Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Setiap hewan merupakan suatu kombinasi dari berbagai struktur dan
sistem yang menyelenggarakan proses-proses fisiologis yang penting untuk
kehidupan hewan tersebut. Setiap sistem terdiri dari beberapa organ yang
masing-masing melakukan sebagian fungsi tertentu. Misalnya pada sistem
pencernaan, mulut berfungsi untuk mengambil makanan, lambung untuk
menyimpan dan mencernakan makanan dan sebagainya. (Adimiharja &
Mulyaningsih, 2013)
Praktikum kali ini menggunakan ikan mas (Cyprinus Carpio). Ikan mas
mempunyai warna dominan pada tubuhnya yaitu coklat keemasan. Varian
warna lain pada ikan mas adalah kuning, merah, hitam, putih dan corak
kombinasi dari warna-warna tersebut. Bagian kepala ikan mas tanpa sisik,
sedangkan seluruh tubuh dipenuhi sisik yang sedikit lebih besar.

I.2. Tujuan
Praktikan dapat memahami dan mempelajari struktur dan fungsi organ
hewan.

I.3. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 25 November
2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Djuanda, Bogor.
BAB II
TINJAU PUSTAKA
II.1. Pengertian Organ pada Hewan
Sebuah organ dibangun oleh beberapa jaringan. Makhluk hidup
multiseluler adalah organisme dengan kompleksitas sistem yang tinggi. Pada
organisme multiseluler, fungsi-fungsi hidupnya ditopang oleh sistem organ.
Sistem organ terdiri atas beberapa organ yang bekerja sama menjalankan
suatu proses yang menunjang kehidupan seluruh sistem-sistem organ yang
lain. Keseluruhan sistem organ tersebut, akhirnya membentuk satu individu
organisme. (Ferdinand & Ariebowo, 2009)
II.2. Sistem Organ
1. Sistem pencernaan
Proses pencernaan pada hewan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari
bentuk kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan
dengan menggunakan gigi di dalam mulut.
b. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat
yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
enzim, yang terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada hewan melibatkan alat-alat
pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada hewan adalah
organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang dimakan.
Alat pencernaan makanan dibedakan atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. (Diastuti, 2009)
 Sistem pencernaan pada Ikan
Pada umumnya saluran pencernaan ikan yaitu mulai dari
Mulut → Esofagus → Kerongkongan → Lambung → Usus→ Anus
Berdeda dengan menusia, pada ikan sebelum makanan melewati
kerongkongan, makanan tersebut akan melewati esofagus terlebih
dahulu, yaitu bagian berbentuk kerucut pendek yang mempunyai
kemampuan untuk menggelembung, terdapat di belakang insang, dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Pinggiran esophagus terdiri
dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan serjumlah sel
atau kelenjar lender. Dinding esophagus dilengkapi secara khusus dengan
lapisan otot bergaris yang circular dan longitudinal. Kantung esophagus
berfungsi sebagai penghasil lendir. (Restu, 2012)
Pada ikan pemakan ikan lambung semata-mata berbentuk
memanjang seperti pada ikan gabus (ophiocephalus striatus), pada ikan
belanak (Liza subhiridis) lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling,
lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya sangat tebal dan
berotot. Sebagian besar ikan mempunyai lambung. (Restu, 2012)
Pada ikan karnifora ususnya berukuran pendek, hal ini disebabkan
karena makanan berdaging dapat dicerna dengan lebih  mudah daripada
tumbuhan. Sebaliknya usus ikan herbifora panjang dan teratur di dalam
satu lipatan atau kumparan misalnya ikan nilem, Osteochilus hasellti.
(Restu, 2012)

2. Sistem Ekresi (Urogenital)


Alat ekskresi pada hewan avertebrata berbeda dengan hewan
vertebrata. Pada hewan avertebrata belum terdapat sistem ekskresi.
Namun, hewan hewan avertebrata mempunyai alat dan cara tersendiri
dalam melakukan proses ekskresi. Misalnya sel-sel api pada
Platyhelminthes, nefridia pada Annelida, dan saluran/pembuluh malpighi
pada serangga. Protozoa juga memiliki alat ekskresi berupa vakuola
kontraktil. (Diastuti, 2009)
Sistem ekskresi pada vertebrata sudah memiliki alat-alat yang lebih
spesifik. Misalnya pisces dan amfibi dengan sepasang ginjal opistonefros,
reptilia, aves, dan mamalia dengan sepasang ginjal metanefros. (Diastuti,
2009)
 Sistem Urogenital pada Ikan
Ikan memiliki saluran ginjal dan saluran kelaminnya bermuara
dan bersatu pada suatu lubang yang dinamakan urogenital yang
terletak di belakang anus. Ikan mengeluarkan zat sisa yang berupa
cairan. (Diastuti, 2009)
Pada ikan yang bernapas dengan insang, urine dikeluarkan
melalui kloaka atau porus urogenitalis, dan karbon dioksida
dikeluarkan melalui insang. Sedangkan pada ikan yang bernapas
dengan paru-paru, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan
urine dikeluarkan melalui kloaka. (Diastuti, 2009)
Sistem pengeluaran pada ikan air laut dan ikan air tawar sedikit
berbeda. Pada ikan air tawar, ginjal mengandung sejumlah besar
glomerulus. Penyaringan berjalan cepat kemudian amonia akan
dikeluarkan bersama urine yang sangat encer dan banyak. Pada ikan
air laut bertulang keras, ginjalnya hanya sedikit mengandung
glomerulus. Penyaringan berjalan lambat dan nitrogen sisa berupa
urea diekskresikan bersama urine. Urine tersebut hanya sedikit dan
bersifat isotonik dengan cairan tubuh. (Diastuti, 2009)
BAB III
BAHAN DAN METODA
III.1. Alat dan Bahan
Alat:
 Pisau bedah lengkap
 Papan bedah
 Gunting bedah
 Penusuk/sonde
 Kaca pembesar

Bahan:
 Ikan jantan atau betina

III.2. Metoda
Pertama-tama, kita matikan ikan terlebih dahulu, mematikan ikan
jangan sampai merusak fisik ikan, tidak apa-apa jika ikan tidak sampai mati,
cukup dengan ikan tidak bergerak-gerak saat dibedah.
Jika ikan sudah diam, kita mulai proses pembedahan. Pembedahan
dilakukan dari bagian atas perut ikan dekat dengan punggungnya, digunakan
pisau bedah untuk membuat sayatan dari perut sebelah samping menuju perut
bagian bawah (sayatan tidak boleh melewati bagian anus), sampai ke bagian
dekat insang, tarik sayatan ke atas sampai bagian punggung ikan, proses
penyayatan dilakukan secara hati-hati jangan sampai organ dalam ikan
tersayat juga, lalu tarik kulit yang menutupi bagian perut tadi ke arah atas
untuk mulai diamati organ dalam ikan.
Sebagai pengamatan, kita mengamati dan menggambar sistem
urogenitalis dan sistem pencernaan ikan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
1. Ikan jantan

2. Ikan betina

Ikan berdasarkan literatur


IV.2. Pembahasan
Pada praktikum ini ikan yang digunakan adalah ikan mas (Cyprinus Carpio),
dapat diketahui bahwa ikan mas memiliki saluran urine dan saluran reproduksi
yang menyatu.  Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa ikan jantan
memiliki gonad berwarna putih, Testis terletak di usus (bersatu dengan usus) testis
berjumlah sepasang dan di gantungkan pada dinding tengah rongga abdomen.
Gonad ikan betina berwarna kuning kecoklatan. Penampang gonad  ikan
betina tampak bulat dengan warna kuning kecoklatan, hal ini menunjukan bahwa
gonad telah masak. Terletak di dekat usus, letak gonad betina mengisi dua pertiga
rongga perut atau hampir menutupi organ-organ tubuh.

IV.3 Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan sistem urogenitalis?
2. Jelaskan fungsi masing-masing dari organ sistem pencernaan dan sistem
urogenitalis (jantan dan betina)
Jawaban

1. Sistem urogenitalis adalah gabungan dari sistem urinari atau sistem


pengeluaran dan sistem genital atau sistem reproduksi. Sistem urinari
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme berupa ammoniak (NH3) dan yang
lainnya dalam bentuk urine melalui ginjal sebagai organ utamanya. Sistem
genitalis ikan dapat membedakan jenis kelaminnya melalui gonadnya, jika
gonadnya berwarna putih maka ikan  berjenis kelamin jantan dan jika
gonad berwarna kuning kecoklatan maka ikan  berjenis kelamin betina.

2. Sistem pencernaan ikan terdiri dari:


 Mulut, merupakan bagian yang berfungsi untuk memasukan makanan.
Tipe mulut ikan mas merupakan tipe terminal, yaitu tipe mulut yang
terletak diujung kepala dan menghadap kedepan. Mulut ikan mas
dilengkapi sungut sebagai alat peraba ketika ikan mencari makan. Mulut
ikan mas tidak dilengkapi gigi.
 Esofagus, yaitu bagian yang terletak di belakang insang dan sebelum
kerongkongn. Berfungsi sebagai penghasil lender.
 Kerongkongan, merupakan saluran makanan yang menghubungkan
esofagus dengan lambung.
 Lambung, seperti halnya manusia, lambung pada ikan juga berfungsi
sebagai tempat menghancurkan makanan secara kimiawi.
 Usus, ikan mas merupakan ikan herbivora, jadi ikan ini memiliki usus
yang panjang, teratur dalam satu lipatan.
 Anus, merupakan saluran pembuangan akhir zat sisa makanan yang telah
dicerna oleh ikan sepertihalnya pada hewan-hewan lain ataupun manusia.

Sistem urogenital ikan terdiri dari:


1. Sistem ekskresi (sistem uropoetica)
 Ginjal, ikan mas merupakan ikan air tawar, jadi ginjalnya mengandung
sejumlah besar glomelurus. Penyaringannya berjalan cepat kemudian
ammonia akan dikeluarkan bersama urine yang sangat encer dan banyak.
Ginjal  pada ikan terdapat sepasang, berwarna merah kehitaman. Ginjal
terletak di luar ruang peritoneum, menempel di bawah tulang punggung
memanjang dari dekat anus ke arah depan hingga ujung rongga perut,
bentuknya tidak jelas. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan ammonia dan
persenyawaan-persenyawaannya yang non-toksik.
 Ureter merupakan tempat mengalirnya urine (air seni) yang berasal dari
ginjal, terdapat di pinggiran dorsal rongga badan dan menuju ke belakang.
Pada ikan jantan, kedua saluran ini terlihat merupakan tabung (tubulus)
yang pendek, terentang dari ujung belakang ginjal sampai kantung urine,
sedangkan pada ikan betina ia menuju ke sinus urogenitalia.
 Kantong urine (vesica urinaria), merupakan lanjutan dari ureter kiri dan
kanan, dan merupakan tempat penampungan urine sebelum dikeluarkan.
Pada beberapa jenis ikan, kantong urine dapat dilihat dengan jelas terletak
dekat anus dan bentuknya menyerupai kantung kecil.
 Urethra, merupakan saluran yang pendek, berasal dari kantong urine dan
menuju ke porus urogenitalia, merupakan jalan keluar urine dari dalam
tubuh.
 Porus Urogenitalis, merupakan saluran pembungan urine yang terletak
dibelakang anus.

2. Sistem Reproduksi (Sistem Genitalia)


 Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar
yang jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat
penggantung ovarium disebut mesovarium.
 Saluran telur (oviduct), merupakan saluran tempat lewatnya ova, sangat
pendek dan bersatu pada bagian belakangnya untuk selanjutnya bermuara
pada porus genitalia.
 Testes, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum.
Bentuk testes agak kompak dan berwarna putih. Di dalam testes dihasilkan
spermatozoa. Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Bentuk spermatozoa bermacam-macam tergantung kepada spesies ikan.
Alat penggantung testes disebut mesorchium.
 Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung
pada bagian belakangnya membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke
arah luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus.
 Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke
arah luar dan tempat pelepasan sperma.
BAB V
KESIMPULAN
Sebuah organ dibangun oleh beberapa jaringan. Pada organisme
multiseluler, fungsi-fungsi hidupnya ditopang oleh sistem organ. Sistem
organ terdiri atas beberapa organ yang bekerja sama menjalankan suatu
proses yang menunjang kehidupan seluruh sistem-sistem organ yang lain.
Contoh dari sistem organ antara lain: sitem pencernaan dan sistem ekresi
(urogenital).
Sistem pencernaan merupakan sistem yang berfungsi mencerna
makanan yang dimakan. Secara umum, sistem ini dibagi menjadi sistem
pencenaan mekanik, dan sistem pencernaan kimiawi. Sistem pencernaan
dibangun oleh beberapa organ. Contohnya pada sistem pencernaan ikan
dibangung oleh organ: mulut, esofagus, kerongkongan, lambung, usus dan
anus.
Sistem ekresi (urogenital) adalah sistem yang berfungsi mengeluarkan
zat sisa hasil metabolisme. Tidak semua hewan memiliki sistem ekresi,
hewan yang tergolong advertebrata tidak memilikinya. Namun, hewan-hewan
avertebrata mempunyai alat dan cara tersendiri dalam melakukan proses
ekskresi. Contohnya kelas protozoa yang memiliki vakuola kontraktil sebagai
alat ekresinya. Ikan merupakan hewan vertebrata, jadi hewan memiliki sistem
ekresi berupa ginjal dan saluran porus urogenitalis.
DAFTAR PUSTAKA
ADIMIHARJA, SYARIF A. & MULYANINGSIH, YAYAN. 2013. Penuntun
Praktikum Biologi Umum. Universitas Djuanda, Bogor. Halaman 1-4
BAKHTIAR, SUAHA. 2011. Biologi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta. Halaman 141, dan Halaman 178
FERDINAND, FICTOR P. & ARIEBOWO, MOEKTI. 2009. Praktis Belajar
Biologi 2. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Halaman 40-49 dan Halaman 145
DIASTUTI, RENNI. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. Halaman 142-151 dan Halaman 189-200

Anda mungkin juga menyukai