ikan jantan,
ikan betina. Ikan jantan dicirikan dengan kemampuan ikan untuk menghasilkan
gamet jantan (spermatozoa) dan Ikan betina dicirikan dengan kemampuan ikan
untuk menghasilkan gamet betina (ovum). Untuk membedakan ikan jantan dan ikan
betina dapat secara langsung melihat organ reproduksinya dengan cara membedah
dan melihat gonad yang dimiliki ikan. Umumnya gonad ikan bentuknya
memanjang, longitudinal dan berjumlah satu pasang, terletak di bawah gelembung
renang. Pada beberapa ikan golongan catfish gonad jantan berbentuk pipih seperti
pita dan bergerigi, sehingga bila dilakukan striping pada ikan jantan, sperma (milt)
sulit keluar. Pada ikan mas gonad ikan jantan berbentuk seperti tabung, sehingga
mudah keluar. Secara tidak langsung untuk menentukan jenis kelamin dengan
melihat ciri-ciri seksual sekunder, yaitu terhadap performa ikan dengan melihat
warnanya, ukuran, dan ciri-ciri lain yang dimiliki (Yuniar, 2017).

3. Macam-macam Bentuk Mulut Ikan

Mulut merupakan bagian yang paling depan dari tubuh ikan, dimana bentuk-bentuk
mulut bermacam-macam dan biasanya berhubungan erat dengan jenis makanan
yang dimakannya. Beberapa contoh bentuk mulut padaikan antara lain (Pandit,
2011). :

a. Bentuk mulut seperti tabung (tube like), contohnya ikan tangkur kuda/sea horse
(Hyphocampus kuda).

b. Bentuk mulut seperti paruh (beak like), contohnya ikan julung-julung (Tylosurus
sp).
c. Bentuk mulut seperti gergaji (saw like), contohnya ikan cucut gergaji (Pristis
microdon).

d. Bentuk mulut seperti terompet, contohnya Gnathonemus elephas

Posisi mulut pada ikan bermacam-macam antara lain (Lubis dkk, 2021) :

a. Terminal, yaitu posisi mulut terletak di ujung hidung, contoh ikan mas (Cyprinus
carpio).

b. Sub terminal yaitu posisi mulut terletak dekat ujung hidung, contohnya ikan kuro
(Eletheranema tetradactylum).

c. Superior yaitu posisi mulut terletak di atas hidung, contohnya ikan julung-julung
(Tylosurus, sp).

d. Inferior yaitu posisi mulut ikan terletak di bawah hidung, contohnya ikan pari
(Dasyatis sp).

4. Pengelompokan Ikan Berdasarkan Jenis Makanannya

Pengelompokkan ikan berdasarkan makanannya, ada ikan sebagai pemakan


plankton, pemakan tanaman, pemakan detritus, pemakan hewani, dan ikan pemakan
campuran (Sentosa dan Hendra ,2015).

a. Pemakan tanaman (herbivora)

Makanan nabati adalah makanan yang berupa bahan tumbuh-tumbuhan


berukuran besar yang mudah dilihat secara kasat mata. Ikan yang makanannya
berupa bahan-bahan nabati ini disebut ikan herbivora atau ikan vegetaris. Makanan
nabati beberapa contohnya antara lain adalah ganggang benang atau alga filamen.
Beberapa contoh jenis-jenis ikan herbivora antara lain ikan tawes, nilem, jelawat,
sepat siam, bandeng, gurami dan baronang.

b. Pemakan hewani (Karnivora)

Makanan hewani adalah makanan yang berasal dari bagianp-bagian hewan


makroskopik atau makanan yang berdaging. Ikan-ikan yang makan bahan hewani
disebut ikan karnivora atau ikan pemakan daging. Daging yang diberikan dapat
berupa bangkai maupun hewan hidup yang berukuran kecil, beberapa contoh ikan
karnivora yaitu ikan gabus, ikan betutu, ikan sidat, ikan arwana, ikan kakap putih,
ikan kerapu dll.

c. Pemakan campuran (Omnivora)

Makanan campuran adalah makanan hewani dan nabati, jenis makanan ini
dapat dimakan selagi masih hidup seperti, gangang, lumut, serangga cacing dan
juga dalam bentuk mati seperti limbah industri pertania, bangkai dll. Ikan yang suka
menyantap makanan campuran ini disebut ikan omnivora, beberapa contoh ikan
omnivora yaitu ikan mas, mujair, lele dll.

d. Ikan pemakan plankton

Plankton adalah organisme hidup yang melayang-layang didalam perairan,


gerakannnya pasif dan hanya mengikuti arah arus perairan. Secara bioloogis
plankton terdir dari 2 jenis plankton nabati (phytoplankton) contohnya chlorella,
tetraselmis, skeletonema, sprirulina dan plankton hewani (zooplankton) contohnya
branchianus, moina, daphnia, artemia, cyclops, dan beberapa contoh ikan pemakan
plankton yaitu ikan tambakan, yaitu ikan layang.

e. Pemakan detritus

Detritus adalah kumpulan bahan organik yang telah hancur dan terdapat Jika
di darat, hancuran bahan organik berasal dari tumbuh – tumbuhan maupun dari
hewan, seperti alga, bakteri, cendawan, protozoa, kotoran hewan, kotoran manusia,
limbah industri, dan limbah pertanian. Ikan yang suka makan detritus disebut
pemakan detritus (detritus feeder). Contoh ikan pemakan detritus antara lain
belanak {Mugil cephalus).

5. Perbedaan Usus Ikan Karnivora, Herbivora dan Omnivora

(Ardianto et al, 2019) yang menyatakan bahwa panjang saluran pencernaan


untuk ikan karnivora adalah 0,5- 2,4 kali panjang tubuhnya, ikan omnivore 0,8-5
kali panjang tubuhnya dan ikan herbivora memiliki panjang saluran pencernaan
antara 2-21 kali panjang tubuhnya. Hal tersebut terjadi karena kadar serat yang
terkandung dalam makanan ikan herbivora tinggi sehingga memerlukan proses
pencernaan makanan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan karnivora.
6. Perbandingan Hasil dengan Pustaka

Hasil yang didapatkan merupakan gambar dari organ dalam ikan nila serta
keterangan bagian-bagiannya. Bagian-bagian organ dalam ikan nila yaitu mulut,
lambung krongkongan, anus, kelenjar empedu, gelembung udara, hati, usus.
Sedangkan pada refrensi secara umum organ dalam ikan yaitu: mulut, rongga
mulut, pharynx, oesophagus, lambung, pylorus, duodenum, intestine dan anus
(Pandit, 2011). Dalam praktikum ini terdapat sedikit perbedaan dengan refrensi
dikarenakan kurangnya ketelitian dari praktikum.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


praktikan dapat menyebutkan karakteristik ikan yang menjadi obyek praktikum,
mengidentifikasi saluran pencernaan ikan yang menjadi obyek praktikum, membedakan
saluran pencernaan ikan karnivora dan herbivora, mengidentifikasi organ reproduksi ikan
yang menjadi obyek praktikum dan membedakan organ reproduksi jantan dan betina
pada ikan yang menjadi obyek praktikum.

B. Saran

Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah


ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Selain itu ketelitian praktikan harus ditingkatkan,
terutama dalam mengamati bagian-bagian yang susah diliat oleh mata.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Lucky Sigit et al. 2019. Analisi Usus dan Lambung Untuk Menentukan
Food and Feeding Habit Ikan Kepek Sirip Kuning (Puntius marginatus).
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2019 Universitas Tidar. 139-143.

Djoko Suseno, 2000. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum Fisiologi
Ikan. Jakarta.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.

Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.

Lubis, Eflin Krismasia et al. 2021. Inventarisasi Ikan Demersal dan Ikan Pelagis
yang Didaratkan di PPI Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.
Jurnal Akuatik Lestari. 4 (2). 47-57

Pandit, I Gede Surayana. 2011. Pedoman Praktikum Ichthyology I. Warmadewa


University Press : Denpasar.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta,
Jakarta.

Fujaya, 1999. Fisiologi Ikan. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum
Fisiologiu Ikan. Jakarta.

Sentosa, Agus Arifin dan Hendra Satria. 2015. Kebiasaan Makan Beberapa Jenis
Ikan yang Tertangkap di Rawa Kaiza Sungai Kumbe Kabupaten Merauke
Papua. Limontek. 22 (1). 32-41.

Stickney, 1979. Dalam Darmadi Blog 2009. Laporan Praktikum Fisiologiu Ikan.
Jakarta

Yuniar, Is. 2017. Biologi Reproduksi Ikan. Hang Tuah University Press : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai